cover
Contact Name
Ahmad Kholiqul Amin
Contact Email
choliqamin@gmail.com
Phone
+6285648732677
Journal Mail Official
lppm@ikippgribojonegoro.ac.id
Editorial Address
Jalan Panglima Polim No.46 Bojonegoro
Location
Kab. bojonegoro,
Jawa timur
INDONESIA
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat)
Published by IKIP PGRI BOJONEGORO
ISSN : 25811320     EISSN : 25812572     DOI : http://dx.doi.org/10.30734
The aim of this journal publication is to disseminate the conceptual thoughts or ideas that have been achieved in the area of community services. J-ABDIPAMAS, particularly focuses on the main problems in the development of the sciences of community services areas as follows: Community Services Training, Marketing, Appropriate Technology, Design; Community Empowerment, Social Access; Student Community Services; Education for Sustainable Development.
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2017): Oktober" : 16 Documents clear
PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS DENGAN MEDIA KERANJANG TAKAKURA M. Ali Ghufron; Refi Ranto Rozak; Ayu Fitrianingsih; Moh. Fuadul Matin; Ahmad Kholiqul Amin
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.715 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.112

Abstract

The Partner of this activity was SDN Pilang Kanor District Bojonegoro District. The majority of Pilang villagers work as farmers. From the agricultural production, they produce abundant organic waste. In addition, the organic waste is also produced from household kitchens and schools. Remnants of the processed food from the kitchen and food scraps from schools also contribute to the increasing amount of organic waste. Organic waste that accumulates will certainly have a negative impact on public health. Stacking of the organic waste can be avoided by reprocessing it; for example, organic waste can be reused into compost. The purpose of this activity was to provide training to the partners (SDN Pilang students) to make takakura basket (Takakura Home Method) as a medium to process organic waste into compost. This training was conducted for 1 (one) day with three main steps, i.e. preparation, implementation, and evaluation. However, the results and sustainability of the activities were monitored for approximately 2 (two) weeks. The group of students was given guidance by the university students related to the sustainability of composting through the takakura basket. The result of the activity shows that the partners of this activity are able to make takakura baskets and apply them to process of organic waste around the school environment. In addition, students' awareness of the utilization of organic waste in the surrounding environment is increasing.Keywords: compost, organic waste, Takakura baskets ABSTRAK Mitra dari kegiatan ini adalah SDN Pilang Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Mayoritas masyarakat desa Pilang bekerja sebagai petani. Dari hasil pertanian, mereka menghasilkan sampah organik yang melimpah. Selain itu, sampah organik juga dihasilkan dari dapur rumah tangga dan sekolah. Sisa-sisa olahan makanan dari dapur dan makanan dari sekolah juga turut menyumbang meningkatnya jumlah sampah organik. Sampah organik yang menumpuk tentunya akan berdampak yang kurang baik bagi kesehatan masyarakat. Penumpukan dapat dihindari dengan mengolah kembali sampah yang dihasilkan. Misalnya, sampah organik dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan kepada mitra (siswa SDN Pilang) untuk membuat keranjang takakura (Takakura Home Method) sebagai media untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari dengan tiga tahapan utama, yaitu: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Akan tetapi hasil dan keberlanjutan kegiatan tersebut dipantau selama kurang lebih 2 (dua) minggu. Kelompok siswa diberikan pembimbingan oleh para mahasiswa berkaitan dengan keberlanjutan pembuatan kompos melalui media keranjang takakura tersebut. Hasil dari kegiatan menunjukkan bahwa mitra kegiatan ini mampu membuat keranjang takakura dan mengaplikasikannya untuk pengolahan sampah organik yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Selain itu, kesadaran para siswa akan pemanfaatan sampah organik yang ada di lingkungan sekitar semakin meningkat.Kata Kunci: kompos, keranjang Takakura, sampah organik
PENDIDIKAN NONFORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KEMANDIRIAN SISWA DI DESA KUNCI Dian Nurul Safitri
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.833 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.59

