Elis Indrayanti
Departemen Oseanografi , Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 57 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Karakteristik Mikroplastik Di Perairan Pulau Tengah, Karimunjawa Salsabila Salsabila; Elis Indrayanti; Rikha Widiaratih
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15420

Abstract

Abstrak Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran mikro (<5 mm). Ukurannya yang kecil dan ketahanannya yang lama menyebabkan mikroplastik berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh makhluk hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan karakteristik mikroplastik yang berada di Pulau Tengah, Karimunjawa. Sampel mikroplastik diambil pada 12 April 2021 di 4 stasiun. Sampel air laut diambil menggunakan plankton net dan diukur parameter fisika dan kimianya. Sampel kemudian dilarutkan dalam larutan etanol 96%, H2O2 30%, selanjutnya disaring menggunakan vacuum pump untuk didapatkan partikel mikroplastik. Partikel mikroplastik diamati kelimpahan dan bentuknya menggunakan mikroskop stereo, lalu dianalisis jenis polimernya dengan alat FTIR. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan total mikroplastik yang terdapat di perairan Pulau Tengah sebesar 142,44 partikel/m3. Jenis mikroplastik dalam sampel air laut adalah fiber, fragment, film, dan pellets. Warna mikroplastik yang ditemukan adalah hitam, biru, merah, cokelat, kuning, tranparant, dan hijau. Hasil Uji FT-IR jenis polimer mikroplastik yang ditemukan adalah Nitril, HDPE, LDPE, PVA, dan  PP. Mikroplastik berbentuk fragmen paling banyak ditemukan di semua stasiun, dengan kelimpahan 90,3 partikel/m3 dan mikroplastik berwarna hitam paling banyak ditemukan, dengan kelimpahan 74,1 partikel/m3. Mikroplastik yang berada di Perairan Pulau Tengah memiliki potensi untuk mengkontaminasi terumbu karang yang berada di sekitar perairan tersebut.Kata kunci : Pulau Tengah, Mikroplastik, Kelimpahan, FTIRAbstractMicroplastics are micro-sized plastic particles (<5 mm). Its small size and long durability make microplastics dangerous if they accumulate in the body of living things. The purpose of this study was to identify the characteristics of microplastics in Central Island, Karimunjawa. Microplastic samples were taken on April 12, 2021 at 4 stations. Sea air samples were taken using a plankton net and measured physical and chemical parameters. The sample was then dissolved in 96% ethanol solution, 30% H2O2, then filtered using a vacuum pump to obtain microplastic particles. Microplastic particles were observed and their shape using a stereo microscope, then the type of polymer was analyzed by means of FTIR. The results showed that the total microplastic found in the waters of Central Island was 142.44 particles/m3. The types of microplastics in seawater samples are fiber, fragment, film, and pellet. The colors of the microplastics found were black, blue, red, brown, yellow, transparent, and green. The results of the FT-IR test of the types of microplastic polymers found were Nitrile, HDPE, LDPE, PVA, and PP. Microplastics in the form of fragments were found at all stations, with 90.3 particles/m3 and black microplastics were the most commonly found, with 74.1 particles/m3. Microplastics in Central Island waters have the potential to contaminate coral reefs around these waters.Keywords : Central Island, Microplastics, Abundance, FTIR
Penentuan Daerah Upwelling Berdasarkan Indikator Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a di Perairan Selat Sunda Tahun 2010 - 2019 Fie&#039;ulya Yusro Ramadlanie; Elis Indrayanti; Gentur Handoyo
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15341

