Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-ilmu Sosial

Membangun kepercayaan dalam usaha online fashion di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Lutfitasari Lutfitasari; I Nyoman Ruja; I Dewa Putu Eskasasnanda; Sukamto Sukamto; Novian Candra Kurniawan
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 11 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to describe the efforts of FIS UM students in building consumer trust. This research method uses a qualitative approach with a type of descriptive research. Informant aggregation used in snowball sampling technique. Data aggregation procedure comprised of data aggregation through observation, interview, and documentation. This research resulted that there are three efforts that college student's used to gain their consumer's trust, those are gave accurate information, provide high qualified goods, and utilize buyer's testimony. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya mahasiswa FIS UM dalam membangun kepercayaan konsumen. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan informan yang digunakan yaitu teknik snowball sampling. Prosedur pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat ditemukan bahwa terdapat tiga upaya yang digunakan mahasiswa FIS UM untuk membangun kepercayaan konsumen yaitu memberikan informasi yang akurat, menyediakan barang yang berkualitas, dan menggunakan testimoni pembeli.
Konstruksi sosial wisata religi makam Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban Ranu Eko Raharjo; Sukamto Sukamto; Siti Malikhah Towaf; I Nyoman Ruja; Devy Yuliana Putri
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe: (1) the characteristics of religious tourists at the Sunan Bonang Tomb, Kutorejo Village, Tuban District, Tuban Regency, (2) the process of carrying out the pilgrimage of religious tourists at the Sunan Bonang Tomb, Kutorejo Village, Tuban District, Tuban Regency, (3) social construction tourists to the meaning of religious tourism at the Sunan Bonang Tomb, Kutorejo Village, Tuban District, Tuban Regency. The approach and type of research used is descriptive qualitative. The results of this study indicate that: (1) the characteristics of tourists who make pilgrimages are mostly male with an age range of 27-61 years. The tourists include working as entrepreneurs and the majority are currently studying at Senior High School (SMA). Religious tourists are dominated by people from outside Tuban; (2) the process of carrying out the pilgrimage includes taking ablution, greeting the tomb, sending Al-Fatihah prayers to Rasulullah and addressed to Sunan Bonang, reading the Qur'an, Al-Fatihah, Tahlil, Yasin, Sholawat, and closing. with a personal prayer to God through the intermediary of the tomb of Sunan Bonang; (3) tourists interpret the tradition of pilgrimage at the tomb of Sunan Bonang due to the influence of parents (ancestors), culture, and the environment. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) ciri khas wisatawan religi di Makam Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, (2) proses pelaksanaan ziarah wisatawan religi di Makam Sunan Bonang Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban, (3) konstruksi sosial wisatawan terhadap makna wisata religi di Makam Sunan Bonang Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ciri khas wisatawan yang berziarah sebagian besar memiliki jenis kelamin laki-laki dengan rentan usia antara 27-61 tahun. Para wisatawan diantaranya bekerja sebagai wiraswasta dan mayoritas sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Wisatawan religi didominasi oleh masyarakat yang berasal dari Luar Tuban; (2) adapun proses pelaksanaan ziarah diantaranya dimulai dengan mengambi wudhu, mengucapkan salam masuk makam, berikirim doa Al-Fatihah kepada Rasulallah dan ditujukan kepada Sunan Bonang, membaca Al-Qur’an, Al-Fatihah, Tahlil, Yasin, Sholawat, dan ditutup dengan do’a pribadi kepada Allah lewat perantara makam Sunan Bonang; (3) wisatawan memaknai tradisi ziarah di makam Sunan Bonang dikarenakan pengaruh dari orangtua (leluhur), budaya, dan lingkungannya.