Abstract

Formal education that conducted in schools has taught many things to students. For lucky children that born in educational families, with highly-educated parents, there may be no difficulty in asking their parents if they are having learning difficulties at school. In the city there may be many courses that provide additional education for children and ask about their learning difficulties at school, but in the village there are not many courses that are affordable for the society. Lower middle-class society will feel its impact. So what will happen is the children from the countryside will be unable to compete with children who come from the city. Non-formal education that is expected to be built in the village is non-formal education with a low cost or perhaps without a penny. From this condition it is necessary to establish a non-formal education to help provide additional education for students at low cost or even free of charge so that it can be enjoyed by all society. The results of this community service program are (1) providing additional educational containers for villagers. (2) giving motivation to students to always try to achieve goals and not easily give up. (3) Teaching self-independent and creativity for elementary and middle school children.Keyword: Nonformal education, group learning, independenceABSTRAKPendidikan formal yang dilakukan di sekolah telah mengajarkan banyak hal bagi para siswa. Bagi anak-anak yang beruntung lahir di keluarga yang mementingkan pendidikan, dengan orang tua berpendidikan tinggi, mungkin tidak ada kesulitan bagi mereka untuk bertanya apabila di sekolah mereka mendapat kesulitan belajar. Di kota terdapat banyak tempat kursus yang menyediakan pendidikan tambahan bagi anak-anak dan menanyakan kesulitan belajar mereka di sekolah, tetapi di desa tidak terdapat banyak tempat kursus yang murah yang bisa dijangkau oleh masyarakat. Masyarakat ekonomi menengah kebawahlah yang akan merasakan dampaknya. Maka yang akan terjadi adalah anak-anak dari pedesaan akan kalah bersaing dengan anak-anak yang berasal dari kota. Pendidikan nonformal yang diharapkan dapat dibangun di desa adalah pendidikan nonformal dengan biaya yang murah atau bahkan mungkin tanpa biaya sepeserpun. Dari kondisi inilah perlu diadakan suatu wadah pedidikan nonformal yang membantu menyediakan pendidikan tambahan untuk para siswa dengan dengan biaya rendah atau bahkan bebas biaya sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Hasil program pengabdian kepada masyarakat ini adalah (1) memberikan wadah pendidikan tambahan untuk masyarakat di desa. (2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu berusaha meraih cita-cita dan tidak mudah menyerah. (3) Mengajarkan kemandiran dan kreatifitas untuk anak-anak sekolah dasar dan menengah.Keyword: Pendidikan nonformal, kelompok belajar, kemandirian
PEMBERDAYAAN REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PEMBUATAN NUGGET GUNA MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA Monika Tiarawati; Widyastuti Widyastuti
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.187 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.89

