cover
Contact Name
I KETUT MUDITE ADNYANE
Contact Email
adnyane@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
acta.vet.indones@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ACTA VETERINARIA INDONESIANA
ISSN : 23373207     EISSN : 23374373     DOI : -
Core Subject : Health,
Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Acta Veterinaria Indonesiana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Januari dan Juli. [ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373]
Arjuna Subject : -
Articles 248 Documents
Histopatologi Insang Ikan Lele (Clarias bathracus) yang Terinfestasi Dactylogyrus sp. Putu Eka Sudaryatma; Ni Nyoman Eriawati; Ide Fammy Panjaitan; Ni Luh Sunarsih
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 1 No. 2 (2013): Juli 2013
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7299.065 KB) | DOI: 10.29244/avi.1.2.75-80

Abstract

Insang ikan lele (Clarias bathracus) yang terinfestasi cacing Dactylogyrus sp. sulit untuk dapat dilihat gejala klinisnya, tetapi parasit ini sangat merugikan pada budidaya ikan lele. Perubahan histopatologi sangat konsisten terjadi pada infestasi cacing pada insang. Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan natif insang ikan lele (Clarias bathracus) dan ikan yang terinfestasi parasit Dactylogyrus sp. dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi. Pengumpulan sampel ikan lele (Clarias bathracus) dilakukan dari bulan Februari-September 2012 di Laboratorium Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan kelas I Denpasar dengan jumlah sampel sebanyak 32 kasus. Dari hasil pemeriksaan gejala klinis insang yang terinfestasi Dactylogyrus sp. didapat bahwa insang mengalami pembengkakan pada lamela insang dan berwarna merah pucat. Ukuran Dactylogyrus sp. yang ditemukan pada pengamatan preparat natif berkisar antara 200 - 500 μm. Pada pemeriksaan insang yang terinfestasi Dactylogyrus sp. terjadi perubahan histopatologi yang konsisten, yaitu hiperplasia tulang rawan hyalin, proliferasi sel mukus, hipertrofi sel klorid, hiperplasia lamela sekunder, dan fusi lamela sekunder. Perubahan ini dapat mengakibatkan kematian pada ikan akibat kekurangan oksigen dan perubahan osmoregulasi ion dalam tubuh ikan.
Morfologi Kelenjar Aksesori Kelamin Muncak (Muntiacus muntjak muntjak) Jantan Sri Wahyuni; Lidya Elizabeth M. Manik; Srihadi Agungpriyono; Muhammad Agil; Tuty Laswardi Yusuf; . Hamny; I Ketut Mudite Adnyane
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 1 No. 2 (2013): Juli 2013
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10818.482 KB) | DOI: 10.29244/avi.1.2.80-90

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari morfologi kelenjar aksesori muncak jantan secara makroanatomi dan mikroanatomi. Seekor muncak jantan dewasa berumur 4-5 tahun dengan bobot badan 19 kg digunakan pada penelitian ini. Muncak terlebih dahulu di-exanguinasi untuk dikoleksi kelenjar aksesori kelaminnya. Untuk memperoleh gambaran mikroanatomi, sampel kelenjar aksesori diproses dengan teknik histologi dan diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE). Hasil pengamatan makroskopis menunjukkan bahwa kelenjar aksesori muncak jantan terdiri atas ampula, duktus deferens, kelenjar prostat, kelenjar vesikularis, dan kelenjar bulbouretralis. Karakteristik histologi kelenjar aksesori muncak adalah ditemukannya kelenjar prostat yang berbentuk pars diseminata dengan kelenjar-kelenjar sekretori tersebar di sekeliling lumen uretra pars pelvina dimana secara makroskopis kelenjar tersebut tidak dapat diamati. Tipe kelenjar sekresi pada ampula, kelenjar vesikularis, dan pars diseminata prostat adalah tubuloalveolar, sedangkan pada kelenjar bulbouretralis tipe tubular. Dapat disimpulkan bahwa morfologi kelenjar aksesori muncak jantan memperlihatkan kemiripan dengan kelenjar aksesori pada ruminansia kecil lainnya seperti kambing, domba, reeves muntjak, dan pampas deer.
Amputasi prolapsus kantung pipi pada hamster mini Campbell (Phodopus campbelli) Mokhamad Fakhrul Ulum
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.39 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.49-53

