Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan)

POPULASI DAN SERANGAN HAMA ULAT KANTUNG Metisa plana Walker (Lepidoptera; Psychidae) SERTA PARASITOIDNYA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Ronny Pamuji; Bambang Tri Rahardjo; Hagus Tarno
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThis research was aimed to study the population, attack intensity of bagworm (M. plana) and it parasitoid on oil palm plantations. Sampling was conducted 4 times in blocks 1-9 Afdeling OK PT. Lestari Tani Teladan, Donggala, Central Sulawesi from August to October 2012. A systematic sampling method was used to observe M. plana population from each observation point. There were two stages of M. plana such as larvae and pupae. Both stages were checked their conditions to clarify their parasitoids. In addition, parasitoids were observed especially at fourth observation. Result showed that population of M. plana larva decreased during observation period (from August to October 2012). Opposite condition was occurred that population of pupa increased in same period of observation. Highest population of M. plana was recorder on third and fourth block of plantation. Number of parasitized pupae directly proportional to total of pupae (R2=0,95). Populations of parasitoid have not been able to control pests M. plana naturally. Some parasitoids were identified such as Brachymeria sp. (34%), Eurytoma sp. (13%), Entodoninae (17%), Tetrastichus sp. (24%), Tachinidae 9% and two species of Phygadeuontinae 2% and 1% for each.Key words: bagworm, Metisa plana, parasitoid, oil palm
Efikasi Nematoda Entomopatogen Heterorhabditis sp. Isolat Lokal terhadap Diamond Back Moth Plutella xylostella Bambang Tri Rahardjo; Hagus Tarno; Liza Afifah
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Diamond back moth atau biasa yang dikenal dengan Plutella xylostella merupakan salah satu hama penting pada tanaman Brassicaceae. Hama ini bersifat kosmopolitan yang dapat ditemukan hampir di setiap daerah pertanaman kubis. Pengendalian hama ini umumnya menggunakan insektisida kimiawi. Salah satu alternatif pengendalian P. xylostella adalah dengan pemanfaatan nematoda entomopatogen Heterorhabditis sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui virulensi nematoda entomopatogen terhadap hama Plutella xylostella di Laboratorium. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomolgi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan Agustus - November 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepadatan populasi nematoda entomopatogen berpengaruh terhadap persentase mortalitas P. xylostella. Semakin tinggi kepadatan populasi nematoda maka semakin tinggi pula mortalitas larva P. xylostella. Nilai LT50 dengan konsentrasi nematoda entomopatogen 400 JI/ml tercapai setelah 37,96 jam setelah aplikasi.   Kata kunci: Heterorhabditis sp., virulensi, Plutella xylostella
PATOGENISITAS JAMUR Metarhizium anisopliae TERHADAP HAMA KEPINDING TANAH (Stibaropus molginus) (Hemiptera:Cydnidae)dari BEBERAPA FORMULASI Ayu Rosmayuningsih; Bambang Tri Rahardjo; Rina Rachmawati
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hama kepinding tanah (Stibaropus molginus) (Hemiptera: Cydnidae) pada tanaman tebu merupakan jenis hama penting yang dapat mengurangi produktivitas tanaman.Salah satu teknik pengendalian hayati yang dapat digunakan yaitu dengan pemanfaatan jamur entomopatogen.Jamur Metarhizium anisopliae ialah satu diantara jamur yang bersifat entomopatogen.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari patogenisitas jamur M.anisopliae terhadap S. molginus dengan beberapa formulasi.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Pasuruan.Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah kematian serangga S. molginus dan kematian S. molginus disetiap pengamatan yaitu 5 Hari Setelah Aplikasi (HSA).Jumlah kematian S. molginus terbanyak terjadi pada perlakuan granular jagung sebanyak 18.25%, kemudian suspensi spora sebanyak 14.5% dan granuler produk P3GI sebanyak10.25%.Rata – rata waktu kematian S. molginus yang terinfeksi jamur M. anisopliae yaitu pada granuler jagung tertinggi pada 15 HSA yaitu sebanyak 8%, lalu granuler produk P3GI dengan kematian tertinggi pada 10 HSA yaitu sebanyak 3.75%, dan suspensi spora dengan kematian tertinggi pada 15 HSA yaitu 4.25%. Kata Kunci: Kepinding tanah,Stibaropus molginus, Metarhizium anisopliae, entomopatogen
KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TEBU KOMERSIAL TERHADAP SERANGAN HAMA PENGGEREK BATANG BERKILAT Chilo auricilius DUDGEON (LEPIDOPTERA: PYRALIDAE) DI RUMAH KACA Rizki Puji Widiastuti; Bambang Tri Rahardjo; Hagus Tarno
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kebutuhan gula di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun dan belum mampu dipenuhi hingga saat ini. Salah satu kendala dalam budidaya tebu adalah serangan berbagai jenis hama seperti penggerek batang tebu berkilat Chilo auricilius Dudgeon. Varietas-varietas tebu mempunyai tingkat ketahanan yang berbeda-beda terhadap serangan hama. Informasi mengenai tingkat ketahanan varietas komersial terhadap serangan jenis-jenis hama potensial sangat bermanfaat untuk menentukan varietas yang akan ditanam di suatu wilayah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas tebu komersial terhadap serangan penggerek batang berkilat C. auricilius jika dibandingkan dengan varietas tebu yang diketahui peka terhadap serangan penggerek (PS 41, PS 59 dan POJ 3016) di rumah kaca. Penelitian dilakukan di rumah kaca P3GI, Pasuruan, Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap perlakuan diamati dan dihitung jumlah batang terserang, ruas terserang, panjang gerekan dan penentuan ketahanan dari setiap masing-masing varietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua varietas komersial yang diuji,  terdapat 2 varietas yang termasuk dalam kategori sedang, Sedangkan 4 varietas lainnya termasuk dalam kategori tahan. Perbedaan ketahanan tebu varietas komersial tersebut disebabkan oleh perbedaan karakteristik dari masing-masing varietas tebu tersebut.   Kata Kunci : Varietas tebu, Ketahanan, Chilo auricilius Dudgeon
PENGARUH APLIKASI BAKTERI Pseudomonas fluorescens DAN Bacillus subtilis TERHADAP MORTALITAS NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne javanica) DI LABORATORIUM Isnainy Dinul Mursyalati Yus; Bambang Tri Rahardjo; Toto Himawan
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Nematoda puru akar (Meloidogyne sp.) merupakan salah satu penyakit penting pada berbagai tanaman berekonomi tinggi.Serangan nematoda puru akar menyebabkan kerusakan secarakualitatif maupun kuantitatif.Pemanfaatan musuh alami nematoda yang berasal dari kelompok jamur dan bakteri dapat digunakan sebagai agen hayati.Penelitian ini dilaksanakan di Sub Laboratorium Nematologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri Pseudomonas fluorescens (UB_Pf1)dan Bacillus subtilis (UB_Bs1) dalam menyebabkan mortalitas juvenil II nematoda puru akar (Meloidogyne sp.), dan pengaruh kerapatan koloni bakteri P. fluorescens (UB_Pf1)dan B. subtilis (UB_Bs1) dalam menyebabkan mortalitas juvenil II nematoda puru akar (Meloidogyne sp.).Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi isolat bakteri P. fluorescens (UB_Pf1)dan B. subtilis (UB_Bs1) mampu menyebabkan mortalitas juvenil II nematoda puru akar (M. javanica). Selain itu, pengaruh 3 taraf kerapatan koloni bakteri P. fluorescens (UB_Pf1)dan B. subtilis (UB_Bs1) dapat mempengaruhi mortalitas juvenil II nematoda puru akar (M. javanica). Nilai LT50 tertinggi pada aplikasi bakteri P. fluorescens dan B. subtilis kerapatan koloni 1011 cfu/ml, yaitu 32,99 jam untuk bakteri P. fluorescens dan 56,78 jam untuk B. subtilis.   Kata kunci: Nematoda puru akar, P. fluorescens, B. subtilis, mortalitas
KEPADATAN POPULASI SYMPHILID PADA BERBAGAI KOMPOS DI PERTANAMAN NANAS (Ananas comosus L. Merr.) PT. GREAT GIANT PINEAPPLE Zeni Ningrum; Bambang Tri Rahardjo; Hagus Tarno
