Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Warta IHP (Warta Industri Hasil Pertanian)

Penyimpanan Dingin Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes, Tajuk, dan Bali Karet Priyantono, Eko; Aris Purwanto, Yohanes; -, Sobir
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 33, No 01 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.648 KB)

Abstract

Bawang merah sebagai komoditas hortikultura memiliki permintaan yang cukup tinggi diketahui sebagai bahan segar yang cepat mengalami penurunan mutu secara fisik maupun kimia. Teknik penyimpanan suhu rendah merupakan salah satu metode penanganan pascapanen bawang merah untuk mempertahankan mutunya hingga ketangan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh suhu penyimpanan terhadap perubahan mutu bawang merah serta mengetahui respon beberapa varietas bawang merah terhadap penyimpanan pada suhu rendah. Bawang merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Bima Brebes, Tajuk dan Bali Karet. Sampel bawang merah dikemas ke dalam plastik net masing-masing sebanyak 2 kg dan disimpan di suhu 0 dan 5oC RH 65-70% dan suhu ruang 25-32 oC dengan RH 50-88% selama 3 bulan. Hasil pengukuran menunjukkan suhu penyimpanan 0oC dapat mempertahankan kualitas bawang merah hingga akhir penyimpanan tanpa ditemukan kerusakan umbi untuk semua varietas. Kerusakan tertinggi yaitu 35.81%,ditemukan untuk varietas Bima Brebes yang disimpan pada suhu 5oC.
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Warna Jeruk Siam Pontianak Setelah Degreening Musdalifah, Nuzlul; Aris Purwanto, Yohanes; Poerwanto, Roedhy
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 33, No 01 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1187.344 KB)

Abstract

Warna kulit merupakan salah satu faktor pendukung utama yang secara komersial menentukan pilihan konsumen untuk membeli jeruk. Degreening merupakan proses perubahan kulit jeruk dari warna hijau menjadi warna kuning atau jingga tanpa mempengaruhi kualitas internal buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan suhu dan lama penyimpanan yang optimum untuk buah jeruk Siam setelah proses degreening serta menganalisis perubahan fisiologi buah selama penyimpanan. Perlakuan cold dan non-cold storage merupakan perlakuan awal pascapanen sebelum proses degreening. Perlakuan degreening dilakukan dengan pemaparan gas etilen 200 ppm, suhu 20oC selama 48 jam. Selanjutnya, jeruk hasil degreening disimpan pada suhu 10, 15, 20, dan 27oC (suhu ruang). Analisis perubahan warna kulit jeruk dilakukan setiap tiga hari untuk semua kondisi penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan indeks warna jeruk citrus color indeks (CCI) dari nilai 0.16 menjadi 10.14 pada suhu 10 oC dan menghasilkan warna jeruk dengan warna kulit optimum jingga cerah.
Penentuan Konstanta Laju Pengeringan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Iris Menggunakan Tunnel Dehydrator Ummah, Narjisul; Aris Purwanto, Yohanes; Suryani, Ani
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 33, No 02 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.891 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konstanta laju pengeringan bawang merah iris yang dikeringkan dengan menggunakan tunnel dehydrator. Pengeringan bawang merah iris dilakukan pada suhu pengering dan bobot sampel per tray yang bervariasi yaitu suhu 40°C, 50°C, 60°C dan bobot sampel bawang merah iris 300 g, 400 g, dan 500 g. Lajualiran udara pengering sebesar 0.0933 m3/detik. Pengeringan bawang merah iris dilakukan pada kadar air awal ± 80% hingga mencapai ± 10%. Selama proses pengeringan perubahan kadar air diukur dengan interval waktu 0, 120, 240, 360, 480, dan 600 menit. Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara termogravimetri. Penentuan konstanta laju pengeringan menggunakan persamaan lapisan tipis. Hasil penelitian menunjukkan nilai konstanta laju pengeringan menggunakan tunnel dehydrator berkisar antara 0.01/menit-0.019/menit. Konstanta laju pengeringan sebagai fungsi suhu dan bobot sampel per tray yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk memprediksi perubahan kadar air bawang merah iris selama pengeringan menggunakan tunnel dehydrator.
Pengaruh Curing dan Coating pada Mutu Ubi Jalar Cilembu Selama Masa Penyimpanan Nisa, Khaerun; Purwanto, Yohannes Aris; Darmawati, Emmy; Iriani, Evi Savitri
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 37, No 2 (2020)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v37i2.6219

