Claim Missing Document
Check
Articles

Penggunaan Film Dokumenter sebagai Media Pembelajaran Sejarah Haris Firmansyah; Astrini Eka Putri; Sri Maharani
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 2 (2022): April Pages 1601- 3200
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i2.2493

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana fungsi dan manfaat film documenter dalam pembelajaran sejarah, dan (2) untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam memanfaatkan film documenter sebagai media pembelajaran sejarah. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitafif deskriptif. Penelitian ini lakukan di SMA N 1 Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber informan dalam penelitian ini yakni guru sejarah dan peserta didik kelas XI SMA 1 Rasau Jaya. Hasil Penelitian ini sebagai berikut: (1) film documenter memiliki fungsi dan manfaat membantu guru sejarah dalam menyampaikan materi pembelajarannya, karena film dokumenter yang bertemakan sejarah berisikan fakta dan data sejarah sehingga materi yang disampaikan lebih mudah diterima oleh peserta didik, selain itu pemanfaatan film documenter memiliki manfaat bagi guru dan peserta didik. Pertama bagi guru, untuk membantu guru dalam mengembangkan kreativitas dan produktivitasnya sebagai pendidik serta memberikan penlaian terhadap peserta didiknya dalam memahami persitiwa sejarah. Kedua Bagi peserta didik, dapat menambah motivasi serta minat belajar setiap peserta didik dalam belajar sejarh, dan (2) Dalam pemanfaatan film documenter guru guru harus membuat perencanaan pembelajaran dan menyiapakm film dokumneter yang sesuai dengan materi pemabahsan. Pada tahap pelaksaannya guru sebelum sebelum menayangkan film dokumenternya guru terlebih dahulu menjelaskan isi materi yang akan dibahas secara singkat, memebentuk peserta didik dalam beberapa kelompok, menjelaskan kewajiban yang harus dikerjakan setiap kelompok, menyampaikan arahan kepada perserta didik agar memperhatikan isi film yang ditayangkan, dan meberikan beberapa pertanyaan terkait dengan film yang akan disampaikan
PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU SMA SWASTA PELITA RAYA Jumardi Budiman; Haris Firmansyah; Hadi Wiyono; Iwan Ramadhan; Nur Meily Adlika
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2021): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v5i2.2719

Abstract

Tujuan dilaksanakan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dalam penyusunan proposal PTK dan selanjutnya guru SMA Swasta Pelita Raya dapat melakukan PTK. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di SMA Swasta Pelita Raya, Desa Ambangah, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya selama delapan jam dengan sistem blok waktu yakni empat jam teori dan empat jam praktikum (pendampingan penulisan proposal). Adapun mekanisme pelaksanaan kegiatan dibagi dalam empat sesi yakni: perencanaan yang dilakukan oleh tim PKM dengan sekolah yang dituju yaitu SMA Swasta Pelita Saya, dengan mengundang peserta yaitu guru-guru dari berbagai bidang ilmu, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh minimnya partisipasi guru dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Dari hasil pelatihan penyusunan proposal PTK ini menunjukkan bahwa pelatihan ini telah memberikan pengaruh dan kontribusi positif kepada para peserta terhadap pengetahuan dan adanya peningkatan motivasi dalam menyusun PTK.
Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tradisi Robo-Robo Di Sekolah Dasar Haris Firmansyah; Hendra Sulistiawan; Marisah Marisah
Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 7 No 1 (2021): Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/tunas.v7i1.2874

