Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

DISEMINASI TEKNOLOGI KERAMBA JARING APUNG PADA BUDIDAYA IKAN NILA DI ACEH TAMIANG Agus Putra AS; Fiza Rauzika Altasa; Imran Imran; Baihaqi Baihaqi; Muhammad Jamil
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10683

Abstract

Abstrak:Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendiseminasikan teknologi keramba jaring apung dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas ikan nila yang dihasilkan oleh pokdakan sepakat makmur. Metode yang digunakan adalah edukatif dan transfer teknologi melalui berbagai tahapan kegiatan antaranya koordinasi, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, pendampingan serta monitoring dan evaluasi.Seluruh tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan tergambarkan melalui lembar pencatatan post test yang memperlihatkan 3 anggota kelompok (16%) memahami kelebihan dan kekurangan budidaya ikan nila dengan sistim keramba jaring apung, 6 anggota kelompok (40%) cukup memahami perhitungan kualitas air pada usaha budidaya ikan nilai, 6 anggota lainnya (40%) cukup paham dengan materi tahapan pembuatan keramba jaring apung dan 5 anggota pokdakan (33.3%) cukup memahami materi siklus pemberian pakan selama masa pembenihan pada kolam keramba jaring apung.Hasil pendampingan memperlihatkan 3 anggota kelompok (20%) sangat memahami materi teknik pencatatan produk dan 11 anggota (73,3%) cukup memahami materi perhitungan analisa usaha. Disimpukan bahawa 73,3% anggota kelompok cukup memahami tatacara pengisian buku kas kelompok serta 20% anggota pokdakan mengetahui ciri-ciri benih nikan nila yang baik dan berkualitasAbstract: This community service (PKM) aims to introduce and disseminate floating net cage technology in increasing the quantity and quality of tilapia produced by Pokdakan agreed to prosper. The method used is educative and technology transfer through various stages of activities including coordination, socialization, implementation of activities, mentoring and monitoring and evaluation. All stages of the activities that have been carried out are illustrated through a post-test recording sheet which shows 3 group members (16%) understand the advantages and disadvantages of tilapia cultivation with floating net cages, 6 group members (40%) quite understand the calculation of water quality in fish farming. value, 6 other members (40%) quite understand the material for the stages of making floating net cages and 5 members of the pokdakan (33.3%) quite understand the material of the feeding cycle during the hatchery period in floating net cage ponds. The results of the mentoring showed that 3 members of the group (20%) really understood the material on product recording techniques and 11 members (73.3%) quite understood the material for business analysis calculations. It was concluded that 73.3% of group members quite understood the procedures for filling out the group cash book and 20% of pokdakan members knew the characteristics of good and quality nile tilapia seeds. 
PKM KELOMPOK TANI MAJU JAYA MELALUI BUDIDAYA LEBAH MADU LINOT Baihaqi Baihaqi; Zidni Ilman Navia; Heri Irawan; Imam Hadi Sutrisno; Adi Bejo Suwardi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.13707

Abstract

Abstrak: Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memperkenalkan budidaya lebah madu linot pada masyarakat sekitar hutan terutama bagi 25 anggota kelompok tani maju jaya kampung batu bedulang kabupaten Aceh Tamiang sebagai usaha penguatan ekonomi dan konservasi taman nasional gunung leuser secara berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah participatory rural appraisal dan transfer teknologi melalui beberapa tahapan kegiatan antaranya koordinasi, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, pendampingan dan monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan yang terangkum dalam lembar post test menunjukkan 40,1% anggota kelompok memahami ukuran standar sebuah rumah koloni, 33,4% cukup mengetahui jangka waktu panen budidaya lebah madu linot, 23,3% sangat mengetahui ciri-ciri kelompok tani yang sehat, 47,4% mengetahui fungsi dan peran badan penyuluh pertanian, 30.1% cukup mengetahui prosedur pengembangan rencana usaha pada kelompok tani dan 13,3% sangat mengetahui prosedur menghitung harga jual produk. Disimpulkan bahwa 26,7% anggota kelompok sangat memahami prosedur kerja pembuatan rumah koloni, 40% memahami jenis hama yang sering ditemukan dalam budidaya lebah madu linot, 56,7% cukup mengetahui potensi sumber daya kelompok tani maju jaya, 23,3% sangat mengetahui prosedur pengembangan rencana usaha pada kelompok tani dan 36,6% mengetahui tujuan melakukan pembukuan secara rutin.Abstract: This community service (PKM) aims to introduce linot honey bee cultivation to communities around the forest, especially for 25 members of the Maju Jaya farmer group, Batu Bedulang village, Aceh Tamiang district as an effort to strengthen the economy and conserve Gunung Leuser National Park in a sustainable manner.The method used is participatory rural appraisal and technology transfer through several stages of activity including coordination, outreach, implementation of activities, mentoring and monitoring and evaluation. The results of the activities summarized in the post test sheet showed that 40.1% of group members understood the standard size of a colony house, 33.4% knew enough about the harvest period for linot honey bee cultivation, 23.3% really knew the characteristics of a healthy farmer group, 47.4% know the function and role of the agricultural extension agency, 30.1% know enough about the procedure for developing a business plan for farmer groups and 13.3% really know the procedure for calculating product selling prices. It was concluded that 26.7% of group members really understood the work procedures for making colony houses, 40% understood the types of pests that are often found in linot honey bee cultivation, 56.7% knew enough about the resource potential of the advanced jaya farmer group, 23.3% knew the procedure very well. Development of business plans for farmer groups and 36.6% know the purpose of carrying out regular bookkeeping.
INTRODUKSI ALAT SERUT BAMBU RAMAH LINGKUNGAN BAGI PENCIPTAAN ADDED VALUE PADA KELOMPOK TANI OLOH ACEH TAMIANG Baihaqi Baihaqi; Imam Hadi Sutrisno; Muhammad Jamil; Adnan Adnan
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember [Dalam Proses]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.18875