Konstruksi sosial Siraman Gong Kyai Pradah di Blitar Laili Fitri Astutik; Sukamto Sukamto; Agus Purnomo; I Nyoman Ruja; David Golddra Pamungkas Bramantya
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap budaya lokal memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang membedakannya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kepercayaan yang diwarisi dari nenek moyang dan diturunkan dari generasi ke generasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis konstruksi sosial masyarakat berbasis tradisi SGKP di Desa Kalipan. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Proses pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil konstruksi sosial disajikan melalui tiga momen: eksternalisasi, objektifikasi, dan internalisasi. Momen eksternalisasi menunjukkan bahwa masyarakat desa Kalipan mengetahui bahwa tradisi ini berasal dari orang tua (leluhur) dan lingkungannya, sebuah momen objektifikasi untuk mencoba, dan tradisi ini menjadi kebiasaan masyarakat desa Kalipan. Selain itu, momen internalisasi menunjukkan bahwa masyarakat percaya bahwa tradisi SGKP memberkati kehidupan mereka dan air yang digunakan untuk mandi GKP dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Nilai-nilai religius dalam tradisi Bersih Nagari di Kabupaten Tulungagung Febria Ayu Fitri Nur Fatmawati; Sukamto Sukamto; I Dewa Putu Eskasasnanda; I Nyoman Ruja; Bintang Muhammad Sahara Efendi
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe the religious values contained in the Clean Nagari tradition in Tulungagung Regency. The research location is in Tulungagung Regency. The results of the study show that: first, the religious values contained in this tradition are expecting the pleasure of God Almighty by making pilgrimages to the tombs of the ancestors and praying for the ancestors. Second, the recitation of prayers at the closing of the main event of Bersih Nagari. This prayer is led by one of the elders of the Clean Nagari tradition. Prayer activities as a form of expression of gratitude to God Almighty. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai religius yang terkandung dalam tradisi Bersih Nagari di Kabupaten Tulungagung. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, nilai-nilai religius yang terkandung dalam tradisi ini adalah mengharapkan ridho dari Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan kegiatan ziarah ke makam para leluhur dan mendo’akan para leluhur. Kedua, pembacaan do’a yang dilakukan pada saat penutupan acara inti Bersih Nagari. Berdo’a ini dipimpin oleh salah satu sesepuh tradisi Bersih Nagari. Kegiatan berdo’a sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kontribusi industri batu bata merah terhadap pendapatan pekerja di Desa Ngreco Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri Azzah Aini Fahmiya; I Nyoman Ruja; Agus Purnomo; Sukamto Sukamto; David Golddra Pamungkas Bramantya
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe the contribution of the red brick industry to the income of workers in Ngreco Village using a qualitative method with a descriptive type of research. The results of this study indicate that income among workers is different. This is caused by several factors such as the capital used, the amount of red bricks produced and the erratic weather. This research is expected to be able to open ideas for more in-depth research to conduct studies with different perspectives, namely about the influence of the existence of the brick industry on the availability of natural resources. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kontribusi industri batu bata merah terhadap pendapatan pekerja di Desa Ngreco menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan antar pekerja berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti modal yang digunakan, jumlah batu bata merah yang dihasilkan dan cuaca yang tidak menentu. Penelitian ini diharapkan mampu membuka ide bagi penelitian yang lebih mendalam untuk melakukan kajian dengan perspektif yang berbeda yaitu tentang pengaruh adanya industri batu bata pada ketersediaan sumber daya alam.
