Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner

IDENTIFIKASI ENDOPARASIT PADA IKAN JEBONG (Abalistes stellaris) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) LAMPULO KOTA BANDA ACEH Muhammad Geraldy Zarry; Muhammad Hambal; Zuhrawaty N.A.
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 2 (2017): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.774 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i2.2729

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi endoparasit pada Starry Triggerfish (Abalistes stellaris) yang diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo Banda Aceh. Penelitian dilakukan pada Mei 2016 di Laboratorium Parasitologi, Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah. Sebanyak 25 Abalistes stellaris diperoleh dan kemudian diperiksa untuk mengetahui keberadaan endoparasit. Sebelum diperiksa, panjang ikan diukur dan berdasarkan pada keberadaan telur di perut, jenis kelamin ikan diidentifikasi. Pengamatan dari endoparasit dilakukan dengan mengamati organ internal ikan secara makroskopik kemudian mikroskopik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan terinfeksi oleh Anisakis spp. dan Tetraphylidea di perut dan usus ikan dengan tingkat prevalensi masing-masing endoparasit antara 12% dan 36%. Hasil juga menunjukkan bahwa semakin panjang tubuh ikan, semakin banyak parasit yang diperoleh.Kata Kunci: Abalistes stellaris, Anisakis spp., endoparasit ABSTRACT      This study aims to identify endoparasite on Starry Triggerfish (Abalistes stellaris) obtained from the Lampulo Fish Auction Site (TPI) Banda Aceh. The study was conducted in May 2016 at the Laboratory of Parasitology, Faculty of Veterinary Medicine Unsyiah. As many as 25 Abalistes stellaris were collected and then examined to find out endoparasites. Before examined, the length of fish were measured and based on the existence of spawn in the abdomen, the sex was identified. Observations of the endoparasites were done by observing internal organs of fish macroscopic then microscopic. The results revealed that the fish were infected by Anisakis spp. and Tetraphylidea in the stomach and intestines of fish with a prevalence rate of each endoparasite between 12% and 36%. Results also showed that the longer the fish length is, the more parasites were obtained.Keywords: Abalistes stellaris, Anisakis spp., endoparasites
GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTOT FEMUR KELINCI (LEPUS SP.) SETELAH IMPLAN PLAT LOGAM (Histopathology Of Rabbit’s (Lepus sp.)Femur Muscle After Metal Plate Implantation) Muhammad Fathur Ridho; Erwin Erwin; Ummu Balqis; Muhammad Hambal; Syafruddin Syafruddin; Mulyadi Adam
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 3 (2021): MEI-JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i3.12878

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran histopatologi otot femur kelinci (Lepus sp.) setelah implan plat besi dan tantalum. Kelompok perlakuan 1 (K1) kelinci yang diimplantasi menggunakan plat tantalum dan kelompok perlakuan 2 (K2) kelinci yang diimplantasi menggunakan plat besi di antara Musculus Vastus Lateralis dan tulang femur selama 2 bulan. Perubahan histologi yang diamati adalah ada tidaknya nekrosis, fibrosis dan tissue cavities pada jaringan otot femur kelinci. Hasil pengamatan secara mikroskpois  ditemukan fibrosis, tetapi tidak ditemukan nekrosis dan tissue cavities. Terdapat perbedaan gambaran histopatologi otot kelinci (Lepus sp.) setelah penggunaan implan plat tantalum dan plat besi. Kata kunci : Kelinci, Tantalum, Besi, Histopatologi, Otot, Fibrosis, Nekrosis, Tissue Cavities. ABSTRACT                    The aim of this study was to determine the differences in the histopathology of the rabbit femur (Lepus sp.) Muscle after iron plate and tantalum implants. The first treatment group (K1) rabbits implanted using tantalum plates and treatment group 2 (K2) rabbits were implanted using an iron plate between the Musculus Vastus Lateralis and the femur bone for 2 months. The histological changes observed were the presence or absence of necrosis, fibrosis and tissue cavities in the muscle tissue of the rabbit femur. The results of the study showed that fibrosis was found, but necrosis and tissue cavities were not found. There are differences in the histopatological muscle of rabbit (Lepus sp.) after the use of tantalum plate and iron plate implants. Keywords: Rabbit, Tantalum, Iron, Histopathology, Muscle, Fibrosis, Nekrotic, Tissue Cavities.
PEMERIKSAAN KEBERADAAN TELUR DAN LARVA NEMATODA PASCA PEMBERIAN ANTHELMINTIK PADA GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI CONSERVATION RESPONSE UNIT (CRU) SAMPOINIET ACEH JAYA Ova and Nematode larvae examination after anthelmintics treatment on Sumatra Elephant (Elephas maximus sumatranus) in Conservation Response Unit (CRU) Aceh Jaya Sampoiniet syafriza harliyanda; Muhammad Hambal; Arman Sayuti
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.15 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.3461