Abstract

berdasarkan indikator klorofil-a dan suhu permukaan laut (SPL). Data yang digunakan meliputi data SPL dari citra Aqua MODIS, data klorofil-a dari OC-CCI, dan data kecepatan angin dari ASCAT. Pengolahan data dengan metode komposit menggunakan bahasa pemograman IDL. Hasil penelitian menunjukan bahwa puncak peristiwa upwelling terjadi di Selat Sunda bagian selatan dengan intensitas medium pada musim peralihan 2 dengan nilai klorofil-a sebesar 0,77 mg/m3 dan SPL 28,5 ̊C dikarenakan adanya arus yang bergerak ke arah barat sampai pada Selat Sunda yang didorong oleh kencangnya angina muson tenggara. Sedangkan pada perairan Selat Sunda bagian utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan dikelilingi oleh pulau-pulau kecil memiliki nilai konsentrasi klorofil-a yang cenderung konstan berkisar 0,3 – 0,5 mg/m3dengan nilai SPL tinggi berkisar 29º C – 30º C. Kata kunci: Klorofil-a, Selat Sunda, SPL, Upwelling Abstract Identification of Upwelling Areas Based on Indicators of Sea Surface Temperature and Chlorophyll-a in Sunda Strait Waters in 2010–2019 The Sunda Strait is a strait that connects the Java Sea with the Indian Ocean. The mixing of the two water masses in the Sunda Strait will affect seawater productivity. One phenomenon that is closely related to seawater productivity is upwelling. This study aims to determine areas indicated for upwelling in the Sunda Strait based on chlorophyll-a indicators and sea surface temperature (SST). The data used includes SST data from Aqua MODIS, chlorophyll-a data from OC-CCI, and wind speed data from ASCAT. Data processing with the composite method using the IDL programming language. The results showed that the peak of upwelling occurred in the southern part of the Sunda Strait with medium intensity during transitional season 2 with a chlorophyll-a value of 0.77 mg/m3 and an SST of 28.5º C due to currents moving westward to the Sunda Strait. driven by strong southeast monsoon winds. Whereas in the northern part of the Sunda Strait, which is directly adjacent to the Java Sea and surrounded by small islands, the concentration of chlorophyll-a tends to be constant, ranging from 0.3–0.5 mg/m3 with high SST values ranging from 29–30º C.Keywords: Chlorophyll-a, Sunda Strait, SST, Upwelling 
Hubungan Kecepatan Angin dengan Luasan Upwelling Intensitas Kuat di Perairan Selatan Jawa pada Kejadian La Nina, El Nino dan Normal Safitri Dwi Rahayu; Heryoso Setiyono; Elis Indrayanti
Indonesian Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2023): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v5i1.15634

Abstract

Fenomena upwelling yang terjadi di Perairan Selatan Jawa selain dipengaruhi oleh angin muson juga sangat dipengaruhi oleh ENSO (El Nino Southern Oscillation) dan IOD (Indian Dipole Mode). Penelitian ini mengkaji lebih jauh tentang hubungan kecepatan angin dan luasan upwelling intensitas kuat di Perairan Selatan Jawa selama kejadian La Nina tahun 2010, Normal Tahun 2013 dan  El Nino tahun 2015. Data yang digunakan meliputi data suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a dari citra MODIS, data angin dari ASCAT. Peta variasi upwelling serta nilai luasannya diperoleh dari pengolahan ArcGIS dan nilai rata-rata kecepatan angin bulanan diolah dengan IDL. Daerah upwelling intensitas kuat yang terluas pada kejadian La Nina terjadi di bulan Agustus sebesar 1.952 km² dengan kecepatan angin rata-rata bulanan sebesar 6,96 m/s. Sedangkan pada kejadian Normal dan El Nino terjadi di bulan September sebesar 14.432 km² dan 29.120 km² dengan kecepatan angin rata-rata bulanannya sebesar 6,55 m/s dan sebesar 6,15 m/s. Hasil korelasi kecepatan angin dengan luasan upwelling menunjukkan korelasi yang cukup tinggi pada kondisi La Nina dan Normal dengan nilai korelasi sebesar 0,58 dan 0,54. Kecepatan angin tidak terlalu mempengaruhi luasan upwelling pada kondisi El Nino dengan nilai korelasi yang sangat rendah sebesar 0,06.Kata kunci: Luas upwelling, Angin Muson, Perairan Selatan Jawa, La Nina, El Nino Upwelling in the Southern Java waters is directly controlled by monsoon winds and is also strongly influenced by ENSO (El Nino Southern Oscillation) and IOD (Indian Dipole Mode).  This study examines the relationship between wind speed and the area of strong intensity upwelling in the waters of Southern Java during the 2010 La Nina, 2013 Normal, and 2015 El Nino events. The data used are Sea Surface Temperature (SST) and chlorophyll-a from Aqua Modis level 3, and wind data from ASCAT.  The area of strong intensity upwelling is obtained from ArcGIS processing and the average monthly wind speed is processed using IDL. The widest area of strong intensity upwelling during the La Nina event occurred in August at 1,952 km² with a monthly average wind speed of 6.96 m/s. Whereas Normal and El Nino events occurred in September at 14,432 km² and 29,120 km² with monthly average wind speeds of 6.55 m/s and 6.15 m/s. The correlation of wind speed and upwelling area showed a fairly high correlation in La Nina and Normal conditions with a correlation value of 0.58 and 0.54. Wind speed does not significantly affect the upwelling area during El Nino conditions with a very low correlation value of 0.06.Keywords: Upwelling area, Monsoon Wind, the Southern Java Waters, La Nina, El Nino
Prediksi Perubahan Garis Pantai Di Pantai Tanjung Lesung, Kec. Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten (Studi Kasus: 2022-2047) Maria Kurniawati Lena Liwun; Aris Ismanto; Elis Indrayanti; Bayu Munandar; Hendry Siagian
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.50149