Konstruksi sosial makna Tari Gandrung Seblang bagi Desa Bakungan Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Heri Setiawan; Sukamto Sukamto; I Dewa Putu Eskasasnanda; I Nyoman Ruja; Ratih Pramesthi
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The formulation of the problems in this study are (1) What is the history of the emergence of the Gandrung Seblang Dance tradition in Bakungan Village, Glagah District? (2) What is the form of the Gandrung Seblang Dance and the meaning contained in the Gandrung Seblang Dance tradition in Bakungan Village, Glagah District? (3) How is the Social Construction of the Gandrung Seblang Dance in Bakungan Village, Glagah District? This study used a qualitative approach with a descriptive research type. The data collection technique uses a purposive technique. The results of the study show that: (1) There are two versions of the history of the creation of the Gandrung Seblang dance in the Bakungan community. The first version states that this tradition began as a ritual to honor the services of Mbah Djoyo, a village ancestor and to express gratitude to the village guard who was willing to be transferred for the development of the village area. The second version states that the Gandrung Seblang dance arose as a result of an ancient story in which many residents of Bakungan Village experienced disease outbreaks and crop failures. The researcher suggests researching "The Development of the Gandrung Dance Tradition in the Millennial Era" from a different theoretical perspective, besides that future researchers can also use research methods that are different from this research. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana sejarah munculnya tradisi Tari Gandrung Seblang di Desa Bakungan Kecamatan Glagah? (2) Bagaimana Bentuk Tari Gandrung Seblang dan makna yang terkandung dalam tradisi Tari Gandrung Seblang di Desa Bakungan Kecamatan Glagah? (3) Bagaimana Konstruksi Sosial Tari Gandrung Seblang di Desa Bakungan Kecamatan Glagah?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat dua versi sejarah terciptanya tari Gandrung Seblang di masyarakat Bakungan. Versi pertama menyatakan bahwa tradisi ini bermula sebagai ritual untuk menghormati jasa Mbah Djoyo, seorang leluhur desa dan rasa terima kasih kepada dayang penunggu desa yang berkenan dipindahkan guna pembangunan wilayah desa. Versi kedua, menyatakan bahwa tari Gandrung Seblang muncul akibat kisah zaman dahulu dimana banyak penduduk Desa Bakungan mengalami wabah penyakit dan kegagalan panen. Peneliti menyarankan untuk meneliti “Perkembangan Tradisi Tari Gandrung di Era Milenial” dalam perspektif teoretik yang berbeda, selain itu peneliti selanjutnya juga bisa menggunakan metode penelitian yang berbeda dengan penelitian ini.
Pemahaman tentang makna pacaran dan perilaku seksual pada remaja awal di Desa Gunung Jati Kabupaten Blitar Retno Wulandari; I Dewa Putu Eskasasnanda; Siti Malikhah Towaf; I Nyoman Ruja; Mely Kurnia
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe the meaning of dating for early teens in Gunung Jati Village, Malang Regency, early teens knowledge about sexual education and factors related to sexual behavior. The study used descriptive qualitative research. The results showed that: (1) the meaning of engage for early teens was based on feelings of love and fear of losing ones, for entertain, and sex experience, (2) early teens did not know about the concept of sexual education, (3) the factors of early teens do sexual behavior because of sexual maturity, feeling of being interested and they believe they will marry with their couple, obstruction of desire to marry cause of age, could not resist sexual desire, mass media influence and experience of sexual behavior with their couple. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna pacaran bagi remaja awal di Desa Gunung Jati Kabupaten Malang, serta pengetahuan remaja awal tentang pendidikan seksual, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja awal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) makna pacaran bagi remaja awal; dilandasi karena adanya perasaan suka serta takut kehilangan orang yang disukai, sarana hiburan, dan mencari pengalaman, (2) remaja awal tidak mengetahui tentang konsep pendidikan seksual, (3) faktor penyebab remaja awal melakukan perilaku seksual karena kematangan seksual, perasaan tertarik dan yakin suatu saat akan menikah dengan pacar, terhalangnya keinginan menikah karena umur, tidak dapat menahan hasrat seksual, pengaruh media massa dan pengalaman melakukan perilaku seksual dengan pacar.