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan telur dan larva nematoda pasca pemberian anthelmintik pada gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet Aceh Jaya dan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree. Sampel feses gajah sumatera diambil dari 4 ekor gajah yang ada di CRU Sampoiniet Aceh Jaya dan 1 ekor gajah yang ada PKG Saree. Pengambilan sampel feses gajah Sumatera dilaksanakan sebanyak 3 kali seminggu. Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan telur maupun larva pada gajah-gajah yang berada di CRU Sampoiniet. Ditemukan telur cacing Ascaris sp dan Toxocara spp serta ditemukan juga larva dari cacing Rhabiditiform dan Ascaris sp pada gajah di PKG Saree. Efikasi obat cacing masih optimum selama 3 minggu pasca pemberian obat cacing.Kata kunci: Telur cacing nematoda Ascaris sp, Toxocara spp, Larva Rhabiditiform, Ascaris sp, Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)ABSTRACT This research was conducted to determine the eggs and larvae of namatode after anthelmintic administation on sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) in Conservation Response Unit (CRU) Sampoinet Aceh Jaya and Conservation Center of Elephant (CCE) Saree. The  Sample feces of sumatran elephant takes from 4 elephant in CRU Sampoiniet Aceh Jaya and 1 elephant in CCE Saree. The results showed no eggs or larvae are found on the elephants residing in CRU Sampoiniet. Ascaris worm eggs found sp and Toxocara spp and found larvae of Ascaris sp and Rhabiditiform worms in CCE Saree. The feces sample of sumatran elephant was taken three times, conducted every week. It was conducted, the elephant in Sampoiniet could not be found the eggs of parasite in feces due to anthelmintic treatment.Keywords: Egg worm nematodes Ascaris sp, Toxocara spp, Rhabiditiform larvae, Ascaris sp, Sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus)
PENGARUH EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica) KONSENTRASI 75 % TERHADAP MOTILITAS DAN MORTILITAS CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO (Effect of turmeric extract (Curcuma domestica) 75% concentration against motility and mortality of Ascaridia galli in vitro) zena fisdiora; ummu balqis; muhammad hambal
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 2 (2018): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.948 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i2.6860

Abstract

Penelitian ini bertujuan memberikan informasi tentang pengaruh ekstrak kunyit (Curcuma domestica) dengan konsentrasi 75% terhadap motilitas dan mortalitas cacing Ascaridia galli secara In vitro. Sampel yang digunakan adalah cacing Ascaridia galli betina dewasa yang aktif bergerak, sehat serta memiliki panjang 7-11 cm sebanyak 6 ekor. Ascaridia galli dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri atas 3 ekor. Untuk kelompok I Ascaridia galli direndam dalam larutan NaCl 0,9% sebagai kontrol , sedangkan untuk kelompok II Ascaridia galli direndam dalam ekstrak kunyit (Curcuma domestica) konsentrasi 75%. Parameter penelitian di ukur berdasakan nilai skor dengan kriteria, untuk nilai skor 3 diberikan apabila seluruh tubuh cacing bergerak, nilai skor 2 diberikan apabila hanya sebagian tubuh cacing yang bergerak, nilai skor 1 diberikan apabila cacing tidak bergerak (diam) tetapi masih hidup, skor 0 diberikan apabila cacing tidak bergerak (mati). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing Ascaridia galli yang direndam dalam ekstrak kunyit (Curcuma domestica) konsentrasi 75% menunjukkan kematian pada jam ke-3, sedangkan cacing Ascaridia galli yang direndam dalam larutan NaCl 0,9% mati pada jam ke-8. Ekstrak kunyit (Curcuma domestica) dengan konsentrasi 75% menyebabkan kematian cacing Ascaridia galli 5 jam lebih cepat dibandingkan dengan NaCl 0,9% secara In vitro. Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kunyit (Curcuma domestica) konsentrasi 75% memiliki potensi sebagai anthelmentik untuk cacing Ascaridia galli. (This study provides information on the use of turmeric extract (Curcuma domestica) with a concentration of 75% agains Ascaridia galli in vitro. Sample that was used were 6 female adult of Ascaridia galli that are still active, healthy and have a length of 7-11 cm, Ascaridia galli was divided into 2 groups of treatment, each consists of 3 Ascaridia galli. In group I Ascaridia galli was rinsed in 0.9% NaCl solution as control, while in group II Ascaridia galli was rinsed in turmeric extract (Curcuma domestica) with concentration of 75%. The parameters in this study were measured based on criteria, for score 3 given the chance of the whole body of the worm moves, the score of 2 was given while only part of the body moving,  score 1 was given when the worms were not moving but still shows living signs, the score 0 was given when worms were not moving at all (dead). The results showed that Ascaridia galli rinsed in turmeric extract (Curcuma domestica) with concentration 75% died with in 3 hours, while Ascaridia galli rinsed in 0.9% NaCl solution having the time of death after 8 hours. This research concluded that turmeric extract (Curcuma domestica) concentration of 75% had effect on motility and mortality of Ascaridia galli in vitro and has anthelmintic potentiates for Ascaridia galli)
IDENTIFIKASI ENDOPARASIT PADA IKAN LELE (Clarias batrachus) DI KECAMATAN LHOKNGA ACEH BESAR PASCA TSUNAMI Muttaqien Muttaqien; Muhammad Ridhan Akbar; Muhammad Hambal
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 1 (2017): NOVEMBER - JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.265 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i1.1370

