Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH CARA PENGAWETAN TERHADAP KOMPOSISI KIMIA DAN EFISIENSI DALAM BENTUK HAY DAN SILASE PADA DAUN 16 PROVENAN GAMAL (GLIRICIDIA SEPIUM) A. W. Puger
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.917 KB)

Abstract

RINGKASAN Percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara pengawetan terhadap kandungan zat-zat makanan dan efisiensinya pada daun 16 provenan gamal telah dilaksanakan selama 3 bulan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 3 perlakuan pengawetan (gamal segar, gamal hay, dan gamal silase) dan 3 blok sebagai ulangan. Setiap perlakuan terdiri atas 16 provenan, yaitu 6 dari Mexico (M), 4 dari Guatemala (G), dan satu provenan masing-masing dari Colombia (C), Indonesia (I), Nicaragua (N), Panama (P), Costa Rica (R), dan Venezuela (V). Sampel setiap daun (helai dan tangkai) provenan sebelum dan setelah diawetkan dianalisis kandungan zat-zat makanannya dan dihitung efisiensinya setelah dibuat hay dan silase. Kandungan DM dan CP dari hay adalah tertinggi (P<0,05) jika dibandingkan dengan gamal segar dan gamal silase, sedangkan kandungan GE gamal hay terendah (P<0,05). Kandungan OM gamal silase terendah (P<0,05) jika dibandingkan dengan gamal segar dan gamal hay. Efisiensi GE adalah sama (P>0,05) setelah diawetkan menjadi hay dan silase, sedangkan efisiensi DM, OM, dan CP dari hay lebih tinggi (P<0,05) daripada silase. Provenan P13, R12, dan M34 mengandung zat-zat makanan lebih tinggi; sementara provenan G14 dan G17 lebih efisien bila diawetkan dalam bentuk hay dan silase. Pada pertanian lahan kering pengawetan gamal dalam bentuk hay lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan dalam bentuk silase.
RESPONS FISIOLOGI KELINCI LOKAL YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN AMPAS TAHU YANG DISUPLEMENTASI RAGI TAPE PADA JENIS KANDANG BERBEDA Nuriyasa I M.; Roni N. G. K.; Puspani E.; Candrawati D. P. M. A.; Wirawan I W.; Puger A. W.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 2 (2014): Vol 17, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.616 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i02.p05

Abstract

Penelitian yang bertujuan mempelajari respon fisiologi kelinci jantan lokal telah dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola split-plot 2×3 dengan 4 blok (ulangan). Jenis kandang sebagai main plot yang terdiri dari: kandang under ground shelter (K0) dan kandang battery (K1). Perlakuan ransum sebagai sub plot yang terdiri dari: ransum tanpa menggunakan ampas tahu (R0), ransum menggunakan 15% ampas tahu tanpa suplementasi ragi tape (R1) dan ransum menggunakan 15% ampas tahu yang disuplementasi 0,2% ragi tape (R2).Hasil penelitian mendapatkan bahwa kandang battery menyebabkan suhu dan kelembaban kandang lebih tinggi daripada kandangunder ground shelter. Temperatur dan kelembaban udara lebih tinggi pada K1 menyebabkan denyut jantung dan temperatur kulit lebih tinggi daripada K0. Perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap temperatur dan kelembaban kandang serta temperatur rektal dan kulit ternak kelinci. Pada kandang K0, perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata terhadap laju respirasi. Pada kandang K1, perlakuan ransum R2 menyebabkan laju respirasi kelinci jantan lokal lebih tinggi daripada R1 dan R0. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelinci jantan lokal yang dipelihara pada kandang under ground shelter menghasilkan respon fisiologi lebih baik daripada kandang battery. Penggunaan ampas tahu dalam ransum kelinci dan suplementasi ragi tape pada penggunaan ampas tahu tidak mempengaruhi respon fisiologi ternak kelinci jantan lokal.
PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN AMPAS TAHU TERHADAP KECERNAAN PAKAN PADA BABI RAS Puger A. W.; Suasta I. M.; Astawa P. A.; Budaarsa K.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 1 (2015): Vol 18, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.13 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i01.p05

