Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Implementasi CHSE Pada Kawasan Wisata di Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan: Implementation of CHSE in Tourist Areas in Bolaang Uki District, South Bolaang Mongondow Regency Afra Khairunnisa Bangkiang; Reny Syafriny; Frits O. P. Siregar
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penerapan protokol kesehatan pada kawasan wisata sangat diperlukan karena pada tahun 2020 dunia diguncang oleh penyebaran pandemi wabah virus COVID-19. Kecamatan Bolaang Uki menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang ikut dalam penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healty, Safety, Environment Sustainability) pada kawasan wisata. Tujuan dalam penelitian ini yaitu, mengidentifikasi kondisi eksisting obyek wisata terhadap pedoman pelaksanaan CHSE pada kawasan wisata di Kecamatan Bolaang Uki pada masa pandemi dan mengetahui kesesuaian implementasi CHSE terhadap pedoman pelaksanaan CHSE pada kawasan wisata di Kecamatan Bolaang Uki pada masa pandemi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan dari data yang diperoleh melalui observasi langsung, kuesioner dan wawancara dan menggunakan teknik analisis skoring. Berdasarkan hasil kajian dan analisis dapat diketahui bahwa kesesuaian implementasi CHSE di Kecamatan Bolaang Uki adalah mendekati tidak sesuai untuk penerapan protokol kesehatan pada pada keempat obyek wisata yaitu ekowisata Mangrove Panango, wisata Pantai Sondana, wisata Pantai Tersakiti dan ekowisata Mangrove Dudepo. Kata kunci: Kawasan Wisata; COVID-19; CHSE. Abstract The implementation of health protocols in tourist areas is very necessary because in 2020 the world was shaken by the spread of the COVID-19 virus outbreak pandemic. Bolaang Uki Subdistrict is one of the sub-districts in South Bolaang Mongondow Regency that participates in the implementation of CHSE (Cleanliness, Healty, Safety, Environment Sustainability) health protocols in tourist areas. The purpose of this study is to identify the existing conditions of tourist objects against the guidelines for the implementation of CHSE in tourist areas in Bolaang Uki District during the pandemic and find out the suitability of CHSE implementation to the guidelines for implementing CHSE in tourist areas in Bolaang Uki District during the pandemic. The method used is a quantitative descriptive method with from data obtained through direct observation, questionnaires and interviews and using scoring analysis techniques. Based on the results of the study and analysis, it can be seen that the suitability of CHSE implementation in Bolaang Uki District is close to being inappropriate for the implementation of health protocols in the four tourist attractions, namely Panango Mangrove ecotourism, Sondana Beach tourism, Tersakiti Beach tourism and Dudepo Mangrove ecotourism. Keyword: Tourist Area; COVID-19; CHSE.
Partisipasi Masyarkat dalam Peningkatan Kualitas Lingkungan Objek Wisata Pantai di Sepanjang Jalan Trans Sulawesi Kota Manado – Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa Yunia E. G. Rogahang; Ingerid L. Moniaga; Frits O. P. Siregar
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2023): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partisipasi masyarakat dalam lokasi wisata pantai sepanjang Jalan Trans Sulawesi diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang masih kurang mengetahui tempat wisata pantai ini, minimnya perhatian masyakat dalam aset wisata pantai ini maka harus diperhatikan tingkat partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas objek wisata pantai. Dalam sepanjang Trans Sulawesi ini memiliki empat objek wisata pantai. Peningkatan kualitas lingkungan meliputi kebersihan pantai, kelestarian biota pantai, ketersediaan fasilitas pendukung wisata pantai serta unsur biotik yang terpelihara dengan baik unsur abiotik yang masih lestari/tidak rusak di objek wisata pantai. Tujuan penelitian ini yaitu, menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dan faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan objek wisata pantai disepanjang jalan Trans Sulawsi dengan menggunakan metode skala likert dapat melihat