Abstract

Interest in entrepreneurship becomes very important for the current economic condition, because it has a positive impact for the long term is to make someone more financially independent through the development of creative ideas that can have selling points. Interest in entrepreneurship to be very need to be developed so it is necessary for teenagers orphanage have certain skills. One of the programs and activities that can be done is to equip the teenagers with skills and entrepreneurship skills through making nugget tahu and tempe. The results of these products can be sold to become a source of income. The implementation of training activities for the manufacture of nuget tahu and tempe was conducted at Mahbubiyah Orphanage, Surabaya, which was attended by 18 participants consisting of girls and orphanages. The training is held from 08.00 - 12.00 WIB. The atmosphere during the training was quite conducive and interesting. Phase by stage the training was followed by the residents of the orphanage well and they were very enthusiastic about the training. The result of the questionnaire that has been filled by the participants shows that most of them feel happy and enjoy the atmosphere during the training of making nugget tahu and tempe. According to them the implementation of training activities making nugget tahu and tempe easy to follow, done and practiced on their own. In addition, the raw materials needed are also easy to obtain and the price is relatively affordable.Keywords: orphanage, young women, nuggets, training, entrepreneurial interestsABSTRAKMinat berwirausaha menjadi hal yang sangat penting untuk kondisi perekonomian sekarang ini, karena memiliki dampak positif untuk jangka panjang yaitu menjadikan seseorang lebih mandiri secara finansial melalui pengembangan ide-ide kreatif yang dapat memiliki nilai jual. Minat berwirausaha menjadi sangat perlu dikembangkan sehingga perlu kiranya bagi remaja panti asuhan memiliki keterampilan tertentu.  Salah satu program dan kegiatan yang dapat dilakukan adalah membekali para remaja tersebut dengan ketrampilan dan keahlian berwirausaha melalui pembuatan nugget tahu dan tempe. Hasil produk ini bisa dijual untuk menjadi sumber penghasilan. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan nuget tahu dan tempe ini dilaksanakan di Panti Asuhan Mahbubiyah, Surabaya, yang diikuti oleh 18 peserta yang terdiri atas remaja putri dan pengurus panti asuhan. Pelatihan dilaksanakan mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB. Suasana selama pelatihan cukup kondusif dan menarik. Tahap demi tahap pelatihan diikuti oleh para penghuni panti asuhan dengan baik dan mereka sangat antusias mengikuti pelatihan yang diberikan. Hasil angket yang telah diisi oleh peserta menunjukkan bahwa sebagian besar merasa senang dan sangat menikmati suasana selama pelatihan pembuatan nugget tahu dan tempe. Menurut mereka pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan nugget tahu dan tempe mudah diikuti, dilakukan dan dipraktekkan sendiri. Selain itu bahan baku yang dibutuhkan juga mudah didapatkan dan harganya relatif terjangkau.Kata Kunci: Panti asuhan, remaja putri, nugget, pelatihan,  minat wirausaha
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOBOARD DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELILING DAN LUAS BANGUN SEGI EMPAT DAN SEGITIGA DI SD NEGERI 1 DESA TEMU KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2017 Novi Mayasari; Nelly Indriastuti P; Dwi Erna Novianti; Ari indriani; Ali Noeruddin
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.428 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.82

Abstract

Mathematics Learning in elementary Schools tends to be difficult to understand about getting up flat. Based on the result of interviews with teachers at SD Negeri 1 Temu Kanor Bojonegoro obtained. The results of student achievement is still below the average value of KKM is ≤70. Therefore more innovative learning media. One of the innovative learning media is Geoboard.Media learning Geoboard is a rigid board that can be used in the learning of class. IV Geometry. This pocked board is simply made of thin wood and then dipak (dipines) in the field.These spikes are arranged so that they are neatly arraged and shaped like square units. The goal of this training is to help students learn mathematics in a fun way so as to create high interest to learn math from an early age. The method of implementation in this community service program is by training method directly to fourth-grade students of elementary school. The result of this training is improvement of student achievement result which can be seen from the average value obtained is ≥70 and the increase of student interest so that more enthusiastic in studying the material of geometry in flat field especially on the subject of searching the circumference and the area of building rectangle and triangle in SD Negeri 1 Temu kanor bojonegoro.Keywords : Media learning geoboard, Learning math.ABSTRAKPembelajaran matematika di sekolah dasar cenderung sulit untuk memahami tentang bangun datar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SD Negeri 1 Temu kec Kanor Bojonegoro diperoleh hasil prestasi belajar siswa masih dibawah rata-rata nilai kkm yaitu ≤70.Oleh karena itu diperlukan media pembelajaran yang lebih inovatif. Salah satu media pembelajaran yang inovatif adalah GeoBoard. Media Pembelaaran Geoboard adalah suatu papan berpaku yang dapat digunakan dalam pembelajaran geometri kelas IV. Papan berpaku ini secara sederhana terbuat dari kayu tipis kemudian dipak (dipines) pada bidangnya. Paku-paku (pines) ini disusun sedemikian sehingga tersusun secara rapi dan berbentuk seperti persegi satuan. Tujuan yang ingin dicapai dari pelatihan ini adalah membantu siswa belajar matematika dengan cara yang menyenangkan sehingga tercipta minat-minat yang tinggi untuk belajar matematika sejak usia dini. Metode pelaksanaan pada program pengabdian masyarakat ini yaitu dengan metode pelatihan secara langsung kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hasil dari pelatihan ini adalah adanya peningkatan hasil prestasi belajar siswa yang bisa dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh adalah ≥70 dan adanya peningkatan minat siswa sehingga lebih antusias dalam memepelajari materi geometri pada bidang datar khusunya pada pokok bahasan mencari keliling dan luas bangun segi empat dan segitiga di SD Negeri 1 temu kanor Bojonegoro.Kata Kunci: Media Pembelajaran Geoboard, Pembelajaran matematika.
GEOMETRY TOWER ADVENTURE PADA ANAK USIA DINI DI DESA SUKOREJO KECAMATAN BOJONEGORO Dian Ratna Puspananda; Anis Umi Khoirutunnisa’; M. Zainudin; Anita Dewi Utami; Nur Rohman
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.629 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.81

