cover
Contact Name
Ahmad Kholiqul Amin
Contact Email
choliqamin@gmail.com
Phone
+6285648732677
Journal Mail Official
lppm@ikippgribojonegoro.ac.id
Editorial Address
Jalan Panglima Polim No.46 Bojonegoro
Location
Kab. bojonegoro,
Jawa timur
INDONESIA
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat)
Published by IKIP PGRI BOJONEGORO
ISSN : 25811320     EISSN : 25812572     DOI : http://dx.doi.org/10.30734
The aim of this journal publication is to disseminate the conceptual thoughts or ideas that have been achieved in the area of community services. J-ABDIPAMAS, particularly focuses on the main problems in the development of the sciences of community services areas as follows: Community Services Training, Marketing, Appropriate Technology, Design; Community Empowerment, Social Access; Student Community Services; Education for Sustainable Development.
Articles 286 Documents
Meningkatkan Nilai Jual Kerupuk Bawang “Berkah” Melalui Perancangan Desain Dan Media Promosi Di Desa Penidon Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban Luluk Faridah; Dinita Rahmalia; Elin Rias Tuti; Siti Mutmainnah; Mohammad Naufal Abdi; M. Faris Naufal Hamdani; Fathul Fuad Attamini
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 6, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.451 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v6i2.2782

Abstract

ABSTRACTOnion Blessing Crackers are home products produced in Penidon Village, Plumpang District, Tuban Regency. This brand has been widely known by people, especially Tuban and its surroundings. But over time, buyers of this product have the same target age, there are no new buyers who know this brand. Then, how to make this Blessing Onion Cracker product known by the wider community so as to increase the sale and purchase of Blessing Onion crackers? Based on the problems faced, an approach method is needed, namely: Graphic Design Training, Digital Marketing Training, Website Development (World Wide Web), Social Media Development, Promotional Media Development. This services seeks to provide solutions to the above problems, through design design and promotional media with various considerations of design models so that they can become effective and attractive promotional media. Keywords: Onion Crackers, Design, Promotional Media ABSTRAKKerupuk Bawang Berkah adalah produk rumahan yang diproduksi di Desa Penidon Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban. Merk ini telah dikenal banyak orang khususnya Tuban dan sekitarnya. Namun seiring berjalan waktu, pembeli produk ini memiliki target usia yang sama tidak ada pembeli baru yang mengetahui merk ini. Lalu Bagaimanamembuat Kerupuk Bawang Berkah dikenal oleh masyarakat yang lebih luas sehingga meningkatkan penjualan dan produksi Kerupuk Bawang Berkah? Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, diperlukan suatu metode pendekatan, yaitu : Pelatihan Desain Grafis, Pelatihan Digital Marketing, Pembuatan Situs (World Wide Web), Pembuatan Media Sosial, Pembuatan Media Promosi. Pengabdian ini berusaha memberikan solusi terhadap permasalahan diatas, melalui perancangan desain dan media promosi dengan berbagai pertimbangan model desain agar bisa menjadi media promosi yang efektif dan menarik. Kata kunci: Kerupuk Bawang, Desain, Media Promosi
Indahnya Wisata Negeri di Atas Awan: Pemberdayaan Masyarakat untuk Mewujudkan Wisata Sehat di dusun Kediwung Septian Emma Dwi Jatmika; Annisa Anna
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 5, No 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.364 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v5i1.916