Abstract

Pada studi kasus ini kami mendokumentasikan sebuah kasus prolapsus kantung pipi pada seekor hamster mini Campbell (Phodopus campbelli). Hamster mini Campbell datang dengan anamneses adanya sebuah massa di kiri mulut bagian dalam yang tampak menyembul keluar. Berdasarkan pemeriksaan klinis, hamster mengalami prolapsus kantung pipi dengan prognosa yang buruk. Terapi awal yang dilakukan berupa reposisi, akan tetapi terjadi prolaps kembali sehingga dilakukan amputasi pada kantung pipi yang mengalami prolap.
Profil Tekanan Darah Sistolik dan Saturasi Oksigen Domba Garut Betina pada Suhu Lingkungan Tropis Dian Vidiastuti; Harry Soehartono; Mokhamad Fakhrul Ulum; Deni Noviana
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.032 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.70-73

Abstract

Pengukuran tekanan darah sistolik (TDS) dan saturasi oksigen (SpO2) merupakan salah satu cara pemantauan fungsi kardiovaskular untuk mengetahui resiko gangguan jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati dinamika TDS dan SpO2 domba garut pada pagi dan siang hari dengan variasi suhu kandang. Penelitian ini menggunakan 4 ekor domba garut betina sehat, umur produktif dan tidak bunting. Suhu kandang dicatat sebelum memulai pengukuran TDS dan SpO2. Pengukuran TDS dan SpO2 menggunakan metode non-invasif ultrasonic Doppler flow detector dengan meletakkan flat probe pada medial distal carpus dan pediatric fingertip pulse oximetry yang dijepitkan ke telinga domba. Pengambilan data dilakukan pagi dan siang hari dengan 5 kali ulangan selama 20 menit pada menit ke 0, 5, 10, 15 dan 20. Hasil penelitian ini menunjukkan pengamatan suhu kandang pagi berkisar 28-29 oC dengan rataan nilai TDS 111,20 ± 3,95 mmHg dan SpO2 sebesar 96,5 ± 0,18%. Pada siang hari suhu kandang berkisar 32-35 oC dengan rataan nilai TDS 105,25 ± 2,24 mmHg dan SpO2 96,9 ± 0,22%. Rataan nilai TDS dan SpO2 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antar waktu pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, variasi suhu kandang tidak mempengaruhi TDS dan SpO2 domba garut tetapi secara umum domba ini memiliki tingkat adaptasi kardiovaskular yang baik terhadap kondisi suhu lingkungan tropis.Kata kunci: tekanan darah sistolik, saturasi oksigen, domba garut, suhu kandang
Morfometrik Pertumbuhan Rahang Bawah terkait Aktivitas Mandibula dan Umur pada Anakan Domba Merino Jantan Pascalahir Benjamin C Tehupuring; Hana Eliyani; . Soeharsono
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.03 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.1.1-6

