Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

BUDIDAYA TERNAK LEBAH DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MERBAU KABUPATEN DELI SERDANG Thomson Sebayang; Salmiah; Sri Fajar Ayu
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2017): ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1151.968 KB) | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v2i2.2314

Abstract

Lebah madu menghasilkan madu yang bersumber dari nektar sewaktu musim tumbuhan berbunga. Lebah mengubah nektar menjadi madu, melalui proses perubahan sukrosamenjadi fruktosa dan glukosa. Desa Sumberejo adalah desa penghasil komoditi pangan (padi, kedelai, jagung) yang cukup luas. sehingga nektar (pakan lebah) yang akan dihasilkan pun juga akan sangat banyak. Petani Desa Sumberejo selain diuntungkan dari segi penyerbukan secara tidak langsung oleh adanya lebah, petani juga akan memperoleh banyak madu alami. Madu alami dapat dijual secara eceran atau ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan bahan baku madu alami. Budidaya lebah madu dapat meningkatkan pendapatan petani. Budidaya ternak madu merupakan teknologi budidaya sederhana yang mudah dikuasai dan diterima petani serta berbiaya relatif murah sesuai keterbatasan rumah tangga petani. Produk budidaya ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
CULTURAL FISH CULTIVATION IN FLOATING NETWORK IN KELURAHAN BELAWAN SICANANG KOTA MEDAN Salmiah; Charloq; Thomson Sebayang
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2019): ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.877 KB) | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v4i1.2375

Abstract

Grouper is one of the non-oil and gas export commodities that has the potential to be developed. As fish, fish consumption is much needed for restaurants and luxury hotels. The weight range of 500 - 100 grams / head, especially in living conditions, has a high price compared to in the form of dead fish.In 1999, research and development for multi-species harchery carried out jointly by the Gondol Marine Aquaculture Research Center with JICA first successfully produced mass of duck grouper seeds, cromileptes altivelis and tiger grouper seeds (Kawahara, et. Al ., 2000; Sugama et.al., 2001). Whereas to mass produce sunu grouper seeds in 2005. Technology development has been disseminated to government and private hatcheries, so that the production of duck grouper seeds has increased dramatically and more than 1 million seeds in 2001 (Kawahara and Ismi, 2003). This technology is also applied to the production of tiger grouper seeds, Ephinephelus fuscoguttatus by private hatcheries. In 2002, tiger grouper seed production was more than 2.6 million. For sunu groupers up to now, more than 0.5 million in 2006.Belawan Sicanang Village Medan Belawan District Medan City is an island surrounded by several tributaries which empties into the Deli River. 40% of the population are fishermen who are looking for shrimp or fish in the river and land pond farmers. Grouper is one of the fish that lives naturally in the waters of Belawan Sicanang Village which has high economic value. But environmental damage such as logging of mangroves due to the low alternatives of community livelihoods, changes in the function of land, continuous capture of the land causes the grouper population to continue to decline.The use of the river for floating cages in grouper aquaculture can reduce the reduced supply of groupers from the natural habitat of fishermen's catches produced by this region. Cheaper cost analysis compared to terrestrial aquaculture can improve the welfare of fishermen and support culinary commodities in the development of Mango Sicanang ecotourism which is being promoted by the community and the local government.