Abstract

Penelitian mengenai pengaruh penggantian ransum komersial dengan ampas tahu pada tingkat tertentu terhadap kecernaan pakan pada babi ras telah dilaksanakan di Banjar Sekarmukti Desa Pangsan, Kecamatan Petang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan dua ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari dua ekor babi ras. Perlakuan terdiri dari P0: ransum komersial tanpa ampas tahu (control), P1: 5% ransum komersial diganti dengan ampas tahu, P2: 7,5% ransum komersial diganti dengan ampas tahu dan P3: 10% ransum komersial diganti dengan ampas tahu. Variabel yang diamati adalah kecernaan bahan kering, bahan organic, protein, lemak, serat kasar. Data dianalisis ragam, apabila terdapat hasil berbeda nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecernaan bahan kering cenderung meningkat dan nyata pada perlakuan P3 (P<0,05). Kecernaan bahan organik, protein, lemak, serat kasar, tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa kecernaan bahan kering dipengaruhi oleh ampas tahu sedangkan kecernaan nutrien seperti bahan organik, protein, lemak, serat kasar, tidak dipengaruhi oleh penggantian ransum komersial dengan ampas tahu.
PENGARUH PAKAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING KAMBING BLIGON Sriyani N. L. P.; Tirta Ariana N.; Puger A. W.; Siti N. W.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 3 (2014): Vol 17, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.735 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i03.p03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pakan daun pepaya terhadap kualitas fisik daging kambing Bligon. Dua puluh satu ekor kambing betina umur sekitar 6 bulan dengan berat awal rata-rata 13,95±0,78 digunakan dalam penelitian ini. Ternak dibagi secara acak dalam tiga perlakuan, yaitu perlakuan R0 (Kontrol) pakan tanpa daun pepaya (10% daun waru+15% daun nangka+75% rumput ), R1 ( 25% daun pepaya+75% rumput ) R2 (50% daun pepaya+50% rumput). Setelah dipelihara selama 12 minggu dilakukan penyembelihan terhadap materi penelitian. Variabel yang diamati adalah pH daging, warna daging, keempukan daging, daya ikat air daging. Data kualitas fisik daging dianalisis dengan analisis varians yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan daun pepaya berpengaruh nyata menurunkan pH daging dan daya ikat air, sementara nilai susut masak tidak berpengaruh. Perlakuan dengan 50% daun pepaya meningkatkan keempukan daging sementara level 25% tidak berpengaruh.
BEBERAPA RESPON FISIOLOGIS KERBAU PACUAN YANG MENDAPAT LAMA WAKTU LATIHAN BERBEDA I G. L. Oka; I K. Sumadi I P. Ari Astawa; A.W. Puger; I G.L.O. Cakra
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.74 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai beberapa respon fisiologis kerbau pacuan yang mendapat lama waktu latihan berbeda di Desa Candikusuma, Kabupaten Jembrana (Bali). Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola Slit Plot 3 X 4. Tiga tingkat massa tubuh sebagai petak utama (B1 = 309,44 ± 4,29 kg; B2 = 350,94 ± 6,21 kg; B3 = 393,94 ± 8,07 kg) dan 4 tingkat lama waktu latihan sebagai anak petak (L0 : tidak dilatih; L1 : dilatih selama 5 menit/hari; L2 : dilatih selama 10 menit/hari; L3 : dilatih selama 15 menit/hari). Meningkatnya lama waktu latihan menyebabkan meningkatnya suhu kulit dan suhu rektal masing-masing dari 35,58o sampai 40,41o C dan dari 38,13o sampai 40,73o C, serta meningkatnya denyut nadi dan frekuensi nafas masing-masing dari 32 sampai 82 detak/menit dan dari 22 sampai 46 kali/menit. Terjadi peningkatan kebugaran pada kerbau yang dilatih selama 10 – 15 menit/hari yang ditunjukkan oleh suhu kulit, suhu