Dewa Putu Gede Purwa Samatra
Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali

Published : 37 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

INTERVENSI RHYTMIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH BAIK DARIPADA INTERVENSI POST ISOMETRIC RELAXATION (PIR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA KONDISI NON SPECIFIC LOW BACK PAIN Virny Dwiya Lestari; Dewa Putu Gde Purwa Samatra; Syahmirza Indra Lesmana; Ni Wayan Tianing; Ni Nyoman Ayu Dewi; Mutiah Munawarah
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.1, Januari 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.849 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i01.p13

Abstract

Prevalensi low back pain meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia. Aktivitas yang berlebihan dalam posisi statis dapat menimbulkan Non Specific Low back pain. Non Specific Low back pain merupakan nyeri di sekitar punggung bawah yang disebabkan karena gangguan non patologis. Non Specific Low back pain dapat mengakibatkan nyeri, spasme otot dan imbalance muscle, sehingga stabilitas otot perut dan punggung bawah mengalami penurunan, mobilitas lumbal terbatas, mengakibatkan penurunan aktivitas fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada intervensi Post Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Specific Low back pain. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian pre-test and post-test control group design. Kelompok I terdiri dari 16 orang dengan intervensi yang diberikan adalah Rhytmic Stabilization Exercise dan Kelompok II yang terdiri dari 16 orang dengan intervensi yang diberikan adalah Post Isometric Relaxation (PIR). Kemampuan fungsional diukur menggunakan Oswestry Disability Index (ODI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan kemampuan fungsional pada Kelompok I dengan nilai rerata pre test 25,50 ± 1,751% dan post test 21,12 ± 1,962%, (2) terdapat peningkatan kemampuan fungsional pada Kelompok II dengan hasil rerata pre test 24,93 ± 2,08% dan post test 21,43 ± 2,52%, (3) terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil tes ODI pada Kelompok I dan Kelompok II dengan hasil rerata ± SB Kelompok I 4,37 ± 1,147% dan rerata ± SB Kelompok II 3,50 ± 1,211 % dengan nilai p = 0,044 yang berarti intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada intervensi Post Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Specific Low back pain. Disimpulkan bahwa intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada intervensi Post Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Specific Low back pain.Kata Kunci: Oswestry Disability Index, Rhytmic Stabilization Exercise, Post Isometric Relaxation (PIR), Non Specific Low back pain
KOMBINASI FOOT MUSCLE STRENGTHENING DAN KINESIOTAPING LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN FOOT MUSCLE STRENGTHENING TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK DENGAN FLEXIBLE FLATFOOT Luh Ita Mahendrayani; Dewa Putu Gede Purwa Samatra; M. Irfan; Ni Wayan Tianing; Ni Nyoman Ayu Dewi; Sugijanto -
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.1, Januari 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.561 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i01.p04

Abstract

Pendahuluan: Keseimbangan dinamis merupakan sistem gerak yang berfungsi mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh yang melibatkan sistem neuromuskular, muskuloskeletal dan kognitif dengan perubahan dari center of gravity. Keseimbangan merupakan komponen penting dalam aktivitas motorik dan kontrol postural. Hal ini dapat terganggu karena kondisi flexible flatfoot. Flexible Flatfoot adalah bentuk telapak kaki datar yang disebabkan oleh hilangnya arkus longitudinal medial saat berdiri dan akan muncul saat telapak kaki tidak menyentuh tanah yang akan menyebabkan keseimbangan dinamisnya terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan efektivitas kombinasi foot muscle strengthening dan kinesiotaping dengan foot muscle strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot.Metode: Penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test control group design. Subyek penelitian ini berjumlah 26 orang, yang terbagi menjadi 2 kelompok, dimana Kelompok Perlakuan (n=13) diberikan intervensi foot muscle strengthening dan kinesiotaping sedangkan Kelompok Kontrol (n=13) diberikan intervensi foot muscle strengthening. Diberikan perlakuan 3x seminggu selama 6 minggu. Teknik pengambilan sampel dengan random sampling. Keseimbangan dinamis diukur dengan balance beam walking test dan flexible flatfoot diukur dengan wet foot print test. Hasil: pada Kelompok Perlakuan diperoleh beda rerata keseimbangan dinamis sebelum intervensi sebesar 1,77±0,927 dan sesudah intervensi sebesar 3,54±0,877 dengan nilai p=0,001. Sedangkan hasil penelitian Kelompok Kontrol diperoleh beda rerata keseimbangan dinamis sebelum intervensi sebesar 1,46±0,776 dan sesudah intervensi sebesar 2,62±0,870 dengan nilai p=0,001. Uji beda sesudah intervensi pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol dengan menggunakan independent samples t-test didapatkan p=0,013 (p<0,05).Simpulan: kombinasi foot muscle strengthening dan kinesiotaping lebih baik dibandingkan dengan foot muscle strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada flexible flatfoot. Saran: baik intervensi foot muscle strengthening dan kinesiotaping dapat digunakan sebagai intervensi fisioterapi dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot.Kata Kunci: Flexible Flatfoot, Keseimbangan Dinamis, Foot Muscle Strengthening, Kinesiotaping, Balance Beam Walking Test, Wet Foot Print Test.
KOMBINASI STATIC STRETCHING DAN PLYOMETRIC TRAINING LEBIH BAIK DARIPADA KOMBINASI STATIC STRETCHING DAN STRENGTH TRAINING DALAM MENINGKATKAN VERTICAL JUMP PADA PEMAIN VOLI Dyah Esti Pranwengrum; I Dewa Putu Sutjana; Sugijanto Sugijanto; Dewa Putu Gde Purwa Samatra; Tjokorda Gde Bagus Mahadewa; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p04

