Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Karakterisasi Plantarisin IIA-1A5 sebagai Antimikroba dan Evaluasi Aktivitas Sediaan Kering Beku Terenkapsulasi Mochammad Sriduresta Soenarno; Irma Isnafia Arief; Cece Sumantri; Epi Taufik; Lilis Nuraida
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.627 KB) | DOI: 10.17728/jatp.5480

Abstract

Bakteriosin adalah peptida dengan aktivitas antibakteri yang diproduksi oleh bakteri asam laktat dan digunakan sebagai pengawet alami. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Lactobacillus plantarum IIA-1A5 memproduksi bakteriosin yang diberi nama Plantarisin IIA-1A5 pada medium pertumbuhan yang dibuat dari whey yang diperkaya skim. Untuk aplikasi sebagai pengawet alami dan untuk memperbaiki masa simpan dan aktivitas anti mikrobanya, plantarisin perlu dienkapsulasi dan dikeringbekukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi dan mengevaluasi aktivitas antimikroba dari sediaan plantarisin IIA-1A5 yang terpurifikasi parsial dan terenkapsulasi kering beku. Ekstraksi dan purifikasi dari bakteriosin dimulai dengan presipitasi dengan ammonium sulfat, yang diikuti dengan dialysis, dan penukar kation kromatografi. Purifikasi parsial dari plantarisin kemudian dimikroenkapsulasi dengan maltodextrin kemudian dilanjutkan dengan proses kering beku. Berdasarkan pada SDS-PAGE, fraksi protein ke-7 (F7) dari plantarisin yang dipurifikasi parsial memiliki pita tunggal dan berat molekul sekitar 9,65 kDa. Konfirmasi lebih lanjut dengan menggunakan MALDI-TOF MS, ternyata pita tunggal tersebut terdiri dari 5 peptida yang diidentifikasi berbobot molekul masing-masing sebagai berikut 5,5, 7,80, 7,96, 9,09, dan 9,27 kDa. Plantarisin kering beku memiliki aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus  aureus tiga kali lipat dibandingkan dengan aktivitas antimikroba dari supernatan bebas sel, dan lebih tinggi dibandingkan dengan nisin, namun kurang bila dibandingkan dengan antibiotik ampisilin dan penisilin. Kesimpulannya, aktivitas antimikroba plantarisin kering beku dapat ditentukan dan lebih tinggi dibandingkan dengan nisin, ampisilin dan penisilin.Characterization of Plantarisin IIA-1A5 as Antimicrobial subtances and Evaluation of Acitivity of Freeze-dried Microencapsulated PreparationAbstractBacteriocins are peptides with antibacterial activity produced by lactic acid bacteria and used as natural preservatives. Previous studies showed that Lactobacillus plantarum IIA-1A5 produces bacteriocin named plantaricin IIA-1A5 in the medium consisting whey enriched with skim milk. For application as food preservatives and to improve its shelf-lie and activity, plantaricin was needed to be microencapsulated and freeze dried. The objective of this research was to characterize and evaluate the activity of partially purified freeze dried microencapsulated plantaricin IIA-1A5. Characterisation of partially purified plantaricin IIA-IA5 includes the identification of active fractions and molecular weight, evaluation of activity at different stage of purification and evaluation of antimicrobial activity of freeze dried microencapsulated plantaricin IIA-IA5. Extraction and prificafication of the bacteriocins started with precipitacion with ammonium sulfate, followed by dialysis, and cation exchange chromatography. The partial purified of plantaricin was then microencapsulated in maltodextrin followed by freeze drying. Based on SDS-PAGE, the protein fraction F7 of partially purified plantaricin had a single band and molecular weight about 9.65 kDa. Further analyses using MALDI-TOF, it revealed that five peptides were identified from one single band plantaricin with molecular weight 5.5, 7.80, 7.96, 9.09, and 9.27 kDa, respectively. The freeze dried plantaricin freeze showed antimicrobial activity against Staphylococcus aureus three times stringer as compared to the activity of cell free supernatant, and was higher than nicin, but less than antibiotic ampicilin and penicilin. As concusion, the activity of freeze dried plantaricin could be determined and had a higher value than nicin, ampicilin and penicilin.
Potensi Yogurt Rosella Probiotik Lactobacillus plantarum IIA-1A5 atau Lactobacillus fermentum B111K dalam Mengasimilasi Kolesterol Asti Yosela Oktaviana; Irma Isnafia Arief; Irmanida Batubara
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.2760

