Linda Tondobala
Jurusan Arsitektur, FT-USRAT

Published : 55 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PLACE MAKING DI RUANG PUBLIK TEPI LAUT KOTA MANADO Syafriny, Reny; Tondobala, Linda; Waani, Judy O.; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan tepi laut kota Manado, yang didominasi oleh pembangunan pusat perdagangan dan rumah makan telah mengurangi peluang warga untuk mengakses tepi laut untuk berekreasi. Meski terdapat dalam jumlah dan jenis yang sangat terbatas, ruang rekreasi yang disediakan kurang memberikan peluang maksimal bagi warga untuk beraktivitas karena dirancang dan dikelola tidak berdasarkan kebutuhan pengguna.Placemaking adalah sebuah filosofi, konsep, dan pendekatan yang memberi sinergi maksimal antara kualitas ruang dan kualitas manusia secara berimbang dalam perancangan dan evaluasi ruang yang dianggap gagal dalam penyelenggaraan ruang publik. Prinsip kerjanya adalah pendekatan berbasis pengguna yang mampu membantu warga kota merubah ruang publiknya menjadi tempat yang hidup dan menyenangkan untuk dikunjungi di waktu senggang.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai keterikatan warga kota dengan ruang tepi laut, mengungkap jenis aktivitas dan tingkat kepuasan warga terhadap kondisi ruang rekreasi yang ada guna menetapkan kebutuhan rancangan. Metode yang digunakan adalah kuesioner tertutup dan terbuka dengan analisis kualitatif eksploratori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat warga untuk berekreasi di tepi laut cukup tinggi, namun peluang untuk melakukannya sangat terbatas karena penyediaan fasilitas penunjang tidak mendukung kegiatan yang diinginkan.Kata kunci : placemaking, ruang publik, rekreasi, pengguna ruang.
IMPLEMENTASI KONSEP ZERO ENERGY BUILDING (ZEB) DARI PENDEKATAN ECO-FRIENDLY PADA RANCANGAN ARSITEKTUR Magdalena, Enggrila D.; Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pembangunan diiringi kemajuan teknologi yang semakin tinggi saat ini, menyebabkan bangunan menjadi bagian dari beban lingkungan hidup yang besar. Hal ini dibuktikan oleh data yang menyatakan bahwa Sektor bangunan menyerap sebesar 40% sumber energi dunia, bahkan di Indonesia, sektor ini bertanggung jawab terhadap 50% dari total pengeluaran energi, dan lebih dari 70% konsumsi listrik secara keseluruhan (EECCHI, 2012). Dari besarnya penggunaan energi tersebut, sektor bangunan berkontribusi terhadap 30% emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia. Dampak konsumsi energi bangunan yang besar terhadap alam, tentunya menyebabkan kondisi sumber daya alam khususnya sumber – sumber tak terbarukan menjadi  semakin langka dan akan sulit diakses dalam beberapa tahun mendatang. Menanggapi hal tersebut, maka diperlukan pendekatan secara ramah (Eco-Friendly) bagi setiap perancangan bangunan.Pendekatan bangunan secara ramah (Eco-Friendly Architecture) atau yang disebut juga Arsitektur Hijau, menghasilkan beberapa konsep perancangan arsitektur seperti: Conserving Energy ( Hemat Energi), Working with Climate (memanfaatkan kondisi dan sumber energy yang alami), Respect for site (menanggapi keadaan tapak pada bangunan), Respect for User (memperhatikan pengguna bangunan), Limitting New Resources (meminimalkan sumber daya baru), dan Holistic. Dengan latar belakang isu sumber energi tak terbarukan yang mulai menipis serta dampak buruk yang dihasilkan akibat konsumsi energy (tak terbarukan) bagi lingkungan, maka akan lebih baik bila dalam perancangan pembangunan lebih berfokus pada usaha konservasi dan efisiensi energi bangunan sehingga menjadi rancangan bangunan rendah energi. Bahkan tidak hanya mampu menghemat energi tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri ( Bangunan Nol Energi).Konsep Zero Energy Building (ZEB) adalah terciptanya bangunan hijau yang dapat menghasilkan energi terbarukan yang cukup secara lokal untuk menyamai atau melebihi penggunaan energi dalam periode yang ditentukan. Pada dasarnya, dalam mengaplikasikan konsep ZEB yang harus diperhatikan adalah bagaimana menyeimbangkan antara jumlah sumber daya yang dipakai dengan jumlah sumber daya yang dihasilkan. Dengan konsep tersebut, desain bangunan akan memegang peranan yang sangat penting untuk mengurangi konsumsi sumber daya sebanyak mungkin, dan beban untuk menghasilkan sumber daya menjadi lebih ringan.   Kata Kunci : Zero Energy Building, Hemat Energi, Eco-Design
