Articles
Parameter populasi dan tingkat eksploitasi ikan tongkol (Euthynnus affinis) di perairan Pulau Morotai
Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.7.1.74-81
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan agustus sampai Oktober 2013 di perairan pulau Morotai. Penelitian dengan menggunakan metode survey lapangan untuk mendapatkan gambaran yang mewakili apek dinamika populasi ikan tongkol (Euthynnus affinis) bertujuan untuk mengkaji parameter dinamika populasi dan tingkat eksplotasi ikan tongkol sebagai bahan masuk kepada nelayan dan pemerintah untuk penegelolaan sumberdaya tersebut agar tetap berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai parameter pertumbuhan ikan tongkol di perairan pulau Morotai memiliki nilai L∞ = 42.53, K = 0.5 dan t0 = -0.32 dengan nilai motalitalitas alami (M) 10.5, mortalitalitas penangkapan (F) 0.93 dan mortalitas total (Z) 1.98 serta tingkat eksploitasi (E) 0.47 telah mendaketai tingkat optimum (0.5) sehingga disarankan agar untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan tongkol di perarian pulau Morotai, maka tidak perlu ada penambahan armada dan jumlah waktu penangkapan.
Ekosistem padang lamun (Manfaat, Fungsi dan Rehabilitasi)
Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.9-29
Ekosistem pesisir umumnya terdiri atas 3 komponen penyusun yaitu lamun, terumbu karang serta mangrove. Bersama-sama ketiga ekosistem tersebut membuat wilayah pesisir menjadi daerah yang relatif sangat subur dan produktif. Komunitas Lamun sangat berperan penting pada fungsi-fungsi biologis dan fisik dari lingkungan pesisir. Pola zonasi padang lamun adalah gambaran yang berupa rangkaian/model lingkungan dengan dasar kondisi ekologis yang sama pada padang lamun. Aktivitas manusia di sekitar pesisir dapat berupa pertanian, peternakan dan pelabuhan tradisional serta pemukiman penduduk. Oleh karena aktivitas manusia yang tidak memperhatikan lingkungan pesisir akan mengakibatkan perubahan komunitas lamun sebagai penunjang ekosistem pesisir. Banyak kegiatan pembangunan di wilayah pesisir telah mengorbankan ekosistem padang lamun, seperti kegiatan reklamasi untuk pembangunan kawasan industri atau pelabuhan ternyata menurut data yang diperoleh telah terjadi pengurangan terhadap luasan kawasan padang lamun, Sehingga pertumbuhan, produksi ataupun biomasanya akan mengalami penyusutan. Di sisi lain masih kurang upaya yang kita berikan untuk menyelamatkan ekosistem ini. Meskipun data mengenai kerusakan ekosistem padang lamun tidak tersedia tetapi faktanya sudah banyak mengalami degradasi akibat aktivitas di darat. Sebagai sumber daya pesisir, ekosistem padang lamun memiliki multi fungsi untuk menunjang sistem kehidupan dan berperan penting dalam dinamika pesisir dan laut, terutama perikanan pantai sehingga pemeliharaan dan rehabilitasi ekosistem lamun merupakan salah satu alasan untuk tetap mempertahankan keberadaan ekosistem tersebut.
Distribusi Suhu Permukaan Laut Di Perairan Teluk Weda dan Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil
Umar Tangke
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 2 (2022): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1830.282 KB)
|
DOI: 10.51135/justevol2issue2page123-132
Upaya untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan pelagis kecil dapat dilakukan dengan memprediksi daerahh penangkapan, dimana ikan pelagis kecil merupakan sumberdaya neritik yang distribusinya di pengaruhi oleh kondisi faktor oseanografi. Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat kondisi distribusi spasialldan temporal SPL serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan pelagis kecil di perairan Teluk Weda. Penggunaan metode eksperimental fishing dengan memanfaatkan data posisi tangkap, hasill tangkapan, suhu permukaan laut baik insitu maupun citra satelit yang di analisis menggunakan sistem informasi geografis serta analisis statistik. Hasil penelitian di dapat distribusi suhu permukaann lautt selama penelitian cukup fluktuatif dan berada pada kisaran 27,4 oC-30,0 oC, dengan kisaran nilai catch per unit effort 62,5-258,0 kg/trip dan memiliki hubungan yang erat dengan persamaan regresi yang terbentuk adalah y= -0.9457x + 7.4933 dan nilai koefisien korelasi (r) dan determinasi masing-masingg adalah 0,884 dan 0,7807, dan hasil tangkapan tertinggi berada pada kisaran suhu 27,6 - 29,8 oC. Hasil penelitian ini merupakan informasi awal sehingga dalam upaya pengelolaan ikan pelagis kecil sampai pada tingkat optimum perlu dilakukan validasi lapangan.
