Claim Missing Document
Check
Articles

INDIKATOR DAN PENILAIAN TINGKAT KERAWANAN PANGAN KELURAHAN UNTUK DAERAH PERKOTAAN Nuhfil Hanani; Sujarwo Sujarwo; Rosihan Asmara
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.665 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun indikator kerawanan pangan tingkat kelurahan. Kegiatan penelitian terdiri dari 2 tahap, yaitu: (1) menyusun indikator kerawanan pangan daerah perkotaan tingkat kelurahan, dan (2) menilai tingkat kerawanan pangan kelurahan. Penelitian dilakukan di Jawa Timur dengan mengambil sampel kota Malang, Pasuruan dan Batu. Seleksi indikator kerawanan pangan tingkat kelurahan dilakukan menggunaan Analisis Faktor dengan metode ekstraksi Principal Components Analysis (PCA). Analisis kerawanan pangan menggunakan indeks komposit  dari seluruh indikator  dengan menggunakan References Based Analysis (RBA). Indikator kerawanan pangan yang sesuai dan tersedia untuk menganalisis kerawanan  pangan kelurahan adalah: konsumsi dan ketersediaan  pangan domestik  (%), keberadaan toko-toko pracangan/klontong, rata-rata ukuran rumah tangga (%), penduduk tidak bekerja/pengangguran (%), penduduk miskin (%), kematian bayi (IMR)  (perseribu), penduduk tidak akses air bersih (%), balita gizi kurang (%), penduduk dengan pendidikan kurang dari SD (%). Tidak ada kota yang memiliki kelurahan dengan kategori rawan atau sangat rawan, yang ada adalah agak rawan. Indikator yang menjadi penyebab rendahnya status ketahanan pangan tingkat kelurahan adalah jumlah pengangguran, kemiskinan dan IMR.
FACTORS THAT INFLUENCE TECHNICAL EFFICIENCY OF ORGANIC RICE IN SUMBERNGEPOH VILLAGE, LAWANG DISTRICT, MALANG REGENCY Agil Narendar; Syafrial Syafrial; Nuhfil Hanani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 18, No 2 (2018): MAY
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.138 KB) | DOI: 10.21776/ub.agrise.2018.018.2.5

Abstract

Production and productivity of organic rice tend to be lower than non-organic rice. Constraints in the production and productivity of organic rice in addition to the transition from conventional agriculture to organic farming, input use factors also have a great influence. The concept of technical efficiency is the right choice to see how much the minimum inputs that farmers can use to produce certain outputs. In addition there are also factors that can affect farmers related to the decision making in using inputnya. This study to analyze the factors that affect the technical efficiency of organic rice farming in Sumberngepoh Village. The research was conducted at Gapoktan "Sumber Mulyo" in Sumberngepoh Village, Lawang District, Malang Regency with 45 farmers sample. The data used in this study is the data of farming in the rainy season 2016-2017. Data analysis method used is by tobit regression analysis. The result of tobit regression analysis showed that the factors that had significant and positive effect on farmer's technical efficiency were field school participation, farmer group control, planting method, and season.
FORECASTING THE BASIC CONDITIONS OF INDONESIA'S RICE ECONOMY 2019-2045 Arifin Zainul; Nuhfil Hanani; Djoko Kustiono; S Syafrial; Rosihan Asmara
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 21, No 2 (2021): APRIL
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.agrise.2021.021.2.4

Abstract

By 2045, Indonesia's population is expected to reach 321.4 million, the fifth largest in the world after China, India, Nigeria, and the United States. It is an excellent challenge for Indonesia to provide food in the future as it keeps pace with the rapid population growth. This study aims to analyze forecasting the basic conditions of Indonesia’s rice economy 2019-2045. The research data use time-series data from 1961-2018, including data from the Central Bureau of Statistics (BPS), Ministry of Agriculture/Pusdatin, Food and Agriculture Organization (FAO), International Rice Research (IRR), Department of Commerce, United States Department of Agriculture (USDA), and ASEAN Food Safety Information System (AFSIS). Data analysis using the simultaneous equations model approach. The results show that in 2019-2045 the projection of rice productivity in 2025 is 64,465 quintals per hectare; in 2035, it is 68,797 quintals per hectare, and in 2045 it is 77,462 quintals per hectare. In 2045, the projected land area is 27.64 million hectares. Although Indonesia is forecast to experience a rice surplus of 37.80 million tonnes in 2045, the projected rice production and domestic rice consumption level indicate the potential for rice imports of 15 million tonnes.
DAMPAK KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA EKSPOR CPO (CRUDE PALM OIL), PRODUKSI, DAN KONSUMSI MINYAK GORENG DI PASAR DOMESTIK Peersis Dwi Pratiwi; Syafrial Syafrial; Nuhfil Hanani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.424 KB)