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi parasit dan mengetahui pengaruh tingkat prevalensi parasit yang ditemukan pada ikan lele (Clarias batrachus) di wilayah yang terkena dampak Tsunami dan wilayah yang tidak terkena dampak Tsunami. Sebanyak 80 ekor ikan lele yang diambil dari 4 lokasi di daerah Lhoknga, Aceh Besar yang terdiri dari 3 lokasi terkena dampak tsunami (Lambaro Seubun, Lamlhom dan Lampuuk) dan 1 desa tidak terkena dampak tsunami (Keudee Bieng) kemudian diperiksa di laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Acehuntuk melihat keberadaan endoparasit. Pemeriksaan endoparasit dilakukan dengan cara pengamatan pada permukaan dalam dari tractus digestivus di bawah mikroskop. Dari hasil penelitian ditemukan empat jenis parasit yang menginfestasi ikan leleyaitu P. nagpurensis, Anisakis sp, Camallanus sp, Acanthostomum sp. Parasit Anisakis sp terdapat baik pada wilayah yang terkena Tsunami maupun yang tidak terkena Tsunami, Camallanus sp dan Acanthostomum sp hanya terdapat pada wilayah yang terkena dampak Tsunami sedangkan parasit P. Nagpurensis terdapat di wilayah yang tidak terkena dampak Tsunami. Tingkat prevalensi pada daerah yang terkena Tsunami yaitu 56,6% sedangkan tingkat prevalensi pada daerah yang tidak terkena dampak Tsunami lebih rendah, yaitu 45%. Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwasannya parasit pada daerah yang terkena dampak Tsunami memiliki tingkat prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan daerah yang tidak terkena dampak Tsunami.Kata kunci: endoparasit, ikan Lele (Clarias batrachus), lhoknga, tsunami.A study has been conducted to identify the parasite and the level of parasite prevalence rates in catfish (Clarias batrachus) living in the area that is affected or not by tsunami. A total of 80 catfishes taken from four locations in Lhoknga, Aceh Besar district and examined in the laboratory of parasitology, Faculty of Veterinary Medicine, University of Syiah Kuala, Banda Aceh. The observation of endoparasite was focused on the inner surface of the digestive tractus. The study revealed that four types of parasites that infest catfish; (Pallisentis nagpurensis, Anisakis sp, Camallanus sp, and Acanthostomum sp). Parasite Anisakis sp found in areas affected the tsunami and it also found in catfish living in non tsunami affected area, Camallanus sp and Acanthostomum sp are found only in the region affected by the tsunami while P. Nagpurensis parasites found in the areas that not affected by the tsunami. Prevalence rates at region that affected by tsunami was 56,6% and region that not affect by tsunami was 45%. The result showed that regions that affected by tsunami have higher prevalence rates than the region not affected by tsunami. This could indicated that tsunami affected to the environment of parasites.Keyword: endoparasites, cat fish (Clarias batrachus), lhoknga, tsunami
DETEKSI PROTOZOA DARAH BABI LIAR (Sus scrofa) DI KECAMATAN LHOKNGA, ACEH BESARDETEKSI PROTOZOA DARAH BABI LIAR (Sus scrofa) DI KECAMATAN LHOKNGA, ACEH BESAR Maria Ferawati Magai; Muttaqien Bakri; Muhammad Hambal; T Fadrial Karmil; Budianto Panjaitan; Nurliana Nurliana
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 1 (2021): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i1.4538

