Claim Missing Document
Check
Articles

Kecemasan Penyandang Disabilitas dalam Mencari Pekerjaan di Kawasan Wisata Kuta Bali Dermawan Waruwu; Ni Ketut Jeni Adhi
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol. 2 No. 2 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpm.v2i2.915

Abstract

Abstrak. Penyandang disabilitas di Kabupaten Badung tahun 2017 terus meningkat setiap tahunnya. Kebijakan pemerintah Badung maupun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2015 kurang berpihak terhadap penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas menjadi kelompok termarjinalkan dan terhegemoni di tengah geliat industri pariwisata yang berlimpah dolar di kawasan wisata Kuta tersebut. Oleh sebab itu, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan selama ini. Masalah yang dikaji dalam artikel ini adalah kecemasan yang dialami oleh penyandang disabilitas dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta Bali serta jenis pekerjaan yang dilakukan di kawasan wisata Kuta Bali? Dalam mengkaji masalah ini dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan kajian budaya. Penelitian ini menghasilkan dua hal: Pertama, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta, sehingga mereka terpaksa bekerja yang kurang sesuai dengan potensi dirinya. Kedua, penyandang disabilitas terpaksa bekerja sebagai cleaning service dan operator CCTV di kawasan wisata Kuta. Kecemasan ini akan terus meningkat jika pemerintah dan pengusaha kurang berpihak sera memberdayakan penyandang disabilitas yang sesuai dengan potensi dirinya.Kata kunci: kecemasan, penyandang disabilitas, kawasan wisata kuta
Kesejahteraan Psikologis Lansia yang Tidak Mempunyai Anak Laki-Laki di Panti Sosial Tresna Werdha X Bali Ni Putu Lilik Agestin; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Dermawan Waruwu
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol. 3 No. 1 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpm.v3i1.1081

Abstract

Abstrak. Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) X yang tidak mempunyai anak laki-laki memiliki permasalahan mengenai relasi yang kurang baik dengan penghuni Panti dan Keluarga. Relasi kurang baik itu muncul karena perasaan malu narasumber dan itu berdampak terhadap hubungannya dengan sesama penghuni Panti. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan dan menemukan faktor-faktor dimensi kesejahteraan psikologis lansia yang tidak mempunyai anak laki-laki di PSTW X Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dianalisis secara Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi konflik psikologis yang dialami lansia sebelum tinggal di PSTW X yaitu sikap lansia yang melakukan penolakan terhadap tanggung jawab di desanya mengenai ngayah karena kekuatan fisik yang menurun. Kemudian persepsi lansia mengenai gender bahwa anak perempuan tidak seharusnya merawat orang tua dan kebutuhan lansia untuk dirawat (caregiver) yang membuat lansia berinisiatif tinggal di PSTW X. Dari keenam dimensi kesejahteraan psikologis lansia, ada lima dimensi yang terpenuhi yaitu penerimaan diri, hubungan positif terhadap orang lain, otonomi, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Dengan demikian terjadi perubahan dalam kesejahteraan psikologisnya, di saat lansia memikirkan konfliknya kembali dan itu berpengaruh di lingkungan PSTW X.Kata Kunci: Lansia, Kesejahteraan Psikologis, InterpretativeAbstract. Elderly in Werdha Nurshing Home (PSTW) x has no boys have problems about the relationship is not good with The residents and families. Relations less well it appears because of the feeling of shame Speaker and it affect his relationship with fellow residents of the care. Thus researchers interested in conducting research with the aim of describing and understanding the psychological well-being of the elderly in PSTW X who did not have the boy. This study uses qualitative methods with the phenomenology of approach are analyzed in Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). The results showed that the psychological conflicts experienced by the elderly before lived in X PSTW i.e. elderly attitude that does the rejection of responsibility in his village about ngayah due to declining physical strength. Then the perception of the elderly regarding gender that girls aren't supposed to care for the elderly and elderly needs to be treated (caregiver) that make the elderly initiative resides in PSTW x. Of the six dimensions of psychological well-being of the elderly, there are five dimensions are met i.e. self-acceptance, positive relationship towards other people, autonomy, purpose of life and personal growth. Thus there are changes in their psychological well-being, while the elderly think conflict is back and it's influential environment PSTW X.Keywords: The Elderly, Psychological Well-being, Interpretative Phenomenological Analysis Werdha Nurshing Home. Phenomenological Analysis (IPA), Panti Sosial Werdha.
Penyesuaian Diri Orang Tua dalam Mengajar Anak di Rumah pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Kecil (SDK) Trimuspasari, Sulawesi Tengah Thresia Cindy Rikel Viodelfrillia; Dermawan Waruwu; Ni Nyoman Ari Indra Dewi
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 1 No. 2 (2022): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v1i2.2308