TINGKAT KETIMPANGAN WILAYAH DI KABUPATEN DARATAN DAN KABUPATEN KEPULAUAN. STUDI KASUS: KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAN KABUPATEN KEPULAUAN SITARO Hassanah, Jumiatun; Tondobala, Linda; Rengkung, Michael
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketimpangan wilayah merupakan salah satu permasalahan yang masih umum terjadi di Negara Indonesia. Beberapa daerah mengalami kemajuan yang cepat namun di beberapa daerah lainnya mengalami ketertinggalan terutama pada daerah kepulauan yang sering terisolir karena pebedaan karakteristik wilayah dengan daerah daratan. Penelitian ini dilakukan di salah satu daerah daratan dan kepulauan di Provinsi Sulawesi Utara tepatnya di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Kepulauan Sitaro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketimpangan wilayah berdasarakan PDRB menggunakan Index Williamson dan mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan wilayah dengan analisis factor PCA serta membentuk tipologi perkembangan wilayah dengan analisis gerombol (clustering analysis). Hasil dari penelitian ini adalah tingkat ketimpangan wilayah di Kabupaten Kepulauan Sitaro lebih tinggi daripada Minahasa Tenggara dan factor yang sangat berpengaruh terhadap ketimpangan di kepulauan sitaro adalah kontribusi PDRB dan aksesibilitas. Pembentukan tipologi perkembangan wilayah terbagi kedalam 3 cluster. Kecamatan yang termasuk dalam cluster 1 mempunyai tingkat perkembangan wilayah tinggi, cluster 2 sedang dan cluster 3 perkembangan wilayah rendah. Kata kunci: Ketimpangan wilayah; Kepulauan; Index Williamson; Factor pengaruh ketimpangan; Tipologi perkembangan wilayah
ANALISIS WILAYAH TERDAMPAK BANJIR DI DAS TONDANO KOTA MANADO Regar, Glandy Marcelino; Tondobala, Linda; Moniaga, Ingerid
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado secara geografi terletak pada bagian utara pulau Sulawesi merupakan daerah yang rentan bencana, seperti tragedi bencana banjir pada awal Tahun 2014 yang telah melanda sebagian besar Provinsi Sulawesi Utara. Banyak kerugian besar bagi masyarakat, salah satu kerugian yang diakibatkan banjir berdampak pada prasarana dan sarana yang ada . Wilayah kota Manado yang paling rentan terkena bencana banjir terletak di daerah aliran sungai karena di wilayah tersebut memiliki kontur landai atau datar sehingga ketika terjadi hujan yang intensitas yang tinggi sungai langsung meluap ke daerah sekitar dan mebanjiri daerah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif  yang di dalamnya mencakup analisis spasial untuk menentukan wilayah  serta prasarana dan sarana terdampak banjir di sepanjang daerah aliran sungai Tondano  di Kota Manado. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis kondisi,prasarana dan sarana di wilayah  yang  terdampak banjir di daerah aliran sungai Tondano di Kota Manado dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dapat diperoleh hasil  kondisi wilayah terdampak banjir pada daerah aliran sungai Tondano di Kota Manado beserta prasarana dan sarana yang terdampak.Kata Kunci: Prasarana dan Sarana, Banjir, Wilayah Terdampak Banjir, DAS Tondano
KAJIAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI PULAU LEMBEH UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA Awalyah, Ria Rezky; Tondobala, Linda; Suparjo, Suriyadi