ANALISIS DISTRIBUSI BIOSOLAR DI KOTA MEDAN BIOSOLAR DISTRIBUTION ANALYSIS IN MEDAN CITY Eko Ananda Permadi; Thomson Sebayang; Diana Chalil
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.344 KB)

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan energi khususnya yang berasal dari fosil yakni BBM ( Bahan Bakar Minyak ) semakin meningkat, sementara persediaan bahan bakar yang berasal dari fosil ini semakin menipis. Dengan demikian pemerintah mencari sumber energi alternatif pengganti BBM, salah satunya ialah Biosolar yang merupakan hasil olahan dari bahan nabati. Keberlanjutan cadangan energi merupakan salah satu alasan memilih energi terbarukan, dalam hal ini Biosolar. Oleh karena itu Indonesia, termasuk kota Medan sudah mulai menggunakan Biosolar yang berasal dari nabati sebagai energi alternatie, pengganti Solar yang berasal dari fosil.Untuk menganalisis penggunaan Biosolar tersebut di kota Medan maka dilakukan penelitian terhadap 43 SPBU yang mendistribusikan Biosolar di kota Medan. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis bagaimana mekanisme pendistribusian Biosolar di kota Medan, serta menganalisis perbedaan antara volume Biosolar yang didistribusikan oleh PT. Pertamina dengan volume Biosolar yang terjual di SPBU. Kota Medan terpilih sebagai daerah penelitian berdasarkan metode purposive, sedangkan distribusi sampel dilakukan dengan metode propotional cluster sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif dan uji beda rata-rata.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, jumlah SPBU yang menjual Biosolar meningkat sejak Juni 2010 sampai Mei 2011. Mekanisme pendistribusian Biosolar di kota Medan mengunakan sistem distribusi semi langsung; Volume Biosolar yang didistribusikan oleh PT. Pertamina ke setiap SPBU mendekati 18.000 liter per hari, sementara yang terjual oleh SPBU sebanyak 15.255 liter per hari; Jenis kenderaan yang mengunakan Biosolar didominasi oleh kenderaan jenis angkutan barang dan angkutan penumpang dalam hal ini bus; Tidak terdapat perbedaan volume penjualan Biosolar, antara SPBU yang berlokasi pada tingkat aksesibilitas sedang, dengan SPBU yang berlokasi pada tingkat aksesibilitas tinggi.Kata Kunci : Biosolar, Distribusi, Aksesibilitas, Suplai
ANALISIS USAHATANI SAYURAN Meta Sianturi; Diana Chalil; Thomson Sebayang
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 2, No 1 (2013): JURNAL AGRIBISNIS
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.87 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perkembangan jumlah petani sayuran, pola kombinasi dan pendapatan usahatani sayuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus.Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja).Metode analisis data menggunakan     metode deskriptif dan analisa crosstab dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan: jumlah petani sayuran selama tiga tahun terakhir semakin berkurang dan pola kombinasi usahatani sayuran ada empat, yakni sawi-bayam-kangkung, sawi-bayam, sawi-kangkung, sawi. Semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani sayuran, maka semakin banyak jenis komoditi sayuran yang dikombinasikan dan semakin besar pendapatan yang diperoleh oleh petani. Kata Kunci: Usahatani, sayuran, kombinasi penanaman, korelasi.   Abstract   The purpose of thgis study was to analyze the development of the number of vegetable farmers, combination pattern, and the income of vegetable farmers in Kelurahan Tanah Enam Ratus. The research area for this study were determined through purposive method. The data obtained were analyzed through descriptive method, and crosstab analysis with Chi-square test. The result of this study showed that for the last three years, the number of vegetable farmers increasingly decreased, and there were four combination patterns of vegetable farming namely, mustard-spinach-kale, mutard-spinach, mustard-kale, and mustard. The wider the land area owned by the vegetable farmers, the more various kinds of vegetable commodities can be combined and the bigger income earned by the vegetable farmers. Keywords: Farming, Vegetable, Planting Combination, Correlation
ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH Studi Kasus : Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir Hedidiana Pardede; Thomson Sebayang; Lily Fauzia