Abstract

ABSTRACTThe introduction of geometry is considered important since early age because part of form recognition learning. This is one of the earliest concepts that children must master in cognitive development. Children can distinguish objects by shape first before based on other features. By giving the introduction of geometric shapes from an early age means that the child will have a learning experience that will support the learning of mathematics in the next level of education. Community Service Activities under the title Geometry Tower Adventure at Early Childhood in Sukorejo Village Bojonegoro District Bojonegoro District aims to train children to know the type of shapes, colors, and soft and coarse motor skills by using their preferred game. This PKM activity started on September 11, 2017 until September 16, 2017, followed by all Singajaya Islam Kindergarten students, amounting to 100 students. As the activity progresses the students follow the game path with enthusiasm and joy. In addition we also provide five sets of props in the form of geometry towers and the steps of its use in learning to the school to be utilized in the future.Keywords: Geomerty tower adventure, Early childhoodABSTRAKPengenalan geometri dianggap penting dikenalkan sejak usia dini karena bagian dari pembelajaran pengenalan bentuk. Hal ini  merupakan salah satu dari konsep paling awal yang harus dikuasai oleh anak dalam pengembangan kognitif. Anak dapat membedakan benda berdasarkan bentuk terlebih dahulu sebelum berdasarkan ciri-ciri lainnya. Dengan memberikan pengenalan bentuk geometri sejak usia dini berarti anak mendapatkan pengalaman belajar yang akan menunjang untuk pembelajaran matematika di tingkat pendidikan selanjutnya. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul Geometry Tower Adventure pada Anak Usia Dini di Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro bertujuan melatih anak untuk mengetahui jenis bentuk, warna, serta melatih motorik halus dan kasar dengan menggunakan permainan yang disukai mereka. Kegiatan PKM ini dimulai pada tanggal 11 September 2017 sampai dengan 16 September 2017, diikuti oleh seluruh siswa TK Islam Singajaya yang berjumlah 100 siswa. Saat kegiatan berlangsung siswa mengikuti alur permainan dengan antusias dan gembira. Selain itu kami juga memberikan lima set alat peraga berupa menara geometri serta langkah-langkah penggunaanya dalam pembelajaran kepada pihak sekolah agar bisa dimanfaatkan dikemudian hari.Kata Kunci: Geomerty tower adventure, Usia dini
PEMBERDAYAAN SISWA KELAS VI DALAM MERAJUT KEBINEKAAN BAHASA TULIS SESUAI AMANAT PERMENDIKBUD NOMOR 50 TAHUN 2015 Cahyo Hasanudin; Fathia Rosyida; Masnuatul Hawa; Sutrimah Sutrimah
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.614 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.79

