p-Index From 2019 - 2024
4.801
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Progresif : Media Publikasi Ilmiah

MENGENAL IMAM AL-TIRMIDHI DAN KITAB HADIS SUNAN AL-TIRMIDHI Husnul Khatimah
Progresif : Media Publikasi Ilmiah Vol. 7 No. 2 (2019): PROGRESIF : MEDIA PUBLIKASI ILMIAH
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.859 KB)

Abstract

Hadis –atau disebut juga dengan "sunnah"– adalah segala sesuatu yang bersumber atau disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrirnya. Sebagai sumber ajaran Islam setelah Al-Qur’an, sejarah perjalanan hadis tidak terpisahkan dari sejarah perjalanan Islam itu sendiri. Akan tetapi, dalam beberapa hal terdapat cirri-ciri tertentu yang spesifik, sehingga dalam mempelajarinya diperlukan pendekatan khusus. Kaum muslim dimanapun menyadari pentingnya sunnah dalam sistem keagamaan mereka. Meskipun secara definisi “Sunnah“ adalah perilaku Nabi SAW secara keseluruhannya, namun dalam kenyataan "sunnah" hampir identik dengan hadis, yaitu laporan perilaku Nabi yang dapat kita baca diantaranya dalam kitab sunan al-Tirmidhi. Proses pencatatan dan pengumpulan bahan “laporan” itu memakan waktu yang cukup panjang sekitar 200 tahun, sejak dari masa rintisan shihab al-Din al-Zuhri (w. 124 H./742 M.) sampai penyelesaian kitab al-Tirmidhi, salah seorang penulis al-Kutub al-Sittah. Karena itu, masalah sunnah tidak pernah sepi dari kontroversi dan pertikaian pendapat. Al-Tirmidhi ketika itu diuntungkan dengan adanya beberapa faktor diantaranya: al-Tirmidhi hidup dimasa kebangkitan ulama’ dalam pengembangan ilmu pengetahuan, konsentrasi hadis dan fiqh, dan para mujtahid yang mengembangkan upaya menata hukum Islam dari segi dasar, pola pikir dan petunjuk operasional pelaksanaan Syari’at Islam dan hadis Nabi Muhammad SAW.
PROBLEMA SUKSESI KEPEMIMPINAN PASCA RASULULLAH SAW Husnul Khatimah
Progresif : Media Publikasi Ilmiah Vol. 6 No. 1 (2018): PROGRESIF : MEDIA PUBLIKASI ILMIAH
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.067 KB)

Abstract

Masalah peran publik laki-laki dalam realitas masyarakat adalah hal yang wajar. Sebagai pelaku kekuasaan, peran laki-laki dalam sejarah sangat dominan. Tidak sedikit dari para pria yang berkuasa dengan baik dalam menangani urusan kekuasaan. Namun demikian, kepemimpinan seorang pria di masa pasca-rasul penuh dengan masalah yang sangat kompleks. Berbagai kendala dihadapi, seperti persepsi budaya, meski akhirnya tak terbantahkan juga dengan keberhasilan yang diraihnya semasa menjadi penguasa atau khalifah. Karena apa? manusia yang hidup bukan sekedar hidup, tapi untuk berbagi dengan sesama (masyarakat sekitar), terkadang reaksi para pemimpin akan menebar kebencian, dan saling menumpahkan darah. Lantas bagaimana jika itu terjadi, apakah khalifah masih kita anggap memiliki aspek sosial yang baik jika kemunkaran selalu dilakukan? Mengutip pendapat al-Thusi, manusia adalah realitas yang dapat membuktikan eksistensinya. Tempatkan dia dalam kepemimpinan yang dia pegang. Di era pasca-rasul, pergantian kepemimpinan yang ada saat itu tidak memiliki format baku, yang pada akhirnya antara khalifah yang satu dengan yang lain, cara pengangkatannya berbeda.
AKSIOLOGI FILSAFAT ILMU AL-GHAZALI: (Strategi Pengembangan Ilmu) Husnul Khatimah
Progresif : Media Publikasi Ilmiah Vol. 4 No. 2 (2016): PROGRESIF : MEDIA PUBLIKASI ILMIAH
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.159 KB)

Abstract

Kekuasaan ilmu yang besar ini mengharuskan seorang ilmuwan mempunyai landasan moral yang kuat. Tanpa suatu landasan moral yang kuat seorang ilmuwan akan lebih merupakan seorang tokoh seperti Frankenstein yang menciptakan momok kemanusiaan yang merupakan kutuk. Semoga hal ini disadari oleh kita semua, terutama oleh para pendidik kita, bahwa tak cukup hanya mendidik ilmuwan yang berotak besar tetapi mereka pun harus pula berjiwa besar.
METODE ISTINBATH IMAM MALIK Husnul Khatimah
Progresif : Media Publikasi Ilmiah Vol. 5 No. 2 (2017): PROGRESIF : MEDIA PUBLIKASI ILMIAH
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.723 KB)

