Claim Missing Document
Check
Articles

Mentawai Natural Environment Ornament Transformation on Batik Art Tatoo Motivation Based on Local Wisdom: Ecotourism Agusti Efi; Budiwirman; Yusmerita; Sri Zulfia Novrita; Yulia Aryati; Gabila Heira Mutia
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No SpecialIssue (2023): UNRAM journals and research based on science education, science applic
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9iSpecialIssue.5838

Abstract

The people of the Siberut Mentawai islands still maintain various arts and practice the culture and customs of their ancestors. They have natural environment ornaments including tattoos and Jaraik, which is a symbol of the greatness of the Sikerei (Shaman) house in the Mentawai tribe.  Along with the progress and development of the Mentawai area, traditional culture began to shift, therefore it is necessary to carry out conservation and development efforts. So, the purpose of this research is the efforts to preserve and produce creative art products based on local wisdom by transforming tattoos, jaraik, and other Mentawai natural environments in batik art and uniting various elements of visual cultural arts as supporting elements. The method used is research and development adopting the 4 D steps with four stages of development design, development, and deployment. In addition, the study also conducted studies of art and aesthetics, design and fashion as well as analysis of market tastes. So, the outputs of this research are; prototypes of batik art innovation products based on local Mentawai culture that are market-worthy; and scientific articles in reputable international journals. Focus Group Discussion (FGD) and product feasibility tests were carried out by experts and product exhibitions which were used as Mentawai branding.  
Efektivitas Model Pembelajaran Project Best Learning (PjBL) Berbantuan ICT pada Mata Kuliah Manajemen Event untuk Meningkatkan Softskill Mahasiswa Murni Astuti; Sri Zulfia Novrita; Giatman; Ambiyar; Mukhlidi Muskhir; Hansi Effendi; Nurhasan Syah; Syahril
The Indonesian Journal of Computer Science Vol. 12 No. 6 (2023): Indonesian Journal of Computer Science (IJCS)
Publisher : AI Society & STMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33022/ijcs.v12i6.3458

Abstract

Pemahaman mahasiswa yang kurang terhadap materi, Buku teks yang tidak memadai, serta bahasa buku yang tidak komunikatif sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan E-modul berbasis Project Based Learning. erintegrasi Information and Computer Technology/ICT yang efektif. Model penelitian yang digunakan adalah Model Plomp yaitu preliminary research, prototyping phase dan assessment phase. Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang. Subjek penelitian diambil secara Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes berbentuk essay yang terdiri dari soal pre-test dan post-test. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Desain penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Design. Teknik análisis dari hasil belajar tentang keefektifan E-modul menggunakan uji t tipe dua arah. Hasil analisis tes menunjukkan bahwa rata-rata nilai post-test yang diperoleh mahasiswa lebih baik daripada rata-rata nilai pre-test yang diperolehnya. Disimpulkan bahwa penggunaan E-modul berbasis Project Based Learning terintegrasi ICT efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Manajemen event sehingga efektif digunakan untuk proses pembelajaran. Diharapkan E-modul ini dapat dijadikan salah satu sumber belajar yang mampu mengembangkan potensi kemampuan mahasiswa dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa.  
Pengaruh Minat Berwirausaha dan Kurikulum Pembelajaran Wirausaha terhadap Kompetensi Wirausaha Digital Mahasiswa Vokasi Tata Busana Sri Zulfia Novrita; Asmar Yulastri; Ganefri; Giatman; Hansi Effendi; Mukhlidi Muskhir
The Indonesian Journal of Computer Science Vol. 12 No. 6 (2023): Indonesian Journal of Computer Science (IJCS)
Publisher : AI Society & STMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33022/ijcs.v12i6.3584