Makna simbolik budaya kirab bersih Desa Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar Mohamad Amirudin; I Nyoman Ruja; Khofifatu Rohmah Adi
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v3i4p377-383

Abstract

The Kirab Bersih Desa is a tradition in Gandusari. The objectives of this study include: 1) knowing the background of holding kirab bersih desa; 2) analyze the symbolic meaning of the implementation of the kirab bersih desa. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The results of the study found the background to holding kirab bersih desa to express community gratitude. First, the background to carrying out the kirab bersih desa is a form of gratitude for a large harvest and also for the gift of healthy livestock. The two symbolic meanings of carrying out the kirab bersih desa. The first is knick-knacks for the kirab bersih desa in the form of road-opening flowers, heirlooms in the form of percussion kentongan, three-colored flowers including red, white and ordinary roses along with incense, followed by ambeng, buceng jejeg, sekul suci ulam sari. The two days for the kirab bersih desa are held every month of Sura, to be precise on Selasa Wage in the month of Sura, which is adjusted to the anniversary of Gandusari village. Kirab bersih desa merupakan tradisi yang ada di Gandusari. Tujuan penelitian ini antara lain: 1) mengetahui latar belakang diadakannya kirab bersih desa; 2) menganalisis makna simbolik dari pelaksanaan kirab bersih desa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian menemukan latar belakang diadakannya kirab bersih desa untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat. Pertama, latar belakang pelaksanaan kirab bersih desa merupakan bentuk terima kasih atas hasil panen yang banyak dan juga atas diberikannya anugerah hewan ternak yang sehat. Kedua makna simbolik dari pelaksanaan kirab bersih desa. Pertama adalah pernak pernik kirab bersih desa yang berupa penabur bunga pembuka jalan, pusaka yang berbentuk tabuh kentongan, bunga tiga warna meliputi bunga mawar merah, putih dan mawar biasa beserta dupa, dilanjut ada ambeng, buceng jejeg, sekul suci ulam sari. Kedua pemilihan hari pelaksanaan kirab bersih desa diadakan setiap bulan Sura tepatnya hari Selasa Wage bulan Sura yang disesuaikan dengan hari jadi desa Gandusari.
Co-Authors Abdi Maulana Rahman Ach Fatchan Ach Fatchan Ach. Fatchan Ach. Fatchan Ach. Fatchan, Ach. Achmad Fatchan Achmad Fathan, Achmad Adita Taufik Widianto Adita Taufik Widianto, Adita Taufik Agung Minto Wahyu Agung Wiradimadja Agus Purnomo Andri Estining Sejati Angga Puspita Atok Ahmad Rizqoni Avietha Reinanda Azzah Aini Fahmiya Bintang Muhammad Sahara Efendi Budi Handoyo Budijanto Budijanto David Golddra Pamungkas Bramantya Dedi Kuswandi Defita Dwi Anggi Devy Yuliana Putri Dewi Saraswati Dina Rahma Ardhiana Dwi Pudi Lestari Dwiyono Hari Utomo Eka Khoirul Ana Eko Anang Hadi Santoso Elsa Diah Mafazah Emillatul Majidah Endika Priambodo Susanto Faizatul Mahmudah Farina Amelia Febria Ayu Fitri Nur Fatmawati Ferdinan Bashofi Ferdinan  Bashofi Fuad Guntara Fuad Guntara, Fuad Gebi Angelina Zahra Halimatus Sa’diyah Heldigard Anggreani Ina Malo Hendra Hendra Hendra Hendra Heri Setiawan I Dewa Putu Eskasasnanda, I Dewa Putu Ida Retnaning Iis Tri Septyawati Inggritia Zahrotunnisa Isa Wijiningtyas Khofifatu Rohmah Adi, Khofifatu Rohmah Kiki Meylavinasari Laili Fitri Astutik Lailil Nadhifatul Muazaroh Lilis Yuliana Lubaiba Nadiya Alkaffi Luhung Achmad Perguna, Luhung Achmad Lutfitasari Lutfitasari Martinus Hermenegild Mau Mely Kurnia Meylavinasari, Kiki Mohamad Amirudin Mokhammad Ilham Fuady Muazaroh, Lailil Nadhifatul Muhammad Khoiro Nandiata Ayu Palanjuta Nelly Isroy Camelya Neni Wahyuningtyas, Neni Nia Hariwiyanti Ninik Yustina Sari Novian Candra Kurniawan Nurul Ratnawati, Nurul Pratama, M. Iqbal Liayong Ranu Eko Raharjo Ratih Pramesthi Retno Wulandari Rista Anggraini Salsabila, Unik Hanifah Singgih Susilo Siti Malikhah Towaf Siti Mar'atus Sholihah Sovia Husni Rahmia Sri Ira Suharwati Sri Ira Suharwati, Sri Ira Sugeng Utaya Sujiono Sujiono Sukamto Sukamto Sukamto Sukamto Sularmi Sularmi Sumarmi Sumarmi Tutut Chusniyah Tyas Tamara Aldilla Ugik Endarto Valencia Tamara Wiediharto Wahyudi Wahyudi Yosi Maurin