Abstract

Menanamkan nilai budaya lokal kepada generasi penerus melalui pendidikan sekolah sangat diperlukan agar mereka tahu dan sadar bahwa budaya sebagai identitas jati diri suku bangsa harus terus dilestarikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui internalisasi nilai-nilai tradisi robo-robo di SDN 17 Mempawah Hilir di Kabupaten Mempawah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini sebagai berikut: Robo-robo merupakan tradisi budaya yang dilaksanakan pada hari Rabu pekan terakhir dibulan Safar dalam rangka menolak bala dan memperingati tapak tilas kedatangan Opu Daeng Manambon beserta rombongan ketika memasuki negeri Mempawah. Semua masyarakat dan instansi turut memeriahkannya termasuk sekolah. Banyak nilai-nilai yang patut kita junjung tinggi dalam budaya robo-robo untuk diinternalisasikan kepada anak diantaranya, nilai religi, nilai hormat kepada leluhur, nilai sosial budaya dan nilai keberagaman. Proses internalisasi dipraktekkan langsung dalam proses rangkaian acara robo-robo dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
COLONIAL TOWN PONTIANAK: PROSES TERBENTUK DAN PERKEMBANGANYA PADA MASA VEREENIGDE OOST-INDISCHE COMPAGNIE (VOC) TAHUN 1779-1791 Haris Firmansyah
Jurnal Artefak Vol 8, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.181 KB) | DOI: 10.25157/ja.v8i2.5454

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana proses awal terbentuknya kota kolonial dan perkembanganya di Pontianak pada masa Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang berlangsung dari tahun 1779-1791. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini sebagai berikut: Proses awal terbentuknya Colonial Twon yang dibangun VOC bukanlah di tanah yang kosong sehingga mereka selalu membuat perjanjian politik dengan penguasa tradisional, di Pontianak VOC membuat perjanjian politik yang disebut Acte Van Investiture pada 5 Juli 1779, semenjak saat itu VOC mendapat wilayah seluas 1000x1000 m untuk dijadikan pusat administrasi mereka. Daerah yang dikelola oleh VOC itu disebut ‘Duizen Vierkanten Paal”. Pasca perjanjian politik itu kemudian pontianak dapat dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan, antara Kesultanan yang berada di sebalah utara yang disebut dengan kawasan Tradisional Town dan VOC sebalah selatan yang disebut dengan Colonial Town. Dua kawasan tersebut dipisahi oleh sungai Kapuas. Di Duizen Vierkanten Paal inilah VOC mulai membangun Kota Kolonial yang berlangsung dari tahun 1779-1791. VOC melihat potensi Pontianak sebagai daerah yang stratgeis untuk pusat perdagangan sehingga dengan cepat daerah ini berkembang. Orang-orang dari berbagai daerah pun berdatangan untuk bermukim di Pontianak. Pasca bubarnya VOC asetnya yang dimilikinya termasuk yang terdapat di kota colonial Pontiank diambil alih oleh Inggris melalui Rafles pada tahun 1811-1815 namun tidak terlalu berpengaruh pada pembangunan dan perkembangan Kota Kolonial. Pada tahun 1819 kemudian asset-aset VOC diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda.This research aims to find out how the initial process of the formation of the colonial city and its development in Pontianak during the Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) period that took place from 1779-1791. The research method used in this study is a historical research method consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results of this study are as follows: The initial process of the formation of Colonial Twon built by the VOC was not in vacant land so they always made political agreements with traditional rulers, in Pontianak the VOC made a political agreement called Acte Van Investiture on July 5, 1779, since then the VOC got an area of 1000x1000 m to be their administrative center. The area managed by the VOC was called 'Duizen Vierkanten Paal". After the political agreement, Pontianak could then be divided into two territories, between the Sultanate in the north called the Traditional Town area and the VOC as the south called Colonial Town. The two areas are separated by the Kapuas river. It was in Duizen Vierkanten Paal that the VOC began to build the Colonial City which lasted from 1779-1791. The VOC sees the potential of Pontianak as a stratgeist area for the center of trade so that it quickly develops. People from various regions also came to live in Pontianak. After the dissolution of the VOC its assets including those in the colonial city of Pontiank were taken over by the British through Rafles in 1811-1815 but had little effect on the development and development of the Colonial City. In 1819 voc assets were taken over by the Dutch East Indies Government.
Implementasi Nilai Budaya Robo-Robo sebagai Penguat Pendidikan Karakter Peserta Didik di Kabupaten Mempawah Haris Firmansyah; Astrini Eka Putri; Marisah Marisah
Jurnal Basicedu Vol 5, No 3 (2021): June Pages 1111-1682
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i3.962