Estimation maximum sustainable of skipjack fish in the waters of Ternate Island
Al Hasim Taher;
Umar Tangke;
Djabaluddin Namsa
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.akuatikisle.4.1.29-35
This study aims to determine the productivity of skipjack fish in the waters of Ternate Island. Optimum efforts that produce maximum catch and still maintain stock biomass in equilibrium conditions. Fishing activities are activities carried out to get several catches, to meet demand as a source of food. The demand causes an economic cycle where profits and losses will occur so that fishing activities will be carried out by increasing fish production to achieve maximum profits by fishing businesses. Production and effort data obtained from the Ternate Archipelago Fisheries Port (PPN) and related agencies in the past 5 years (2012-2016) experienced fluctuations. Catches per unit of capture effort (CPUE), reflecting the comparison between the catch and the effort spent. The catch in principle is the output of the fishing activity, while the effort that is needed in principle is input from the fishing activity. CPUE calculations must be standardized for fishing gear first because based on production data there is more than one fishing gear commonly used to catch skipjack fish. It can be seen that in 2013 and 2014 the level of utilization of skipjack fish resources was in the optimal utilization category because the range of skipjack fish production was between 74% to 82%, whereas in 2012 and 2016 the use of skipjack fish in a year was 65% smaller so it was categorized underexploited and in 2015 the level of utilization of skipjack fish resources has experienced overfishing because it has passed the maximum limit that has been set which is 4,252,461.31 tons/year.
Distribution of chlorophyll-a concentration with the catch of julung fish in Ternate Island city
Aisyah Bafagih;
Sahriar Hamzah;
Umar Tangke
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.akuatikisle.2.1.1-4
The study was conducted during March-May 2017 in the Coastal Waters of Ternate Island of North Maluku Province with the aim to study the relationship between the concentration of chlorophyll-a and the catch of Hemiramphus sp and its potential fishing area. Using experimental fishing method and non-linear regeneration analysis and GIS analysis. The result of this research shows that oceanographic factor that is chlorophyll-a concentration has significant effect on the catch of julung fish with correlation coefficient value of 0.729, with potential catch area located at three locations ie at coastal of Ngade to Kalumata on location 00o45'00"N - 127o21'03"E to 00o45'28.924"N - 127o22'08.893"E, coastal Keluarah Fitu at the location 00o44'39.490"N -127o19'51.083"E to 00o45'09.150"N - 127o20'52.263"E, and on the coast of Kelurahan Rua on location 00o45'51.169"N - 127o17'25.857"E to 00o46'42.457"N - 127o17'45.633"E.
Estimation maximum sustainable of skipjack fish in the waters of Ternate Island
Al Hasim Taher;
Umar Tangke;
Djabaluddin Namsa
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.akuatikisle.4.1.29-35
This study aims to determine the productivity of skipjack fish in the waters of Ternate Island. Optimum efforts that produce maximum catch and still maintain stock biomass in equilibrium conditions. Fishing activities are activities carried out to get several catches, to meet demand as a source of food. The demand causes an economic cycle where profits and losses will occur so that fishing activities will be carried out by increasing fish production to achieve maximum profits by fishing businesses. Production and effort data obtained from the Ternate Archipelago Fisheries Port (PPN) and related agencies in the past 5 years (2012-2016) experienced fluctuations. Catches per unit of capture effort (CPUE), reflecting the comparison between the catch and the effort spent. The catch in principle is the output of the fishing activity, while the effort that is needed in principle is input from the fishing activity. CPUE calculations must be standardized for fishing gear first because based on production data there is more than one fishing gear commonly used to catch skipjack fish. It can be seen that in 2013 and 2014 the level of utilization of skipjack fish resources was in the optimal utilization category because the range of skipjack fish production was between 74% to 82%, whereas in 2012 and 2016 the use of skipjack fish in a year was 65% smaller so it was categorized underexploited and in 2015 the level of utilization of skipjack fish resources has experienced overfishing because it has passed the maximum limit that has been set which is 4,252,461.31 tons/year.