Abstract

Pendahuluan: Vertical jump merupakan komponen yang diperlukan dalam melakukan jump smash dan keterampilan melakukan service dalam permainan bola voli. Efisiensi melompat atau daya ledak ekstremitas bawah dapat menunjang pemain untuk mencetak skor. Tujuan penelitian: untuk membuktikan kombinasi static stretching dan plyometric training lebih baik daripada kombinasi static stretching dan strength training dalam meningkatkan vertical jump pada pemain voli. Metode: Penelitian ini menggunakan design experimental randomized pre-test and post-test two group design. Penelitian dilakukan di UKM Bola Voli STIKES Ngudia Husada Madura. Sampel penelitian sebanyak 18 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, masing-masing kelompok berjumlah 9 orang. Kelompok I diberikan kombinasi static stretching dan strength training sedangkan Kelompok II diberikan dengan kombinasi static stretching dan plyometric training. Perlakuan dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu dengan evaluasi menggunakan sargent jump test (SJT). Hasil penelitian: Uji statistik menggunakan paired-samples t-test pada Kelompok I dengan rerata skor sebelum intervensi 38,78±3,52 cm dan sesudah intervensi yaitu 48,89±6,09 cm dengan nilai p=0,001 dan Kelompok II dengan rerata skor sebelum intervensi 37,11±4,01 cm dan sesudah intervensi 54,11±2,66 cm dengan nilai p<0,001. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan vertical jump yang bermakna padi setiap kelompok. Uji beda hipotesis antara Kelompok I dengan Kelompok II menggunakan uji independent-samples t-test diperoleh nilai p=0,021. Simpulan: Kombinasi static stretching dan plyometric training lebih baik dalam meningkatkan vertical jump pada pemain voli dari pada kombinasi static stretching dan strength training. Kata kunci : Static stretching, strength training, plyometric training, vertical jump
MANIPULASI VISERAL LEBIH BAIK DARIPADA SENAM AEROBIK DALAM MENGURANGI PRIMARY DYSMENORRHEA PADA MAHASISWI DI POLTEKKES Dr.RUSDI MEDAN Nuri Putri Ayu; DW. Pt. Gde Purwa Samatra; S. Indra Lesmana
Sport and Fitness Journal Volume 5, No. 1, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.18 KB)