partisipasi masyarakat dilakukan dengan cara kuisoner dan wawancara. Hasil perhitungan tergolong dalam kategori cukup sering dan faktor yang mempengaruhi adalah tingkat kepemimpinan, kesadaran pribadi dan pekerjaan. Kata kunci: Partisipasi Masyarakat, Kualitas Lingkungan, Objek Wisata, Skala Likert Abstract The Community participation in beach tourism locations along the Trans Sulawesi Road is known that there are still many people who still lack this beach tourism spot, the lack of attention to knowing the community about this beach tourism asset means that the level of community participation in improving the quality of beach tourism objects must be considered. Along the trans Sulawesi, there are four beach attractions. Improving environmental quality includes beach cleanliness, preservation of coastal biota, availability of beach tourism supporting facilities as well as well-maintained biotic elements which are still sustainable/undamaged in beach tourism objects. The purpose of this study is to analyze the level of community participation and the factors that influence the level of community participation in improving the environmental quality of coastal tourism objects along the Trans Sulawsi road using the Likert scale method to see community participation carried out by means of questionnaires and interviews. The results of the calculation fall into the fairly frequent category and the influencing factors are the level of leadership, personal awareness and work. Keyword: Society participation, Environmental Quality, Attractions, Likert Scale
Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kerawanan Banjir Di Perkotaan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan Syahril S; Sonny Tilaar; Frits O. P. Siregar
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2023): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yang dimaksud dengan “banjir” adalah suatu peristiwa atau keadaan dimana suatu daratan atau daerahterendam oleh peningkatan volume air. Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba danmemiliki debit air yang besar akibat tersumbatnya aliran air. Saat hujan deras setiap tahunnya, KotaMasamba sering menimbulkan banjir. Maka dari itu, dilakukan penelitian dengan judul “PengaruhPerubahan Penggunaan Lahan Terhadap Kerentanan Banjir di Kelurahan Masamba Kabupaten LuwuUtara Provinsi Sulawesi Selatan”. Studi ini mengkaji hubungan antara perubahan penggunaan lahandengan tingkat kerentanan terhadap banjir di kawasan perkotaan Masamba antara tahun 2010 hingga2020. Dari tahun 2010 hingga 2020 yang didominasi oleh perubahan tata guna lahan, terjadi peningkatanhutan sebesar 1,4%. luas, peningkatan luas lahan pemukiman sebesar 0,79 persen, dan penurunan luaspenggunaan lahan perkebunan dan semak belukar sebesar 9,32 persen. Daerah perkotaan Masamba telahhancur akibat banjir akibat penggunaan lahan yang signifikan ini.Kata kunci: Perubahan Tata Guna Lahan, Kerawanan Banjir, Perkotaan MasambaAbstractWhat is meant by "flood" is an event or situation in which a land or area is submerged by an increase inthe volume of water. Flash floods are floods that occur suddenly and have a large water discharge due toblockage of the water flow. When it rains heavily every year, Masamba City often causes flooding.Therefore, a study was conducted with the title "The Influence of Changes in Land Use on FloodVulnerability in Masamba Village, North Luwu Regency, South Sulawesi Province". This study examinesthe relationship between changes in land use and the level of vulnerability to flooding in the urban area ofMasamba between 2010 and 2020. From 2010 to 2020, which was dominated by changes in land use,there was an increase in forests of 1.4%. area, an increase in the area of residential land by 0.79 percent,and a decrease in the area of land use for plantations and shrubs by 9.32 percent. The urban area of Masambahas been devastated by flooding due to this significant land use.Keyword: Land Use Change, Flood Vulnerability, Masamba Town
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DI MANADO. Teori Gestalt dalam Arsitektur Januar Kolondam; Papia J. C. Franklin; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17261