Abstract

Berkembangnya cara manusia mendapatkan informasi menyebabkan pola berbisnis manusia juga mengalami perubahan. Tujuan artikel ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang tingkat kompetensi kewirausahaan digital yang diperoleh mahasiswa program studi vokasi tata busana setelah mengikuti perkuliahan kewirausahaan. Penetapan sampel dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 171 orang. Analisis data menggunakan correlation product moment parsial untuk mencari hubungan antar variabel. Sedangkan untuk membuktikan pengaruh digunakan Uji F dengan tujuan untuk mencari angka regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi wirausaha digital pada kategori rendah (58%). Minat berwirausaha kategori sangat tinggi (96%). Kurikulum pembelajaran kewirausahaan kategori sangat rendah (53%). Hasil uji signifikansi hubungan menunjukkan terdapat hubungan minat berwirausaha dengan kompetensi wirausaha digital mahasiswa, serta terdapat hubungan kurikulum pembelajaran kewirausahaan dengan kompetensi wirausaha digital mahasiswa. Hasil uji signifikansi pengaruh menunjukkan terdapat pengaruh minat berwirausaha dan kurikulum pembelajaran kewirausahaan terhadap kompetensi wirausaha digital mahasiswa Program Studi Vokasi Tata Busana Universitas Negeri Padang.
Pengetahuan tentang Zero Waste Pattern pada Mahasiswa Tata Busana PKK FPP-UNP Suci Rahmawati; Puji Hujria Suci; Sri Zulfia Novrita; Puspaneli Puspaneli
Atmosfer: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Budaya, dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): November : Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Budaya, dan Sosial Humanior
Publisher : Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/atmosfer.v2i4.999

Abstract

Textile waste is one of the 2nd largest types of waste in the world. The increasing amount of textile waste will have an impact on the environment. There has not been much development of clothing with Zero Waste techniques in Indonesia, and students as social beings also play an important role in environmental renewal through waste reduction. The purpose of this research is to understand the level of knowledge of fashion students about Zero Waste Pattern based on the level of cognitive knowledge, namely knowledge, understanding, application, analysis, synthesis and evaluation. The method in this research is descriptive quantitative with one variable, namely knowledge about Zero Waste Pattern. The research sample was 78 respondents of active Fashion Cosmetology students of the Family Welfare Education Study Program at Padang State University, class of 2019-2022. Data collection using a questionnaire with the Gutman Scale. The results showed that the knowledge of fashion students about Zero Waste Pattern was measured based on six knowledge indicators, namely: knowledge, understanding, application, analysis, synthesis and evaluation. The results showed that the Knowledge Indicator percentage was 56.41%, the Understanding Indicator percentage was 62.82% (high category), the Application Indicator percentage was 64.10%, the Analysis Indicator percentage was 57.69%, the Synthesis Indicator percentage was 80.77% and the Evaluation Indicator percentage was 74.36%. So, it can be concluded that the Fashion Management Students' Knowledge of Zero Waste Pattern is at a “high” level with an average percentage of 79.49%.
Natural Dyeing in Batik: A Case Study at Pariangan Batik House, Pariangan District Delmasari, Pujiana; Novrita, Sri Zulfia
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 26, No 1 (2024): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/ekspresi.v26i1.3951

Abstract

Abstrak  Pewarnaan alam dapat menjadi salah satu altenatif pewarnaan batik karena aman digunakan dan ramah lingkungan. Penelitian ini membahas tentang pewarnaan alam pada batik di Rumah Batik Pariangan Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar yang bertujuan untuk mendeskripsikan bahan alam yang digunakan, proses pembuatan ekstrak warna alam, proses pewarnaan alam dan resep pembuattan ekstrak dan resep pewarnaan alam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan jenis data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menggunakan 4 jenis bahan alam yaitu daun jati, kulit, kayu mahoni, kulit jengkol dan daun alpukat. Fiksasi yang digunakan yaitu tawas, kapur sirih dan tunjung. Proses pembuatan ekstrak dengan cara mempersiapkan alat dan bahan, menghitung zat yang di butuhkan. Untuk ekstraksi daun jati, kulit kayu mahoni dan daun alpukat dilakukan dengan cara perebusan menjadi 1/2 ekstrak dan untuk ekstraksi kulit jengkol yang dilakukan dengan cara merendam kulit jengkol semalaman  dan dilakukan perebusan menjadi 1/2 ekstrak. Proses pewarnaan dimulai dari pencelupan TRO/Rinso, pencelupan dengan ekstrak warna alam yang dilakukan sebanyak 5 kali dilanjut penguncian warna dengan fiksator. Resep TRO/Rinso menggunakan 20 gram dengan 4 liter air. Resep pembuatan ekstrak warna alam menggunakan Vlot 1:5 dan vlot 1:6, untuk fiksasi menggunakan vlot 1:10. Kata Kunci: Bahan Alam, Proses Pembuatan Ekstrak
Analysis Of Ecoprint Results On Cotton Material Using Kenikir Leaves (Cosmos Caudatus) With Mordant Mixture Diva, Rahmatul; Novrita, I Sri Zulfia
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 25, No 2 (2023): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/ekspresi.v25i2.3872