Abstract

Abstrak: Pengabdian kepada masyarakat ini didasarkan atas tingginya permintaan aneka produk kerajinan berbahan bambu oleh beberapa UMKM yang dihasilkan melalui teknologi alat serut bambu ramah lingkungan bagi peningkatan kualitas dan kuantitas produk sehingga berdampak terhadap penciptaan nilai tambah produk oleh kelompok tani oloh aceh tamiang. Metode yang digunakan adalah pendekatan edukatif dan transfer teknologi melalui serangkaian tahapan kegiatan antaranya koordinasi, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, pendampingan serta monitoring dan evaluasi. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan tercatat melalui lembar pretest dan post test dimana 5 anggota kelompok (33,3%) memahami prinsip kerja alat serut itu, 7 anggota kelompok (46,6%) cukup memahami materi gerakan alat serut bambu, 5 anggota kelompok (33,3%) memahami dengan baik materi teknik pencatatan produk, dan 2 anggota kelompok (13,3%) sangat memahami materi perhitungan neraca laba rugi Disimpulkan bahwa 6 anggota kelompok (40%) mengetahui prosedur penggunaan alat serut bambu, 13 anggota kelompok (86,6%) memahami jenis bambu yang cocok dijadikan aneka produk kerajinan, 10 anggota kelompok (66,6%) sangat mengetahui teknik penghalusan produk bambu, 4 anggota kelompok (26,6%) mengetahui teknik pencatatan buku kas kelompok dan 2 anggota kelompok (13,3%) memahami tatacara pengisian buku penjualan produk. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa produk stik bambu mampu menghasilkan pendapatan 50% bagi kelompok tani ini.Abstract: This service to the community is based on the high demand for various bamboo craft products by several MSMEs which are produced using environmentally friendly bamboo planer technology to increase the quality and quantity of products so that they have an impact on the creation of added value for products by oloh farmer group in Aceh Tamiang District. The method used is an educational approach and technology transfer through a series of activity stages including coordination, socialization, implementation of activities, mentoring and monitoring and evaluation. All stages of the activities carried out were recorded through pretest and posttest sheets where 5 group members (33.3%) understood the working principle of the planer, 7 group members (46.6%) quite understood the material on the movement of the bamboo planer, 5 group members (33.3%) understand the product recording techniques well, and 2 group members (13.3%) really understand the profit and loss balance sheet calculation material. It was concluded that 6 group members (40%) knew the procedures for using bamboo planers, 13 group members (86.6%) understand the types of bamboo that are suitable for making various craft products, 10 group members (66.6%) really know the techniques for smoothing bamboo products, 4 group members (26.6%) know the group cash book recording techniques and 2 group members (13.3%) understand the procedures for filling out the product sales book. The results of the assistance show that bamboo stick products are able to generate 50% income for this farmer group.
DISEMINASI MESIN SEDOT LINOT PORTABELPADA KELOMPOK TANI MAJU JAYA ACEH TAMIANG DEMI EKSISTENSI KUALITAS PRODUK Imam Hadi Sutrisno; Baihaqi Baihaqi; Puty Andini; Zidni Ilman Navia
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember [Dalam Proses]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19338

Abstract

Abstrak: Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi mesin sedot madu linot portabel kepada 25 anggota kelompok tani maju jaya desa batu bedulang kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang dalam rangka menjaga kualitas produk madu linot yang telah dihasilkan selama ini oleh pembudidaya. Metode yang digunakan adalah participatory action research dan transfer teknologi melalui serangkaian tahapan kegiatan antaranya koordinasi, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, pendampingan serta monitoring dan evaluasi. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan terangkum melalui lembar post-test dimana 43,38% anggota kelompok sangat memahami teknik pembuatan mesin sedot madu linot, 15% anggota kelompok sangat memahami teknik upload produk melalui marketplace, 28% anggota kelompok memahami kecepatan menyedot madu dengan peralatan itu dan sebanyak 18 anggota kelompok (72%) mengetahui tata cara pengoperasian mesin sedot madu linot. Disimpulkan bahwa 16% anggota kelompok tani ini sangat memahami materi aspek pencatatan produk dan 64% anggota yang lain cukup memahami teknik penjualan produk. Hal ini memperlihatkan bahwa diseminasi mesin sedot linot sangat membantu mitra dalam mempercepat proses panen dan rumah topping madu tetap dalam kondisi terawat dengan baik.Abstract: This community service (PKM) aims to introduce portable Linot honey suction machine technology to 25 members of the Maju Jaya farmer group. The method used is participatory action research and technology transfer through a series of activity stages including coordination, socialization, implementation of activities, mentoring and monitoring and evaluation. All stages of activities carried out are summarized through a post-test sheet where 43.38% of group members really understand the technique of making a Linot honey suction machine, 15% of group members really understand the technique of uploading products via the marketplace, 28% of group members understand the speed of sucking honey with this equipment and As many as 18 group members (72%) knew the procedures for operating the Linot honey suction machine. It was concluded that 16% of group members really understood the product recording aspects and 64% of the other members had a good understanding of product sales techniques. This shows that the dissemination of linot suction machines really helps partners in speeding up the harvest process and the honey topping house remains in a well-maintained condition.