Abstract

Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila membuka pemikiran- pemikiran baru mengenai fungsi pembinaan yang tidak lagi sekedar penjaraan tetapi juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Beberapa fenomena yang menjadi kendala bagi sistem pembinaan dan pembimbingan di lembaga pemasyarakatan sampai saat ini belum mendapat titik penyelesaian, sehingga penilaian masyarakat terhadap lembaga pemasyarakatan tidak ada bedanya dengan penjara membuat mantan narapidana sulit diterima oleh masyarakat. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau dalam bahasa masyarakat awam disebut penjara,merupakan tempa/kediaman bagi orang-orang yang bermasalah dngan hukum.Penerapan teori gestalt terhadap bangunan dapat menghasilkan konsep baru bagi desain lapasLuas site yang akan di bangun 38.417 m2,BCR bangunan 26,443.9m2  dalam kawasan terdapat 11 masa bangunan,terdiri dari masa perkantoran ,rg.kunjungan,dapur,poliklinik,workshop,aula,hunian umum,narkoba dan tipikor.Dengan ketinggian lantai berfariasi tergantung kebutuhan.Untuk mencapai bangunan tujuan bangunan lapas yang dapat memanusiakan manusia di terapkan 2 hukum gestalt yaitu hukum similarity atau kelarasan pada fasade bangunan dan hukum ketertutupan pada konsep layout.Kata kunci : Lembaga Pemasyarakatan, Gestalt 
MUSEUM MUSIK TRADISIONAL DI MANADO. Gesture dalam Arsitektur Krystyenson Namare; Frits O. P. Siregar; Cynthia E. V. Wuisang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17596

Abstract

Dunia musik di Indonesia telah menunjukan pertumbuhan yang sangat pesat terutama dalam musik tradisional. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai kelompok musik tradisional.musik tradisional mulai masuk di Indonesia sejak jaman hindu – budha dan terus berkembang sampai saat ini. Ironisnya, musik tradisional kurang  dikenal oleh masyarakat terlebih para pemuda penerus bangsa. Karena itu, kehadiran fasilitas rekreasi dan edukatif, dalam bentuk museum musik tradisional, diperlukan untuk lebih memperkenalkan tradisi musik tradisional kepada masyarakat terlebih di kota Manado.Pada objek desain ini menggunakan beberapa pendekatan desain, terutama dalam bentuk studi tentang tipologi objek, tapak dan lingkungannya, dan studi tematik. Secara khusus, pendekatan tematik didasarkan pada studi tentang “ Gesture DalamArsitektur “. Tema ini diterapkan karena memiliki keterkaitan dengan musik tradisional yang mempunyai gesture atau Bahasa non-verbalnya sendiri.Berdasarakan pendekatan, terutama proses tematik, hasil desain merupakan bangunan museum musik tradisional. Nilai signifikan bangunan ini mengarah pada bentukan bangunan dan pola penataan ruang, yang bertujuan menghadirkan sarana edukatif dan rekreasi bagi pengunjung, terutama masyarakat kota Manado.Kata kunci : Museum Musik Tradisional Di Manado, Manado, Gesture Dalam Arsitektur.
YOUTH CENTER DI MANADO. Arsitektur Regionalisme Gabriel Mawu; Frits O. P. Siregar; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17628

Abstract

Perkembangan Teknologi Informasi mempermudah para masyarakat untuk mengakses informasi yang dinginkan baik itu informasi dari dalam daerah kota  Manado ,dari luar daerah ataupun luar negeri. Secara tak langsung hal  ini tentunya mendorong masayarakat khusunya para remaja sebagai generasi muda untuk lebih berkreatifitas lagi dalam mengekspresikan bakat dan talenta mereka, seperti dalalm bidang seni ataupun olahraga, karena pada masa itu mereka cenderung ingin mencoba hal-hal baru dan mengembangkannya sesuai yang mereka lihat di media informasi. Karena itu dibutuhkan tempat yang mampu dijadikan pusat untuk memfasilitasi minat dan bakat para remaja di Manado secara terpadu serta aman bagi perkembangan fisik dan emosional remaja yaitu Youth Center di Manado. Adapula dampak negatif dari perkembangan teknologi dan informasi di Manado yang telah mepengaruhi gaya hidup serta sosial budaya masyarakat termasuk para remaja.  Dimana sebagian besar masyarakat lebih cenderung megesampingkan dan melupakan gaya kedaerahan yang menjadi ciri khas dari kota Manado, karena masyarakat lebih mengenal gaya dari luar negeri, baik itu gaya arsitektur maupun gaya hidup sehari-hari. Karena itu perancangan Youth Center di Manado dengan konsep Regionalisme dimaksudkan untuk mendesain bangunan Youth Center di Manado yang lebih mampu memfasilitasi semua aktifitas pemuda-pemudi untuk berekspresi di bidang seni dan olahraga masa kini dengan menghadirkan bangunan dengan teknologi serta perancangan arsitektur masa kini yang mengadopsi gaya kedaerahan lokal di Manado, dan secara tak langsung telah menghadirkan bangunan yang mampu mengekspresikan ciri khas dari kota Manado sendiri. Kata kunci : Remaja, Youth Center di Manado, Arsitektur Regionalisme 
REDESAIN EX SHOPPING CENTER PASAR 45 & GEDUNG PARKIR DI MANADO. Arsitektur Simbiosis (Symbiosis Nature & History and Present) Andretha M. V. Bawole; Frits O. P. Siregar; Faizah Mastutie
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.18397