Abstract

Pantai Tanjung Lesung merupakan proyek strategis nasional yang menjadi potensi wisata pantai untuk perkembangan perekonomian Provinsi Banten. Kerusakan daerah pesisir telah terjadi dari tahun ke tahun di wilayah ini. Kondisi ini perlu dilakukan mitigasi untuk mengurangi resiko rusaknya infrastruktur dan sangat mengganggu permukiman, pariwisata, dan aktivitas masyarakat yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi perubahan garis pantai di Pantai Tanjung Lesung yang terjadi dalam 25 (2002 – 2047) tahun yang akan datang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan pengembangan wisata pantai dengan mencegah terjadinya abrasi dan akresi di titik-titik krusial. Pemodelan perubahan garis pantai pada penelitian ini, menggunakan modul LITLINE, salah satu modul utama dari LITPACK dari MIKE 21. Pengumpulan data dilakukan dengan survey lapangan dan pengambilan data dari instansi terkait. Analisis hasil model perubahan garis pantai di Pantai Tanjung Lesung, Kab. Pandeglang menunjukkan potensi terjadinya proses abrasi dan akresi untuk 25 tahun ke depan. Selama 25 tahun dari tahun 2022 – 2047 garis pantai Tanjung Lesung mengalami abrasi sebesar 48.69 m dan akresi sebesar 51,7 m. Nilai rata – rata perubahan garis pantai adalah 11,5 dan 11,75 pada kejadian abrasi dan akresi secara berurut. Akumulasi akresi dengan kala periode 5 tahun hingga 2047 di daerah teluk adalah sebesar 61,65 m, sedangkan akumulasi abrasi dengan kala periode 5 tahun hingga 2047 adalah sebesar 72,49 m.   Tanjung Lesung Beach is a national strategic project that becomes a potential for coastal tourism for the economic development of Banten Province. Damage to coastal areas has occurred from year to year in this region. This condition needs to be mitigated to reduce the risk of infrastructure damage and greatly disrupt settlements, tourism, and other community activities This study aims to predict shoreline changes at Tanjung Lesung Beach that will occur in the next 25 (2002–2047) years.. The results of this study are expected to be considered in planning the development of coastal tourism by preventing abrasion and accretion at crucial points. The modeling of shoreline changes in this study uses the LITLINE module, one of the main modules of LITPACK from MIKE 21. Data collection is carried out by field surveys and data collection from relevant agencies. Analysis of the results of the model of shoreline change at Tanjung Lesung Beach, Pandeglang district shows the potential for abrasion and accretion processes for the next 25 years. For 25 years, from 2022 to 2047, the Tanjung Lesung coastline experienced 48.69 m of abrasion and 51.7 m of accretion. The average value of shoreline change is 11.5 and 11.75 for accretion and sedimentation events, respectively. The accumulation of accretion with a period of 5 years to 2047 in the bay area is 61.65 m, while the accumulation of abrasion with a period of 5 years to 2047 is 72.49m.
Struktur vertikal upwelling – downwelling di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Selatan Bali berdasarkan salinitas musiman periode 2004 – 2010 Restu Wardani; Widodo S Pranowo; Elis Indrayanti
Depik Vol 2, No 3 (2013): December 2013
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.239 KB) | DOI: 10.13170/depik.2.3.994

