Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Pergantian Air terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Belut Sawah (Monopterus albus) yang Dipelihara pada Media Tanpa Lumpur Yusriadi, Andi; Idris, Muhammad; Patadjai, Rahmad S.
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.262 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i4.4357

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pergantian air terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup belut sawah (Monopterus albus) yang dipelihara pada media tanpa lumpur. Penelitian ini dilaksanakan selama 100 hari sejak bulan Februari sampai Mei 2017. Pada studi ini, peneliti menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan. Perlakuan A = Sistim Air Mengalir; Perlakuan B = Ganti air 50% 2 kali seminggu; Perlakuan C = Ganti air 100% 1 kali seminggu;  PerlakuanD = Ganti air 100% 2 kali seminggu, dan masing-masing perlakuan diulangi sebanyak 3 kali. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan ganti air 100% dua kali seminggu menghasilkan pertumbuhan belut sawah terbaik, yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci : Pergantian Air, Pertumbuhan, Belut Sawah (Monopterus albus)
Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Biomassa Cacing Sutra (Tubifex Sp.) Yang Di Budidaya Dengan Sistem Rak Bertingkat Akhril, Muhammad; Muskita, Wellem H.; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.497 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i3.9760

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan biomassa cacing sutera (tubifex sp) yang dibudidaya dengan sistem rak bertingkat. Penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus-September 2018, bertempat di Pondok Kewirausahaan Budidaya Ikan (PKBI), Kel. Anduonohu, Kec. Poasia, Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4 perlakuan, 4 baris, dan 4 kolom. Cacing sutera seberat 10 g/wadah dengan jumlah 440 ind/wadah ditebar ke dalam setiap wadah. Perlakuan yang diujikan terdiri dari perlakuan A (kotoran ayam), perlakuan B (ampas tahu), perlakuan C (ampas arak) dan perlakuan D (kotoran sapi). Pakan yang diberikan sebanyak 30 g/wadah. Variable yang diamati adalah pertumbuhan biomassa mutlak, pertumbuhan populasi, bahan organik tanah dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata (P=0,369>0,05) terhadap pertumbuhan biomassa dan populsai cacing sutera. Nilai total bahan organik pada perlakuan A sebesar 5,31%, perlakuan B sebesar 2,58%, perlakuan C sebesar 3,27% dan perlakuan D sebesar 7,25%. Nilai parameter kualitas air berkisar antara suhu 24-29 0C dan pH 6,8-7. Disimpulkan bahwa ke empat jenis pakan yang di ujikan dapat diberikan sebagai pakan kepada cacing sutera. Kata Kunci : Kotoran Ayam, Ampas Tahu, Ampas Arak, Kotoran Sapi, Sistem Rak Bertingkat, Pertumbuhan Biomassa, Cacing Sutera (Tubifex sp)
Pengaruh Jenis Pakan Segar Terhadap Pertumbuhan Biomassa Calon Indukan Lobster Batik (Panulirus longipes) yang Dipelihara pada Dasar Perairan Ikhsan, Muhammad; Yusnaini, .; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.773 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i1.6378

Abstract

Lobster batik (Panulirus longipes) adalah salah satu komoditas perikanan nilai ekonomis tinggi yang sudah banyak dibudidayakan pada berbagai wilayah indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan segar terhadap pertumbuhan biomassa calon indukan lobster batik yang dipelihara di dasar perairan. Penelitian ini telahdilakasakan pada bulan April sampai Juli 2017, bertempat di desa Tapulaga. Wadah penelitian adalah kurungan dasar yang telah didesain khusus dengan ukuran 210x60x60 cm yang kemudian dibagi menjadi 3 petak bagian. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah lobster batik dengan ukuran 180-250 g dengan total keseluruhan 18 ekor. Jenis pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan teri, cumi-cumi dan cacing laut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan variabel yang diamati meliputi pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahawa tiap perlakuan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap keseluruhan variabel yang diamati. Di mana pertumbuhan mutlak tertinggi berada pada lobster yang diberi pakan C (23 g ± 9,07), begitu pula pada laju pertumbuhan spesifik (0,11 %/hari ± 0,04). Sedangkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi berada pada lobster yang diberi pakan A dan C (100% ± 0). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pakan C yang terdiri atas cacing laut mampu meningkatkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup lobster.Kata Kunci: Lobster batik (Panulirus longipes), Pakan Segar, Pertumbuhan.
Pengaruh Salinitas Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Juvenil Rajungan (Portunus pelagicus) Jumaisa, .; Idris, Muhammad; Astuti, Oce
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.218 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i2.4279