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pola pertumbuhan rahang bawah (mandibula) dombamerino jantan pada enam bulan pertama pascalahir tidak linier mengikuti pertambahan umur karenaaktivitas feeding dipengaruhi olehnya. Model pendugaan MARS (Multivariate Adaptive RegressionSplines) digunakan untuk pembuktian pola tersebut. Lima belas ekor anakan domba merino pascalahirdiukur panjang dan lebar rahang bawah setiap selang satu bulan selama enam bulan. Data totalpanjang dan lebar mandibula (cm) ditabulasi dan diolah dengan piranti MARS for Windows versi 2.0.Hasil analisis model MARS untuk hubungan umur terhadap panjang mandibula adalah Y = 13,022 +0,933 * BF2 {BF2 = max (0, umur – 4,000)}; {(BF =3, MI =1, M0 = 0, GCV = 3,148, R2 = 0,984)}, sedangkanuntuk lebarnya adalah Y = 4,940 + 0,382 * BF1 + 0,368 * BF2 {BF1= max (0, umur - 4,000) dan BF2 = max(0, 4,00 - umur)} ; {MI = 1, M0 = 0, GCV = 0,532 dan R2 = 0,984)}. Hasil ini menunjukkan pertambahanukuran panjang ataupun lebar rahang bawah berjalan linier dengan umur setelah anak domba merinomencapai umur empat bulan, sedangkan ini masih di bawah umur empat bulan, hubungan tersebuttidak linier, bahkan pada rentang umur satu menuju empat bulan lebar mandibula justru menampakkanpenyusutan. Pengamatan ini menyimpulkan bahwa, pola pertumbuhan bagian rahang bawah tidakberjalan linier dengan umur sebagai implikasi dari fungsi mandibula saat menyusu dan memamah-biakdi awal pertumbuhan anakan domba merino.
Studi Sistem Respirasi dan Kajian Mikrobiologis Lumba-lumba Hidung Botol Indo Pasifik (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa Guntari Titik Mulyani; Yuda Heru Fibrianto; Teguh Budipitojo; Agustin Indrawati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.858 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.1.7-11

Abstract

Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah spesies lumba-lumba yang paling umum danpaling dikenal orang. Gangguan sistem respirasi pada lumba-lumba sering dijumpai, sementara jenisbakteri yang sering menyerang lumba-lumba dari perairan Laut Jawa belum pernah diteliti. Penelitianini bertujuan untuk mempelajari pemeriksaan klinis sistem respirasi lumba-lumba dan melakukan isolasibakteri serta jamur pada sistem respirasi bottlenose dolphin (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa.Penelitian dilakukan dengan studi pustaka, pemeriksaan klinis serta isolasi sampel sistem respirasi. Swabdeep blowhole dilakukan terhadap sepuluh ekor bottlenose dolphin di PT. Wersut Seguni Indonesia.Sampel dikirim ke laboratorium Mikrobiologi FKH UGM untuk isolasi dan identifikasi terhadap bakteridan jamur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeriksaan klinis lumba-lumba hanya dapat dilakukansecara inspeksi. Hasil isolasi ditemukan bahwa 5 dari 10 lumba-lumba (50%) positif Staphylococcus aureus,sedangkan jamur tidak ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pemeriksaan klinislumba-lumba dapat dilakukan dengan cara inspeksi terhadap blowhole, tingkah laku hewan, adanya“chuff” atau “honk”, frekuensi respirasi, sosialisasi hewan dan posisi hewan saat berenang. BakteriStaphylococcus aureus dijumpai pada sistem pernafasan lumba-lumba hidung botol dari perairan LautJawa di PT. Wersut Seguni Indonesia.
Kualitas Pakan Ruminansia yang Difermentasi Bakteri Selulolitik Actinobacillus sp. Mohammad Anam Al-Arif; Mirni Lamid
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.879 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.1.12-16

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas selulolitik bakteri Actinobacillus sp. yangdikembangbiakkan menggunakan media alternatif yang murah. Ransum lengkap disusun kemudiandifermentasi menggunakan dua faktor perlakuan meliputi empat dosis fermentasi dan dua masainkubasi. Dosis fermentasi terdiri dari 0% (K), 2% (A), 3,5% (B) and 5% (C), sedangkan faktor inkubasiterdiri dari 3 hari dan 7 hari. Media alternatif menggunakan bahan-bahan kimia teknis yang ditambahdengan susu bubuk dan jerami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis A, B dan C yang diinkubasi7 hari secara signifikan meningkatkan kandungan bahan organik dan protein kasar, serta menurunkanserat kasar. Dosis B dan C dengan waktu inkubasi 7 hari secara signifikan meningkatkan kandunganbahan kering.
Determinan Antigen Gen omp2a Brucella abortus Isolat Lokal Ratih Ratnasari; Didik Handijatno; . Suwarno; Fedik Abdul Rantam
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.347 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.1.17-25