Abstract

Berbagai gejala yang dirasakan wanita saat menstruasi sangat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga produktivitas menjadi menurun. Primary Dysmenorrhea berat dengan gejala tidak dapat mengerjakan apapun, ada yang pingsan, merasa mual, muntah. Primary Dysmenorrhea ringan biasanya mengalami pegal pada paha, sakit pada payudara, perut kembung, sakit kepala, sakit punggung, merasa lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, tidur terganggu. Untuk mengurangi Primary Dysmenorrhea ada beberapa intervensi seperti manipulasi viseral dan senam aerobik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa perbedaan manipulasi viseral dengan senam aerobik dalam mengurangi primary dysmenorrhea pada mahasiswi di Poltekkes Dr.Rusdi Medan. Design penelitian ini menggunakan metode penelitian experimental study pre dan post test design. Didapatkan sampel berjumlah 30 orang yang didapatkan dari hasil sistematik random sampling. Kelompok pertama dilakukan manipulasi viseral (n=15). Kelompok kedua dilakukan senam aerobik (n=15). Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu menggunakan skor MSQ (Menstrual Symptom Quetionare). Dari analisis statistik parametrik dengan uji hipotesis paired samples t-test. Hasil uji hipotesis menunjukkan kedua kelompok perlakuan secara signiikan dapat menurunkan primary dysmenorrhea, nilai rerata sebelum perlakuan kelompok I 93,07±8,03 dan sesudah perlakuan 46,73±5,21 nilai p=0,00 (p<0,05). Pada kelompok perlakuan II didapatkan nilai rerata sebelum perlakuan 93,87±9,65 dan setelah perlakuan 53,27±3,24 nilai p=0,00 (p<0,05). Pada hasil uji Independent Samples Test, didapatkan hasil p=0,00 (p<0.05) yang berarti ada perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan I dengan kelompok perlakuan II. Simpulan pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa kelompok perlakuan manipulasi viseral lebih efektif daripada senam aerobik dalam mengurangi primary dysmenorrhea pada mahasiswi di Poltekkes Dr.Rusdi Medan.
PERBANDINGAN ANTARA KOMBINASI CROSSBODY STRETCHING DAN MOBILIZATON WITH MOVEMENT DENGAN KOMBINASI SLEEPER EXERCISE DAN MOBILIZATON WITH MOVEMENT DALAM MENINGKATAN ROM BAHU PADA KASUS GLENOHUMERAL INTERNAL ROTATION DEFICIT Rizki Novrianti; Dewa Putu Purwa Samatra; Sugijanto Sugijanto; Luh Putu Ratna Sundari; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti; I Made Krisna Dinata
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.563 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p10

Abstract

Pendahuluan: Glenohumeral internal rotation deficit adalah suatu kondisi di mana internal rotasi bahu lebih kecil dibandingkan eksternal rotasi. Hal ini terjadi akibat adanya positional fault pada caput humerus yang mengalami antroposisi di mana posisi caput lebih ke arah superior pada fosa glenoid. Tujuan Penelitian: untuk membuktikan apakah kombinasi crossbody stretching dan mobilization with movement lebih baik daripada kombinasi sleepr exercise dan mobilization with movement dalam meningkatkan lingkup gerak sendi bahu dengan glenohumeral internal rotation deficit. Metode: Penelitian ini adalah penelitian uji klinis (clinical trial), yaitu penelitian dengan rancangan eksperimental pre test –post test group design. Jumlah sampel Kelompok I sebanyak 14 orang pasien diberikan intervensi dengan kombinasi crossbody stretching dan mobilization with movement sebanyak 3 kali seminggu selama 2 minggu, kemudian pada Kelompok II sebanyak 14 orang pasien diberikan kombinasi sleeper exercise dan mobilization with movement juga dilakukan sebanyak 3 kali seminggu selama 2 minggu. Pengukuran peningkatan nilai ROM bahu menggunakan goniometer. Hasil : 1) Terdapat peningkatan nilai ROM bahu pada Kelompok I, mean pre 45,00±7,766, dan post 73,71±6,799. Hasil t-test related menunjukkan nilai p = 0,0001 (p<0,05). (2) Terdapat peningkatan nilai ROM bahu pada Kelompok II, mean pre 47,29±29,076, dan post 76,71±11,652. Hasil t-test related menunjukkan nilai p = 0,0001 (p<0,05). (3) Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada Kelompok I dan Kelompok II. Dilihat dari uji homogenitas, nilai p > 0,05 maka hasil uji komparasi menggunakan nilai mean post-post dengan independent t-test yang menunjukkan nilai p=0,413 (p>0,05).
KOMBINASI LATIHAN STAR EXCURSION BALANCE DAN KINESIOLOGY TAPE LEBIH EFEKTIF DIBANDINGKAN LATIHAN WOBBLE BOARD DAN KINESIOLOGY TAPE TERHADAP PERBAIKAN GANGGUAN INSTABILITAS FUNGSIONAL PADA PERGELANGAN KAKI Fitratun Najizah; Purwa Samatra; Indra Lesmana
Sport and Fitness Journal Volume 5, No. 1, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.857 KB)