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup juvenil rajungan Portunus pelagicus.Rajungan dipelihara selama 45 hari dengan tiga salinitas berbeda, salinitas 20±1 ppt (perlakuan A), salinitas 26±1 ppt (perlakuan B), dan salinitas 32±1ppt (perlakuan C). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukan rata-rata pertumbuhan mutlak bobot rajungan yang dipelihara pada salinitas 26±1 ppt(16,93±3,55 g), diikuti oleh rajungan yang dipelihara pada salinitas 32±1 ppt (10,46±2,77g), dan salinitas 20±1 ppt (8,66±2,96 g).Rata-rata lebar karapas rajungan yang dipelihara pada salinitas 26±1 ppt (4,97±0,85 cm), diikuti oleh rajungan yang dipelihara pada salinitas 32±1 ppt (3,81±0,97 cm), dan salinitas 20±1 ppt (3,58±0,86 cm). Juga, hasil pengukuran rata-rata panjang rajungan yang dipelihara pada salinitas 26±1 ppt (2,09±0,88 cm), diikuti oleh rajungan yang dipelihara pada salinitas 32±1 ppt C (1,25±0,37 cm), dan salinitas 20±1 ppt (1,14±0,19 cm). Ketiga perlakuan tersebut memberikan tingkat kelangsungan hidup (TKH)100%.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasalinitas optimal untuk budidaya juvenil rajungan adalah 26 ppt. Kata Kunci: Salinitas, Pertumbuhan mutlak, Kelangsungan hidup, Juvenil rajungan
Pengaruh Pemberian Pakan Cacing Tanah dengan Rezim Pakan Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsunganhidup Belut Sawah (Monopterus albus) Naimrudin, .; Idris, Muhammad; Hamzah, Muhaimin
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.111 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i4.4358

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan cacing tanah dengan rezim pakan berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup belut sawah (M. albus), Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Agustus 2016  di Fasilitas Budidaya Air Tawar Milik Masyarakat Kelurahan Andounohu, Kecamatan Poasia,  Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga  ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah rezim pakan dengan dosis 5% / hari, 5% / 2 hari, 10 % / 2 hari  dan 15 % / 3 hari. Hewan uji yang digunakan adalah belut sawah berukuran 24 – 26 g yang dipelihara selama 100 hari. Wadah pemeliharaan adalah cincin sumur sebanyak 12 buah dengan diameter 90 cm (luas 0,63585 m2). Selama pemeliharaan, belut sawah diberi pakan sesuai perlakuan sebanyak setiap kali sehari pada sore hari. Nilai pertumbuhan mutlak selama penelitian berkisar antara 29,66 - 59,33g, laju pertumbuhan spesifik berkisar antara 0,28 - 0,59 %, rasio  konversi pakan berkisar antara 18,28 - 22,20, dan kelangsungan hidup 100%. Hasil penelitian menunjukan bahwa rezim pakan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, dan kelangsungan  hidup belut sawah. Kata Kunci : rezim pakan, cacing tanah, pertumbuhan, kelangsungan hidup, belut sawah, Monopterus albus.
Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Keong Mas(Pomacea canaliculata) Segar dan Kering Baalu, Nurfati; Idris, Muhammad; Yusnaini, .; Kurnia, Agus
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.017 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i2.5006

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan keong mas segar dan kering. Penelitian ini dilaksanakan selama 50 hari yaitu pada bulan April – Juni 2017.Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan pakan uji A (keong mas segar) dan perlakuan B (keong mas kering) dengan pemberian 15% dari bobot ikan gabus/10 hari. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak bobot, pertumbuhan mutlak panjang, laju pertumbuhan spesifik bobot, laju pertumbuhan spesifik panjang, tingkat kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, dan konsumsi pakan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian keong mas segar dan kering tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan konsumsi pakan ikan gabus. Pertumbuhan mutlak panjangikan gabus yang diberi pakan keong mas segar dan kering masing-masing sebesar 2,26 cm dan 2,51 cm. Laju pertumbuhan spesifik bobot pada ikan gabus yang diberi pakan keong mas segar dan kering sebesar 0,32% dan 0,34%, laju pertumbuhan spesifik panjang ikan gabus yang diberi pakan keong mas kering dan segar sebesar 0,37% dan 0,73%. Tingkat kelangsungan hidupikan gabus yang diberi pakan keong mas segar dan kering sebesar 53,33% dan 66,67%. Rasio konversi pakanikan gabus yang diberi pakan keong mas kering dan segar sebesar 1,39% dan 2,54% dan konsumsi pakanikan gabus yang diberi pakan keong mas kering dan segar sebesar 3,64 gdan4,33 g. Penelitian ini menyimpulkan pakan keong mas segar dan pakan keong mas kering dapat diberikan untuk meningkat pertumbuhan ikan gabus. Kata Kunci : Pertumbuhan, Ikan Gabus Channa Striata, Keong Mas Pomacea canaliculata Segar, Kering
Pengaruh Perbedaan Komposisi Media Berbasis Bokashi terhadap Pertumbuhan Biomassa Cacing Sutera (Tubifex sp.) yang Dibudidayakan dengan Metode Rak Bertingkat dan Sistem Resirkulasi ., Armin; Idris, Muhammad; Hamzah, Muhaimin
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.986 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i4.10545