Abstract

Memperkenalkan kebudayaan lokal kepada anak melalui pendidikan sekolah sangat penting agar mereka tahu dan menjaga eksistensi kelestarian budaya lokal sebagai generasi penerus. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi nilai budaya robo-robo sebagai penguat karakter peserta didik di kabupaten mempawah.Metode penelitian menggunakan deskriptif-kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi di SMAN 1, SMKN 1 dan SMAN 2 Kabupaten Mempawah. Robo-robo merupakan tradisi yang dilaksanakan pada Rabu terakhir dibulan Safar oleh masyarakat Kabupaten Mempawah. Pada hari Robo-robo guru dan siswa pergi ke sekolah membawa bekal makanan khas robo-robo dengan mengenakan kostum adat telok belanga (laki-laki) dan baju kurung (perempuan). Semua warga sekolah berkumpul di lapangan untuk membaca doa agar dijaukan dari malaperaka dan memohon keselamatan kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam perayaan tradisi robo-robo di sekolah diantaranya nilai religius, nilai historis, nilai gotong royong, nilai empiris dan nilai estetika
Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas pada Era Pandemi Covid-19 Iwan Ramadhan; Haris Firmansyah; Hadi Wiyono
Jurnal Basicedu Vol 6, No 4 (2022): August Pages 5501-7663
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.2939

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi pelaksanaan pembelajaran di SMAS Mujahidin Pontianak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deksriptif. Adapun strategi pembelajaran yang diterapkan oleh SMAS Mujahidin Pontianak selama pembelajaran tatap muka terbatas pada masa Pandemi Covid-19 yaitu dengan membagi waktu pelaksanaan pembelajaran menjadi dua sesi dengan perubahan jadwal setiap dua pekan. Sekolah ini senantiasa menanamkan nilai-nilai religius kepada siswa. Adapun untuk sistem penilaian yang pada saat pembelajaran tatap muka terbatas, hampir sama dengan seperti biasanya namun ada beberapa cara saja yang berbeda, sesuai dengan guru maisng-masing pelajaran dengan adanya penilaian PTS, PAS dan USP (Ujian kelas XII). Kemudian protokol kesehatan yang diterapkan oleh SMAS Mujahidin Pontianak yaitu menyediakan fasilitas protokol kesehatan untuk siswa, tenaga pendidik dan Stake holder.
Urgensi dan Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah Pada Masa Pandemi Covid 19 Haris Firmansyah; Ika Rahmatika Chalimi
Jurnal Basicedu Vol 5, No 5 (2021): : October Pages 3001-5000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i5.1483

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana urgensinya Pendidikan karakter dan bagaimana guru mengimplemntasikannya dalam pembelajaran sejarah di SMK Cahaya bangsa yang barkaitan dengan tiga aspek pembelajaran yakni perencanaan, pelaksanaan (strategi dan metode pembelajaran) dan evaluasi pembelajarannya selama masa pandemic covid 19. Metode Penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil tahun ajaran 2021-2022 di Sekolah Menengah Kejuruan Cahaya Bangsa Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Ada dua sumber data yang peneliti gunakan yakni data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menjukan era globlisasi dan moderniasi yang berdampak negative terhadap moral dan pergaulan peserta didik menunjukan urgensi Pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah pada masa pandemic covid 19 sehingga peserta didik mampu belajar dari sejarah. Sedagka Implementasinya guru sejarah membuat Perencanaan pembelajaran yang diturunnkan dari silabus yang telah dibuat oleh pemerintah. Pelaksanaan pembelajaran sejarah masa pandemic ini guru harus memaksimalkan strategi dan metode pembelajaran terutama dalam memanfaatkan media dan sumber pembelajaran sejarah. Evalusi pembelajaran perlu dilakukan sejak awal untuk melihat keberhasilan implementasi Pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah selama masa pandemic ini. Evalusi pembelajran sejarah dapat dilakukan guru dengan tes kelompk atau tes induvidu guna melihat perubahan hasil belajar afektif peserta didik
KARAKTERISTIK KEBUTUHAN BAHAN AJAR SEJARAH LOKAL BERBASIS E-MODUL UNTUK SMAN KOTA PONTIANAK Haris Firmansyah; Ika Rahmatika Chalimi
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 9, No 1 (2022): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v9i1.3704