Abstract

Shopping center yang populer pada tahun 1980-1990an kini sudah tidak seperti dulu. Selain karena bermunculan tempat-tempat perbelanjaan yang baru, secara arsitektural bangunan ini sudah tidak representatif lagi. Walaupun begitu, kawasan ini merupakan salah satu tempat yang memiliki nilai historis terhadap perkembangan kota Manado, baik pelabuhan, perkampungan Cina, perkampungan Arab, hingga Taman Kesatuan Bangsa. Untuk itu diperlukan sebuah pendekatan perancangan yang mampu menghidupkan kawasan ini serta memaksimalkan potensi akan zona-zona tersebut. Dengan melakukan redesain gedung ex Shopping Center serta menghadirkan gedung parkir diharap mampu menjawab permasalahan yang ada di kawasan ini. Konsep Arsitektur Simbiosis ((Nature & History and Present) dipakai dalam rancangan ini dengan memadukan bangunan terhadap kondisi lingkungan sekitar, menggabungkan nilai-nilai masa lalu serta masa yang sekarang. Berdasarkan Analisa pada site, bangunan yang dihasilkan mampu menjawab tantangan yang ada. Selain menghadirkan suasana yang baru, bangunan ini juga mampu mengakomodir nilai-nilai masa lalu namun tetap menonjolkan kesan yang modern.Kata kunci: Arsitektur Simbiosis, Gedung Parkir, Redesain Shopping Center 
BITUNG SHOPPING CENTER. Morphogenesis in Architecture Jordi P. Basaen; Frits O. P. Siregar; Ricky S. M. Lakat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19217

Abstract

            Kota Bitung adalah salah satu kota yang sangat pesat perkembangannya, mulai dari sektor industri, perdagangan, pariwisata dan jasa serta pembangunannya yang semakin maju, hal ini juga didukung oleh faktor letak geografis  berada pada lingkaran pasifik yang strategis sebagai pintu masuk ke ekonomi global. Selain itu usaha Pemerintah Kota Bitung untuk memperkenalkan  Kota Bitung sebagai Kota tujuan industri, pariwisata dan bisnis mulai dari penyempurnaan perizinan investasi bagi para investor lokal maupun asing untuk dapat berinvestasi didalamnya. Melihat peluang dan potensi yang dimiliki Kota Bitung sangat besar maka hadirlah konsep perencanaan Bitung Shopping Center atau Pusat Perbelanjaan berlokasi dipusat Kota Bitung, yang mengacu dari  kebutuhan akan jasa akomodasi sebagai penunjung dan penyediaan kebutuhan pokok maupun pusat rekreasi di Sulawesi Utara. Dalam perancangan objek Bitung Shopping Center ini, dengan tema “Morphogenesis In Architecture” konsep ini mencakup perubahan  evolusi pada konsep desain bangunan diharapkan dapat mampu beradaptasi dengan penekanan trasformasi bentuk gubahan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan sekitar berdasarkan analisa tapak serta permodelan dalam bentuk bangunan yang dinamis, sehingga desain yang dihasilkan tidak hanya menjadi desain yang kaku dan monoton tapi juga dapat menjadi desain yang sangat baik dan ramah terhadap lingkungan. Kehadiran Bitung Shopping Center ini diharapkan dapat memberikan fasilitas penyediaan kebutuhan berbelanja yang legkap, aman dan nyaman bagi para pemakai dengan berbagai kebutuhan yang berbeda-beda.          Kata kunci       : Kota Bitung, Shopping Center, Morphogenesis
PASAR 45 PEDESTRIAN MALL. Arsitektur Kolonial Belanda Kyoto M. Bella; Frits O. P. Siregar; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19305