Abstract

Pendahuluan: Instabilitas pada pergelangan kaki merupakan cedera lanjutan dari sprain ankle pada masa akut, 85% merupakan keadaan overstretch yang melibatkan ligamentum bagian lateral. Kelemahan ligamen sebagai stabilisator pasif mengakibatkan keluhan nyeri dan ketidakstabilan dalam melakukan aktivitas sehingga tonus postural, kekuatan otot, dan fungsi proprioceptive menurun serta stabilitas dan keseimbangan pun menurun. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui latihan star excursion balance dan kinesiology tape berbeda dengan latihan wobble board dan kinesiology tape dalam perbaikan gangguan instabilitas fungsional pada pergelangan kaki. Metode: Metode penelitian ini bersifat eksperimen, terdiri dari 20 orang atlet basket UKSW, dipilih berdasarkan teknik simple random sampling kemudian dibagi ke dalam 2 kelompok, 10 orang pada Kelompok Perlakuan 1 diberikan latihan star excursion balance dan kinesiology tape, dan 10 orang pada Kelompok Perlakuan II diberikan latihan wobble board dan kinesiology tape. Hasil: Hasil analisis statistik parametrik dengan uji hipotesis paired sample t-test. Hasil uji hipotesis menunjukkan kedua kelompok perlakuan secara signifikan dapat memperbaiki gangguan instabilitas pada pergelangan kaki, sebelum perlakuan pada Kelompok I rerata nilai SST 11,30 ± 3,683 dan sesudah perlakuan rerata nilai SST 19,00 ± 4,899 sedangkan sebelum perlakuan pada Kelompok I rerata nilai CAIT 16,40 ± 4,881 dan sesudah perlakuan rerata nilai CAIT 21,00 ± 4,922 nilai p = 0,000 (p < 0,05). Pada pelatihan Kelompok II, sebelum perlakuan didapatkan rerata nilai SST 12,50 ± 4,166 dan setelah perlakuan didapatkan rerata nilai SST 16,70 ± 4,218 sedangkan sebelum perlakuan pada Kelompok II rerata nilai CAIT 19,40 ± 4,624 dan sesudah perlakuan rerata nilai CAIT 21,50 ± 3,866 nilai p = 0,001 (p < 0,05). Untuk hasil nilai SST sebelum pelatihan pada Kelompok I dan Kelompok II didapatkan nilai p = 0,501 (p > 0,05) dan nilai CAIT sebelum perlakuan kedua kelompok didapatkan nilai p = 0,175 (p > 0,05) sehingga tidak ada perbedaan bermakna maka memakai data setelah perlakuan pada Kelompok I dan Kelompok II. Simpulan: Kesimpulan pada penelitian ini bahwa kombinasi latihan star excursion balance dan kinesiology tape tidak lebih efektif dibandingkan latihan wobble board dan kinesiology tape terhadap perbaikan gangguan instabilitas fungsional pada pergelangan kaki.
PEMBERIAN LATIHAN VIRTUAL REALITY LEBIH BAIK DARIPADA LATIHAN KONVENSIONAL TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL TANGAN PADA PASIEN PASCA STROKE Muhammad Ruslan Nuryanto; DW.Pt.Gde Purwa Samatra; M. Irfan; I Made Krisna Dinata; Anak Agung Sagung Sawitri; Sugijanto -
Sport and Fitness Journal Volume 7, No.1, Januari 2019
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.129 KB) | DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i01.p10

Abstract

ABSTRACTBackground: Stroke is a problem of neurologist brain who causes occurrence of neurologist deficit such as a weakness of upper extremity. For instance, limited of hand functional and movement because of abnormality tonus that occur instability muscle. Methods: The purpose of this research was to knew effect of additional virtual reality exercise better than conventional exercise to enhancement of functional hand for Stroke patience. This research is experimental study which used a Randomize Control pre-post test design. The first category is 6 samples be given Virtual reality Exercise with Sensor Leap Motion Controller during 30 minutes. And the second category is 6 samples be given conventional exercise during 30 minutes. The times of research for 4 weeks under the supervision of Physiotherapist to do well. Measurement test of hand functional with used of Wolf Motor Function Test instrument. Results: The result of this research showed to the first category occur of ability improvement of hand in the amount of 14,21% and be obtained value p=0,027, which one p<0,05. The second category occur of ability improvement of hand in the amount of 8.47% and be obtained value p=0,001, which one p<0,025. Meanwhile, the different of ability improvement of hand on both categories showed there is a significant different (value p=0,007, which is p=<0,005). The conclusion of this result that Virtual reality Exercise with Sensor Leap Motion Controller better than conventional exercise to enhancement of functional hand for Stroke patience.Keywords: Stroke, ability of hand functional, Exercise of Virtual reality, Conventional exercise, Wolf Motor Function Test.
COGNITIVE FUNCTIONAL THERAPY LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN DISABILITAS DARIPADA LATIHAN MCKENZIE PADA PENDERITA NON-SPECIFIC LOW BACK PAIN DI DESA SUNGAI TENDANG Tri Wahyu Wulandari; Susy Purnawati; Sugijanto Sugijanto; I Nyoman Adiputra; Bagus Komang Satriyasa; Dewa Putu Gede Purwa Samatra
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p11