Abstract

Yogurt rosella susu kambing merupakan susu kambing fermentasi menggunakan bakteri stater “Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus” serta ditambah ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L). Bakteri Lactobacillus plantarum IIA-1A5 dan Lactobacillus fermentum B111K digunakan sebagai probiotik pada pembuatan minuman yogurt rosella. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi karakteristik dan kemampuan yogurt rosella probiotik dengan menggunakan L. plantarum IIA-1A5 dan L. fermentum B111K dalam mengasimilasi kolesterol secara in vitro dengan lama penyimpanan berbeda. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah P1 : Yogurt dengan bakteri L. bulgaricus dan S. thermophilus, P2 : Yogurt rosella dengan L. bulgaricus dan S. thermophilus,  P3 : Yogurt rosella dengan bakteri L. bulgaricus, S. thermophilus dan L. plantarum IIA-1A5,  P4 : Yogurt rosella dengan bakteri L. bulgaricus, S. thermophilus dan L. fermentum B111K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri L. plantarum IIA-1A5 dan L. fermentum memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap nilai viskositas, aktivitas air, total asam tertitrasi (TAT) selama penyimpanan 15 hari. Penggunaan bakteri L. plantarum IIA-1A5 dan L. fermentum B111K tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap nilai total bakteri asam laktat (BAL) tetapi lama penyimpanan 15 hari memberikan pengaruh nyata (P<0.05). Karakteristik fisik, kimia dan mikrobiologi yogurt rosella probiotik Lactobacillus plantarum IIA-1A5 dan Lactobacillus fermentum B111K selama penyimpanan 15 hari masih baik dan layak untuk dikonsumsi. Selama penyimpanan 15 hari yogurt rosella probiotik Lactobacillus fermentum B111K (YRPF) memiliki potensi mengasimilasi kolesterol tertinggi dengan kolesterol terasimilasi sebesar 4.59 µg/ml dan persentase kolesterol terasimilasi sebesar 15.7%.Potency of Yogurt Roselle Probiotic Lactobacillus plantarum IIA-1A5 or Lactobacillus fermentum B111K in Assimilating CholesterolAbstractYogurt roselle milk goat is fermented milk goat using starter bacteria "Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophilus" probiotic bacteria added with rosella flower extract (Hibiscus sabdariffa L). The Lactobacillus plantarum IIA-1A5 and Lactobacillus fermentum B111K bacteria are used as probiotics in the manufacture of functional beverages of rosella yogurt. The objective of the study was to evaluate the characteristics and abilities of probiotic rosella yogurt by using L. plantarum IIA-1A5 and L. fermentum B111K in assimilating cholesterol by in vitro analysis with different storage times. Treatment conducted in this research was P1: yogurt with L. bulgaricus and S. thermophilus bacteria, P2: Yogurt with L. bulgaricus and S. thermophilus bacteria, P3: Yogurt with bacteria L. bulgaricus, S. thermophilus and L. plantarum IIA-1A5 bacteria, P4: rosella yogurt with stater bacteria and L. fermentum B111K. The results showed that L. plantarum IIA-1A5 and L. fermentum had significant effect (P <0.05) on viscosity, water activity, total titrated acids (TAT) during 15 days storage. The use of L. plantarum IIA-1A5 and L. fermentum B111K bacteria did not give significant effect (P> 0.05) to the total value of lactic acid bacteria (BAL) but 15 days storage time gave significant effect (P <0.05). Physical, chemical and microbiological characteristics of yogurt roselle probiotic L. plantarum IIA-1A5 and yogurt roselle probiotic L. fermentum B111K for 15 days storage are still good and feasible for consumption. During the 15 day storage of probiotic yogurt rosella L. fermentum B111K (YRPF) has the potential to assimilate the highest cholesterol with assimilated cholesterol by 4.59 μg/ml and the assimilated cholesterol percentage of 15.7% 
Antimicrobial activity of plantaricin IIA-1A5 on whey growth medium againts Pseudomonas aeroginosa: a scanning electron microscopy (SEM) study Andi Mutmainna; Irma Isnafia Arief; Ayu Lestari; Muhammad Nur Hidayat
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 2 (2022): JITRO, May 2022
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.24 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v9i2.22444

Abstract

The study aimed to understand antimicrobial properties of plantaricin derived from L. plantarum IIA-1A5 and its inhibitory mechanism against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 under SEM (scanning electron microscopy) observation. The inhibition of microbial growth was evaluated according to diameter of inhibitory zone. Scanning electron microscopy was then applied to observe the microstructure. The diameter of antimicrobial activity against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 reached 6.52 mm in whey medium and 8.45 mm in whey+ medium (added with sucrose, tryptone and yeast extract). The experimental result clearly demonstrated the inhibition Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. Observation by SEM suggested that the antimicrobial activity of Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 related destruction of cellular morphology. The cell membrane was destroyed as indicated by the release of nucleic acid and reduction of membrane potential. In short, our experiment provided meaningful evidence on the future use of plantaricin IIA-1A5 as food preservative through disruption of cellular membrane causing leading to cell dying.Keywords:  Plantaricin, Lactobacillus plantarun, Pseudomonas aeruginosa, antimicrobial activity
Analisis Komponen Volatil Flavor Dendeng Batokok dengan Bahan Pengasap Serbuk Gergaji Medang Jaya Putra Jahidin; R A Maheswari; Irma Isnafia Arief
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 18 No. 1 (2015): Mei 2015
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.763 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v18i1.2652

