Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Pharmacon

PHYTOSTEROL CONTENT IN BENGKOANG (Pachyrhizus erosus) Lukitaningsih, Endang
Pharmacon Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Pharmacon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.228 KB)

Abstract

Bengkoang has long been used by ancestors as a raw material for cosmetics. In Indonesia, it is usually eaten raw, sometimes with salt, lemon juice and powdered chili. However, scientific evidences that support the use of bengkoang have not been widely published. Phytosterols from the bengkoang root have been isolated and identified based on their NMR spectrum data and mass spectrum. The result of the structure elucidation informed that ß-sitosterol and stigmasterol are major components of phytosterol in bengkoang root. Phytosterol content was about 0.02% of dry weight bengkoang or 2.76 % in petroleum ether extract of bengkoang, with a ratio of ß-sitosterol and stigmasterol (65:35). Therefore, bengkoang can be further exploited as a raw material of phytosterol supplement.
KAJIAN GLISEMIK INDEKS DAN MAKRONUTRIEN DARI UMBI-UMBIAN DALAM UPAYA PENCARIAN SUMBER PANGAN Lukitaningsih, Endang
Pharmacon Vol 13, No 1 (2012)
Publisher : Pharmacon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.419 KB)

Abstract

Dewasa ini, di Indonesia eksplorasi untuk mencari bahan pangan alternatif pengganti beras masih terus dilakukan. Kandungan makronutrien dan kajian glisemik indeks dari umbi ganyong (Canna edulis Kerr.), walur (Amorphophallus variabilis), porang (Amorphophallus Oncophyllus Prain), suweg (Amorphophallus campanulatus Bl ) dan uwi (Dioscorea alata L.) telah dilakukan pada penelitian ini dan bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah pemilihan pangan alternatif, terutama bagi penderita diabetes mellitus dan obesitas. Pengukuran kandungan makronutrien meliputi kandungan karbohidrat mereduksi dan tidak mereduksi, protein dan serat dilakukan mengacu pada metode AOAC (1990), sedangkan glisemik indeks ditetapkan secara in vivo menggunakan hewan percobaan tikus jantan galur Wistar. Glisemik indeks sampel umbi-umbian seluruhnya lebih rendah dari glisemik indeks beras (72,8). Harga glisemik indeks sangat dipengaruhi oleh kandungan serat, sedangkan pengaruh kandungan karbohidrat terhadap harga glisemik indeks tidak dapat diamati. Walur dan porang memiliki kandungan serat yang besar, yaitu masing-masing 15,09% dan 11,27%, sedangkan harga glisemik indeks masing-masing sekitar 20,6 dan 16,9. Kata kunci: glisemik indeks, makronutrien, karbohidrat, serat, protein 
PHYTOSTEROL CONTENT IN BENGKOANG (Pachyrhizus erosus) Lukitaningsih, Endang
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.228 KB)

Abstract

Bengkoang has long been used by ancestors as a raw material for cosmetics. In Indonesia, it is usually eaten raw, sometimes with salt, lemon juice and powdered chili. However, scientific evidences that support the use of bengkoang have not been widely published. Phytosterols from the bengkoang root have been isolated and identified based on their NMR spectrum data and mass spectrum. The result of the structure elucidation informed that ß-sitosterol and stigmasterol are major components of phytosterol in bengkoang root. Phytosterol content was about 0.02% of dry weight bengkoang or 2.76 % in petroleum ether extract of bengkoang, with a ratio of ß-sitosterol and stigmasterol (65:35). Therefore, bengkoang can be further exploited as a raw material of phytosterol supplement.
KAJIAN GLISEMIK INDEKS DAN MAKRONUTRIEN DARI UMBI-UMBIAN DALAM UPAYA PENCARIAN SUMBER PANGAN Lukitaningsih, Endang
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v13i1.22

Abstract

Dewasa ini, di Indonesia eksplorasi untuk mencari bahan pangan alternatif pengganti beras masih terus dilakukan. Kandungan makronutrien dan kajian glisemik indeks dari umbi ganyong (Canna edulis Kerr.), walur (Amorphophallus variabilis), porang (Amorphophallus Oncophyllus Prain), suweg (Amorphophallus campanulatus Bl ) dan uwi (Dioscorea alata L.) telah dilakukan pada penelitian ini dan bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah pemilihan pangan alternatif, terutama bagi penderita diabetes mellitus dan obesitas. Pengukuran kandungan makronutrien meliputi kandungan karbohidrat mereduksi dan tidak mereduksi, protein dan serat dilakukan mengacu pada metode AOAC (1990), sedangkan glisemik indeks ditetapkan secara in vivo menggunakan hewan percobaan tikus jantan galur Wistar. Glisemik indeks sampel umbi-umbian seluruhnya lebih rendah dari glisemik indeks beras (72,8). Harga glisemik indeks sangat dipengaruhi oleh kandungan serat, sedangkan pengaruh kandungan karbohidrat terhadap harga glisemik indeks tidak dapat diamati. Walur dan porang memiliki kandungan serat yang besar, yaitu masing-masing 15,09% dan 11,27%, sedangkan harga glisemik indeks masing-masing sekitar 20,6 dan 16,9. Kata kunci: glisemik indeks, makronutrien, karbohidrat, serat, protein 
KAJIAN GLISEMIK INDEKS DAN MAKRONUTRIEN DARI UMBI-UMBIAN DALAM UPAYA PENCARIAN SUMBER PANGAN Endang Lukitaningsih
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v13i1.22