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekowisata yaitu suatu kegiatanobervasiwisata alam menuju ke daerah yang bertanggung jawab  untuk membudidayakan unsur pendidikan,pemahaman, dan dukungan terhadap usaha konservasi sumber daya alam(SDA) dan juga guna untuk peningkatan pendapatan masyarakat lokal.. Sulawesi Utara memiliki potensi kawasan yang sangat besar sehingga wisatawan dapat dengan mudah menikmati keindahan kawasan wisata tersebut, Karakteristik yang unik sehingga menawarkan keindahan alam yang dapat dinikmati oleh para wisatawan Keunikan bentukan morfologi seringkali menjadi bentukan alam yang memiliki nilai wisata pengembangannya, kepariwisataan dikelola dan dikembangkan melalui prinsip ekowisata. Sumber data didapat melalui observasi dan analisis SWOT. Dari hasil penelitian diketahui bahwa potensi morfologi Pulau Lembeh yang dapat dikembangkan menjadi kawasan kegiatan ekowisata yaitu Pantai Kahona,Hutan Mangrove Pintu Kota dan Pantai Kareko. Dengan pertimbangan tersebut yaitu kekuatan dan peluang pada sumberdaya memberikan strategi khusus terhadap bentuk pemanfaatan sebagai kawasan ekowisata yakni dengan dilakukan strategi agresif – SO (Kekuatan dan Peluang) yang menciptakan starategi dengan mempertimbangkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.Kata Kunci: ekowisata, morfologi,SWOT
KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR DI KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Topo, Ruth Miranda; Tondobala, Linda; Makarau, Vicky
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bertambahannya jumlah penduduk di sebuah wilayah maka akan meningkatkan kebutuhan lahan. Lahan  penting bagi setiap mahluk hidup sebagai tempat tinggal dan beraktivitas ekonomi.. Intensistas curah hujan yang tinggi, secara alami dapat memicu terjadinya bencana alam tanah longsor. Faktor lainnya yaitu pendayagunaan sumberdaya alam yang secara tidak teratur atau melampuai daya dukungnya yang akan memicu  terjadi bencana tanah longsor. Kota Manado merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Kota Manado yang wilayah daratnya didominasi oleh kawasan perbukitan sehingga rentan terhadap longsor. Kecamatan Wanea merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Manado yang memiliki karakteristik wilayah yang berbukit dengan luas wilayah sebesar 643,25 ha. Tujuan penelitian ini adalah :1) Mengidentifikasi karakteristik fisik di Kecamatan Wanea, 2) Mengetahui tingkat kerawanan longsor di kecamatan Wanea, 3) menganalisis pemanfaatan lahan yang ada dikecematan Wanea. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah  analisis spasial dengan teknik skoring. Berdasarkan hasil analisis diperoleh karakteristik fisik kemiringan lereng dengan lima jenis kemiringan lereng yaitu datar, landai, agak curam, dan sangat curam,tingkat kerawanan longsor mendominasi di tingkat kerawanan tidak rawan, agak rawan, cukup rawan, rawan, sangat rawan. Pengunaan lahan yang ada yaitu permukiman, pertanian lahan kering, kebun campuran, perdangang dan jasa, ruang terbuka, semak belukar,dan perkantoran. Kata Kunci: Pemanfaatan lahan, longsor , rawan bencana
ANALISIS PERKEMBANGAN FISIK PERKOTAAN BERBASIS GIS DI KABUPATEN MINAHASA UTARA Manumpil, Gabriela Fabiola; Tondobala, Linda; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan kota dipengaruhi oleh adanya berbagai faktor, antara lain faktor kependudukan, serta adanya interaksi antara kota dengan kota lainnya dalam lingkup wilayah maupun luar wilayah suatu daerah. Perkembangan faktor tersebut (penduduk, kegiatan penduduk dan interaksi kota dengan wilayah lain) merupakan pemicu tumbuh dan berkembangnya wilayah yang berdampak terhadap terjadinya perubahan fisik dan penggunaan lahan. Salah satu fenomena yang menandai perkembangan fisik kota adalah fenomena ekspansi daerah terbangun pada daerah non terbangun. Fenomena ini juga dapat dilihat pada Kabupaten Minahasa Utara. . Kabupaten Minahasa Utara memiliki 4 Wilayah yang memiliki sifat kawasan perkotaan yaitu didaerah Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi sebagai pusat kota dan Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema. Tujuan penelitian ini yaitu untuk Mengidentifikasi perkembangan yang terjadi pada wilayah perkotaan di Kabupaten  Minahasa Utara pada tahun 2011 & 2019 dan Menganalisis faktor-faktor apa saja  yang mempengaruhi perkembangan wilayah perkotaan  di