Abstract

This research was motivated by the effect of mordant mixture on the results of kenikir leaf  ecoprint.  The  purpose  of  this  study  is  to  describe  the  direction  of  color  names, clarity of motifs and the effect of mordant mixtures on ecoprint results. This research is  experimental  descriptive  quantitative  research  conducted  by  making  an  ecoprint with steam blanket technique with the combination of 3 mordants. The mordants used were alum, arbor, soda abu, sodium acetate and whiting. The natural motif used was kenikir  leaves  (cosmos  caudatus).  The  dye  used  is  secang.  The  type  of  data  in  this study  is  primary  data  with  data  collection  techniques  in  the  form  of  questionnaires. The data analysis technique uses frequency percentages and uses the SPSS (Statistical Product And Service Solution) Version 27.0 program. The color name direction of the leaves  using  a  mixture  of  alum,  arbor,  and  soda  abu  produces  an  olive  color.  A mixture  of  alum,  arbor,  and  sodium  acetate  produces  a  dark  brown  color.  The mixture of alum, arbor, and whiting produces a dark Olive Green color.  The results of  the  motif  clarity  test  with  a  mixture  of  alum,  arbor,  soda  abu  are  categorized  as clear, a mixture of alum, arbor, sodium acetate is categorized as clear while a mixture of alum, arbor, and whiting is categorized as unclear.
TEKNIK MENYULAM SULAMAN BENANG EMAS DENGAN TITIK SAMEK DI KELURAHAN BATUANG TABA KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG Yudi, Nindika Gustri; Novrita, Sri Zulfia
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32305