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pemberian kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah, antara lain tanah menjadi lebih gembur dan poros (berpori). Namun demikian, pemberian kompos dapat memunculkan permasalahan baru, yaitu hama symphilid. Symphilid menjadi hama potensial di perkebunan nanas yang mengakibatkan tanaman menjadi merah dan menurunkan produksi nanas. Selain sebagai hama, symphilid juga berperan sebagai pengurai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi kompos dengan bambu dan tanpa bambu terhadap populasi dan peran symphilid di pertanaman nanas. Penelitian ini dilaksanakan di Plantation Group 1 dan Laboratorium Mikrobiologi, perkebunan nanas PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah pada musim penghujan dari bulan Februari sampai April 2014. Penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu observasi lapang dan pengamatan laboratorium. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan dilakukan uji lanjutan menggunakan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi kompos dengan bambu dan kompos tanpa bambu berpengaruh terhadap meningkatnya populasi dan kepadatan populasi symphilid di pertanaman nanas dengan populasi sebesar 1,717 dan 1,450 individu/tanaman, serta kepadatan populasi sebesar 0,412 dan 0,348 individu/m2.   Kata kunci: Kepadatan populasi, symphilid, kondisi tanah
EKSPLORASI NEMATODA PARASIT TUMBUHAN PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth) DI KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN BLITAR Dede Durahman; Hagus Tarno; Bambang Tri Rahardjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 4 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu komoditas penghasil minyak atsiri andalan Indonesia.Nematoda parasit tumbuhan merupakan masalah umum di perkebunan Nilam, namun ada beberapa laporan terkait nematoda parasit tumbuhan pada tanaman Nilam.Oleh karena itu, eksplorasi nematoda parasit tumbuhan pada tanaman Nilam dilakukan untuk mengetahui genus dan populasi  nematoda parasit tumbuhan yang berasosiasi dengan tanaman Nilam. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Nematologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dan Laboratorium Karantina Tumbuhan, Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Pengambilan sampel akar dan tanah dilakukan dengan metode eksplorasi. Sampel diambil dengan metode diagonal sebanyak lima kali, dengan interval waktu satu minggu. Seluruh sampel diekstraksi, diidentifikasi dan dilakukan perhitungan populasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat lima genus nematoda parasit tumbuhan pada pertanaman Nilam di desa Kesamben, yaitu Paratylenchus sp., Pratylenchus sp., Meloidogyne sp., Aphelenchoides sp. dan Tylenchus sp. Kerapatan populasi tertinggi dimiliki oleh Meloidogyne sp. sedangkan populasi terendah dimiliki oleh Tylenchus sp. Kerapatan populasi dan sebaran dari masing-masing jenis nematoda berbeda-beda, baik pada akar tanaman maupun tanah. Kata kunci: Kerapatan populasi, nemato daparasit tumbuhan, nilam
UJI LABORATORIUM EKSTRAK KIRINYUH (Chromolaenaodorata: King & Robinson) SEBAGAI NEMATISIDA NABATI TERHADAP Meloidogyne spp. (Chitwood) Maspupah Huzni; Bambang Tri Rahardjo; Hagus Tarno
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata) adalah tumbuhan liar yang berpotensi dijadikan sebagai pestisida nabati. Penelitian bertujuan untuk mengujiekstrak kirinyuh sebagai nematisida nabati dalam menghambat tetas telur dan mortalitas juvenile II Meloidogyne spp. serta untuk mengetahui nilai LC50 dan LT50 dari ekstrak kirinyuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak kirinyuh pada 4 level konsentrasi dalam 3 tingkat waktu tertentu mampu menyebabkan kematian terhadap juvenil II dan mengurangi daya tetas telur Meloidogyne spp. Tingkat pengaruh yang paling tinggi terdapat pada konsentrasi 20% ekstrak kirinyuh dengan tingkat daya hambat tetas telur dan mortalitas juvenil II Meloidogyne spp. hingga 100%. Nilai LC50 pada telur Meloidogyne spp. adalah 4.7866% dalam waktu 11 hari dan 6.7660% dalam waktu 24 jam pada juvenil II Meloidogyne spp. Sedangkan nilai LT50 pada juvenil II Meloidogyne spp. adalah 2,91 jam pada konsentrasi 20% ekstrak kirinyuh. Kata kunci: Ekstrak kirinyuh, Daya hambat tetas telur, Mortalitas juvenil II Meloidogyne spp., LC50, LT50.