Abstract

Potensi yang dimiliki Indonesia dalam memproduksi CPO mengantarkan Indonesia sebagai produsen dan eksportir CPO terbesar dunia. Selain memenuhi kebutuhan CPO domestik, produksi yang dihasilkan juga dialokasikan untuk pemenuhan ekspor ke negara tujuan. Dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan penelitian. Tujuan penelitian tersebut antara lain (1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekpor CPO Indonesia (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi minyak goreng Indonesia (3) Menganalisis dampak kebijakan pajak ekspor terhadap perilaku ekspor komoditi CPO, produksi, serta konsumsi minyak goreng Indonesia. Seluruh persamaan menunjukan hasil yang semuanya adalah overidentified. Maka dari itu analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model ekonometrika dengan sistem persamaan simultan (2SLS) yang meliputi analisis perilaku penawaran dan permintaan dan validasi model. Hasil analisis menunjukan bahwa ekspor CPO Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh harga dunia CPO, kebijakan pajak ekspor CPO, dan ekspor CPO Indonesia pada tahun sebelumnya. Sedangkan, ekspor CPO Malaysia dan nilai tukar tidak berpengaruh secara nyata terhadap ekspor CPO Indonesia. Produksi domestik minyak goreng dipengaruhi secara nyata oleh ekspor CPO Indonesia, lahan perkebunan kelapa sawit, dan produksi minyak goreng pada tahun sebelumnya. Sedangkan, harga domestik minyak goreng dan upah riil tenaga kerja tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi domestik minyak goreng. Sedangkan, konsumsi domestik minyak goreng dipengaruhi secara nyata oleh harga domestik minyak goreng, produksi domestik minyak goreng dan konsumsi domestik minyak goreng pada tahun sebelumnya. Sedangkan, harga domestik minyak kelapa dan pendapatan nasional tidak berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi domestik minyak goreng. Dan berdasarkan hasil hasil simulasi dampak peningkatan kebijakan pajak ekspor CPO mengakibatkan penurunan ekspor CPO impor minyak goreng. Selain itu, meningkatkan produksi domestik minyak goreng, konsumsi domestik minyak goreng dan harga minyak goreng sawit.   Kata kunci: CPO, minyak goreng, pajak ekspor CPO
INCORPORATING ENTERPRENEURSHIP IN A PRODUCTION FUNCTION Sujarwo Sujarwo; nuhfil hanani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 16, No 2 (2016)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.077 KB)

Abstract

Entrepreneurship is an important factor which influences farmers’ production through the way how the rational farmers decide in allocating their inputs and make effective and efficient decisions facing risk and uncertainty in their production. Regarding this study, the first objective is to determine what is the essential factors can be applied to determine the level of entrepreneurship for the small scale farming production. The second objective is to utilize a fit production function incorporating entrepreneurship in the production function specified. The frontier production function is not fit with the data set; therefore, mean production function is selected for further analysis. Furthermore, the entrepreneurship that affects intercept in the model specified is the fit model with the variation of small-scale shallot production. It means that managerial skill is the most dominance factor in increasing production rather than entrepreneurship, which affects marginal productivity of inputs.
Analisis Neraca Bahan Makanan Di Kabupaten Trenggalek Imron Fuadi; Nuhfil Hanani; Wahib Muhaimin
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.414 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis ketersediaan pangan di Kabupaten Trenggalek, (2) menganalisis ketersediaan energi, protein, lemak, vitamin dan mineral tahun 2010 di Kabupaten Trenggalek, dan (3) memproyeksikan ketersediaan pangan di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2011-2015. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Neraca Bahan Makanan dan Teknik Peramalan Ekponensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten  Trenggalek  merupakan daerah surplus pangan  untuk komoditas beras,  jagung, kacang tanah, ubi kayu, daging, susu,  ikan, gula, sayuran, dan  buah, sedangkan  yang defisit pada komoditas pangan  telur,  ubi kayu, kedelai  dan kacang hijau. Ketersediaan energi 3857 kkal/kapita/hari, protein 84.68 gram/kapita/hari, lemak 26.82 gram/kapita/hari, vitamin A 4828.28 RE, vitamin B1 2 mg/kapita/hari, vitamin C 314.41 mg/kapita/hari, kalsium 456.67 mg/kapita/hari, fosfor 1562.37 mg/kapita/hari dan zat besi 17.30 mg/kapita/hr. Hanya ketersediaan lemak dan kalsium yang masih dibawah anjuran WNPG. Kontribusi jenis pangan terhadap ketersediaan energi terbesar berasal ubi kayu yang menyumbang sebesar 1.395 kkal atau 36 %, kemudian beras sebesar 1.344 atau 35 %, diikuti jagung 716 kkal atau 18 %. Sedangkan kotribusi jenis bahan pangan lainnya seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, daging, telur, susu, ikan, gula, sayuran dan buah sangat kecil berkisar antara 0-6 % terhadap total energi dan protein. Kontribusi jenis pangan terhadap ketersediaan protein didominasi oleh sumbangan dari beras sebesar 33 gram atau 38%, jagung sebesar 18 gram atau 25 % , ikan sebesar 12 gram atau 14 % dan ubi kayu 9 gram atau 10 %. Peramalan produksi dan konsumsi pangan menunjukkan bahwa pertumbuhan komoditas pangan meningkat dan surplus sampai tahun 2015 kecuali kedelai, kacang hijau, ubi jalar dan telur. Defisit produksi pangan terjadi pada  beberapa kecamatan, namun kondisi ini bukan merupakan masalah yang serius  kalau akses pangan masyarakat  baik ekonomi  maupun fisik dapat dipenuhi melalui distribusi yang baik  dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit.   Kata Kunci: Neraca Bahan Makanan, Ketersediaan, Peramalan Pangan
DEVELOPMENT OF FOOD SECURITY IN INDONESIA Sujarwo Sujarwo; nuhfil hanani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.771 KB)