Abstract

One of the tourist destinations in Kediwung hamlet is Panguk Hill. The beauty of the Panguk hills is amazing and very good, both for sunrise and sunset tours. Panguk hill is known as "the land above the clouds". However, there are still several problems related to tourism potential that have not been optimized. The purpose of this service is to empower the community around Kediwung Hamlet in realizing healthy tourism. The methods used in this activity are socialization methods, training methods, and practical methods. As a result of this service, the community around Panguk hamlet understands proper and interesting communication and the development of flower gardens in the tourist area to promote the tourist area. Besides, the community is increasingly responsive to disasters to realize healthy tourism. Overall, residents have enough enthusiasm to take part in several programs implemented as capital to promote healthy tourism and many visitors come to the Kediwung Hamlet area tour. Salah satu destinasi wisata yang ada di dusun Kediwung adalah bukit panguk. Keindahan yang ada dibukit panguk sangat menakjubkan dan sangat bagus, baik untuk wisata sunrise ataupun sunset. Bukit panguk terkenal dengan sebutan “Negeri diatas Awan”. Namun masih terdapat beberapa permasalahan terkait potensi wisata yang belum dioptimalkan. Tujuan pengabdian ini untuk memberdayakan masyarakat sekitar Dusun Kediwung dalam mewujudkan wisata sehat. Metode yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu metode sosialisasi, metode pelatihan, dan metode praktik. Hasil dari kegiatan pengabdian ini masyarakat sekitar dusun panguk memahami komunikasi yang tepat dan menarik serta berkembangnya taman bunga di area wisata guna mempromosikan daerah wisata tersebut. Selain itu masyarakat semakin  tanggap terhadap bencana guna mewujudkan wisata yang sehat. Secara keseluruhan warga mempunyai antusias yang cukup untuk mengikuti beberapa program yang dilaksanakan sebagai modal untuk memajukan wisata yang sehat dan banyak pengunjung yang datang di wisata area Dusun kediwung.
PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS DENGAN MEDIA KERANJANG TAKAKURA M. Ali Ghufron; Refi Ranto Rozak; Ayu Fitrianingsih; Moh. Fuadul Matin; Ahmad Kholiqul Amin
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.715 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.112

Abstract

The Partner of this activity was SDN Pilang Kanor District Bojonegoro District. The majority of Pilang villagers work as farmers. From the agricultural production, they produce abundant organic waste. In addition, the organic waste is also produced from household kitchens and schools. Remnants of the processed food from the kitchen and food scraps from schools also contribute to the increasing amount of organic waste. Organic waste that accumulates will certainly have a negative impact on public health. Stacking of the organic waste can be avoided by reprocessing it; for example, organic waste can be reused into compost. The purpose of this activity was to provide training to the partners (SDN Pilang students) to make takakura basket (Takakura Home Method) as a medium to process organic waste into compost. This training was conducted for 1 (one) day with three main steps, i.e. preparation, implementation, and evaluation. However, the results and sustainability of the activities were monitored for approximately 2 (two) weeks. The group of students was given guidance by the university students related to the sustainability of composting through the takakura basket. The result of the activity shows that the partners of this activity are able to make takakura baskets and apply them to process of organic waste around the school environment. In addition, students' awareness of the utilization of organic waste in the surrounding environment is increasing.Keywords: compost, organic waste, Takakura baskets ABSTRAK Mitra dari kegiatan ini adalah SDN Pilang Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Mayoritas masyarakat desa Pilang bekerja sebagai petani. Dari hasil pertanian, mereka menghasilkan sampah organik yang melimpah. Selain itu, sampah organik juga dihasilkan dari dapur rumah tangga dan sekolah. Sisa-sisa olahan makanan dari dapur dan makanan dari sekolah juga turut menyumbang meningkatnya jumlah sampah organik. Sampah organik yang menumpuk tentunya akan berdampak yang kurang baik bagi kesehatan masyarakat. Penumpukan dapat dihindari dengan mengolah kembali sampah yang dihasilkan. Misalnya, sampah organik dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan kepada mitra (siswa SDN Pilang) untuk membuat keranjang takakura (Takakura Home Method) sebagai media untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari dengan tiga tahapan utama, yaitu: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Akan tetapi hasil dan keberlanjutan kegiatan tersebut dipantau selama kurang lebih 2 (dua) minggu. Kelompok siswa diberikan pembimbingan oleh para mahasiswa berkaitan dengan keberlanjutan pembuatan kompos melalui media keranjang takakura tersebut. Hasil dari kegiatan menunjukkan bahwa mitra kegiatan ini mampu membuat keranjang takakura dan mengaplikasikannya untuk pengolahan sampah organik yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Selain itu, kesadaran para siswa akan pemanfaatan sampah organik yang ada di lingkungan sekitar semakin meningkat.Kata Kunci: kompos, keranjang Takakura, sampah organik
PROGRAM PENYEDIAAN AKSES AIR BERSIH DESA SENDANGHARJO DAN DESA WADANG KECAMATAN NGASEM BOJONEGORO Dian Ratna Puspananda; Ari Indriani; Dwi Erna Novianti; Anis Umi Khoirotunnisa'; Ahmad Kholiqul Amin; Puput Suriyah
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 6, No 1 (2022): April 2022
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1071.175 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v6i1.2487