Kabupaten Minahasa Utara dengan menggunakan 2 metode analisis yaitu pada tujuan pertama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial menggunakan software Arcgis 10.3 dan tujuan kedua dengan motode deskripstif. Berdasarkan hasil penelitan, Perkembangan yang terjadi pada wilayah perkotaan 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kalawat, Airmadidi, Kauditan dan Kema cenderung mengalami perkembangan secara Horizontal dan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan, mempunyai factor-faktor yang berbeda di tiap kecamatan seperti adanya factor kebijakan strategis terkait perekembangan berdasarkan RTRW Kabupaten Minahasa Utara tahun 2011-2031 dan Perda Kabupaten Minahasa Utara tahun 2013-2033. Kata Kunci : Perkembangan Fisik Perkotaan, Faktor-faktor perkembangan
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERADAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN RAWAN LETUSAN GUNUNG BERAPI SOPUTAN Pelupessy, Mariolissa E; Tondobala, Linda; Warouw, Fella
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Kuyanga, Desa Silian Satu berada di Kecamatan Tombatu Utara dan Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara dan Desa Kotamenara di Kecamatan Amurang Timur merupakan desa yang dekat dengan Gunung Saputan, ketiga desa masuk radius 10 Km dari kawah gunung Api Soputan. Bila terjadi letusan berpotensi terlanda hujan abu dan dapat terkena lontaran batu (pijar) yang meyebabkan kerugian material maupun korban jiwa. Namun masyarakat tetap bermukim di daerah tersebut dalam beberapa faktor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktor yang mempengaruhi keberadaaan permukiman di kawasan rawan bencana (KRB) I Gunung Api Soputan. Penelitian menggunakan analisis spasial dan analisis deskriptif statistik yaitu menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian karakteristik permukiman ketiga desa yaitu, Desa Kuyanga, Silian Satu dan Kotamenara mempunyai pola permukiman terpusat dengan jenis bangunan yang berbeda, Desa Kuyanga 60 persen masyarakat menghuni bangunan semi permanen diikuti Desa Kotamenara sebesar 53 persen dan Desa Silian Satu sebesar 47 persen. Hasil analisis faktor yang mempengaruhi keberadaan permukiman ketiga desa juga berbeda, Desa Kuyanga faktor yang mempengaruhi adalah faktor akses ke tempat kerja, status kepemilikan rumah, dan dampak erupsi. Desa Silian satu dengan faktor hasil pendapatan kerja, pendidikan terakhir dan mempunyai kerabat sedangkan  Desa Kotamenara hanya faktor erupis saja yang mempengaruhi.Kata kunci:.Karakteristik Permukiman, Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api, Faktor Keberadaaan Permukiman
MALL AGRIKULTUR DI TOMOHON, Green Architecture Bonde, Christiana P.; Tondobala, Linda; Takumansang, Esli D.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, November 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usaha untuk meningkatkan kualitas perekonomian dan rekreasi akan semakin bersinergi apabila dilakukan sejalan dengan pelestarian alam dan potensi mata pencaharian penduduk daerah tersebut. Kota Tomohon identik dengan budaya bercocok tanam, serta memiliki iklim yang mendukung. Penduduk Kota Tomohon mayoritas petani bunga dan sayur hingga buah – buahan. Perkembangan kota Tomohon secara fungsional sebagai pusat pelayanan dari wilayah sekitarnya, menuntut untuk kota ini memiliki pusat perekonomian serta rekreasi yang melayani kebutuhan masyarakat. Kecamatan Tomohon Tengah melalui beberapa kriteria, terpilih sebagai lokasi diselenggarakannya objek Mall Agrikultur, yang merupakan pengadaan gabungan sifat kegiatan sebagai wadah perekonomian dan rekreasi yaitu; mall, sebagai fasilitas perdagangan yang mewadahi budaya mata pencaharian penduduk Kota Tomohon yakni; pertanian / agrikultur yang dilengkapi dengan unsur rekreasi. Sinergitas antara perdagangan dan agrikultur digabungkan dalam perancangan dengan tujuan dapat selain memberi timbal balik, baik bagi pelestarian budaya dan alam daerah serta meningkatkan potensi ekonomi daerah juga mengangkat identitas Kota Tomohon. Green Architecture atau Arsitektur Hijau dipilih sebagai konsep tema objek rancangan dengan tujuan mengajak masyarakat peduli lingkungan dengan desain yang ramah lingkungan, meminimalkan pemakaian energi dan berkontribusi dalam meminimalisir pemanasan global. Hal ini sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu lebih ekonomis dan semakin bersinergi dengan ciri lokasi hingga tujuan objek rancangan.Kata Kunci: Agrikultur, Mall, Arsitektur Hijau, Rekreasi Pertanian Modern