Abstract

Agricultural policy in Indonesia has several steps historically. It is started from land distribution in old-order government of Sukarno. In that time, government focussed on distributing resources and preparing for agricultural development. However, lack of research and development of technology caused low in agricultural production and less food sufficiency. Bringing new perspective of agricultural development, new order government in 1960s brought significant progress in agricultural production in Indonesia but the farmers had to pay cost in depletion of agricultural resources and dependency in chemical fertilizer and pesticides in the production. Currently, more efforts are implemented in sustainable agriculture and diversification in food consumption expecting gains in getting higher nutrition status of individual, braking land conversion and increasing farmers’ income.
AN ANALYSIS OF FARMER HOUSEHOLD FOOD SECURITY: CASE STUDY IN PATUK VILLAGE, WAJAK, MALANG REGENCY Mayang Adelia Puspita; nuhfil Hanani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.343 KB) | DOI: 10.21776/ub.agrise.2017.017.1.3

Abstract

Food security is a priority in Indonesia at this time specially to achieve food security of households to reduce food-insecure communities. According Sumarwan and Sukandar (1998), household food security and household welfare can be determined from the aspect of Adequacy Rate of Energy (ARE) and Adequacy Rate of Protein (ARP). This paper presented (1) the food security situation among farmer households in Patuk Village using Adequacy Rate of Energy (ARE) (2) factors affecting Adequacy Rate of Energy (ARE) of farmer household. Primary data were used in this study and these were obtained using in-depth interview and 2x24 food recall survey to measure farmer household food pattern. The analytical tools used include tables, percentages and analyzed using 2-SLS regression model. The result showed that 18.75% were very food secure, 21.88% were food secure enough and the rest 59.38% were food insecure. From these results, it can be seen that the majority of the farmer household in this study still food insecure. Based on the regression analysis method, the result shows that the adequacy rate of energy is positively related to the value of food consumption, mother education level, income per capita, and negatively related to the value of non-food consumption.  
IMPACTS OF RISING ANIMAL FOOD PRICES ON DEMAND AND POVERTY IN INDONESIA Nikmatul Khoiriyah; Ratya Anindita; Nuhfil Hanani; Abdul Wahib Muhaimin
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 20, No 1 (2020): JANUARY
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.agrise.2020.20.1.9

Abstract

Protein deficiency is one of the causes of the poor nutritional status of the Indonesian population, is permanent, and long-term will have an impact on the lower quality of human resources. This study analyzes the impact of price and income changes on animal food consumption patterns and demand on five poverty level in Indonesia. The demand esimation uses Quadratic Almost Ideal Demand Systems, using the National Socio Economic Survey (SUSENAS) data (March 2016) compilation data of 291,414 households. The results showed that there were different interactions between beef and the other four animal protein food sources, namely the Poor, Almost Poor and Vulnerable Poor beef substitution was mainly chicken, followed by fresh fish and eggs. Hicksian's own-price elasticity decreases following the decrease in the level of household poverty. Cases of beef, household own-price elasticity "extremely poor" -11.70% and "not poor" -1.95%. The sensitivity of the decrease in beef consumption is due to an increase in own-prices for "extremely poor" households 5.5 times compared to "non-poor". Beef is a very luxurious and relatively inaccessible source of animal protein food, especially for extremely poor, poor, almost poor, and vulnerable poor households, and this constitutes 40% of Indonesia's population. To increase beef consumption, it is necessary to increase domestic beef production so that the price of beef is affordable not only for non-poor households but also for extremely poor, poor, almost poor and vulnerable poor households in Indonesia
Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Perdagangan Besar Tanaman Pangan Utama Di Beberapa Propinsi Indonesia Nuhfil Hanani; Irma Audiah Fachrista
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 3 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.955 KB)