Abstract

AbstractClean water is one of the basic human needs that is needed in a sustainable manner, as one of the unlimited natural resources. In Sendangharjo and Wadang villages, there is a shortage of clean water during the dry season. This research is a qualitative research. The data collection technique is observation and documentation.  While the exploration is to see the condition of the drinking water supply system in Wadang and Sendangharjo Villages.  The program for providing access to clean water can be used as an alternative to provide convenience for the community to obtain clean water both in the dry season and in the rainy season. In addition, the village can also become a village that is independent of clean water.Keywords: access to clean waterAbstrakAir bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan, sebagai salah satu sumber daya alam yang tak terbatas jumlahnya. Di desa Sendangharjo dan desa Wadang mengalami kesulitan air bersih diwaktu musim kemarau. Pada kegiatan pengabdian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Sedangkan eksplorasinya adalah melihat kondisi sistem penyediaan air minum di Desa Wadang dan Sendangharjo. Program penyediaan akses air bersih dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memberikan kemudahan pada masyarakat untuk memperoleh air bersih baik di musim kemarau maupun di musim penghujan. Selain itu, desa juga dapat menjadi desa yang mandiri air bersih. Kata kunci: akses air bersih 
Pelatihan Pembuatan Mading Dua Dimensi di SMPN 30 Surabaya Windi Setiawan; Imayah Imayah; Edy Widayat
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 4, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.059 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v4i2.895

Abstract

ABSTRACT The wall magazine is one of the means to gather students' creativity at school. Its existence indirectly is able to make students to dare to express their creative ideas in the form of poetry, short stories, or other works that can be visualized. SMPN 30 Surabaya is a school that has complete facilities. It's just that bulletin boards at the school don't attract students to work. So, there is a need for training in making two-dimensional wall magazine to make it more interesting. The Unitomo Community Service Team is conducting training in this regard. The assistance was carried out in three stages namely. The planning phase, the implementation phase, and the reflection phase. At the planning stage, the service team and partners coordinate about the time of service delivery. At the implementation stage, the service team provides assistance to students in making two-dimensional wall stickers. Then, at the reflection stage, the service team and partners discussed the sustainability of bulletin boards so that they could run in a sustainable manner. Keywords: magazine, wall magazine, two dimensions ABSTRAKMajalah dinding adalah salah satu sarana untuk menghimpun kreatifitas siswa-siswi di sekolah. Keberadaanya secara tidak langsung mampu membuat siswa untuk berani mengeluarkan ide kreatifnya baik dalam bentuk puisi, cerita pendek, atau karya lain yang dapat divisualisasikan. SMPN 30 Surabaya adalah satu sekolah yang memiliki fasilitas lengkap. Hanya saja papan buleting di seolah tidak menarik siswa untuk berkarya. Sehingga mereka membutuhkan pelatihan pembuatan mading dua dimensi agar tampak lebih menarik.  Tim pengabdian masyarakat Unitomo kali ini melakukan pelatihan berkaitan dengan hal tersebut. Pendampigan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, tim pengabdi bersama mitra berkoordinasi mengenai waktu pelaksanaan pemgabdian. Pada tahap pelaksanaan, tim pengabdi melakukan pendampingan kepada siswa dalam membuat mading dua dimensi. Selanjutnya, pada tahap refleksi, tim pengabdian dan mitra mendiskusikan mengenai keberlanjutan mading agar bisa berjalan secara berkesinambungan. Kata Kunci: majalah, majalah dinding, dua dimensi
Sosialisasi Implementasi Motivasi Kebutuhan Masa Kanak-Kanak Akhir bagi Guru Sekolah Dasar Miranti Widi Andriani; Khoirul Anwar
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 5, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.968 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v5i2.1456