Abstract

Pendahuluan: Non-specific Low Back Pain (NLBP) merupakan nyeri punggung bawah yang tidak dihubungkan dengan patologi spesifik. Terjadinya disabilitas pada NLBP akibat adanya nyeri, imbalance muscle, spasme otot dan perubahan psikologis. Oleh karena itu, dengan adanya pemberian terapi fisik dapat menurunkan nyeri, peningkatan stabilitas dan koreksi postur pada tulang belakang, terapi latihan ini bisa berupa latihan McKenzie dan Cognitive Functional Therapy (CFT). Tujuan Penelitian: untuk mengetahui CFT dapat menurunkan disabilitas dibandingkan dengan latihan McKenzie pada NLBP. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental melibatkan sejumlah 20 orang sampel yang merupakan warga Desa Sungai Tendang penderita NLBP berusia 30-60 tahun. Sampel terbagi menjadi 2 Kelompok secara acak sederhana, dimana Kelompok 1 (n = 10) diberikan CFT dan Kelompok 2 (n = 10) diberikan latihan McKenzie. Penelitian ini dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu dengan menggunakan kuesioner penilaian Modified Oswestry Disability Index (MODI). Hasil: Hasil pengujian hipotesis menggunakan paired sample t-test sebelum dan setelah intervensi pada Kelompok 1 dengan nilai p <0,0001 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dari nilai disabilitas sebelum dan setelah intervensi CFT pada NLBP. Pada Kelompok 2 didapatkan nilai p <0,0001 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dari nilai disabilitas sebelum dan setelah intervensi McKenzie pada NLBP. Uji beda disabilitas setelah intervensi antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 menggunakan Independent Samples t-test didapatkan nilai p = 0,001 dengan rerata setelah pada kelompok 1 sebesar 4,40±2,06 dan pada Kelompok 2 sebesar 10,80±4,63. Kesimpulan: CFT lebih daik dalam menurunkan disabilitas dibandingkan dengan MK pada penderita NLBP. Kata Kunci: Cognitive Functional Therapy, McKenzie, Non-specific Low Back Pain
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA PSSKPD ANGKATAN 2016 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Trisa Permata Suhadi; Dewa Putu Gede Purwa Samatra; Anak Agung Bagus Ngurah Nuartha
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i7.P15