Abstract

The titik samek is an embroidery technique which is usually combined with gold thread embroidery in Batuang Taba village. The titik samek is different from frenchknot or suji caia, and the process must use two needles, so it is considered difficult. The titik samek is a regional cultural asset that must be preserved. The purpose of the study is to describe the gold thread embroidery sewing technique in Batuang Taba village. This research method uses descriptive qualitative method. The type of data used is primary data and secondary data. Data collection techniques are observation, interviews and documentation. The data analysis technique carried out is an interactive model that has a relationship based on the subject matter, through data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of the study were the gold thread embroidery sewing technique using two sewing needles. For the technique, embroider the gold thread first by copying the motif on the fabric, locking the binding thread, inserting the binding thread, pulling slowly while tucking the gold thread. Pull the thread until the gold thread is tied. , repeat a maximum distance of 0.5cm. For the next technique, fill it with titik samek embroidery by inserting one sheet of moulin thread and gusset, stab from under the fabric on the part of the motif that will be filled with the titik samek, wrap one time around the sewing needle, stab again in the same hole, tuck in the loop. the large needle that will be used to hold the loop, so that it forms like a circle, pull the thread slowly so it can't be separated from the large needle. Embroidering gold thread is done by making the edges of the motif first using gold thread and then filling the interior of the motif with moulin thread with the titik samek technique. Keywords: gold thread embroidery, titik samek.AbstrakTitik samek merupakan teknik menyulam yang biasanya di kombinasikan dengan sulaman benang emas di Kelurahan Batuang Taba. Titik samek berbeda dengan kepala peniti atau suji caia, dan pengerjaannya harus menggunakan dua jarum, sehingga dinilai sulit. Titik samek merupakan aset budaya daerah yang harus dilestarikan. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tentang teknik jahit sulaman benang emas di Kelurahan Batuang Taba. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisa data yang dilaksanakan yaitu model interaktif yang memiliki kaitan berdasarkan pokok permasalahan, melalui reduksi data, penyajian data serta pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian yaitu teknik jahit sulaman benang emas menggunakan dua jarum jahit, Untuk teknik, lakukan meyulam benang emas terlebih dahulu dengan cara menyalin motif pada kain, kunci benang pengikat, tusukkan benang pengikat, tarik perlahan sambil menyelipkan benang emas.Tarik benang hingga benang emas terikat, ulangi jarak maksimal 0,5cm. Untuk teknik selanjutnya isi dengan sulaman titik samek dengan memasukkan satu lembar benang moulin dan buhul, tusuk dari bawah kain pada bagian motif yang akan di isi titik samek, lilitkan satu kali lilit pada bagian jarum jahit, tusukkan lagi pada lobang yang sama, pada lilitan selipkan jarum besar yang akan di gunakan untuk menahan lilitan, agar terbentuk seperti lingkaran, tarik benang perlahan tidak boleh lepas dari jarum besar. Menyulam benang emas dilakukan dengan mambuat bagian tepi motif terlebih dahulu menggunakan benang emas selanjutnya mengisi bagian dalam motif dengan benang moulin dengan teknik titik samek.Kata Kunci: sulaman benang emas, titik samek. Authors:Nindika Gustri Yudi : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novita : Universitas Negeri Padang References:Hervilas, Adriani., & Nelmira, W. (2016). Bordir Kerancang di Kota Bukittinggi (Studi Kasus di Usaha Sulaman Ambun Suri). Journal of Home Economics and Tourism, 13(3).Maydayusi, D., Yasnidawati, & Andriani. (2015). Studi Tentang Pelaminan Dikecamatan Kota Baru Kota Jambi. E-Journal Home Economic and Tourism, 8(1).Rahman, D., Novrita, S. Z., & Efi, A. (2015). Ragam Hias Suji Cair pada Sulaman Selendang Kotogadang Kabupaten Agam Sumatera Barat (Studi Kasus di Yayasan Amai Setia). E-Journal Home Economic and Tourism, 9(2).Sativa, Aswar. (1999). Antakesuma Suji dalarn Adat Minangkabau. Jakarta: Djambatan.Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.Tamimi, Enna. (1982). Terampil Memantas Diri dan Menjahit. Jakarta: Depdikbut.Utari, A. G., Zahri, W., & Idrus, Y. (2014). Studi Tentang Kerajinan Sulaman Benang Emas di Nagari Saniangbaka Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Journal of Home Economics and Tourism, 7(3).Wahyuni, S., Idrus, Y., & Novrita, S. Z. (2015). Studi Tentang Sulaman Tangan pada Pelaminan Tradisional Naras di Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman. Journal of Home Economics and Tourism, 8(1).Yossi, Zullkarnaen. (2006). Sulam Benang untuk Pemula. Jakarta: Puspa Swara.
PEWARNAAN ALAM BATIK STUDI KASUS DI RUMAH BATIK SAMPAN PESONA MINANG DESA SUNGAI KASAI KOTA PARIAMAN Hafizah, Ovi Muara; Novrita, Sri Zulfia
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.49960