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar Sejarah lokal berbasis e-modul dan kebutuhan materi sejarah lokal Kalimantan Barat pada SMA N Kota Pontianak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Kualitatif deskriptif. Adapun Lokasi pada penelitian yaitu SMA di Kota Pontianak, yang dijjadikan sebagai sample terdiri dari 5 sekolah yakni: Sekolah Menengah Atas Negeri 2, Sekolah Menengah Atas Negeri 3, Sekolah Menengah Atas Negeri 6, Sekolah Menengah Atas Negeri 8 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 10. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut 1) Bahan ajar sejarah lokal berbasis e-modul dibutuhkan oleh guru sejarah SMA N Kota Pontianak yang dapat digunakan sebagai tambahan literasi sejarah lokal yang minim serta sebagai invoasi baru dalam belajar sejarah lokal sebagaimana perkembangan teknologi pembelajaran yang dibutuh selama masa pandemic maupun pada pembelajaran tatap muka terbatas. 2) Pada analisis kebutuhan materi sejarah lokal yang dibutuhkan guru adalah materi sejarah perkembangan kerajaan-kerajan Islam di Kalimantan Barat yang terdapat pada kelas X dengan KD 3.8. yakni mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Strategi Mempersiapkan dan Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas Selama Masa Pendemi Covid-19 di SMA Iwan Ramadhan; Hadi Wiyono; Nur Meily Adlika; Haris Firmansyah; Shilmy Purnama
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 4 (2022): August Pages 5501-6400
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i4.3148

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui strategi pelaksanaan pembelajaran di era pandemi Covid-19. Adapun jenis penelitian ini berbentuk metode kualitatif dengan jenis deksriptif. Hasil dalam penelitian ini ialah strategi pelaksanaan pembelajaran tatap muka selama pandemi yang dilaksanakan dengan memperhatikan prosedur protokol kesehatan untuk memfasilitasi seluruh warga sekolah. Selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas, sekolah menyusun strategi pembelajaran dengan tetap memperhatikan tujuan dari pendidikan dapat tercapai dengan efektif dan efesien walapun dengan keterbatasan pembelajaran masa pandemi, sehingga yang memiliki peran aktif dalam pelaksanaan ialah guru sebagai pendidik dan orang tua sebagai pendorong. Adapun strategi pembelajaran selama pandemi di SMA Negeri 5 Pontianak ialah pertemuan siswa terbagi atas sesi 1 dan sesi 2, yang bertujuan menghindari keramaian dalam jumlah besar. Kemudian dalam penerapan pembelajaran, sebagian besar guru cenderung menggunakan metode pembelajaran yang bermacam-macam dan berbasis tekhnologi agar dapat mencapai pembelajaran yang efektif sebagai upaya penyesuaian pelaksanaan pembelajaran disituasi dan kondisi pandemi Covid-19.Strategi, Pembelajaran tatap muka, Pandemi Covid-19
Action Research Proposal Preparation Workshop Class (CAR) for the Indonesian Social Sciences Teacher Forum (Fogipsi) West Kalimantan Region Haris Firmansyah; Hadi Wiyono; Iwan Ramadhan; Shilmy Purnama; Nur Meily Adlika; Jumardi Budiman
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.537 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i2.2263

Abstract

Classroom Action Research (CAR) is a type of research that is considered the most appropriate for teachers, besides being able to improve learning which will have an impact on the quality of education. The objectives of the CAR implementation and report preparation training activities are as follows: (1) Improving teachers' understanding of the CAR implementation procedures; (2) Improving the skills of teachers to carry out CAR; (3) Improving teacher skills in writing CAR reports; (4) Increase the quantity of teacher publications in periodic scientific journals. The community that is the target of this PKM activity is the 16 teachers at FOGIPSI, the teachers who become participants are determined based on their interest in improving CAR skills. The steps for the realization of the PKM problem solving phase are as follows: (1) Conducting a workshop on the correct CAR concepts and procedures according to scientific principles. The presenters of the workshop are members of the research TEAM. (2) Forming a working group consisting of 5 teachers per group. Group members attempted to be heterogeneous in terms of gender, level of education and the value of a previously distributed questionnaire. And (3) Assist the group in preparing the CAR proposal.