Abstract

The target of devotion at SDN Sumberwangi 2 Kanor District, Bojonegoro Regency is to increase the understanding of the sixth-grade students in writing capital letters, writing di- and ke- as prefixes and forecasts, commas (,), and periods (.) according to Permendikbud mandate number 50 years 2015. Working procedures on this service begins with making a matter for pretest and posttest as much as 20 questions, then compile the teaching materials and then carry out counseling. To measure the level of truth and proficiency of students in writing according to the contents of Permendikbud number 50 year 2015 then the devotion team makes a devotional scheme into three steps starting from before devotion, devotion, and after devotion. At the end of devotion, the PKM team rewards students. The result of devotion shows an increase in understanding in writing capital letters of 42.36%, writing di- and ke- as prefixes and forecasts of 46.73%, comma-writing (,) of 29.1%, and writing the dot ( .) of 44.9%. Keywords: Community Service, Permendikbud number 50 year 2015ABSTRAKTarget pengabdian di SDN Sumberwangi 2 Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI dalam menulis huruf kapital, menulis di- dan ke- sebagai awalan dan kata depan, tanda koma (,), dan tanda titik (.) sesuai amanat Permendikbud nomor 50 tahun 2015. Prosedur kerja pada pengabdian ini diawali dengan membuat soal untuk pretes dan postes sebanyak 20 soal, kemudian menyusun bahan ajar dan selanjutnya melaksanakan penyuluhan. Untuk mengukur tingkat kebenaran dan kemahiran siswa dalam menulis sesuai isi Permendikbud nomor 50 tahun 2015 maka tim pengabdian membuat skema pengabdian menjadi tiga langkah yang dimulai dari prapengabdian, pengabdian, dan pascapengabdian. Di akhir pengabdian, tim PKM memberikan reward kepada siswa. Hasil pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dalam menulis huruf kapital sebesar 42,36%, menulis di- dan ke- sebagai awalan dan kata depan sebesar 46,73%, menulis tanda koma (,) sebesar 29,1%, dan menulis tanda titik (.) sebesar 44,9%.Kata Kunci: Pengabdian kepada Masyarakat, Permendikbud nomor 50 tahun 2015
WORKSHOP DESAIN BROSUR SEKOLAH SMK MAHARDIKA BERBASIS BITMAP Setyorini Setyorini; Jaenal Arifin; Nicholaus Wayong Kabelen
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.844 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.96

Abstract

Training is a process of helping students to get soft skills to prepare for the future world of work through the development of skills, thoughts, actions, knowledge and good attitude. SMK Mahardika is a vocational school that has the purpose to create students who are ready to work with a given skills that match the needs in their work place. Designing brochure is one of the additional skills students can have  to show their ability that can be utilized in the workplace. One of the skills designing that they can make  brochures, banners, posters and stickers by using object images formed based on point and color combination (Graphic Bitmap). Community Service Commitment is one part of Tri Darma Perguruan Tinggi which must be implemented by the academic community, especially the lecturers. In this period  the title of the workship is "Workshop Design of School Brochure of SMK Mahardika Based Bitmap". As the result, this workshop got positive response from school and beneficial for students of SMK Mahardika Malang. So it is expected that studens can practice science which he got directly to their work place.Keywords: Brochure, Based, Bitmap, Workshop, Design ABSTRAKKegiatan pelatihan merupakan proses membatu siswa untuk mendapatkan soft skill untuk mempersiapkan dunia kerjadimasa mendatang melalui pengembangan kebiasaan tentang keterampilan, pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang baik. SMK Mahardika adalah sekolah SMK yang memiliki tujuan mencetak peserta didik yang siap kerja dengan memiliki bekal ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja. Pembuatan desain brosur adalah salah satu ketrampilan tambahan yang dapat dimiliki oleh siswa sebagai bentuk kemampuan lebih  yang dapat dimanfaatkan di dalam dunia kerja.  Salah satunya adalah pembuatan desain brosur, banner, poster dan stiker dengan menggunakan objek gambar yang dibentuk berdasarkan titik dan kombinasi warna (Grafis Bitmap). Kegitan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah salah satu bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas akademik khususnya para pengajar. Pada periode ini kegiatan pengabdian masyarakat berjudul “Workshop Desain Brosur Sekolah SMK Mahardika Berbasis Bitmap mendapatkan respon positif dari sekolah dan bermanfaat bagi siswa SMK Mahardika malang, sehingga dapat mempraktekkan keilmuan yang didapatkannya secara langsung pada dunia kerja.Kata Kunci:, Brosur, Berbasis, Bitmap, Desain, Workshop
KEDISIPLINAN PENCATATAN AKUNTANSI MENUJU PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI AKUNTANSI UKM BATIK BAKARAN JUWANA Sri Mulyani; Mukhamad Nurkamid; Budi Gunawan
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.881 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.76