Abstract

 Penelitian  ini bertujuan  mendeteksi jenis-jenis protozoa darah yang terdapat pada babi liar di kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan empat ekor babi liar yang diperoleh dengan cara dijerat secara tradisional di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Darah untuk pemeriksaan protozoa diambil dengan cara ditampung menggunakan vacuum tube. Pengamatan dilakukan dengan membuat preparat ulas darah babi liar yang diwarnai dengan Giemsa 10%. Pembuatan preparat ulas darah dengan pewarnaan Giemsa 10%, antara lain darah yang telah diperoleh diteteskan di atas gelas objek untuk dibuat preparat ulas darah. Kemudian dikeringkan selama sekitar 1-2 menit, dengan diangin-anginkan lalu difiksasi menggunakan metanol absolut selama 10-15 menit dan dikeringkan beberapa saat. Preparat yang telah kering diletakkan di rak pewarnaan, didiamkan sebentar lalu preparat ditetesi dengan Giemsa 10% dan didiamkan selama 30 menit sampai 1 jam. Kemudian preparat diangkat dari rak pewarnaan dan dibilas dengan aquades atau air yang mengalir lalu didiamkan hinga kering. Preparat siap untuk diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran  100x menggunakan minyak emersi. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap darah  dari empat ekor babi liar, diketahui sebanyak dua ekor dari darah babi liar ditemukan protozoa darah. Protozoa darah yang ditemukan yaitu Anaplasma spABSTRACT This study aims to detect the types of blood protozoa found in wild boar in the subdistrict of Lhoknga, Aceh Besar. This study used four wild boar obtained by traditional snares in Lhoknga Sub-district, Aceh Besar. Blood for protozoan examination was taken by a vacuum tube. The observations were made by preparing the preparations of the wild pig blood smeared with 10% of Giemsa. Preparation of blood review material with staining 10% of Giemsa there is; blood that has been obtained dripped on the object glass to be made blood review. Then dried for about 1-2 minutes, with aerated then fixed using methanol for 10-15 minutes and dried for a while. The dried preparations are placed on a coloring rack, momentarily silenced and the preparations are stained with 10% of Giemsa and left for 30 minutes to 1 hour. Then the preparations are removed from the staining rack and rinsed with aquades or running water and then left until dry. Preparations are ready to be observed under a microscope with 100x magnification using emersive oil. The results of blood tests of four wild pigs, known as two of the wild pigs blood found protozoa blood. The blood protozoa found is Anaplasma sp  
PENYIMPANGAN BOBOT BADAN SAPI ACEH JANTAN MENGGUNAKAN RUMUS LAMBOURNE TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL Utari Desya; M Hasan; Gholib Gholib; Nellita Mutia; Muhammad Hambal; Fadli A. Gani; Dian Masyitha
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.10748

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penyimpangan  bobot badan sapi aceh jantan yang diukur menggunakan rumus Lambourne dibandingkan dengan bobot aktual. Sampel yang digunakan yaitu 50 ekor sapi aceh jantan berumur 2-2,5 tahun di BPTU-HPT Indrapuri. Parameter yang diamati yaitu Panjang Badan (PB), Lingkar Dada (LD), dan Bobot Badan (BB). Pengukuran PB dilakukan dengan cara mengukur jarak antara ujung samping tulang bahu (tuberculum humeralis lateralis) sampai dengan ujung tulang duduk (tuberculum ischiadium) menggunakan tongkat ukur. Pengukuran LD dilakukan dengan melingkari rongga dada di belakang sendi tulang bahu (os scapula) menggunakan pita ukur. Pengukuran BB dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan timbangan ternak digital (BB) dan menggunakan rumus Lambourne. Besar persentase penyimpangan BB sapi aceh jantan menggunakan rumus Lambourne terhadap bobot badan aktual adalah 3,41% dan didapatkan persamaan regresi Y = -350,30 + 2,27x1 + 2,06x2.ABSTRACTThe aim of this study was to investigate the percentage of deviation of body weight estimation using a Lambourne formula had compared with real body weight in aceh bull. Samples of this study were 50 aceh bulls 2-2.5 years old in BPTU-HPT Indrapuri. Observed parameters were body length, chest circumference, and body weight. Body length was measured from the side of the shoulder bone (tuberculum humeralis lateralis) until sitting bone (tuberculum ischiadium) using measuring stick. Chest circumference was measured from the chest cavity behind the shoulder bone joint (os scapula) using a measurement tape. Measurement of body weight was carried out in two ways, first it was known from digital cattle scales (real body weight) and second it was calculated using a Lambourne formula. The percentage of deviation of body weight estimation using Lambourne formula had compared with aceh bull’s real body weight was 3.41% and the regression formula was Y = -350.30 + 2.27x1 + 2.06x2.
STUDI EVALUASI PEMOTONGAN HEWAN QURBAN DI KOTA BANDA ACEH DAN SEBAGIAN ACEH BESAR DARI ASPEK SANITASI DAN KESRAWAN Evalution Study of Qurban Slaughtering Animals in Banda Aceh City and Most Aceh Besar From Sanitation Aspect And Animal Welfare tati maulidya; Razali Razali; Ismail Ismail; Rastina Rastina; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; M Daud AK; Muhammad Hambal; Muttaqien Muttaqien
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 4 (2021): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i4.7880