rektal, denyut jantung, dan frekuensi nafas pada 30 menit pemulihan sesudah uji pacuan. PHYSIOLOGICAL RESPONSE IN RACING BUFFALO SUBJECTED TO DIFFERENT LENGTH OF EXERCISE ABSTRACT A research which was aimed at identifying physiological response has been carried out in racing buffalo subjected to different length of exercise in the village of Candikusuma, Jembrana regency (Bali). Randomized Completely Block Design which was arange in 3 X 4 Split Plot was applied in this research. There were three mainplots in which each plot had one group of the animals that categorized on the based of their average liveweight (± SD) i.e. group of B1 (309,44 ± 4,29 kg), B2 (350,94 ± 6,21 kg) and B3 (393,94 ± 8,07 kg), and four levels of exercise length used as subplot. The levels of exercise were the buffalo which were not subjected exercise (LO), those subjected exercise for 5 (L1), 10 (L2) and 15 minutes/day (L3). The increased of length of exercise were done resulted the increased body temperature and rectal temperature each from 35.58o to 40.41oC and from 38.13o to 40.73oC, also pulse increased and breath frequency each from 32 to 82 breats per minute and from 22 to 46 times per minute. The buffalo that had 10 – 15 minutes per day of exercise got fitness that were showed by the skin temperature, rectal temperature, pulse and breath in thirty minutes recovery after race.
PERFORMANS KELINCI LOKAL (Lepus nigricollis) YANG DIBERI RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI BERBEDA I M. NURIYASA; I M. MASTIKA; A.W. PUGER; E. PUSPANI; I W. WIRAWAN
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 16, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.628 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2013.v16.i01.p03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans kelinci jantan lokal (Lepus nigricollis) yang diberi ransum dengan kandungan energi termetabolis berbeda. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah: ransum dengan kandungan energi termetabolis 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2), 2800 K.kal/kg (R3) dan 3100 K.kal/kg (R4). Ransum dibuat iso protein dengan kandungan protein kasar 16%. Kelinci yang dipergunakan adalah kelinci jantan lokal lepas sapih dengan umur 4-5 minggu. Variabel yang diamati adalah koefisien cerna bahan kering, efisiensi perubahan GE menjadi DE, berat badan akhir, konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konsumsi air minum. Tidak terjadi perbedaan yang nyata (P>0,05) pada perlakuan ransum terhadap variabel koefisien cerna bahan kering, efisiensi perubahan GE menjadi DE dan konsumsi air minum. Kelinci yang mendapat perlakuan ransum R1 menghasilkan berat badan akhir paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Konsumsi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Kelinci yang mendapat perlakuan R3 menghasilkan pertambahan berat lebih tinggi (P<0,05) daripada R2 dan R1 namun perlakuan R3 berbeda tidak nyata (P>0,05) dibandingkan dengan R4. Nilai konversi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling tinggi yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ransum dengan kandungan energi termetabolis 2800 K.kal/kg (R3) menghasilkan performans lebih tinggi daripada 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2) dan 3100 K.kal/kg (R4).
EVALUASI BIJI TANAMAN GAMAL PROVENAN RETALHULEU PADA LAHAN KERING DI BUKIT BADUNG BALI A.W. Puger; I.W. Suberata; I.G.E. Putra; I.M. Suarn; I.M. Nitis
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 1 No 1
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.464 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2011.v01.i01.p04