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komponen flavor yang berperan pada pengolahan dendeng batokok dari daging sapi dan kerbau sebagai bahan baku dengan bahan pengasap yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu medang. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) ulangan. Data non parametrik diolah menggunakan metode kruskal wallis, data parametrik peubah dianalisis dengan uji t. Pengolahan data komponen flavor menggunakan metode deskriptif dengan membandingkan dengan referensi yang ada. Hasil penelitan ini memperlihatkan bahwa komponen volatil fenol kemungkinan merupakan komponen yang memberikan pengaruh utama terhadap flavor dendeng batokok, sedangkan jumlah komponen volatil flavor yang terdapat pada masing-masing jenis daging yang digunakan juga berbeda.
PROBIOTIK LOKAL MENINGKATKAN KANDUNGAN IgA USUS HALUS TIKUS YANG DIINFEKSI ENTEROPATHOGENIC E.Coli (EPEC): STUDI IMUNOHISTOKIMIA Tutik Wresdiyati; Yeni Setiorini; Sri Rahmatul Laila; Irma Isnafia Arief; Made Astawan
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.986 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.921

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  menganalisis  pengaruh  pemberian  probiotik  lokal  Lactobacillus  fermentum  (L.  fermentum)  dan  Lactobacillus plantarum  (L.  plantarum)  terhadap profil kandungan IgA usus halus tikus yang diinfeksi   enteropatogenik  E. coli  (EPEC)  menggunakan teknik imunohistokimia.  Sebanyak  90  ekor  tikus  jantan  galur  Sprague  Dawley  digunakan  dan  dibagi  menjadi  enam  kelompok  perlakuan,  yaknikelompok kontrol negatif (A), kelompok perlakuan  L. plantarum  (B), kelompok perlakuan  L. fermentum  (C), kelompok perlakuan  L. plantarumdan EPEC (D), kelompok perlakuan  L.  fermentum  dan EPEC (E),  dan  kelompok perlakuan EPEC (F). Perlakuan dilaksanakan selama 21 hari. Deteksi IgA dilakukan dengan teknik imunohistokimia pada jaringan usus halus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan probiotik lokalL. fermentum selama 2-3 minggu, dan perlakuan L. plantarum selama 2 minggu mampu meningkatkan kandungan IgA di usus halus tikus. Pada tikus yang dipapar EPEC, L. fermentum lebih baik dalam meningkatkan kandungan IgA dibandingkan L. plantarum.
PROBIOTIK LOKAL MENINGKATKAN KANDUNGAN IgA USUS HALUS TIKUS YANG DIINFEKSI ENTEROPATHOGENIC E.Coli (EPEC): STUDI IMUNOHISTOKIMIA Tutik Wresdiyati; Yeni Setiorini; Sri Rahmatul Laila; Irma Isnafia Arief; Made Astawan
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.921

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  menganalisis  pengaruh  pemberian  probiotik  lokal  Lactobacillus  fermentum  (L.  fermentum)  dan  Lactobacillus plantarum  (L.  plantarum)  terhadap profil kandungan IgA usus halus tikus yang diinfeksi   enteropatogenik  E. coli  (EPEC)  menggunakan teknik imunohistokimia.  Sebanyak  90  ekor  tikus  jantan  galur  Sprague  Dawley  digunakan  dan  dibagi  menjadi  enam  kelompok  perlakuan,  yaknikelompok kontrol negatif (A), kelompok perlakuan  L. plantarum  (B), kelompok perlakuan  L. fermentum  (C), kelompok perlakuan  L. plantarumdan EPEC (D), kelompok perlakuan  L.  fermentum  dan EPEC (E),  dan  kelompok perlakuan EPEC (F). Perlakuan dilaksanakan selama 21 hari. Deteksi IgA dilakukan dengan teknik imunohistokimia pada jaringan usus halus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan probiotik lokalL. fermentum selama 2-3 minggu, dan perlakuan L. plantarum selama 2 minggu mampu meningkatkan kandungan IgA di usus halus tikus. Pada tikus yang dipapar EPEC, L. fermentum lebih baik dalam meningkatkan kandungan IgA dibandingkan L. plantarum.