Abstract

Current teacher’s problems include the need to increase knowledge and skills in strengthening the theory of application of motivational needs in late childhood. The Purpose of this service activity are 1) to help elementary school teachers understand Abraham Maslow's theory of motivational needs, 2) to strengthen the application of Abraham Maslow's theory of motivational needs in late childhood. The participants of the activity were elementary school teachers at SDN Pejagan 7 Bangkalan and teachers to be who volunteered at elementary schools totaling 47 participants. The activity method is carried out by socializing in the network (online) using the Zoom Meeting application. Training activities include web meetings, discussions, consultations, and mentoring. This service activity has been able to encourage teachers to implement the theory of motivational needs in elementary school age students where the teacher teaches. Keywords: socialization online, need motivation, late childhood ABSTRAKPermasalahan guru saat ini diantaranya adalah perlunya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemantapan teori aplikasi motivasi kebutuhan pada masa kanak-kanak akhir. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah 1) membantu guru sekolah dasar memahami teori motivasi kebutuhan Abraham Maslow, 2) pemantapan pengaplikasian teori motivasi kebutuhan Abraham Maslow pada usia kanak-kanak akhir. Peserta kegiatan adalah guru sekolah dasar di SDN Pejagan 7 Bangkalan dan calon guru yang menjadi sukarelawan di sekolah dasar berjumlah 47 peserta. Metode kegiatan dilakukan dengan sosialisasi dalam jaringan (daring) menggunakan aplikasi zoom meeting. Kegiatan pelatihan meliputi web meeting, diskusi, konsultasi, dan pendampingan. Kegiatan pengabdian ini telah mampu mendorong guru untuk mengimplementasikan teori motivasi kebutuhan pada anak didik usia sekolah dasar tempat guru mengajar. Kata Kunci: sosialisasi daring, motivasi kebutuhan, masa kanak-kanak akhir
Pelatihan Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini pada Guru RA Se-Kabupaten Pasuruan Ana Ahsana El-Sulukiyyah; Dewi Masitho Istiqomah; Rasyidah Nur Aisyah; Nur Hadi Gede Agustin
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3, No 2 (2019): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.117 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v3i2.669

Abstract

This is a community service activity which was about English teaching and learning for young learners and its application in classes. The teachers of young learners needs to have knowledge about songs, games and media to teach English which is appropriate with learners’ and era’s need. Furthermore, this workshop is important to facilitate the teachers in giving the fun English materials. In this activitiy the teacher were trained to make the fun applicated media and the newest English nursery songs and games to be applied in their classes. It is hoped that this activity can facilitate the teachers in Kabupaten Pasuruan about the importantce of English learning for Young Learners, also teachers are hoped to be able to apply the fun and effective teaching learning process which is appropriate to the age and ability of the young learners and also appropriate with this era.Keywords: English teaching, teachers, workshop
Pendampingan Kegiatan Phonological Awareness dan Vocabulary di Taman Posyandu (Tapos) Melati Desa Tunggul Paciran Lamongan Sukiyanto Sukiyanto; Tsalitsatul Maulidah
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3, No 1 (2019): April 2019
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.274 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v3i1.493