Abstract

This study aims to evaluate the slaughter of qurban animals in Banda Aceh City and some of Aceh Besar in 2017. This research was conducted in the form of data analysis from questionnaire results of qurban slaughtering animals. The data analyzed was data obtained from the results of questionnaires and observations about some aspects which classified into four categories, namely qurban animals health aspects, aspects of shelter and qurban animals slaughter equipment, the process of slaughtering qurban animals, and fourth was the aspect of cutting meat or carcass. The data were analyzed descriptively. The results showed that 83.28% of the health aspects of qurban animals in Banda Aceh city and some of Aceh Besar can be said very good. As many as 84.12% of the people in Banda Aceh city and some of Aceh Besar have done the shelter and qurban animal slaughtering equipment. 76.56% of the people in Banda Aceh city and some of Aceh Besar have done the slaughtering of qurban animals in accordance with slaughtering requirements, and 88.88% have done carcass or carcass handled properly. The conclusion stated that the slaughtering of qurban animals in Banda Aceh City and some of Aceh Besar in 2017 has fulfilled the aspect of sanitation and animal welfare
Co-Authors . Darmawi . Darmawi . Darniati . Fakhrurrazi . Muthmainnah Abd. Rasyid Syamsuri Abdul Harris Abu Hasan Ahmad Abu Hassan Ahmad Admi, Masda Agus Dermawan Amalia Sutriana Amiruddin A Anugrah Septian Arman Sayuti Athaillah Farida Atika Agusty Audi Maldini Aulanni'am, Aulanni'am Azhari Azhari Basuki B. Purnomo Budianto Panjaitan Cut Dahlia Iskandar Cut S. Utami Darmawi Darmawi Dewi Mahartina Dian Masyitha Dwina Aliza Dwinna Aliza Elia Wardani Ellyawardani Ellyawardani Elsa Mariane Ramadani Erdiansyah Rahmi Erina Erina Erwin Erwin Fadli A. Gani Fakhrurrazi Fakhrurrazi Farid Wajidi Farida Athailah Farida Athaillah Farida Farida Gholib Gholib Hamdani Budiman Hamny Sofyan Henni Vanda Ikwan Jamil Ismail Ismail Joharsyah J M Daud AK M Hasan M. Aris Widodo M. Nur Salim Maria Ferawati Magai Muhammad Fathur Ridho Muhammad Geraldy Zarry Muhammad Hanafiah Muhammad Ridhan Akbar Mulya Fahmi Mulyadi Adam Murhaban Murhaban Muslim Akmal Mustafa Sabri Muttaqien Bakri Muttaqien Bakrie Muttaqien Muttaqien Nellita Mutia NURLIANA NURLIANA Nuzul Asmilia Poedji Hastutiek Rastina Rastina Razali Daud Razali Razali Resty Fauzana Rahman Rimaya Shafitri Rinidar R Rizka Ayuni Roslizawaty R Siti Aisyah Soeharsono Soeharsono Sri Mulyati Sri Wahyuni Sugito Sugito Suriadi S Sutiman B. Sumitro syafriza harliyanda Syafruddin S Syafruddin Syafruddin t fadrial karmil T Reza Ferasyi T. Armansyah T. Reza Ferasyi Tapielaniari - tati maulidya Taufikah Rahmah Teuku R. Ferasyi Teuku Reza Ferasyi Tongku Nizwan Siregar Triva Murtina Lubis Ummu Balqis Upik K. Hadi Utari Desya Winaruddin Winaruddin Wulan Windasari Yudha Fahrimal Zainuddin Z Zainuddin Zainuddin zena fisdiora Zuhrawaty N.A. Zuhrawaty NA