Abstract

Dewasa ini, di Indonesia eksplorasi untuk mencari bahan pangan alternatif pengganti beras masih terus dilakukan. Kandungan makronutrien dan kajian glisemik indeks dari umbi ganyong (Canna edulis Kerr.), walur (Amorphophallus variabilis), porang (Amorphophallus Oncophyllus Prain), suweg (Amorphophallus campanulatus Bl ) dan uwi (Dioscorea alata L.) telah dilakukan pada penelitian ini dan bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah pemilihan pangan alternatif, terutama bagi penderita diabetes mellitus dan obesitas. Pengukuran kandungan makronutrien meliputi kandungan karbohidrat mereduksi dan tidak mereduksi, protein dan serat dilakukan mengacu pada metode AOAC (1990), sedangkan glisemik indeks ditetapkan secara in vivo menggunakan hewan percobaan tikus jantan galur Wistar. Glisemik indeks sampel umbi-umbian seluruhnya lebih rendah dari glisemik indeks beras (72,8). Harga glisemik indeks sangat dipengaruhi oleh kandungan serat, sedangkan pengaruh kandungan karbohidrat terhadap harga glisemik indeks tidak dapat diamati. Walur dan porang memiliki kandungan serat yang besar, yaitu masing-masing 15,09% dan 11,27%, sedangkan harga glisemik indeks masing-masing sekitar 20,6 dan 16,9. Kata kunci: glisemik indeks, makronutrien, karbohidrat, serat, protein 
PHYTOSTEROL CONTENT IN BENGKOANG (Pachyrhizus erosus) Endang Lukitaningsih
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v13i2.9

Abstract

Bengkoang has long been used by ancestors as a raw material for cosmetics. In Indonesia, it is usually eaten raw, sometimes with salt, lemon juice and powdered chili. However, scientific evidences that support the use of bengkoang have not been widely published. Phytosterols from the bengkoang root have been isolated and identified based on their NMR spectrum data and mass spectrum. The result of the structure elucidation informed that ß-sitosterol and stigmasterol are major components of phytosterol in bengkoang root. Phytosterol content was about 0.02% of dry weight bengkoang or 2.76 % in petroleum ether extract of bengkoang, with a ratio of ß-sitosterol and stigmasterol (65:35). Therefore, bengkoang can be further exploited as a raw material of phytosterol supplement.
Co-Authors -, Ariyanti -, Sutriyanto Abdul Rohman Abdul Rohman Aditya Wisnusaputra Aditya Wisnusaputra, Aditya Ag. Yuswanto Ag. Yuswanto Akhmad Kharis Nugroho Alfat Fadri Amalia Miranda Amanita K. Hana Andi Nur Aisyah Annisa Novarina Ardian Widyatmoko Argandita Meiftasari Ari Sudarmanto Ari Sudarmanto Arief Nurrochmad Ariyanti - B. S. Ari Sudarmanto Bustomi, Tomy Bustomi, Tomy Devyanto Hadi Triutomo Dirman, Arifin Dwi Hastutik Etty Sulistyowati Hilda Ismail, Hilda I Gede Agus Juniarka I Gede Agus Juniarka, I Gede Agus Ika Puspita Sari Ika Puspita Sari Ika Puspitasari Indah Purwantini Indah Tri Nugraha Irfan Muris Setiawan Khairunissa Irnanda Kurnianto, Rifki Wahyu La Ode Muhammad Andi Zulbayu Laeli Muntafi'ah Lina Primadesa, Lina Lisa Andina Lora Johana Tamba Lucky Octavianus Saputra M, Suwaldi Marwati Marwati Melania Perwitasari, Melania Meti Christiana Mufrod, . Mufrod, . Muhammad Bahi Muhammad Bahi Muhammad Fahrurrozi Mustanir Mustanir Mutia Kusuma Wardani Nanang Fakhrudin, Nanang Noegrohati, Sri Pudjono Pudjono Purwantiningsih Purwantiningsih Purwantiningsih Radilla Mutia Ragil S. Dianingati Rahmawati, Adillah Ratih Kurnia Wardani Ratna Asmah Susidarti Ratna Budhi Pebriana Revita Saputri Rochmadi Rochmadi Rumiyati Rumiyati Rumiyati Rumiyati Rumiyati Rumiyati Rumiyati Rumiyati Rumiyati Rumiyati Salsabila Yusfita Fawzy Samsul Hadi Samsul Hadi Sekar Ayu Pawestri Sekar Ayu Pawestri Siti Mufidatul Khasanah Sri Noegrohati Sri Noegrohati Standie Nagadi Subagus Wahyuono Subagus Wahyuono Sudarmanto, B.S. Ari Sudarmanto, Bambang Sulistyo Ari Sudibyo Martono Sugeng Riyanto Sugeng Riyanto Suwaldi M Suwaldi Martodihardjo Suwaldi Martodihardjo Syamsu Nur Syamsu Nur Ulrike Holzgrabe Widyasari Putranti Wirasti, Wirasti Wiwik Supriati