Abstract

Pasar 45 merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Kota Manado yang telah ada sejak tahun 1830. Pasar tersebut menjadi pusat kegiatan komersial yang dilakukan tidak hanya oleh masyarakat seputar Kota Manado, tapi juga dari seluruh distrik di Minahasa, Gorontalo, dan daerah-daerah lain di sekitarnya. Transaksi dagang antara masyarakat lokal dan para pedagang dari Eropa (seperti Spanyol, Portugis, dan Belanda) pernah terjadi pada distrik ini. Sedangkan masyarakat keturunan Cina dan Arab adalah para pedagang yang menetap dan bertransaksi langsung dengan masyarakat lokal dalam hal menyediakan kebutuhan sandang dan pangan. Pasar 45 merupakan titik awal pertumbuhan ekonomi saat itu.             Penerapan pedestrian mall akan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi kawasan perdagangan Pasar 45 di Kota Manado dengan pertimbangan Kota Manado sebagai kota ekowisata yang merupakan bagian dari misi Kota Manado dan misi membangun kota yang memiliki “daya saing” dengan berorientasi pada peningkatan daya tarik investasi. Kawasan Pasar 45 di Kota Manado akan menjadi lebih baik dengan penerapan pedestrian mall sehingga para wisatawan lokal maupun mancanegara akan merasa nyaman berbelanja di kawasan.            Pemilihan tema disesuaikan dengan objek rancangan. Tema yang diangkat pada rancangan berupa tema Kolonial Belanda. Latar belakang pemilihan tema rancangan dikarenakan agar bangunan dapat mengankat kembali kesan kota tua yang berada di Kota Manado, yang dahulu merupakan kota dengan jajahan Kolonial Belanda.Kata Kunci : Pasar 45, Pedestrian Mall, Kolonial Belanda
MANADO EXHIBITION CENTER. Arsitektur Futurustik Gradiyanto V. Sugiharto; Surjono .; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20696

Abstract

Kota Manado sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara menjadi salah satu pusat perkembangan ekonomi dan bisnis di daerah Sulawesi khususnya Sulawesi Utara. Apalagi dalam sektor pariwisata kota Manado menawarkan banyak destinasi wisata yang menarik. Perkembangan ini menyebabkan banyak perusahaan yang ingin berinvestasi di kota Manado, baik perusahaan yang bergerak dibidang ekonomi dan bisnis maupun perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata. Oleh karena itu, banyak item yang ditawarkan oleh suatu perusahaan, maka dibutuhkan wadah yang mampu menampung seluruh kegiatan penawaran oleh perusahaan maupun instansi tertentu.Maka wadah yang dibutuhkan untuk menampung segala jenis kegiatan tersebut adalah Exhibition Center sebagai sarana penunjang berbagai macam kegiatan seperti pameran dan pagelaran seni di kota Manado. Exhibition Center sendiri merupakan suatu tempat untuk menampung kegiatan pameran yang diadakan sehingga hasil-hasil dari industri tertentu seperti produk-produk dan layanan terbaru mereka dapat dipamerkan dan didemonstrasikan ke depan publik. Selain itu juga wadah tersebut dapat menjadi tempat saling mempelajari aktivitas pesaing juga dapat mengikuti tren dan mendapat kesempatan baru.Perencanaan Exhibition Center ini  menggunakan tema Arsitektur Futuristik  yang menitik beratkan pada desain yang mengarah pada masa depan. Tema tersebut diharapkan dapat menghasilkan desain yang mempu menarik perhatian banyak orang sehingga dapat menjadi daya jual yang tinggi serta nantinya dapat mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.