POPULASI KUTU SISIK Diaspidiotus Perniciosus Comstock (Hemiptera: Diaspididae) DAN PARASITOIDNYA PADA PERTANAMAN APEL (Malus Sylvestris L) (STUDI KASUS DI KECAMATAN PUJON DAN BUMIAJI KOTA BATU) Ahmad Muhlisin; Sri Karindah; Bambang Tri Rahardjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kepadatan populasi kutu sisik dan parasitoidnya di dua lokasi pertanaman apel. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni 2014. Metode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei pada dua lokasi pertanaman apel yang mendapatkan curah hujan berbeda, di Pujon 2.310 mm per tahun dan di Bumiaji 3.000 mm per tahun. Pengamatan populasi kutu sisik dan parasitoidnya dilakukan pada lima tanaman contoh yang telah dipilih secara acak dari masing-masing lokasi.  Dari setiap tanaman contoh dipilih 4 batang tanaman sesuai dengan arah mata angin. Pengamatan dilakukan dengan menghitung populasi kutu sisik pada batang tanaman apel sepanjang 10 cm. Penghitungan populasi kutu sisik pada buah dilakukan dengan mengambil satu buah yang ada pada tanaman contoh. Populasi dihitung pada saat buah muda dan saat dilakukan pemanenan. Pengamatan parasitoid dilakukan dengan menyungkup batang tanaman contoh dengan mika plastik berbentuk silinder. Pengamatan parasitoid dilakukan setiap 3 hari sekali selama 4 minggu. Identifikasi parasitoid dilakukan di Laboratorium Entomologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa populasi kutu sisik di Desa Mardiredo Kecamatan Pujon lebih tinggi dibandingkan populasi kutu sisik di Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji. Parasitoid kutu sisik yang ditemukan diantaranya Aphytis sp., Marietta sp., dan Promuscidea sp. Parasitoid kutu sisik hanya ditemukan di Desa Madiredo Kecamatan Pujon dengan tingkat parasitasi rata-rata 10,34 %.   Kata Kunci: kutu sisik, Aphytis sp., Marietta sp., dan Promuscidea sp.
PENGARUH INERT DUST TERHADAP MORTALITAS Sitophilus zeamais MOSTCHULSKY PADA BIJI JAGUNG DALAM SIMPANAN Guntur Respyan; Bambang Tri Rahardjo; Ludji Pantja Astuti
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Mutu jagung tidak hanya ditentukan oleh proses produksi tetapi juga ditentukan oleh proses pasca panen. Salah satu kendala dalam proses pasca panen ialah adanya serangan hama S. zeamais. Penggunaan abu vulkanik sebagai inert dust bertujuan untuk mengetahui efetivitas abu vulkanik dalam mengendalikan hama S. zeamais. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Sampel abu vulkanik diambil dari hasil erupsi Gunung Kelud tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tujuh hari setelah infestasi konsentrasi abu vulkanik 5 g/kg mematikan 89,17 % imago S. zeamais. Pemberian abu vulkanik pada biji jagung berpengaruh nyata terhadap jumlah telur, jumlah pupa dan jumlah imago baru. Pemberian abu vulkanik pada biji jagung tidak berpengaruh pada perkecambahan biji. Kata kunci: abu vulkanik, Sitophilus zeamais, mortalitas, siklus hidup