Abstract

Abstract. Salinity plays an important role for phenomenon identification of upwelling and downwelling. Upwelling that occurs in the Indian Ocean south of Java to South of Bali is influenced by monsoons, ENSO (El Nino Southern Oscillation) and IOD (Indian Dipole Oscillation Mode). Upwelling and downwelling patterns based on vertical structure of salinity and its seasonal variability within seven years (2004 to 2010) is studied here. Argo Float dataset is used in this study, processed by Ferret software for a vertical schematic model, and Pearson correlated with IOD and SOI indexes. The aim of this study is to  obtain the pattern of upwelling and downwelling based on profile of seasonal salinity during the period 2004-2010 in Indian Ocean south of Java – Bali and correlated with ENSO and IOD.  Further discussion on upwellling is provided since it is more important to the fisheries activity. Result shows an intensive upwelling phenomenon occurs at 110°E correlated with fishing ground area. ENSO and IOD phenomena has been founded also affect upwelling. Upwelling increasing in intensity during the La Nina - IOD (+). The upwelling is negative linear correlated with SOI(-0,89643), but its positive linear correlated with IOD (+0,798168).Keywords : vVrtical structure salinity; Seasonal upwelling; Indian Ocean; South Java-Bali Seas. Abstrak. Salinitas berperan penting untuk mengidentifikasi fenomena upwelling dan downwelling. Upwelling yang terjadi di samudera Hindia Selatan Jawa hingga Selatan Bali dipengaruhi oleh angin musim, ENSO (El Nino Southern Oscillation) dan IOD (Indian Oscillation Dipole Mode). Dalam peneletian ini dikaji pola upwelling dan downwelling berdasarkan distribusi salinitas secara vertikal dan vaeriabilitas musiman dikaji dalam waktu tujuh tahun (2004 – 2010). Data hasil akuisisi argo float digunakan dalam penelitian ini, diolah menggunakan software Ferret selanjutnya dilakukan  pembuatan model skematik  dan analisa korelasi pearson terhadap Indeks IOD dan SOI. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh pola upwelling dan downwelling terhadap musim berdasarkan profil salinitas selama periode 2004 – 2010 di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Bali dan hubungannya dengan fenomena ENSO dan IOD.Penelitian lebih lanjut tentang upwelling penting untuk industri perikanan. Hasil penelitian menunjukkan Fenomena upwelling secara intensif terjadi pada koordinat bujur 110°BT, menunujukkan adanya kesesuaian dengan lokasi daerah penangkapan ikan. Fenomena ENSO dan IOD juga mempengaruhi upwelling, intensitasnya meningkat saat periode La Nina-IOD (+). Upwelling berkorelasi negatif terhadap SOI (-0,89643), sedangkan  upwelling berkorelasi posetif dengan IOD (+0,798168).Kata Kunci: Struktur vertikal salinitas; Upwelling musiman; Samudera Hindia; Laut Selatan Jawa-Bali
Sebaran Material Padatan Tersuspensi Berdasarkan Data Citra Sentinel-2 di Perairan Tanjung Jati, Jepara Dhany Ajiperwata; Elis Indrayanti; Baskoro Rochaddi
Jurnal Kelautan Tropis Vol 26, No 2 (2023): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v26i2.18468