Abstract

Penyakit Brucellosis pada sapi disebabkan oleh Brucella abortus dan dikenal sebagai penyakitreproduksi menular pada ternak. Brucellosis merupakan penyakit zoonosis karena dapat menularpada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan antigen yang terdapat pada genomp2a B. abortus isolat lokal yang telah diblasting ke asam amino (protein). Sampel bakteri berasaldari sapi penderita Brucellosis asal Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Gen omp2a diamplifikasimelalui tehnik Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan menggunakan primer 2ab5F dan 2a900R.Produk PCR disekuensing untuk mendapatkan sekuen nukleotida gen omp2a B. abortus isolat lokal.Sekuen nukleotida ini dianalisis tingkat homologinya terhadap isolat asal mancanegara yang diaksesdari GenBank dengan menggunakan BLAST. Sekuen nukleotida gen omp2a diblasting ke asam aminokemudian dengan metode Kolaskar dan Tongaonkar antigenicity dapat diperoleh determinan antigenpada antigen protein membran luar (OMP) B. abortus isolat lokal. Hasil menunjukkan bahwa tingkathomologi antara sekuen gen omp2a B. abortus isolat lokal dengan isolat asal mancanegara mempunyaitingkat homologi yang tinggi (99% - 100%). Hasil prediksi determinan antigen didapatkan enamdeterminan antigen pada antigen OMP B. abortus isolat lokal.
Tinjauan Makroskopik Organ Reproduksi Jantan Musang Luak (Paradoxurus hermaphroditus) Savitri Novelina; Shandy Maha Putra; Chairun Nisa’; Heru Setijanto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.256 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.1.26-30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari makroanatomi organ reproduksi jantan musang luak(Paradoxurus hermaphroditus). Pengamatan morfometri meliputi pengukuran panjang, diameter,dan bobot dari organ reproduksi. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil pengamatan menunjukkanpanjang, diameter, dan bobot testis tanpa scrotum berturut-turut adalah 2,14 cm, 1,55 cm, dan 2,85 cm.Epididimis terdiri atas kaput, korpus, dan kauda epididimis. Kelenjar prostat mempunyai panjang 3,14cm, lebar 1,82 cm dan berat 4,21 g. Penis musang luak bertipe muskulo-kavernosus dengan panjang 7,77cm dan mempunyai penis spine. Secara umum, gambaran makroanatomi organ reproduksi musang luakjantan mirip dengan hewan karnivora lain seperti anjing dan kucing.
Kualitas Spermatozoa Domba yang Disentrifugasi sebelum Dibekukan dengan Pengencer Laktosa Pasca-Thawing Latifah Humairoh; Ni Wayan Kurniani Karja
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.994 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.1.31-35

Abstract

Telah diketahui bahwa plasma semen dapat menurunkan motilitas spermatozoa selama prosespembekuan. Sentrifugasi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan plasma semen padaspermatozoa. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pada spermatozoa domba yang dibekukan dandiberi perlakuan sentrifugasi untuk memisahkan plasma semen dan spermatozoa domba. Terdapattiga perlakuan pada sampel spermatozoa domba yaitu kontrol (tanpa sentrifugas) dan sentrifugasidilakukan selama 5 menit dan 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Ketiga sampel diekuilibrasi selama2 jam pada suhu 4 ºC, kemudian dibekukan dengan nitrogen cair dan di thawing pada suhu 37 ºC selama30 detik. Hasil yang didapat dengan menggunakan program analisis data SPSS dengan Anova dan ujilanjut Duncan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada motilitas, viabilitas, dan integritasmembran plasma utuh (MPU) antara spermatozoa dari kelompok kontrol dan perlakuan setelahthawing (P>0,05). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan plasma semen selamaproses pembekuan tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas spermatozoa domba pascapembekuan.

Page 2 of 25 | Total Record : 248