Abstract

Pati Regency has a unique creative industry product, namely batik tulis production from Bakaran village. Local people call this batik as Batik "Bakaran". This creative industry is one of the superior products of Pati Regency but there are still some problems faced, namely: (1) craftsmen have not been able to make good bookkeeping, (2) still mixing household finances with business, and (3) still low knowledge about accounting. The purpose of this dedication activity is to assist SMEs batik burning partners in Juwana in the management of business finances by starting on the discipline of accounting records. The method of implementation of activities is divided into four stages; (2) conducting interviews on needs considered priority for partners in relation to financial management by offering manual or computer-based logging, (3) providing accounting recording training, and (4) undertaking recording advisory finance for the discipline of accounting recording although with limited human resources. The accompaniment of financial management that has been built in the form of important counseling and the benefits of accounting records in business activities, helps to inventory the assets held in their business activities, accounting recording training to financial report, and accounting recording in the hope that trained partners to discipline make accounting records so ready to perform accounting based on accounting information technology.Keywords: Batik, Bakaran, Accounting, Dicipline, TechnologyABSTRAKKabupaten Pati memiliki produk industri kreatif yang khas, yaitu batik tulis produksi dari desa Bakaran. Masyarakat setempat menyebut batik ini dengan sebutan batik “Bakaran”. Industri kreatif ini menjadi salah satu produk unggulan kabupaten Pati namun masih ada beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu: (1) pengrajin belum bisa membuat pembukuan yang baik, (2) masih mencampuradukkan antara keuangan rumah tangga dengan usaha, dan (3) masih rendahnya pengetahuan tentang akuntansi. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah membantu UKM mitra batik bakaran di Juwana dalam pengelolaan keuangan usaha dengan memulai pada kedisiplinan pencatatan akuntansi. Metode pelaksanaan kegiatan dibagi dalam empat tahap; (1)  melakukan observasi  berkaitan dengan pengelolaan keuangan usaha, (2) melakukan wawancara atas kebutuhan yang dianggap prioritas bagi mitra berkaitan dengan pengelolaan keuangan dengan menawarkan pencatatan manual atau berbasis komputer, (3) memberikan pelatihan pencatatan akuntansi, dan (4) melakukan pendampingan pencatatan keuangan untuk disiplin melakukan pencatatan akuntansi walaupun dengan SDM yang terbatas. Pendampingan pengelolaan keuangan yang sudah dibangun berupa penyuluhan penting dan manfaatnya pencatatan akuntansi dalam kegiatan usaha, membantu melakukan inventarisasi atas aset yang dimiliki dalam kegiatan usahanya, pelatihan pencatatan akuntansi sampai laporan keuangan, dan pendampingan pencatatan akuntansi dengan harapan mitra terlatih untuk disiplin melakukan pencatatan akuntansi sehingga siap untuk melakukan pencatatan berbasis teknologi informasi akuntansi.Kata Kunci: Batik, Bakaran, Akuntansi, Disiplin, Teknologi
CAPASITY BUILDING GURU RA ASY-SYAFI’IYYAH PEKALONGAN JEPARA MELALUI EDUKASI APE SOFTBOOK (BUKU BANTAL) BERBAHASA INGGRIS DARI SPONS ATI Santi Andriyani; Aliva Rosdiana; Ariyanto Ariyanto
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.169 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.75