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 3, No 7 (2014): Vol 3 No. 7 Juli 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  ABSTRAK Salah satu komoditas hortikultura yang dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah bawang merah (Allium ascalonicum). Bawang Merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunakan masyarakat sebagai bahan penyedap masakan. Selain sebagai penyedap rasa bawang merah juga banyak digunakan sebagai obat tradisonal. Kabupaten Samosir merupakan salah satu sentral bawang merah di Sumatera Utara dengan produktivitas rata-rata bawang merah mencapai 6,2 ton/ha dan luas lahan rata-rata mencapai 217 hektar pada tahun 2011. Konsumsi bawang merah di Sumatera Utara cukup tinggi, sementara produksi bawang merah di Sumatera Utara belum dapat menutupi konsumsi bawang merah sehingga mengalami kekurangan bawang merah. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat produktivitas bawang merah, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah, menganalisis struktur biaya usahatani bawang merah, menganalisis pendapatan bersih, pendapatan keluarga petani, pendapatan tenaga kerja petani, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani bawang merah dan kelayakan usahatani bawang merah di daerah penelitian. Desa Cinta Dame dipilih  menjadi daerah penelitian dengan metode purposive, penarikan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Metode analisis data  yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis regresi model cobb-douglas dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas bawang merah di daerah penelitian tergolong rendah. Hasil Produksi bawang merah dipengaruhi nyata oleh faktor benih dan pupuk. Struktur biaya produksi di dominasi oleh biaya saprodi dengan proporsi sebesar 87,8%. Pendapatan tenaga kerja keluarga petani, pendapatan keluarga petani dan pendapatan bersih keluarga petani tergolong tinggi. Faktor yang secara nyata mempengaruhi pendapatan adalah harga jual dan jumlah produksi. Usahatani bawang merah layak untuk di usahakan. Kata Kunci : Bawang merah, Biaya Produksi, Produktivitas, Pendapatan
ANALISIS TATANIAGA BAWANG MERAH (Kasus Hasil Produksi Bawang Merah Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi) Fajar Alfian Krisanto Siringo-ringo; Thomson Sebayang; Sinar Indra Kesuma
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 3, No 8 (2014): Vol 3 No. 8 Agustus 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan pola saluran tataniaga bawang merah, untuk menjelaskan fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga tataniaga, untuk menjelaskan besar margin dan distribusi margin pada masing-masing lembaga tataniaga dan untuk menganalisis efisiensi pada setiap pola saluran tataniaga di daerah penelitian. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pola saluran tataniaga dan fungsi tataniaga, metode analisis margin digunakan untuk menganalisis ditribusi margin biaya pemasaran hingga ke konsumen akhir dan metode analisis efisiensi digunakan untuk menjelaskan tingkat efisiensi saluran tataniaga. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (Simple Random Sampling) dengan total sampel sebanyak 85 orang. Sampel pedagang perantara yang terlibat ditentukan dengan metode penelusuran sehingga diperoleh 9 sampel pedagang pengumpul, 2 sampel pedagang besar dan 15 sampel pedagang pengecer. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat dua saluran tataniaga di daerah penelitian : petani – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen akhir (Saluran I) dan petani – pedagang pengumpul – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen akhir (Saluran II). Fungsi tataniaga yang dilakukan adalah fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik (transportasi, bongkar muat dan kemasan) dan fungsi fasilitas (marketing loss dan retribusi). Margin tataniaga pada saluran tataniaga I adalah sebesar Rp 8.871/kg dan margin tataniaga pada saluran tataniaga II adalah sebesar Rp 16.871/kg. Saluran tataniaga di daerah penelitian sudah efisien dengan nilai efisiensi yang diperoleh sebesar 1,07 dan 1,30 ( e > 1 )   Kata kunci : bawang merah, tataniaga, efisiensi
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI KOPI SAMOSIR (Coffeea arabica) (Studi kasus : Desa Tamba Dolok, Kecamatan Sitio-tio, Kabupaten Samosir) Boiman Gultom; Thomson Sebayang; HM. Mozart B. Darus