Abstract

ABSTRACTEarly childhood is often also called the golden age because in this age range children experience very rapid growth and development in various aspects. Phonological awareness and vocabullary activities are expected to stimulate children's intelligence to be able to speak and say numbers intact. The purpose of this activity is to find out the quality and quantity of Posyandu services that are integrated with the Posyandu Melati Park, and to know the duties of the Assistant of Posyandu Melati Park. Mentoring was carried out in the form of community service dealing with phonological awareness and vocabulary at  Posyandu Melati park. This activity used lecture model and discussion in the context of theoretical knowledge. The Community Service activity was carried out in 3 stages, namely the first stage of the Implementation, carried out by conducting a socialization with the total of participants present 50 children and parents. Both implementations, carried out on the 2, 6 and 9 of March 2019, phonological awareness activities are designed so that children are able to sort numbers from 1-10 which are applied in the form of games and songs. The ability to obtain vocabulary so that children can speak well, through stimuli from their environment in the form of canned telephone games. The third stage of the results, the ability of speech sounds in children aged 3 years almost phoneme structure can be tested, so that the vocabulary obtained is greater than in children aged 1 - 2 years. Keywords: Phonological Awareness, Vocabulary, Taman Posyandu ABSTRAKAnak usia dini sering juga disebut golden age karena pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat berbagai aspek. Kegiatan phonological awareness dan vocabullary diharapkan dapat merangsang kecerdasan anak untuk dapat berbicara dan mengucapkan angka dengan utuh. Tujuan pengabdian ini untuk mengetahui kualitas dan kuantitas pelayanan Posyandu yang terintegrasi dengan Taman Posyandu Melati, dan mengetahui tugas kader Pendamping Taman Posyandu Melati. Pendampingan dilakukan dalam bentuk pengabdian dengan kegiatan phonological awareness dan vocabulary di Taman Posyandu Melati. Dengan menggunakan model ceramah dalam konteks pengetahuan teori kemudian dilanjut diskusi. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini  dilakukan dalam 3 tahap, yakni pertama tahap Pelaksanaan, dilakukan dengan melakukan sebuah sosialisasi dengan jumlah peserta yang hadir 50 anak beserta orang tua. Kedua pelaksanaan, dilakukan pada tanggal tanggal 2, 6, dan 9 Maret 2019, kegiatan phonological awareness dirancang agar anak mampu mengurutkan angka mulai dari 1-10 yang diaplikasikan dalam bentuk permainan dan nyanyian. Kemampuan memperoleh kosakata agar anak dapat berbicara dengan baik, melalui rangsangan dari lingkungannya dalam bentuk permainan telepon kaleng. Ketiga tahap hasil,  kemampuan bunyi ujaran pada anak usia 3 tahun hampir struktur fonem dapat diujarkan, sehingga kosakata yang diperoleh lebih banyak dari pada anak usia 1 – 2 tahun. Kata Kunci: Phonological Awareness, Vocabulary, Taman Posyandu
Pemberdayaan Guru dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Aktif Berkarakter Islam Rahmatan Lil’alamin Imam Mawardi; Akhmad Baihaqi; Rochim Widaryanto
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 2, No 2 (2018): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.993 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v2i2.275