Abstract

ABSTRAK Insomnia merupakan sebuah gangguan tidur dimana pasien mengalami keluhan tidur yang tidak memadai. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian insomnia antara lain adalah jenis kelamin, tingkat stres, tingkat kecemasan, tingkat depresi, konsumsi alkohol dan konsumsi kopi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kejadian insomnia pada mahasiswa PSSKPD Angkatan 2016 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang analitik. Bahan penelitian yang digunakan berupa hasil kuesioner gabungan: KSPBJ Insomnia Rating Scale, Depression Anxiety Stress Scale (DASS 21), dan kuesioner yang menanyakan konsumsi alkohol dan kopi. Data penelitian diolah menggunakan software IBM SPSS dan dianalisa dengan uji chi-kuadrat. Jumlah sampel penelitian yang didapatkan adalah 154 orang. Hasil penelitian didapatkan 44,15% mahasiswa mengalami insomnia. Kejadian insomnia berhubungan dengan tingkat stres (p=0,003), tingkat kecemasan (p=0,000), tingkat depresi (p=0,000), dan konsumsi kopi (p=0,029). Tidak berhubungan dengan jenis kelamin (p=0,121) dan konsumsi alkohol (p=0,409). Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor resiko terjadinya stres, kecemasan dan depresi pada mahasiswa PSSKPD Angkatan 2016 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kata kunci : insomnia, mahasiswa, DASS 21
GAMBARAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PADA TAHAP PREKLINIK DAN KLINIK Nadya Bianca; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Dewa Putu Gde Purwa Samatra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menjadi seorang dokter, mahasiswa kedokteran perlu melalui dua tahapan pendidikan, yakni tahap preklinik dan klinik. Kedua tahapan pendidikan ini memiliki beban belajar dan tanggung jawab yang berbeda. Pada tahap preklinik mahasiswa akan dibekali dengan ilmu kedokteran untuk kemudian diaplikasikan pada tahap klinik kepada pasien sebenarnya. Hal ini seringkali mengakibatkan buruknya kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran, khususnya mahasiswa PSPD FK Unud. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur mahasiswa PSPD FK Unud pada tahap preklinik dan klinik. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang deskriptif. Bahan penelitian yang digunakan adalah hasil pengisian kuesioner PSQI oleh mahasiswa PSPD FK Unud semester VII (preklinik) dan semester IX (klinik). Data penelitian diolah menggunakan software SPSS ver. 24. Jumlah sampel penelitian yang diperoleh adalah sebanyak 206 orang, yang terdiri dari 103 mahasiswa tahap preklinik dan 103 mahasiswa tahap klinik. Berdasarkan usia, proporsi terbesar berada pada usia 22 tahun, sebanyak 84 orang (40,8%). Mahasiswa prempuan memiliki proporsi lebih besar, yakni sebanyak 134 orang (65,0%). Berdasarkan hasil perhitungan global PSQI score didapatkan hasil rata-rata kualitas tidur sebesar 6,92 (cut-off point: 5). Dari 69 mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik, sebanyak 43 orang (41,7%) merupakan mahasiswa tahap preklinik dan sebanyak 26 (25,2%) orang merupakan mahasiswa tahap klinik. Dari 137 mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk, sebanyak 60 orang ( 58,3%) merupakan mahasiswa tahap preklinik dan sebanyak 77 orang (74,8%) merupakan mahasiswa tahap klinik. Perlu dilakukan penelitian analitik lebih lanjut untuk dapat mencari faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa PSPD FK Unud pada kedua tahapan pendidikan. Kata kunci : mahasiswa kedokteran, kualitas tidur
Co-Authors Agus Antara, Agus Anak Agung Ayu Meidiary Anak Agung Ayu Putri Laksmidewi Anak Agung Ayu Suryapraba Anak Agung Bagus Ngurah Nuartha Anak Agung Gede Sudewa Djelantik Asrul Sani Astari Arum Cendani Goller Bagus Komang Satriyasa Bagus Ngurah Mahasena Putra Awatara Bhaskoro Adi Widie Nugroho, Bhaskoro Adi Widie Candida Isabel Lopes Sam Devi, Gusti Ayu Putu Giti Livia Dewa Putu Wisnu Wardhana Dyah Esti Pranwengrum Fitratun Najizah Haditya, Yogi I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti I Dewa Putu Sutjana I Gusti Ayu Widianti I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa I Ketut Suastika I Ketut Sumada I M. P. Kesanda, I M. P. I Made Krisna Dinata I Made Oka Adnyana I Nyoman Adi Putra I Nyoman Mangku Karmaya I Putu Eka Widyadharma I Putu Gede Adiatmika I Putu Gede Wikandikta I. A. A. Indrayani, I. A. A. Ida Ayu Sri Indrayani Ida Ayu Sri Wijayanti Indra Lesmana Ketut Widyastuti Kumara Tini Lely Setyawati Kurniawan Lim, Demetria Jesica Luh Ita Mahendrayani Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Putu Ratna Sundari M. Irfan Muhammad Irfan Muhammad Ruslan Nuryanto Mutiah Munawarah Nadya Bianca Ni Ketut Candra Wiratmi Ni Made Linawati Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Putu Winda Apriyanti Ni Wayan Tianing Nitaya Putri Nur Hidayat Nuri Putri Ayu P, Sukarini Pristanova Larasanti Purna Putra IGN Putra IGN, Purna Putri Eka Pradnyaning Putu Agus Grantika, Putu Agus Putu Gede Sudira Putu Lohita Rahmawati Rizki Novrianti S. Indra Lesmana Sawitri, Anak Agung Sagung Sri Yenni Trisnawati Sugijanto - Sugijanto - Sugijanto Sugijanto Sukarini P Suryamulyawan, Kadek Adi Susy Purnawati Syahmirza Indra Lesmana TATI NURHAYATI Thomas Eko Purwata Tjokorda Gde Bagus Mahadewa Tri Wahyu Wulandari Trisa Permata Suhadi Trisha Anindya Trisha Indah Paramita Trisnawati, Sri Yenni Valentina Tjandra Dewi Valentina Tjandra Dewi Virny Dwiya Lestari Wahyuddin, Wahyuddin Wayan Westa Winda Haeriyoko Yusuf Nasirudin