Abstract

The re-emergence of sampan batik with natural dyes as a substitute for synthetic dyes that are not environmentally friendly encourages this research. In 1946, the first batik company in the Sampan area, Padang Pariaman Regency was called Batik Sampan. The aim of the research is to describe the natural materials used, the process of making natural dye extracts and the natural coloring process. Qualitative descriptive research uses primary and secondary data. The 5 owners and craftsmen of the Sampan Pesona Minang Batik House were used as informants. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data analysis techniques namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The research results used were 3 natural materials, namely gambier bark, tingi bark and jengkol bark using a mixture of alum mordant, soda ash, rinso with tunjung fixator and whiting. The process for making extracts from the three natural ingredients is the same, namely by boiling using a vlot of 1:12 (1 kg of gambier is boiled in 12 liters of water until it reduces to its initial volume), vlot 1:8 (1 kg of jengkol bark is boiled in 8 liters of water until the initial volume decreases), vlot 1:3 (1 kg of jengkol bark is boiled in 3 liters of water until the initial volume decreases), then filtered and left for a day before use. Dyeing process (1) 300 grams of cloth dipped in 12 liters of water, (2) mordanting with a mixture of 20 grams of alum + 25 grams of soda ash + 10 grams of rinso per 12 liters of water for 30 minutes, (3) dyeing 300 grams of cloth/5 liters Natural dye extract was carried out 4 times, (4) fixation with 830 grams of tunjung/5 liters of water or 1,670 grams of whiting/5 liters of water, (5) dilorod batik with 25 grams of soda ash/12 liters of water.Keywords: dyeing, natural dye extract. AbstrakMunculnya kembali batik sampan dengan pewarnaan alam sebagai pengganti pewarnaan sintetis yang tidak ramah lingkungan mendorong penelitian ini. Tahun 1946, perusahaan batik pertama di daerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman bernama Batik Sampan. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan bahan alam yang digunakan, proses pembuatan ekstrak warna alam dan proses pewarnaan alam. Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan data primer dan sekunder. Pemilik dan pengrajin Rumah Batik Sampan Pesona Minang berjumlah 5 orang dijadikan informan. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian ada 3 bahan alam yang digunakan yaitu gambir, kulit kayu tingi dan kulit jengkol menggunakan mordan campuran tawas, soda ash, rinso dengan fiksator tunjung dan kapur sirih. Proses pembuatan ekstrak ketiga bahan alam sama, yaitu dengan cara direbus menggunakan vlot 1:12 (1 kg gambir direbus dengan 12 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), vlot 1:8 (1 kg kulit kayu tingi direbus dengan 8 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), vlot 1:3 (1 kg kulit jengkol direbus dengan 3 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), kemudian disaring dan didiamkan sehari sebelum digunakan. Proses pewarnaan (1) kain 300 gram dicelup ke dalam 12 air, (2) mordanting dengan campuran 20 gram tawas + 25 gram soda ash + 10 gram rinso per 12 liter air selama 30 menit, (3) pencelupan 300 gram kain/5 liter ekstrak pewarna alam dilakukan sebanyak 4 kali, (4) fiksasi dengan 830 gram tunjung/5 liter air atau 1.670 gram kapur sirih/5 liter air, (5) batik dilorod dengan 25 gram soda ash/ 12 liter air.Kata Kunci: ekstrak pewarna alam, pencelupan. Authors:Ovi Muara Hafizah : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References: Andika, D. (2023), “Bahan Alam Pewarna Batik”. Hasil Wawancara Pribadi: 26 Juli 2023, Rumah Batik Sampan Pesona Minang.Berlin, S. W., & Riza Linda, M. (2017). Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Pewarna Alami Oleh Suku Dayak Bidayuh Di Desa Kenaman Kecamatan Sekayam    Kabupaten Sanggau. Jurnal Protobiont, 6(3).Derisa, D., Efi, A., & Adriani, A. (2012). Pengaruh Garam terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutera dengan Ekstrak Kulit Pohon Mahoni. Journal of Home Economics and Tourism, 1(1).Dullah, Santosa. 2002. Batik, Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Solo: Danar Hadi.Hanifati, I., Novrita, S. Z., & Yusmerita, Y. (2023). Teknik Pembuatan Ekstrak Warna Alam dari Tumbuhan dan Limbah Pasar (Studi Kasus di Rumah Batik Tarancak Kota Solok). Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(1), 1370-1376.Herwandi, Lindayanti, Dosen FIB Unand, and Batik di Pariaman. "Industri Batik di Sumatera Barat (PerspektifSejarah): Kebutuhan Pasar Besar Namun Kemampuan Produksi Kecil1."Isfi, Y. P., & Novrita, S. Z. (2021). Proses Pewarnaan Anyaman Mansiang di Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 559-364.Kamala, N., & Adriani, A. (2019). Studi Tentang Motif Dan Pewarnaan Batik Cap Dengan Zat Pewarnaan Alam Di Rumah Batik Dewi Busana Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 303-307.Kwartiningsih, E., Setyawardhani, D. A., Wilyanto, A., & Triyono, A. (2009). Zat pewarna alami tekstil dari kulit buah manggis. Ekuilibrium, 8(1), 41-47.Maryami, I., Ernawati, E., & Adriani, A. (2012). Studi Tentang Kain Pelangi Studi Kasus di Industri Salsabillah Collection Palembang. Journal of Home Economics and Tourism, 1(1).Pujilestari, T. (2014). Pengaruh ekstraksi zat warna alam dan fiksasi terhadap ketahanan luntur warna pada kain batik katun. Dinamika Kerajinan dan Batik, 31(1), 31-40.Putri, E. H., & Midawati, M. (2020). Sejarah Batik Tanah liek dan Pekerjaan Perempuan Perajin Batik di Kabupaten Dharmasraya. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 8(1), 13.Rahmi, E., & Novrita, S. Z. (2021). RESEP DAN TEKNIK PEMBUATAN EKSTRAK PEWARNAAN ALAM BATIK INDRAGIRI HULU  INDRAGIRI  HULU  PROVINSI RIAU. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(3), 104-108.Siallagan, N. R., Misgiya, M., & Azis, A. C. K. (2020). Analisis Souvenir Di Langgam Batik & Souvenir Tembung Berbahan Kain Perca Ulos. MAVIS: Jurnal Desain Komunikasi Visual, 2(2), 36-46.Ulum, I. (2009). Batik dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Bestari, (42), 241635.Widjajanti, Kesi. 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 12 Nomor 1, Juni 2011, hlm. 15-27. Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.Yuliana, E., & Adriani, A. (2022). Studi Tentang Pewarnaan Alam Batik Studi Kasus di Rumah Batik Krinok Kecamatan Rantau Pandan  Kabupaten  Muara  Bungo Jambi. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 178- 184.
PENGARUH MORDAN TUNJUNG TERHADAP PENCELUPAN BAHAN KATUN MENGGUNAKAN KULIT BAWANG MERAH DAN KULIT BUAH MANGGIS Cahya, Nana Dwi; Novrita, Sri Zulfia
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.49881