Distribution of chlorophyll-a concentration with the catch of julung fish in Ternate Island city
Aisyah Bafagih;
Sahriar Hamzah;
Umar Tangke
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29239/j.akuatikisle.2.1.1-4
The study was conducted during March-May 2017 in the Coastal Waters of Ternate Island of North Maluku Province with the aim to study the relationship between the concentration of chlorophyll-a and the catch of Hemiramphus sp and its potential fishing area. Using experimental fishing method and non-linear regeneration analysis and GIS analysis. The result of this research shows that oceanographic factor that is chlorophyll-a concentration has significant effect on the catch of julung fish with correlation coefficient value of 0.729, with potential catch area located at three locations ie at coastal of Ngade to Kalumata on location 00o45'00"N - 127o21'03"E to 00o45'28.924"N - 127o22'08.893"E, coastal Keluarah Fitu at the location 00o44'39.490"N -127o19'51.083"E to 00o45'09.150"N - 127o20'52.263"E, and on the coast of Kelurahan Rua on location 00o45'51.169"N - 127o17'25.857"E to 00o46'42.457"N - 127o17'45.633"E.
Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan Teri Terhadap Mutu Hedonik Kamplang
Siti Anisa Wael;
Umar Tangke;
Ruslan A. Daeng
JURNAL SAINS, SOSIAL DAN HUMANIORA (JSSH) Vol 3 No 1 (2023): JSSH : Jurnal Sains, Sosial dan Humaniora
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52046/jssh.v3i1.1536
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi tepung ikan teri terhadap mutu hedonik serta penentuan produk terbaik setelah perlakuan subtitusi tepung ikan teri pada produk kamplang. untuk mengetahui pengaruh subtitusi tepung ikan teri terhadap mutu hedonik serta produk terbaik setelah perlakuan subtitusi tepung ikan teri pada produk kamplang. Penggunaan Rancangan Acak Lengkap dan metode MPE diharapkan dapat memberikan hasil yang terbaik dalam penentuan mutu hedonic produk kamplang serta penentuan produk terbaik. Hasil penelitian di dapat bahwa subtitusi tepung ikan teri berpengaruh nyata terhadap mutu hedonik kamplang pada parameter rasa, tekstur dan warna, dengan nilai F hitung dan nilai signifikasi ketiga parameter tersebut adalah Fhit 97.371; sig. 0.000, Fhit 54.328; sig. 0.000, dan Fhit 9.595; sig. 0.05. Sedangkan untuk parameter kenampakan didapat bahwa subtitusi tepung ikan teri tidak berpengaruh nyata dengan nilai F Hitung dan nilai signifikansi masing-masing adalah Fhit 0.801 dan sig. 0.527. Selanjutnya perlakuan A0 berdasarkan hasil uji dengan metode MPE (Metode Perbandingan Exponensial) ditentukan sebagai produk terbaik dengan total nilai (TN) 300,609.7. Hasil penelitian di dapat bahwa produk kontrol merupakan produk terbaik sehingga perlu ada perbaikan pada penentuan nilai konsentrasi tepung ikan teri yang perlu di turunkan sehingga dapat menjadi pilihan panelis saat uji mutu hedonik.
Strategi Sistem Penanganan Ikan Layang Segar Yang Baik di Kapal Nelayan Purse Seine KM. Woka Ruju 01
Fajri Hi Masud;
Umar Tangke;
Ruslan A. Daeng;
Muzakir Hi. Sultan
JURNAL SAINS, SOSIAL DAN HUMANIORA (JSSH) Vol 3 No 1 (2023): JSSH : Jurnal Sains, Sosial dan Humaniora
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52046/jssh.v3i1.1537
Penelitian ini dilaksanakan Kelurahan Sasa, Kec. Ternate Selatan, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara pada bulan Febuari 2023, dengan tujuan untuk menjelaskan, mengevaluasi dan merumuskan model strategi dan sistem penanganan ikan layang pada kapal purse seine KM. Woka Ruju 01. Penggunaan metode observasi, wawancara dan deskriptif kualitatif, dengan data penelitian yang diambil berupa data primer dan data sekunder secara purposive sampling yang kemudian diolah dengan pendekatan SWOT untuk merumuskan strategi penanganan ikan layang yang baik agar terjada kualitas mutunya sampai pada proses pemasaran. Hasil pra-analisis nilai skor IFSF adalah 2.68 yang menunjukan kondisi internal memiliki kekuatan untuk mengatasi situasi atau masalah yang dihadapi oleh nelaya, sedangkan nilai skor EFSF adalah 2.82 yang artinya ancaman dari system penanganan hasil tangkapan maih mampu diatasi dengan memanfaatkan peluang. Kondisi hasil sistem penanganan hasil tangkapan ikan pada kapal KM. Woka Ruju 01 berada pada sel IV yang menunjukan bahwa system SWOT berada pada posisi growth dan stability dimana kondisi ini mngindikasikan mutu hasil tangkapan masih cukup baik tetapi harus ada upaya perbaikan oleh nelayan dengan meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.