Abstract

Sebuah pepatah yang mungkin hampir setiap warga dari pelosok negeri ini pernah mengucapkanya yaitu "Tidak kenal maka tidak sayang" itulah yang mungkin tepat untuk menggambarkan apa yang akan dibahas pada karya sederhana ini, yaitu berusaha mengenal lebih dekat tentang salah satu Imam besar yang jasa-jasanya tidak dapat terlupakan terhadap perkembangan Islam, beliau adalah Imam Malik ibn Anas Radhiya Allah 'Anhu seorang ulama ahli Hadith dan Fiqih, bahkan beliau menjadi tokoh utama dari sebuah aliran Islam besar di muka bumi ini yaitu Madhhab Maliki. Dalam hal ini akan dibahas tentang pemikiran Imam Malik yang berkenaan dengan metode istinbath dalam menelurkan sebuah hukum Islam, sebagai mana yang kita kenal beliau adalah termasuk salah satu dari mujatahid muthlaq (Mustaqil) yang sampai saat ini mujtahid muthlaq yang diakui cuma empat yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik ibn Anas, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad ibn Hambal. Metode istinbath yang dilakukan imam malik dalam mencetuskan sebuah hukum adalah denga menela'ah Al-Qur’an, Al Sunnah, Ijma’ Ahl al-Madinah, Fatwa Sahabat, Khabar Ahad dan Qiyas, Al-Istihsan, Al-Mashlahah al- Mursalah, Sadd al- Zhari’ah, Istishab, Syar'u Man Qoblana. Kitab-kitab yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam madhhab Maliki adalah Al-Mudawwanah Al-Kubra, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid (karya Ibnu Rusyd), Matan Ar-Risalah fi Al-Fiqh Al-Maliki (karya Abu Muhammad Abdillah bin Zaid), Ashl Al-Madarik Syarh Irsyad Al-Masalik fi Fiqh Al-Imam Malik (karya Syaikh Shihabuddin Al-Baghdadi), dan Bulghah As-Salik li Aqrab Al-Masalik (karya Syaikh Ahmad As-Shawi).
Co-Authors A. Nurhikma Dea Oktavia Abdul Rahman Almayaripa Almayaripa Alwiyah Alwiyah Aminullah Aminullah Amir Sham Amirullah Amirullah Anita Herawati AR Pratiwi Hasanuddin Arfiani Ashriady, Ashriady Asriani alimuddin Atika Sulastri Aulia Ananda Febriani Aulia Yunita Aura Iga Maharani Baiq Ayu Aprilia Mustariani Mustariani Bayu Indra Sukmana Chindy Indriani Cindy Febriana Cuti Cahayani Dede Mahdiyah Dewi Nurdiana Dina Aulia Fakhrina Dini Ferdianti Dwi Hilda Putri Eka Amelia Eka Hastuti Ekky Adrianto C.G. ELIHAMI, ELIHAMI Erida Widyamala Erwin Farida Heriyani Ferdy Ricardo Sinaga Fikry Alamsyah Findia Lody Reza Gautama Wijaya Ghina Salsabila Haeruddin haeruddin Hasan Hasan Hasmiwarni Hasmiwarni Helna Amelia I Ketut Berata Ida Yuliana Ilham Rahmanto Istiana Istiana Jefri Marzal Kamid Kamid Kasmiah Kasmiah Ketut Eli Supartika Kurnia Septi Ariska Laksono Trisnantoro Lena Rosida Lia Yulia Budiarti Linda Andriana Linda Arisanty Razak Ludviana Eka Purnami Mansur Sididi Marhatang Marhatang Marsiah Marsiah Maulana Bagus Adi Cahyono Melinda Hairi Miftahul Arifin Muh aris pasigai Muh. Tamrin Muslem Nabila Rahmaniah Nur Asmawati Nurdin Nur Ulmy Mahmud Nurdiana Nurdiana Nurliana Sari Nurul fazirah nurul umam Nurul Zulfa Sahiruddin Panitra. A Pionera Seconda Giyanti Putri Pradana Zaky Romadhon Pratiwi Riski Rahmat Hidayat Rahmat Maulana Rahmatul Huda Asra Rahmi Nugraningrum Rajudin Rajudin Rauhunt Octavia Ninsy Rayatul Aminah Remigius Tandioga Resti Desmayanti Retno Septiana Ananda Rhodhiathi Fadzillah Saifuddin Sirajuddin Satriani G Selicha Putri Siti Kaidah Sitti Fatimah Sudaryanto Sudaryanto SUMARNI Sumarni Suzucy Yanelda Syamsuddin Syamsuddin Taufik Twenty Tri Rante Payung Ulfa Aulia Ulfana Vita Vita Wahyuddin Wahyuddin Zahwa Karunia Wati Zainal