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 3, No 9 (2014): Vol 3 No. 9 September 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK BOIMAN GULTOM (090304079) dengan judul skripsi STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI KOPI SAMOSIR (Coffeea arabica), (Studi kasus : Desa Tamba Dolok, Kecamatan Sitio-tio, Kabupaten Samosir Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT dan Bapak HM. Mozart B. Darus, M.Sc. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) usahatani kopi Arabika di daerah penelitian, (2) mengetahui formulasi strategi  dalam pengembangan usahatani kopi Arabika di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian  dilakukan secara purposive dengan jumlah sampel 70 petani yang dihitung menggunakan rumus slovin. Data dianalisis menggunakan metode (1) deskriptif yaitu dengan menjelaskan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) usahatani kopi Arabika di daerah penelitian, (2) formulasi strategi dengan menggunakan analisis SWOT. Dari hasil penelitian diperoleh (1) faktor-faktor internal dalam pengembangan agribisnis kopi Samosir yaitu ketersediaan bibit kopi, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan lahan, ketersediaan modal usaha tani, penguasaan teknologi. Faktor yang paling tinggi ratingnya adalah ketersediaan bibit kopi. Sedangkan faktor-faktor eksternal dalam pengembangan agribisnis kopi Samosir yaitu tersedidanya informasi pasar,  harga kopi yang stabil, keterbatasan penyuluhan, sarana dan prasarana, bantuan pemerintah faktor yang paling tinggi ratingnya adalah tenaga penyuluh (2) Strategi pengembangan yang dianjurkan adalah strategi diversifikasi yaitu (a) penyuluhan beragam dan seimbang yang mengupayakan pengembangan usahatani kopi berbasis teknologi yang modern dan efektif, (b) meningkatkan frekuensi penyuluhan (c) meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan usahatani kopi melalui bantuan pemer
PENGARUH SISTEM PENGUPAHAN TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PANEN DI PTPN III KEBUN TANAH RAJA Ruby Anshari Ginting; Thomson Sebayang; Sri Fajar Ayu
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 3, No 9 (2014): Vol 3 No. 9 September 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSistem pengupahan pada umumnya mempengaruhi kinerja karyawan serta mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan. Sistem penggajian yang baik dapat merangsang timbulnya motivasi kerja sehingga bisa bekerja lebih produktif. karena besarnya gaji akan berpengaruh positif pada kinerja karyawan dan perkembangan perusahaan. Kepuasan kerja karyawan penting untuk diteliti dalam pengelolaan SDM. Karyawan yang senantiasa merasa puas dengan pekerjaannya diharapkan akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan dapat meningkatkan produktivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja dan menganalisis tingkat kepuasan karyawan panen serta menganalisis pengaruh komponen upah: gaji pokok, THR, Bonus, Premi dan Beras terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja. Dalam penentuan daerah penelitian digunakan metode purposive, sedangkan dalam penentuan sampel digunakan simple random sampling. Besar sampel ditentukan dengan metode Slovin. Metode analisis yang digunakan adalah metode skoring untuk mengukur tingkat kepuasan dan metode regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh sistem pengupahan terhadap kepuasan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja memiliki beberapa komponen upah yang diterima karyawan per bulan yaitu gaji pokok sebesar Rp. 1. 070.125; beras sebesar 25,9 kg; premi sebesar Rp. 1.191.843; bonus sebesar Rp. 852.500; dan THR sebesar Rp. 196.000. Tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja tergolong tinggi yaitu sebesar 92,4%. Variabel komponen upah gaji pokok, beras, THR, premi dan bonus yang diberikan kepada karyawan panen berpengaruh positif dan siginifikan terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja. Kata kunci: Sistem Pengupahan, Kepuasan, Karyawan Panen.
ANALISIS TATANIAGA PISANG BARANGAN TUJUAN PASAR DOMESTIK (Kasus: Hasil Produksi Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang) Lia Anggreini Nasution; Thomson Sebayang; HM. Mozart B. Darus
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 3, No 10 (2014): Vol 3 No. 10 Oktober 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pemasaran memegang peranan penting dalam suatu sistem agribisnis dengan membentuk mata rantai ditribusi produk yang menghubungkan petani dengan konsumen akhir. Sistem pemasaran akan mempengaruhi mata rantai dan efisiensi tataniaga secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi saluran, lembaga, fungsi tataniaga; menganalisis price spread dan share margin setiap lembaga; menganalisis efisiensi tataniaga pisang barangan.  