Abstract

Gliricidia (Gliricidia sepium) provenance Retalhuleu seed garden has been established in 1992 in dry land farming at Bukit Pecatu Village, Bukit Badung Peninsula, South Bali, at 100m sea level, on red-brown mediteran calcareous-base soil, with 1552 mm rainfall, distributed during 4 months wet season and 8 months dry season. The Completely Randomized Block Design Arrangement consisted of 60 famili(F) as treatments, 6 blocks as replications and 10 plants per treatment were used in this experiment. The first harvest was carried out in November 1995 and the subsequent harvest was carried out in October-November each year. Results of 11nd harvests (16 year plant age) on seed production and quality showed that famili F12, F17 and F51 (ranking order) could be registered (priority rights) as planting.
PERAN PEPOHONAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA: PENDEKATAN ILMIAH I.M Mastika; A.W. Puger; I.K.M. Budiasa; M. Nuriyasa
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 2 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.714 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2013.v02.i02.p08

Abstract

Trees and shrubs plantation are very potential and important in producing sustainable green biomass, and have high protein content and high digestibility.  Some of them are legume which are important in catching nitrogen from the air to enriched the soil nitrogen. Trees are also catching more sun energy radiation which is latter converted into animal feeds. Other roles of this plant is part of them such as leaves, fruits, barks and roots containing saponin/sapogenin or tannin which are useful as defaunating agent. It was well documented that rumen protozoa reduced ruminant productivity. From the reports available either in vitro or in vivo it was proved that saponin could to some extent reduced or depressed protozoa rumen population. Indonesia needs some  experts effort to identify and recording those plants that could play roles as natural defaunating agent, as well as provide green biomass for ruminant. The overall conditions above will provide an ample opportunities for research for students or experties.
KECERNAAN NUTRIEN DARI AYAM KAMPUNG YANG DIBERI RANSUM ISO ENERGI DENGAN TINGKAT PROTEIN BERBEDA Sugiarta I M. P.; A. W. Puger; I M. Nuriyasa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 6 No 2 (2018): May - August 2018
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the digestibility of nutrient from kampung chicken that offered diets with different protein level. The research was conducted for 2 months at Research Station of Faculty of Animal Husbandry, Udayana University Located at Sesetan, Denpasar. This research used 54 kampung chickens (Gallus domesticus) with body weight 154 ± 3,295 g. The design used was Completely Randomized Design with three treatments, a rations containing 14.5% protein (R1), rations with 15.5% protein (R2), and rations with 16.5 % protein (R3). This study was conducted with six replications. Rations and water given by adlibitum. Variables of this research are consumption of diets and drinking water, dry matter digestibility, protein digestibility, and digestibility of metabolic energy. The results showed that fed ration iso calory containing 16,5% crude protein (R3) increasing animal feed consumption higher and significant different (P<0,05) compared with R1 and R2. Crude protein digestibility on R3 was higher and significant different (P<0,05) with R1, but not significant different (P>0,05) with R2. The consumption of drinking water on treatments R2 and R3 so higher (P<0,05) compared than R1. On dry matter and metabolism energy digestibility, fed all ration (R1, R2, and R3) were not significant different (P>0,05). It can be concluded that kampung chicken rations given iso energy with level protein 16.5% (R3) can increase consumption ration, consumption of water and protein digesbility. Key words: Kampung chickens, Nutrient Digestibility, Diferent of Level Protein
HUBUNGAN DIAMETER BATANG DAN TINGGI TANAMAN TELAH TERPOTONG TERHADAP PRODUKSI KEMBALI GAMAL “PROVENANCE” RETALHULEU DILAHAN KERING BUKIT PECATU Dean Billawa; A. W. Puger; I G. Suranjaya
Jurnal Peternakan Tropika Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.088 KB)

Abstract

The research was conducted to aim the correlation between stem diameter and height cut off plant to the production of Gliricidia sepium “provenance” Retalhuleu used alley cropping which planted in dry land. Research was conducted in Dusun Belawah Sari, Pecatu Village, South Kuta District, Badung Regency during the 6 months of the research. The research method used sample purposive random sampling survey method. The observed variables are plant height, stem diameter, number of branches, number of leaves, dry weight of branch, and dry weight of leaf. The data obtained were analyzed by description and correlation and multiple linear regression. The results showed that there was a significant multiple linear relationship between gamal (y) production with stem diameter (x1) and cut off plant height (x2). The production of forage gamal "provenance" Retalhuleu is positively correlated and low coefficient of determination (R2) value to forage production. Based on the research results can be concluded there is a positive or significantly relationship between stem diameter and height of plant on the production of forage Gliricidia sepium and but low contribution between stem diameter and height of plant to forage gamal production are low. Key words: stem diameter, Gliricidia sepium, height of cutting