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi media bokashi yang terbaik dalam mendukung  pertumbuhan biomassa cacing sutera. Komposisi media bokashi yang di ujikan terdiri dari perlakuan A (25% KA, 25% KS 50% JP), perlakuan B (25% DH, 25% AT, 50% JP), perlakuan C (25% DH, 25% KA, 50% JP) dan perlakuan D (33.33% AT, 33.33% KS, 33.33% JP).  Media bokashi dicampur dengan tanah lumpur berpasir dengan perbandingan 1:1.  Penelitian ini dilakukan selama 45 hari pemeliharaan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah desain Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBL) yang terdiri dari 4 perlakuan, 4 ulangan, 4 baris dan 4 kolom. Bibit cacing yang digunakan memiliki ukuran 1-2,5 cm dengan kepadatan 83 g/wadah dan diberi pakan ampas tahu dengan dosis 0,25 kg/ m2 setiap hari. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak (PM), populasi cacing sutera dan kualitas air media.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan mutlak cacing sutera adalah 14,75±0,96 g/wadah,  20±0,82 g/wadah, 17±0,82 g/wadah, 11±0,82 g/wadah, pada perlakuan A,B,C,D secara berturut-turut (P=0,00<0,05). Disimpulkan bahwa Perlakuan B dengan komposisi media dedak halus 25%, ampas tahu 25% dan jerami padi 50%, menghasilkan pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan populasi cacing sutera terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.Kata kunci : media berbasis bokashi, pertumbuhan mutlak dan populasi cacing sutera, Tubifex sp.
Studi Pertumbuhan Ikan Sidat (Anguilla bicolor) yang diberi Hormon Pertumbuhan Rekombinan Kerapu Kertang (rEIGH) dengan Selang Waktu Penyuntikan yang Berbeda Sukriawan, Sukriawan; Idris, Muhammad; Kurnia, Agus; Yusnaini, Yusnaini; Abidin, La Ode Baytul; Nur, Indriyani
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 2 (2020): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.527 KB) | DOI: 10.33772/jma.v5i2.11024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interval waktu optimum penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) terhadap pertumbuhan ikan sidat (A. bicolor). Sebayak 60 ekor ikan sidat dengan berat awal rata-rata 94-120 g ditempatkan kedalam 12 wadah bak kayu (5 ekor/wadah) diberi perlakuan perbedaan waktu penyuntikan hormon yaitu setiap 5 hari, 7 hari, 9 hari dan kontrol (tanpa penyuntikan hormon). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan kelangsungan hidup. Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu (rElGH) dengan rentang waktu yang berbeda  memberikan pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap PM, LPS dan kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) dengan selang waktu 9 hari menghasilkan PM dan LPS ikan sidat tertinggi yakni masing-masing sebesar 34.0 ± 1.22 g dan 0.61 ± 0.03 %. Kelangsungan hidup ikan sidat pada semua perlakuan adalah 100 %. Penelitian menyimpulkan bahwa penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) dengan selang waktu 9 hari dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan sidat.Kata kunci: Hormon rEIGH, waktu penyuntikan, pertumbuhan Ikan sidat, Anguilla bicolor
Pemanfaatan Substrat yang Berbeda untukProduksi Juvenil Muda (Umur 50 Hari) Abalon Haliotis asinina Nahrullah, .; Idris, Muhammad; Effendy, Irwan J.
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.526 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i3.4289