Abstract

Tanjung Jati waters are located around the Tanjung Jati Coal Fired Power Plant, Jepara. Burning coal as a fuel for power plant produces fly and bottom ash, which can affect the concentration of total suspended solid (TSS). This study aims to determine the distribution of TSS based on Sentinel-2 level 2A imagery data of Tanjung Jati waters, Jepara. TSS data from field survey, TSS, and Reflectance Remote Sensing (RRS) data from the Copernicus Sentinel site on 25 October 2021 with a resolution of 10 m were used in this study. Processing data using the algorithm of Lemigas, Budhiman, Parwati, Laili, and developing a new algorithm with a regression function method to estimate TSS concentration. The distribution pattern of TSS in Tanjung Jati Waters, Jepara has a high concentration in areas near land and decreases towards the open sea. The Root Mean Square Error (RMSE) value is 2.704 mg/l, it can be concluded that the proposed algorithm is suitable for describing the distribution of TSS concentrations in Tanjung Jati waters, Jepara. Observation of the distribution of TSS can be used for further analysis to determine sedimentation patterns and water quality.  Perairan Tanjung Jati merupakan perairan yang berada di sekitar area PLTU Tanjung Jati, Jepara. Batu bara sebagai bahan bakar untuk kebutuhan PLTU menghasilkan fly dan bottom ash yang dapat mempengaruhi konsentrasi material padatan tersuspensi (MPT) di perairan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran MPT di Perairan Tanjung Jati, Jepara berdasarkan data citra Sentinel-2 Level 2A. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data MPT hasil pengukuran lapangan, data MPT dan Reflectance Remote Sensing (RRS) dari situs sentinel copernicus tanggal 25 Oktober 2021, dengan resolusi 10 m. Pengolahan data menggunakan algoritma Lemigas, Budhiman, Parwati, Laili, dan pengembangan algoritma baru dengan metode regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran MPT di Perairan Tanjung Jati, Jepara memiliki konsentrasi tinggi pada daerah dekat daratan dan semakin berkurang menuju laut lepas. Nilai RMSE sebesar 2,704 mg/l, hal ini menunjukkan bahwa formula algoritma usulan yang diperoleh sesuai untuk menggambarkan sebaran konsentrasi MPT di perairan Tanjung Jati, Jepara. Hasil sebaran MPT ini dapat digunakan dalam analisa lebih lanjut untuk mengetahui pola sedimentasi dan penilaian kualitas air.
Struktur vertikal upwelling – downwelling di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Selatan Bali berdasarkan salinitas musiman periode 2004 – 2010 Restu Wardani; Widodo S Pranowo; Elis Indrayanti
Depik Vol 2, No 3 (2013): December 2013
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.2.3.994