Abstract

ABSTRACTThis article is the result of the community partnership program (PKM) which aims to improve teacher competency in the development of active learning methods characterized by Islam rahmatan lil'alamin at SD Muhammadiyah Pujotomo and MI Muhammadiyah Danurejo of  Mertoyudan-Magelang. These two institutions have problems, one of which is related to competence in managing learning; the teachers tend to be conventional in applying learning methods and cannot yet relate learning to Islamic approaches. Even though the content in Islamic education institutions should show the characteristics of Islamic nuances of learning. The solution to overcome this problem is to equip teachers with the active learning method with the character of Islam rahmatan lil ‘alamin; as a form of actualization of the development of teacher's pedagogical abilities. The method in this PKM uses the Participatory Rural Apraissal (PRA) model, by involving partners in determining the problem solving faced. The results obtained indicate an increase in the ability of teachers in designing and developing active learning methods characterized by the character of Islam rahmatan lil'alamin, and is an innovation step in the development of the 2013 curriculum which emphasizes the strengthening of character education. Keywords: active learning method, Islam rahmatan lil'alamin, empowering teachers ABSTRAKArtikel ini merupakan hasil dari program kemitraan masyarakat (PKM) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pengembangan metode pembelajaran aktif berkarakter Islam rahmatan lil’alamin di SD Muhammadiyah Pujotomo dan MI Muhammadiyah Danurejo, Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Dua lembaga ini mempunyai masalah, salah satunya adalah berkaitan dengan kompetensi dalam mengelola pembelajaan; para guru cenderung konvensional dalam menerapkan metode pembelajaran dan belum bisa mengaitkan pembelajaran dengan pendekatan Islami. Padahal seharusnya muatan di lembaga pendidikan Islam harus menunjukkan karakteristik pembelajaran yang bernuansa islami. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah membekali para guru dengan metode pembelajaran aktif berkarakter Islam rahmatan lil ‘alamin; sebagai bentuk aktualisasi pengembangan kemampuan pedagogik guru. Metode dalam PKM ini mengunakan model Participatory Rural Apraissal (PRA), dengan melibatkan mitra dalam penentuan pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru dalam merancang dan mengembangkan metode pembelajaran aktif berkarakter Islam rahmatan lil’alamin, dan merupakan suatu langkah inovasi pengembangan kurikulum 2013 yang mengedepankan penguatan pendidikan karakter.  Kata Kunci: metode pembelajaran aktif, Islam rahmatan lil’alamin, pemberdayaan guru
PENDIDIKAN NONFORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KEMANDIRIAN SISWA DI DESA KUNCI Dian Nurul Safitri
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2017): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.833 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v1i1.59

Abstract

Formal education that conducted in schools has taught many things to students. For lucky children that born in educational families, with highly-educated parents, there may be no difficulty in asking their parents if they are having learning difficulties at school. In the city there may be many courses that provide additional education for children and ask about their learning difficulties at school, but in the village there are not many courses that are affordable for the society. Lower middle-class society will feel its impact. So what will happen is the children from the countryside will be unable to compete with children who come from the city. Non-formal education that is expected to be built in the village is non-formal education with a low cost or perhaps without a penny. From this condition it is necessary to establish a non-formal education to help provide additional education for students at low cost or even free of charge so that it can be enjoyed by all society. The results of this community service program are (1) providing additional educational containers for villagers. (2) giving motivation to students to always try to achieve goals and not easily give up. (3) Teaching self-independent and creativity for elementary and middle school children.Keyword: Nonformal education, group learning, independenceABSTRAKPendidikan formal yang dilakukan di sekolah telah mengajarkan banyak hal bagi para siswa. Bagi anak-anak yang beruntung lahir di keluarga yang mementingkan pendidikan, dengan orang tua berpendidikan tinggi, mungkin tidak ada kesulitan bagi mereka untuk bertanya apabila di sekolah mereka mendapat kesulitan belajar. Di kota terdapat banyak tempat kursus yang menyediakan pendidikan tambahan bagi anak-anak dan menanyakan kesulitan belajar mereka di sekolah, tetapi di desa tidak terdapat banyak tempat kursus yang murah yang bisa dijangkau oleh masyarakat. Masyarakat ekonomi menengah kebawahlah yang akan merasakan dampaknya. Maka yang akan terjadi adalah anak-anak dari pedesaan akan kalah bersaing dengan anak-anak yang berasal dari kota. Pendidikan nonformal yang diharapkan dapat dibangun di desa adalah pendidikan nonformal dengan biaya yang murah atau bahkan mungkin tanpa biaya sepeserpun. Dari kondisi inilah perlu diadakan suatu wadah pedidikan nonformal yang membantu menyediakan pendidikan tambahan untuk para siswa dengan dengan biaya rendah atau bahkan bebas biaya sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Hasil program pengabdian kepada masyarakat ini adalah (1) memberikan wadah pendidikan tambahan untuk masyarakat di desa. (2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu berusaha meraih cita-cita dan tidak mudah menyerah. (3) Mengajarkan kemandiran dan kreatifitas untuk anak-anak sekolah dasar dan menengah.Keyword: Pendidikan nonformal, kelompok belajar, kemandirian

Page 1 of 29 | Total Record : 286