Abstract

One way to reduce textile waste and emissions is by utilizing natural materials as textile dyes.   This study aims to see the effect of tunjung mordan on dyeing cotton materials using onion peel and mangosteen fruit peel. This type of research is an experiment, where the object of research is cotton from tunjung dyeing. Data were collected using questionnaires distributed and arranged with Likert scales, processed using the Friedman K-related Sample test. The results showed that dyeing with tunjung mordan resulted in Chocolate Brown #524123, light dark colors in the less light category and evenness of flat category colors. Test the hypothesis for dark light colors stating 0.00 < 0.05 then H₀ is rejected, which means that there is an influence of mordan on dark light colors. In color flatness, the value of 0.00 < 0.05 H₀ is rejected, meaning that there is an influence of tunjung mordan on the evenness of the color in onion peel extract and mangosteen peel.Keywords: onion, mangosteen, dyes, tunjung. AbstrakSalah satu cara untuk mengurangi limbah dan emisi tekstil yaitu dengan memanfaatkan bahan alam sebagai pewarna tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh mordan tunjung terhadap pencelupan bahan katun menggunakan kulit bawang merah dan kulit buah manggis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dimana objek penelitiannya adalah kain katun hasil pencelupan tunjung. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang disebar dan disusun dengan skala likert, dianalisis dengan uji Friedman K-related Sample. Penelitian ini menunjukkan bahwa pewarnaan dengan mordan tunjung menciptakan warna Chocolate Brown #524123, gelap terang warna pada nilai kurang terang dan kerataan warna kategori rata. Uji hipotesis untuk gelap terang warna menyatakan 0,00<0,05 maka H₀ ditolak, yang berarti adanya pengaruh mordan terhadap gelap terang warna. Pada kerataan warna memperoleh nilai 0,00<0,05 H₀ ditolak, artinya adanya pengaruh mordan tunjung pada kerataan warna pada ekstrak kulit bawang merah dan kulit buah manggis.Kata Kunci: bawang merah, manggis, pencelupan, tunjung. Authors:Nana Dwi Cahya : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References:Adriani, A., & Atmajayanti, C. (2023). Pengaruh Mordan Tunjung Dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Ecoprint Daun Iler (Coleus Scutellarioides Linn. Benth). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 12(1), 230-236.Andriani, R., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Perbedaan Mordan Asam Jawa (Tamarindus Indica Linn) Dan Jeruk Purut (Citrus Histrix) Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma Candidium D. Don) Pada Bahan Sutra. Journal of Home Economics and Tourism, 12(2).Angendari, M. D. (2015). Pemanfaatan kulit bawang merah sebagai pewarna kain dengan teknik jumputan menggunakan mordan tawas, kapur, dan tunjung. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 12(1), 25-32.Azis, A. C. K., Lubis, S. K., Kartono, G., & Daulay, M. A. J. (2023). Digitalisation of Teaching Materials for Toba Batak Ethnic Decorative Variety with Procreate Media Based on p-Books and e-Books. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 9(3), 782-793.Ernawati, I., & Nelmira, W. (2008). Pengetahuan Tata Busana. Padang: UNP PRESS.Fatihaturahmi, F., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh perbedaan mordan tawas dan kapur sirih terhadap hasil pencelupan ekstrak daun sawo menggunakan bahan sutera. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 237-242.Hasanah, U., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2021). Pengaruh Mordan Air Tapai Ketan Hitam dan Air Tapai Singkong terhadap Hasil Pencelupan pada Bahan Sutera Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L). Journal of Home Economics and Tourism, 15(2).Hendrika, A. D. (2020). Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Nipah (Nypha Fructicans) dengan Kulit Bawang Merah (Allium Ascalonium L) Menggunakan Mordan Tunjung, Tawas dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Katun. (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).Masyitoh, F., & Ernawati, E. (2019). Pengaruh mordan tawas dan cuka terhadap hasil pewarnaan eco print bahan katun menggunakan daun jati (Tectona Grandis). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 387-391.Noor, F. (2007). Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari Tanaman di Sekitar Kita Untuk Pencelupan Tekstil. Jurnal PKK UNY.Purnomo, E., Aisyah, S., Hadjarati, H., Azis, ACK, Suardika, IK, Jermaina, N., ... & Gumilar, A. (2024). The Coach's Role in Understanding the Athletes' Condition: Maximizing Communication Functions. Retos, 55, 543-551.Putri, L. A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2015). Perbedaan Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Zat Warna Alam Air Limbah Penirisan Getah Gambir pada Sutera Menggunakan Mordan Tunjung (Feso4). Journal of Home Economics and Tourism, 9(2).Revianti, M. M., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Mordan Terhadap Pencelupan ekstrak Daun Puring (Codiaeum Variegatum) pada Bahan Katun. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 403-408.Rizky, A. F., & Fatimah, S. (2020). Belimbing Wuluh (Averhoa belimbi L.) sebagai Mordan pada Sintesis Zat Warna Alami dari Kulit Bawang Merah (Allium ascalonium L.) dengan Metode Ekstraksi Ultrasonik. Reka Buana: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2): 104-111.Saputri, A., & Novrita, S. Z. (2021). Perbedaan Berat Mordan Tunjung, Tawas dan Kapur Sirih terhadap Hasil Pencelupan Kulit Buah Alpukat Pada Bahan Katun. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(2), 80-90.Setya, W. P. (2020). Pengaruh Mordan Kapur Sirih Dan Tunjung Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Batang Pisang Ambon Pada Bahan Katun. (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).Siregar, N. H., Azis, A. C. K., Mesra, M., & Mirwa, T.(2020). Analisis Gambar Bentuk Bunga Anggrek dengan Teknik Pointilis Berwarna di SMP Al-Fityan School Medan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 94-99.Yuled, U. R., & Adriani, A. (2021). Perbedaan Mordan Tunjung Dan Baking Soda Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Katun Dengan Menggunakan Ekstrak Kunyit (Curcuma Longa). Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(2), 97-103.
PENGARUH PERBEDAAN MORDAN PADA PENCELUPAN DENGAN ZAT WARNA DAUN INAI (LAWSONIA INERMIS L.) TERHADAP KAIN KATUN Muharrani, Khalishah Rezky; Adriani, Adriani; Novrita, Sri Zulfia; Nelmira, Weni
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.50050