PERKEMBANGAN.FRINGE-SETTLEMENTS.DI iKAWASAN.RURAL-URBAN.FRINGE. Elias, Stefharen Elshaday; Rondonuwu, Dwight M; Tondobala, Linda
SPASIAL Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Talawaan District. Kalawat, and Tombulu are sub-districts located on the outskirts of Manado City which are affected by Manado City, one of which is the increase in housing and settlements. In the Regional Spatial Plan of the three sub-districts, development is directed into new settlements that are able to accommodate the shortage of houses in Manado City. This study aims to identify the physical conditions in the rural urban fringe area and analyze the development pattern of fringe settlements in the rural urban fringe area. The survey method used in this research is descriptive and qualitative which is supported by quantitative analysis to analyze the data in digital form and can also be measured based on the standard used and also using spatial analysis spatial analysis by using descriptive qualitative method and a map of the use of land for settlements, with the aim of describing the development and expansion that has occurred, which is then analyzed for the pattern of distribution of settlements that occurs using the closest-neighborhood analysis. The results of the analysis are expected to be a reference for the government to treat development restrictions and supervision so as not to interfere with spatial patterns and spatial structures in the three sub-districts in the next few years.Keywords: Rural Urban Fringe, Fringe Settlements
Co-Authors . Sangkertadi A.A. Ketut Agung Cahyawan W Alfonse F. V. Rambing, Alfonse F. V. Anggreny Purukan Awalyah, Ria Rezky Bambulu, Virgin Juliet Bleskadit, Myron L. Bonde, Christiana P. Brian Erfino Wattimena, Brian Erfino Christie L. Ciputra Christo Andrizen Sumaraw, Christo Andrizen Christy Mamasung, Christy Cynthia E. V. Wuisang, Cynthia E. V. Djajeng Poedjowibowo Dwi Juwita Tangkuman Dwight M Rondonuwu, Dwight M Elias, Stefharen Elshaday Esli D Takumansang Esli D. Takumansang Esly Takumansang, Esly Faizah Mastutie Fela Warouw Fella Warouw Filipus, Theodorus Frans, Aurina J. Gobel, Indra Wirana Jaya Hassanah, Jumiatun Hendrik S. Suriandjo Ingerid Moniaga Jefrey I. Kindangen Jerry M. Fransz Judy O. Waani Julianus A. R. Sondakh Kairupan, Frenny F. F. Kalude, Desty R. R. Lakat, Ricky Laloma, Indriana Lalujan, Tirza Gloria Lawene, Chilfy Lewina Leidy M. Rompas M. M Rengkung Magdalena, Enggrila D. Manumpil, Gabriela Fabiola Marcovani Wowor Mariani R.G.O Sakul Medica P. Tahalea, Medica P. Michael M Rengkung, Michael M Michael M. Rengkung Michael Rengkung Moh Yushar Fadhly, Moh Yushar Nua, Wahyudi Septantio Octavianus Hendrik Alexander Rogi Pattiasina, Melinda Kimberley Peggy Egam Pelupessy, Mariolissa E Pierre H Gosal, Pierre H Pollo, Joel Yermia Raymond Ch. Tarore Regar, Glandy Marcelino Reny Syafriny Rieneke L Sela, Rieneke L Rieneke L. E. Sela S Syafriyani Sela, Rieneke L.E Serin, Wilem Shelen Prisci Liem Siridaeng, Holy V. Sitanggang, Roulina A. Siti Humairah Sonny Tilaar Stefanus T Tanod Steward Rahantoknam, Steward Sungkar, Iqbal L Suparjo, Suriyadi Surbakti, Anugra Prasetyo La'lang Suryadi Supardjo, Suryadi Syafrini, Reny Tarumingkeng, Francis Andreas Teguh R Hakim Tilaar, Sonny S Topo, Ruth Miranda Verry Lahamendu, Verry Vicky H Makarau, Vicky H Vicky Makarau, Vicky Wansaga, Naltri Andre Wardono, Surakanti S. Watung, Christania H.T. Westplat, Muhammad Jusnardi Hardyan Windy Mononimbar Winsensius S. P. Raco Wowor, Laurensius M