Daerah penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan pertimbangan Kabupaten Deli Serdang merupakan sentra produksi pisang barangan dan Kecamatan STM Hilir merupakan penghasil pisang barangan terbanyak di Kabupaten Deli Serdang. Penentuan sampel petani dilakukan dengan cara accidental sampling, sedangkan penentuan sampel lembaga tataniaga (pedagang pengumpul daerah, agen luar daerah, dan pedagang pengecer luar daerah) menggunakan snow ball sampling. Hasil penelitian menyimpulkan:  (1) Terdapat tiga saluran tataniaga pisang barangan tujuan pasar domestik di daerah penelitian, yaitu I. Petani – Pedagang Pengumpul Daerah – Konsumen, II. Petani – Pedagang Pengumpul Daerah – Pedagang Pengecer Luar Daerah- Konsumen, III. Petani –Pedagang Pengumpul Daerah – Agen Luar Daerah -  Pedagang Pengecer Luar Daerah – Konsumen; (2) Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga, meliputi pembelian, penjualan, transportasi, penyimpanan, standarisasi, pengemasan, penanggungan resiko, dan informasi pasar. Lembaga tataniaga yang paling banyak melakukan fungsi tataniaga adalah Pedagang Pengecer Luar Daerah; (3) Hasil analisis pada masing-masing lembaga tataniaga pisang barangan menunjukkan bahwa share margin petani terbesar tedapat pada saluran I (petani – pedagang pengumpul daerah – konsumen) dengan nilai 63,02% (Rp8.660.256,-) per 1.000 sisir. Pedagang pengumpul daerah memperoleh keuntungan sebesar Rp4.608.777,- (27,58%) per 1.000 sisir, agen luar daerah pada saluran III memperoleh keuntungan sebesar Rp896.494,- (5,36%) per 1.000 sisir dan keuntungan terbesar pedagang pengecer luar daerah pada saluran II Rp2.767.337,- (16,56%) per 1.000 sisir. (4)  Tataniaga pisang barangan di daerah penelitian sudah efisien.   Kata Kunci: Pisang Barangan, Tataniaga, Share Margin, Efisiensi
ANALISIS USAHATANI JAMBU BIJI (KASUS : DESA SUGAU, KECAMATAN PANCUR BATU, KABUPATEN DELI SERDANG) Brian Fernando Saragih; Thomson Sebayang; Satia Negara Lubis
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 4, No 4 (2015): Volume 4 No.4 April 2015
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Brian F.S (070304061) dengan judul skripsi ”Analisis Usahatani Jambu Biji (Kasus, Desa Sugau, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)“. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai anggota komisi pembimbing. Jambu biji sebagai salah satu jenis buah-buahan tropis yang ada di Indonesia mulai dikenal dan diketahui masyarakat bukan hanya sebagai buah pencuci mulut saja, jambu biji juga dikenal manfaatnya dalam mengatasi beberapa jenis penyakit yang umum, misalnya penyakit disentri dan untuk terapi demam berdarah dengan cara membuat jus dari jambu biji. Oleh karena itu jambu biji mulai banyak diminta keberadaannya di pasar-pasar karena selain manfaatnya yang banyak, harganya yang relatif murah dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Salah satu kendala yang dihadapi saat ini adalah produksi dan produktivitas jambu biji yang masih rendah di bandingkan dengan Negara lain. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis produktivitas jambu biji dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi jambu biji serta kelayakan usahatani jambu biji. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi jambu biji adalah luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari petani jambu biji di Desa Sugau Kecamatan Pancur batu Kabupaten Deli Serdang melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Daerah penelitian tersebut ditentukan secara purposive dengan jumlah sampel berdasarkan metode sensus. Data dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif dengan membandingkan produksi jambu biji di daerah penelitian dengan daerah lain. Untuk melihat pengaruh input produksi terhadap jumah produksi dianalisis dengan fungsi Cobb-Douglas dan metode regresi linier digunakan untuk menganalisis model, sedangkan untuk menganalisis kelayakan digunakan analisis Break Even Point (BEP) volume dan Break Even Point (BEP) harga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas jambu biji pada daerah penelitian lebih besar di banding dengan produktivitas jambu biji pada daerah lain. Secara serempak faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jambu biji per petani adalah luas lahan, bibit dan pestisida sedangkan secara parsial produksi jambu biji hanya di pengaruhi oleh faktor luas lahan dan berdasarkan analisis uji kelayakan usahatani jambu biji layak untuk di usahakan dengan nilai BEP volume produksi 5129,13kg/petani dan 16.832kg/ha dan BEP harga per petani dan per Ha adalah Rp.1.426,-/petani. Kata kunci : produktivitas jambu biji, kelayakan jambu biji, usahatani