Abstract

Abstract The Covid-19 pandemic has caused parents to adjust themselves in teaching children at home. Tasks that were previously carried out by teachers at school are now the responsibility of parents as well as at home. The self-adjustment of parents due to covid-19 occurred at the Trimuspasari Small Elementary School (SDK), Central Sulawesi. This study aims to describe the self-adjustment of parents during the Covid-19 Pandemic in Small Elementary School (SDK) children in Trimuspasari Village. This research uses qualitative research methods with a case study approach. The resource persons in this study were three pairs of husband and wife who had children in the first grade, second grade, and third grade. The results of this study show that these three pairs of parents experienced self-adjustment in teaching children at home during the Covid-19 Pandemic, which included four aspects and three factors that support self-adjustment. The new findings of this study are that there are difficulties for parents in dividing children's teaching time at home.Keywords:Self-Adjustment, Parents, Covid-19 Pandemic, SDK TrimuspasariAbstrak Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya penyesuaian diri orang tua dalam mengajar anak di rumah. Tugas yang sebelumnya dilakukan guru di sekolah, kini menjadi tanggung jawab orang tua juga di rumah. Penyesuaian diri orang tua akibat covid-19 terjadi di Sekolah Dasar Kecil (SDK) Trimuspasari, Sulawesi Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyesuaian diri orang tua di masa Pandemi Covid-19 pada anak Sekolah Dasar Kecil (SDK) di Desa Trimuspasari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Narasumber dalam penelitian ini sebanyak tiga pasang suami-istri yang memiliki anak di kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga pasang orang tua ini mengalami penyesuaian diri dalam mengajar anak di rumah pada masa Pandemi Covid-19, yang mencakup empat aspek dan tiga faktor yang mendukung penyesuaian diri. Temuan baru dari penelitian ini adalah, adanya kesulitan orang tua dalam membagi waktu mengajar anak di rumah.Kata kunci:Penyesuaian Diri, Orang Tua, Pandemi Covid-19, SDK Trimuspasari
Gambaran Celebrity Worship Penggemar Bangtan Boys (BTS) Usia Dewasa Awal Ni Luh Putu Maha Siora Puri; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Dermawan Waruwu
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 2 No. 3 (2023): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v2i3.2690

Abstract

Kegiatan celebrity worship masih dilakukan oleh penggemar usia dewasa awal, yang seharusnya intensitas kegiatan celebrity worship akan menurun seiring bertambahnya usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran celebrity worship penggemar Bangtan Boys (BTS) usia dewasa awal dan mengetahui faktor-faktor penyebab penggemar masih melakukan kegiatan celebrity worship di usia dewasa awal. Subjek penelitian adalah penggemar usia dewasa awal 20-25 tahun yang masih melakukan celebrity worship. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah subjek berada diantara tahapan celebrity worship entertainment social dan intense personal, subjek masih aktif dalam melakukan kegiatan entertainment dengan menonton music video, mendengarkan lagu, update informasi dan saling berbagi informasi dengan penggemar lainnya. Perasaan pribadi yang intens berupa peran BTS dalam kehidupan subjek dan perilaku imitasi yang dilakukan ketiga subjek. Terdapat faktor-faktor yang memengaruhi subjek masih melakukan celebrity worship di usia dewasa awal adalah subjek memiliki standarisasi kriteria pasangan ideal dan BTS sebagai sumber kebahagiaan bagi subjek. Disimpulkan bahwa penggemar usia dewasa awal masih melakukan celebrity worship karena dipengaruhi oleh dua faktor dan subjek masih aktif melakukan aktivitas fangirling.
Pola Pengasuhan Orang Tua Yang Menikah Beda Agama Ni Made Dyah Resty Puspita; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Dermawan Waruwu
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i2.3124