Abstract

Abstract. Salinity plays an important role for phenomenon identification of upwelling and downwelling. Upwelling that occurs in the Indian Ocean south of Java to South of Bali is influenced by monsoons, ENSO (El Nino Southern Oscillation) and IOD (Indian Dipole Oscillation Mode). Upwelling and downwelling patterns based on vertical structure of salinity and its seasonal variability within seven years (2004 to 2010) is studied here. Argo Float dataset is used in this study, processed by Ferret software for a vertical schematic model, and Pearson correlated with IOD and SOI indexes. The aim of this study is to  obtain the pattern of upwelling and downwelling based on profile of seasonal salinity during the period 2004-2010 in Indian Ocean south of Java – Bali and correlated with ENSO and IOD.  Further discussion on upwellling is provided since it is more important to the fisheries activity. Result shows an intensive upwelling phenomenon occurs at 110°E correlated with fishing ground area. ENSO and IOD phenomena has been founded also affect upwelling. Upwelling increasing in intensity during the La Nina - IOD (+). The upwelling is negative linear correlated with SOI(-0,89643), but its positive linear correlated with IOD (+0,798168).Keywords : vVrtical structure salinity; Seasonal upwelling; Indian Ocean; South Java-Bali Seas. Abstrak. Salinitas berperan penting untuk mengidentifikasi fenomena upwelling dan downwelling. Upwelling yang terjadi di samudera Hindia Selatan Jawa hingga Selatan Bali dipengaruhi oleh angin musim, ENSO (El Nino Southern Oscillation) dan IOD (Indian Oscillation Dipole Mode). Dalam peneletian ini dikaji pola upwelling dan downwelling berdasarkan distribusi salinitas secara vertikal dan vaeriabilitas musiman dikaji dalam waktu tujuh tahun (2004 – 2010). Data hasil akuisisi argo float digunakan dalam penelitian ini, diolah menggunakan software Ferret selanjutnya dilakukan  pembuatan model skematik  dan analisa korelasi pearson terhadap Indeks IOD dan SOI. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh pola upwelling dan downwelling terhadap musim berdasarkan profil salinitas selama periode 2004 – 2010 di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Bali dan hubungannya dengan fenomena ENSO dan IOD.Penelitian lebih lanjut tentang upwelling penting untuk industri perikanan. Hasil penelitian menunjukkan Fenomena upwelling secara intensif terjadi pada koordinat bujur 110°BT, menunujukkan adanya kesesuaian dengan lokasi daerah penangkapan ikan. Fenomena ENSO dan IOD juga mempengaruhi upwelling, intensitasnya meningkat saat periode La Nina-IOD (+). Upwelling berkorelasi negatif terhadap SOI (-0,89643), sedangkan  upwelling berkorelasi posetif dengan IOD (+0,798168).Kata Kunci: Struktur vertikal salinitas; Upwelling musiman; Samudera Hindia; Laut Selatan Jawa-Bali
Co-Authors A Aziz Alfani Aditya Dendy Pratama Agus Trianto Alfi Satriadi Althaf Zhafran Haidar Ambariyanto Ambariyanto Andi Dwi Pramulya Anindya Wirasatriya Anugerah Cahyo Yudianto Argian Nisyar Amirullah Aris Ismanto Ayu Charismawaty Ayuk Milasari Azis Rifai Aziz Rifai Aziz Rifai Baskoro Rochaddi Bayu Munandar Dayat Afrianto, Dayat Denny Nugroho Sugianto Dhany Ajiperwata Diah P Wijayanti Diah Permata W Diah Permata Wijayanti Diah Permata Wijayanti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Endianto Arief Prabowo Fajar Purnomo Farid Muldiyatno Fie&#039;ulya Yusro Ramadlanie Gentur Handoyo Gentur Handoyo Gentur Handoyo Gerdha Muhamad Yogaswara, Gerdha Muhamad Haidar, Althaf Zhafran Hariadi Hariadi Hariyadi Hariyadi Hendry Siagian Hendry Syahputra Ropinus Siagian Hendry Syahputra Ropinus Siagian Herni Cahayani Sidabutar Heryoso Setiyono Heryoso Setiyono Indra Budi Prasetyawan Indra Budi Prasetyawan Intan Meilistya R. R Irene Ulsadriatny Jarot Marwoto Jejen Jenhar Hidayat Kidung Baskara Widhi Komang Mustiawan Komaria Fahmi Lilik Maslukah Ludy Cahya Permadi, Ludy Cahya Lusi Swastika Dewi Maria Kurniawati Lena Liwun Metrio Swandiko Mochamad Iqbal Herwata Putra, Mochamad Iqbal Muh Yusuf Muh. Yusuf Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muslim Muslim Nico Tri Wibowo Nugroho Agus D Nugroho Priyo Cahyanto Osen Faber Romario Tampubolon Petrus Subardjo Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Rachmawatie, Rifka Pramesti Asa Rahardjo Djati Rahmat Yolansyah Putra Restu Wardani Restu Wardani Restu Wardani Rifka Pramesti Asa Rachmawatie Rikha Widiaratih Safitri Dwi Rahayu Sagita Difa Wardhani Salsabila Salsabila Samudera Adi Bramastya Shastya Addienda Puspitasari Sri Sedjati Sri Yulina Wulandari Stephanus Budiono Subagiyo Subagiyo Sugeng Widada Talitha Rahma Damayanti Tarhadi Tarhadi Taufix Rudy Pratama Wahyu Budi Setyawan Wandi Febrian Asri Warsito Atmodjo Widodo S Pranowo Widodo S Pranowo Widodo S. Pranowo Widodo Setiyo Pranowo Wita Melisa Yoga Adhiatma Yuyun Kurnia Sari