Abstract

Padi, jagung dan kedelai merupakan tiga komoditas pangan utama yang berfungsi sebagai bahan pangan dan sebagai bahan baku Industri. Penerapan sistem nilai tukar rupiah mengambang bebas, menyebabkan nilai rupiah berdasarkan permintaan dan penawaran terhadap USD. Perubahan nilai tukar akan mempengaruhi harga domestik. Hal ini terkait dengan input pertanian seperti pupuk anorganik, pestisida kimiawi dan saprodi yang bahan bakunya masih tergantung dari impor. Berfluktuasinya nilai tukar ini menyebabkan berfluktuasinya harga produk pertanian termasuk harga di tingkat perdagangan besar (wholesale price) atau yang biasa disebut dengan harga perdagangan besar (HPB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah nilai tukar berpengaruh terhadap HPB padi, jagung dan kedelai di beberapa propinsi di Indonesia Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang “Analisis Pengaruh Nilai Tukar terhadap HPB Tanaman Pangan Utama di Beberapa Propinsi Indonesia” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1). Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga perdagangan besar padi di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jogjakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selata tetapi tidak berpengaruh terhadap harga perdagangan besar padi di Jawa Barat dan Jawa Timur. (2). Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga perdagangan besar jagung di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan tetapi tidak berpengaruh terhadap harga perdagangan besar jagung di Sulawesi Tenggara. (3). Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga perdagangan besar kedelai di Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan tetapi tidak berpengaruh terhadap harga perdagangan besar kedelai di Sumatera Utara dan di Jawa Timur.   Kata Kunci: nilai tukar, pedagang besar, tanaman pangan utama
Co-Authors Abdul Aziz Hanafi Abdul Wahib Muhaimin Abdul Wahib Muhaimin Abdul Wahib Muhaimin Abdul Wahib Muhaimin Agil Narendar Agil Narendar Alfianti, Cahyatika Alia Fibrianingtyas Amelia Annisahaq Anfendita Azmi Rachmatika Anfendita Azmi Rachmatika Anita Rahmi Arief Joko Saputro Arifin Zainul Aris Sulistyono Asyarif, Muhammad Idris Bambang Ali Nugroho Condro Puspo Nugroho Djoko Koestiono Djoko Kustiono Dwi Retno Andriani Dyah Retnani Nurhidayati Elin Karlina Erlangga Esa Buana Fahriyah Fahriyah Fahriyah Fahriyah Fahriyah Fahriyah Fatoni, R.B.Moh Ibrahim Ghea Hapsari Anggraini Hana' Salsabila Hapsari, Triana Dewi Hermansyah, Dhany Hidayah, Rakhimatul Ika Ayu Purwaningsih Imron Fuadi Intan Mega Maharani Irma Audiah Fachrista Jamilah Jihad, Baroroh Nur Joko Mariyanto, Joko Junnia Pramesthia Putri Ke-Chung Peng Luh Putu Ayu Ratnadi M Muslich Mustajab M. Muslich M. M. Muslich Mustadjab Mayang Adelia Puspita Moch. Muslich Mustadjab Mochammad Muslich Mustadjab Murachman - - nFN Bahari Niken Irawati Nikmatul Khoiriyah Nirmala, Arlia Renaswari Noor Rizkiyah Oktavia, Henita Fajar Peersis Dwi Pratiwi Pujiastuti Lestari Putri Daulika Rachman Hartono Ratya Anindita Ratya Anindita Reza Wibisono Rhinda Astitya Zubaidah Rina Suprihati Rini Dwi Astuti Rini Dwiastuti Rini Dwiastuti Rini Dwiastuti Rini Mutisari Rosihan Asmara Rosihan Asmara Rosihan Asmara Rosihan Asmara Rosihan Asmara Rosihan Asmara Rosihan Asmara S Gatot Irianto S Soemarno S Suhartini S Sujarwo S Syafrial S Syafrial S Syafrial S Syafrial Sahri - Muhammad Sari Perwita Rahmanti Setyono Yudo Tyasmoro Setyowati, Putri Budi Soemarno - - Suhartini Suhartini Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Sujarwo Syafrial Syafrial Syafrial Syafrial Syafrial Syafrial Syafrial Syafrial Syarifatul Istiqomah Wahib Muhaimin Wen-Chi Huang Wen-Chi Huang Wenny Mamilianti Wisynu Ari Gutama Yundari, Yundari Yustisianto Nugroho Zakki Faizin Fitrianto Zulkifli Mantau