Abstract

ABSTRAK: Ubi jalar cilembu merupakan ubi jalar varietas unggul yang banyak diminati dan diekspor, namun dibutuhkan proses panjang serta waktu yang lama dalam proses ekspor. Misalnya diperlukan waktu 12-13 hari untuk ekspor ke Singapura dengan moda transportasi laut. Sehingga diperlukan penanganan pascapanen yang tepat utuk menjaga mutu ubi selama proses ekspor. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi lingkungan curing dan konsentrasi emulsi coating lilin lebah terbaik untuk menjaga mutu ubi jalar cilembu selama masa penyimpanan. Penelitian ini dilakukan selama 7 hari untuk perlakuan curing dan coating. Curing dilakukan pada 3 kondisi lingkungan yang berbeda, yaitu suhu 30 oC dengan RH 90%, suhu 23 oC dengan RH 50%, dan suhu ruang. Sedangkan coating dilakukan dengan cara mencelupkannya pada 3 konsentrasi emulsi lilin lebah yang berbeda, yaitu konsentrasi 12%, konsentrasi 8%, dan konsentrasi 3%, lalu disimpan pada suhu ruang selama 7 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kondisi curing dan emulsi coating lilin lebah terbaik dalam menekan kerusakan fisik >25% dan pertunasan ubi cilembu selama penyimpanan yaitu pada suhu 30 oC dengan RH 90% dan coating lilin lebah 8%.Kata kunci: curing, coating, mutu, penyimpanan, ubi jalar cilembuABSTRACT: Sweet potato cultivar (cv.) Cilembu is the the superior quality of sweet potato, which is high demand and exported, but it takes a long process and long time for export. For example need 12-13 days for export to Singapore using sea transportation. So, proper postharvest handling is needed to maintain the quality of sweet potato during the export process. Therefore, the purpose of this study is determining the best condition of curing and the best concentration of beeswax emulsion for sweet potato cv. Cilembu during storage period. This research was conducted for seven days. Curing was carried out in three different environmental conditions, they were temperature and RH, respectively, i.e.  30 oC, RH 90%; 23 oC, RH 50%; and room temperature. The coating were carried out by dipping in three different consentrations of beeswax emulsion, they were 12%, 8%, and 3%. The samples were then stored at room temperature for 7 days. The result showed that the best curing and coating emulsion of beeswax in reduce the level of physical damage >25% and the sprouting of sweet potato cv. Cilembu during storage were curing at 30 oC with 90% RH and coating with beeswax emulsion of 8%.Keywords:  curing, coating, quality, storage, cilembu sweet potato
Kualitas Tempe Kedelai pada Berbagai Suhu Penyimpanan Aris Purwanto; Weliana Rudi
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 35, No 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.102 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v35i2.4297

Abstract

Tempe merupakan produk olahan basah tradisional hasil fermentasi kedelai oleh kapang Rhizopus sp. yang memiliki keterbatasan pada umur simpan. Karakteristik tempe pada berbagai kondisi suhu penyimpanan menjadi penting untuk diketahui dalam rangka mencari metode yang sesuai untuk memperpanjang masa simpan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik tempe segar pada berbagai suhu penyimpanan. Suhu penyimpanan yang digunakan adalah 5, 15oC dan suhu ruang sebagai kontrol. Parameter kualitas yang diamati yaitu laju respirasi, susut bobot, kekerasan, kandungan protein, dan perubahan warna. Berdasarkan hasil pengukuran, suhu penyimpanan 5oC menghasilkan laju respirasi paling rendah dan parameter kualitas yang paling baik. Umur simpan produk pada suhu 5, 15oC dan suhu ruang masing-masing adalah 13, 5 dan 2 hari.  
Co-Authors . Sutrisno Akeme Cyril Njume Akhirudin Maddu Akrom, Akrom Ali Khumaidi Alvita Sekar Sarjani Andi Muhammad Akram Mukhlis Armansyah H. Tambunan Ayu Putri Ana Bruce A. Welt, Bruce A. Chusnul Arief Cicih Sugianti Desrial Desrial Dewi Apri Astuti Dondy A Setyabudi Dwi Dian Novita Edy Hartulistiyoso Emmy Darmawati Endah Retno Palupi Enrico Syaefullah Erizal Hambali Evi Savitri Iriani Fandra Wiratama Farkhan . Hadi Karia Purwadaria, Hadi Karia Hari Wijayanto Herna Permata Sari HERRY SUHARDIYANTO Heru Sukoco I Nyoman Jaya Wistara I Wayan Budiastra Indah Kurniasari Iriani, Evi Savitri Ismi M.Idris Iswara, Vidya Kukuh Murtilaksono Kurniawan Yuniarto Lina Karlinasari Merry Sabed Mohamad Rahmad Suhartanto Musdalifah, Nuzlul Nanik Purwanti Nisa, Khaerun Novriaman Pakpahan Nurul Khumaida Olly S. Hutabarat Palupi, Endah R. Paulus Sukusno Priyantono, Eko Putri Wulandari Zainal Radite Praeko Agus Setiawan Ririn Noerianty Effendi ROEDHY POERWANTO Rokhani Hasbullah Sandro Pangidoan Siahaan Sandro Pangidoan Siahaan Seiichi Oshita Setiawan, Asep Setyo Purwanto Setyo Purwanto Siti Nikmatin Slamet Budijanto Slamet Widodo Slamet Widodo Sobir Sobir Sony Hartono Wijaya Sri Citra Yuliana Madi Sukrisno Widyotomo Supijatno, . Suryani, Ani Sut risno Sutrisno . Sutrisno Mardjan Tengku Mia Rahmiati Tieneke Mandang Titi Candra Sunarti dan Michael (E-Jurnal Agro-Industri Indonesia) Ummah, Narjisul Usman Ahmad Wawan Hermawan Weliana Rudi Widyaningrum Widyaningrum Widyaningrum Widyaningrum Wulandari Zainal, Putri Yose Rizal Kurniawan Yoshinori Kawagoe Yoshio Makino Yudi Chadirin Yusuf, Sri Malahayati