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengasuhan orang tua yang menikah beda agama. Secara lebih spesifik, penelitian ini mengupas latar belakang, faktor, dan dampak pengasuhan dari orang tua yang menikah berbeda agama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model pendekatan studi kasus deskriptif dengan subjek pasangan orang tua yang menikah beda agama. Pengambilan data utama diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber dan informan yang dilakukan melalui dengan bertemu langsung dan melalui whatsapp chat. Dalam menganalisis data menggunakan teknik reduksi data dengan memilah hasil wawancara agar menjadi informasi yang jelas lalu dijabarkan menjadi tema-tema yang selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pola pengasuhan orang tua yang menikah beda agama terjadi dengan adanya faktor juga dampak dari pola asuh dalam pernikahan. Faktor dalam pengasuhan pernikahan orang tua yang menikah beda agama adalah nilai dan norma dari kedua agama yang dianut orang tua berbeda. Dampak yang diakibatkan oleh pola pengasuhan orang tua yang menikah beda agama anak memiliki kepribadian yang lebih disiplin, bertanggung jawab, mudah terbuka, tertutup dibandingkan dengan pola asuh orang tua dari pasangan yang menikah seagama. Narasumber memberikan pola pengasuhan dengan berlandaskan nilai keagamaan yang sangat mempengaruhi untuk memberikan dan menerapkan cara pemberian pola asuh bagi anak.
Gambaran Emosi Remaja Dengan Orang Tua yang Bercerai Made Azra Mautama; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Dermawan Waruwu
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i2.3151

Abstract

Perceraian yang terjadi pada kedua orang tua akan memengruhi kondisi emosion dan psikis pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui gambaran emosional pada remaja usia (11-20) tahun yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya di Ungasan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah remaja dengan rentan usia (11-20) tahun yang berada di desa Ungasan. Teknik penggalian data pada Penelitian menggunakan metode wawancara. Gambaran emosional pada remaja yang mengalami berbagai macam dampak. ketiga subjek penelitian adalah remaja yang mendapatkan dampak dari orangtua yang bercerai, sehingga membuat mereka kurang mendapatkan rasa kasih sayang, kurang mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya, dan menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Dari perceraian tersebut, hubungan antara orangtua dengan si anak akan memiliki jarak, bahkan bisa sampai tidak berhubungan sama sekali. Emosi yang dirasakan oleh ketiga subjek penelitian tersebut ialah sedih, marah, cemas dan khawatir akan perjalanan hidupnya yang akan mendatang.
Perilaku Asertif Pada Individu Dewasa Awal Dengan Pola Pengasuhan Toxic Parents Ni Komang Marthina Pratiwi; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Dermawan Waruwu
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i2.3152

Abstract

Perilaku asertif merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyatakan pendapat atau pemikiran dengan jujur, terbuka dan terus terang tanpa mengabaikan hak atau perasaan orang lain. Toxic parents merupakan orang tua yang tidak menghargai anak mereka dan memperlakukan secara tidak baik sebagai individu dengan melakukan kekerasan yang membuat baik psikis dan fisiknya terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku asertif pada individu dewasa awal sebagai anak di keluarga dengan pola pengasuhan toxic parents. Subjek penelitian ini adalah individu dewasa awal dengan usia 18-25 tahun dan mengalami paparan toxic parents. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pola asuh yang diberikan orang tua kepada subjek memengaruhi perkembangan perilaku asertif yang dimiliki oleh subjek. Kesimpulan dari penelitian ini adalah toxic parents yang dialami oleh subjek memberikan dampak negatif bagi mereka saat merespon perilaku orang tua mereka dan menjadikan mereka bersikap apatis, tidak terbuka, melukai diri sendiri, dan destruktif.