Abstract

Educational Gaming Device, or  Alat Peraga Edukatif (APE) is a media which should be mastered by teachers in teaching learning activities for young learners. By using APE, it gives advantages for children in developing their motoric abilities, concentrations, and also their ability in language and knowledge. Based on the result of observation and interview to one of teachers in RA Asy-Asfi’iyyah in Pekalongan Jepara, the priority of problems is the weakness of teachers in creating APE. The aim of this community service activity was to give training skills to teachers dealing with APE specifically in creating English soft-book from sponge sheet. The method used was  preparation, implementation, and evaluation. The results of this dedication are: (1) the teachers know  the strategy of how to teach joyful learning (2) the teachers were also able to make English soft-book well through four steps, i.e drawing, cutting, sticking, and compiling become a book ,(3) the teachers are able to apply the APE in teaching and learning processess.Keywords: Capacity Building, Teachers of Kindergarten, Young Learners, Educational Gaming Device, soft book. ABSTRAKAlat peraga edukatif (APE) merupakan media yang harus dikuasai oleh guru dalam proses belajar mengajar bagi anak usia dini. Dengan menggunakan APE, maka akan memberikan manfaat bagi anak yaitu melatih motorik, melatih konsentrasi, dan juga melatih bahasa dan wawasan anak. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru RA Asy- Asyfi’iyyah di desa Pekalongan, maka prioritas permasalahan adalah lemahnya guru dalam membuat APE. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan keterampilan kepada guru mengenai APE berupa buku bantal berbahasa Inggris dari spons ati. Adapun metode pelaksanaanya adalah mulai tahapan persiapan, pelaksanaanya sampai evaluasi. Hasil dari pengabdian ini adalah: (1) para guru mendapatkan pengetahuan mengenai strategi mengajar yang menyenangkan; (2) para guru juga dapat membuat buku bantal berbahasa Inggris dengan baik melalui tahap menggambar, menggunting, menempel, dan menyusun buku; dan (3) para guru dapat mengaplikasikan APE tersebut dalam pembelajaran di kelas.Kata Kunci: Capacity building, Guru RA, Anak usia dini, Alat peraga edukatif, Buku bantal.
SISTEM PENANGGULANGAN TINDAKAN KEKERASAN OLEH WALI SISWA TERHADAP PENDIDIK SMK NEGERI 2 MAKASSAR Aan Aswari; Salim Basamalah; Amar Bachti; Muhammad Rinaldy Bima
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.562 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.72

Abstract

The high school / vocational school situation is following the modern school model in order to adapt its existence to technology era. Synchronization can make more excellence, including in the form of cross-border regional relationships and forming a competitive atmosphere between schools, and build new subsystems to improving the quality of schools, but in fact also poses an additional challenge in running the subsystems within the school, thus requiring a legal approach as a solution to potential conflicts. The method of implementation in this devotion uses a lecture socialization technique in order to create a legal awareness for students, teachers and parents in order to prevent legal problems. Socialization and application of legal symbols for transfer of knowledge to school elements isn’t biased after the dedication to the students has been completed. This dedication emphasizes four important points, including: (1) Religious Approach, (2) Student Moral & Ethics Development, (3) The Importance of Discipline, and (4) Embedding Legal Awareness, which is believed to help keep the school process to its goals any time. Finally, all these important points become the reference for the implementation of concrete activities in the environment of SMK Negeri 2 Makassar.Keywords: violence, vocational students, student trusteeABSTRAKSituasi sekolah setingkat SMU/Kejuruan telah mengikuti perkembangan model sekolah moderen dalam rangka menyesuaikan eksistensinya diera teknologi. Sinkronisasi diyakini dapat meningkatkan keunggulan, diantaranya dalam bentuk pergaulan lintas batas kewilayahan dan membentuk suasana kompetitif antar sekolah. Hal itu menumbuhkan berbagai subsistem baru dalam peningkatan mutu sekolah, namun sesungguhnya menimbulkan sebuah tambahan tantangan dalam menjalankan subsistem dalam sekolah tersebut, sehingga perlu pendekatan hukum sebagai solusi terhadap potensi konflik. Metode pelaksanaan dalam pengabdian ini menggunakan tehnik ceramah/sosialisasi agar terciptanya sebuah kesadaran hukum bagi siswa, guru dan wali siswa demi mencegah permasalahan hukum. Sosialisasi dan penerapan simbol hukum agar transfer ilmu pengetahuan kepada unsur dalam sekolah tidak bias setelah pengabdian pada siswa telah selesai. Pengabdian ini menekankan pada 4 poin penting, diantaranya: (1) Pendekatan Keagamaan, (2) Pengembangan Moral & Etika siswa, (3) Pentingnya Kedisiplinan, dan (4) Menanamkan Kesadaran Hukum, yang diyakini mampu membantu menjaga proses sekolah meraih tujuan-tujuannya setiap saat. Akhirnya, keseluruh poin penting ini menjadi acuan untuk dilaksanakannya berbagai kegiatan kongkrit dalam lingkugan sekolah SMK Negeri 2 Makassar.Kata kunci: kekerasan, siswa SMK, wali siswa

Page 1 of 2 | Total Record : 16