Abstract

Pemanfaatan substrat yang berbeda diuji pada penelitian ini untuk melihat respon sintasan larva abalon Haliotis asinina.Penelitian ini dilakukan di Hatchery PT. Sumber Laut Nusantara kerjasama LP2T-SPK di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan yaitu perlakuan A (substrat plat waring), perlakuan B (substrat plat semen), dan perlakuan C (substrat plat plastik),dengan menggunakan larva veliger pada sistem flow through dengan pemberian pakan berupa mix diatom. Komposisi dari mix diatom yang digunakan adalah jenis Synedra sp., Melosira sp., Navicula sp., dan Nitzschia sp. Pada hari ke-50 pemeliharaan larva, diperoleh nilai rata-rata persentase sintasan larva pada tiap perlakuan substrat plat waring, substrat plat semen, dan substrat plat plastik, berturut-turut adalah sebesar 1,03%, 1,39%, dan 1,09%. Namun, hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan, tidak ada pengaruh signifikan antara perlakuan. Ini berarti bahwa semua substrat yang diujikan dapat digunakan dalam mendukung produksi juvenil muda (umur 50 hari) abalon H. asinina di Hatchery. Sintasan larva dipengaruhi oleh ketersediaan bentik diatom sebagai pemicu settlement dan metamorphosis larva dalam kegiatan produksi benih di hatchery. Kualitas air selama penelitian masih menunjukkan kisaran yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan sintasan larva abalon. Kata kunci: Bentik Diatom, Haliotis asinina, Larva, Sintasan, Substrat.
Pengaruh Shelter yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Belut Sawah (Monopterus albus) yang Dipelihara Pada Media Tanpa Lumpur Firman, .; Idris, Muhammad; Astuti, Oce
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.145 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i3.5011

Abstract

Shelter digunakan sebagai tempat berlindung dan merawat larva ikan.Olehnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shelter terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup belut sawah (Monopterus albus).  Penelitian berlangsung di Pondok Kewirausahaan Budidaya Ikan (PKBI), Jalan Wirabuana, Lorong Meohai, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Media peneliharaan berupa kolam tanpa lumpur.Empat jenis shelter yang diujikan, yakni tumbuhan apu-apu (Perlakuan A), pelepah pisang (Perlakuan B), bambu (Perlakuan C) dan Pipa Paralon (Perlakuan D). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS), dan Tingkat kelangsungan hidup (SR). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian shelter yang berbeda memberikan pengaruh yang terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik rata-rata, dengan hasil terbaik pada perlakuan A dengan nilai berturut-turut 17,67 gram dan 0,06%, namun tidak berbeda nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah shelter yang terbaik untuk  budidaya belut sawah di media tanpa lumpur adalah tanaman apu-apu. Kata kunci: Shelter, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup Belut Sawah  (Monopterus albus)
Co-Authors . Yusnaini, . ., Armin Abdul Majid Abdul Rahman Agus Kurnia Agus Kurnia Agus Kurnia Agus Kurnia AGUS KURNIA Agus Kurnia Agus Kurnia Agus Kurnia Ahmad Saltin Akbar, La Ode F. Akhril, Muhammad Amirullah Amirullah Amirullah Baharuddin Ardana Kurniaji Aslan, La Ode Muhammad Aslan, Laode M. Asnawai, . Baalu, Nurfati Balubi, Abdul M. Balubi, Abdul Muis Budiyanto Darman, Darman Effendy, Irwan J. Emiyarti Emiyarti Firman, . Fitriah, Asnin Friska Pattricya Noya Hamzan Wadi Hasni Hasni Husni Dilla Astari Iba, Wa Iba, Wa Indrawan, Muhammad A. Indriana, Nova Indriyani Nur Indriyani Nur Indriyani, Nur Ira Ira Irdam Riani Irdam Riani, Irdam Irwan Junaidi Effendy Jumaisa, . Jumarlin, Jumarlin Jumriati, Jumriati Kusnawan, Idham La Ode Baytul Abidin La Suriadi Lawelle, Sjamsu Alam Ma'ruf Kasim Mahmudin, Yuyun Masirudin, La Ode Muh. Nuryadin Muhaimin Hamzah Muhaimin Hamzah Muhaimin Hamzah Muhammad Ikhsan Muhammad Ramli Muhammad Ramli Muliani Muliani, Muliani Musair, Irdayanti Nahrullah, . Naimrudin, . Nining Putriyani Nur Asia, Nur Nur, Indriyani Oce Astuti Oce Astuti Pangerang, Utama K. Patadjai, Rahmad S. Piliana, Wa Ode Poluruy, Suparmin Rani Rani Rasak Mulki Rezki Amalyah Ruslaini Ruslaini, Ruslaini Safitri, Waode Saleh, Muhammad Y. Salim, Muhammad A. Sansibar, Sansibar Sari, Ade Irma Sarimudin, Rizal Sarini Yusuf Sitti, Sekar Aryati Sukriawan, Sukriawan Suparta, Syahruddin Utama Kurnia Pangerang Wa Ode Mutia Indah Wellem H. Muskita Yusnaini Yusnaini Yusnaini Yusnaini Yusnaini Yusriadi, Andi Zainuddin Saenong, Zainuddin