Abstract

Natural dyes are highly recommended as environmentally friendly dyes so they can be used continuously. This research utilizes henna leaves as a natural dye that is easy to obtain and has a coloring agent. This study means to depict: 1) the color's name (hue), 2) its value, 3) its uniformity, and 4) the effect of various mordant whitting and tunjung on the results of natural dyeing cotton fabric with henna leaf extract. The primary data used in this study come from 18 panelists, making it an experiment. The gathered information is handled and investigated with the SPSS (Factual Item and Administration Arrangement) rendition 22.0 utilizing the K-related example friedman test equation. The research results show that the colors are produced from: 1) the non-mordant dye is Golden Sundance #BB9457, 2) dyeing with whiting mordant produces Golden Sundance color #BDB76B, and 3). dyeing with Tunjung mordant produces Dark Olive Green color #32441E. The results of data value analysis obtained from the Friedman K-relative sample a significance of 0.000 which is smaller than the significance level of 0.05 or 0.000 <0.05. Then Ho is declared rejected, which is  means that there is a significant effect on the color darkness (value) due to the influence of the use of mordant whitting, and tunjung on the dyeing results of henna leaf extract (Lawsonia Inermis L) on cotton fabric. Based on the analysis obtained from the Friedman K-related test the sample for evenness of color is 0.001 which is smaller than the significance level of 0.05 or 0.001 <0.05. Then Ho was declared rejected, which meant that there was a significant difference in the evenness of the color caused by differences in mordant to the results of dyeing henna leaf extract (Lawsonia Inermis L) on cotton fiber material.Keywods: whitting, tunjung, henna leaves.AbstrakPewarna alami sangat direkomendasikan sebagai pewarna yang ramah lingkungan sehingga dapat digunakan terus menerus. Penelitian ini memanfaatkan daun inai sebagai bahan pewarna alami yang mudah diperoleh dan memiliki zat warna. Penelitian tujuannya guna mendeskripsikan 1) nama warna (hue), 2)  gelap terang warna (value), 3) kerataan warna, dan 4) pengaruh perbedaan mordan kapur sirih, dan tunjung terhadap hasil pencelupan alami menggunakan ekstrak daun inai pada kain katun. Jenis penelitian adalah eksperimen, data penelitian yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari 18 panelis.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan uji Friedman K-Related Sample.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan dari: 1) pencelupan tanpa mordan adalah warna Golden Sundance #BB9457 2) pencelupan dengan mordan kapur sirih menghasilkan warna Golden Sundance #BDB76B, dan 3) pencelupan dengan mordan tunjung adalah menghasilkan warna Dark Olive Green #32441E. Hasil analisis data gelap terang yang diperoleh signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 atau 0,000 < 0,05. Maka Ho dinyatakan ditolak, mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap gelap terang warna (value) akibat pengaruh penggunaan mordan kapur sirih, dan tunjung terhadap hasil pencelupan ekstrak daun inai (Lawsonia Inermis L) pada kain katun. Berdasarkan analisis yang di peroleh dari uji Friedman K-related sampel untuk hasil kerataan warna adalah 0,001 yang lebih kecil dibandingkan dari taraf signifikansi 0,05 atau 0,001 < 0,05. Maka Ho dinyatakan ditolak, yang berarti adanya perbedaan signifikan terhadap kerataan warna yang diakibatkan oleh perbedaan mordan terhadap hasil pencelupan ekstrak daun inai (Lawsonia Inermis L) pada bahan dari serat katun.  Kata Kunci: kapur sirih, tunjung, daun inai.Authors:Khalishah Rezky Muharrani : Universitas Negeri MedanAdriani : Universitas Negeri MedanSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri MedanWeni Nelmira : Universitas Negeri Medan References:Abu, A., & Hading, A. (2016). Pewarnaan tumbuhan alami kain sutera dengan menggunakan fiksator tawas, tunjung dan kapur tohor. Indonesian Journal of Fundamental Sciences, 2(2), 86-91.Ahmad, A. F., & Hidayati, N. (2018). Pengaruh jenis mordan dan proses mordanting terhadap kekuatan dan efektifitas warna pada pewarnaan kain katun menggunakan zat warna daun jambu biji Australia. Indonesia Journal of Halal, 1(2), 84-88.Azizah, E., & Hartana, A. (2018). Pemanfaatan daun Harendong (Melastoma malabathricum) sebagai pewarna alami untuk kain katun. Dinamika Kerajinan dan Batik, 35(1), 1-8.Nisa, A. R., & Singke, J. (2018). Pengaruh Massa Mordan Tunjung Terhadap Hasil Pewarnaan Dengan Kulit Buah Asam (Sweettamarind) Menggunakan Teknik Tie Dye. Jurnal Tata Busana, 7(2), 41–47.Putri, A. W. A., Angelica, J., & Kartawidjaja, K. (2021). Pewarnaan dan Pemberian Motif Alami Kain Celup Ikat Itajime Shibori dengan Ekstrak Indigofera dan Tunjung. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 541-548.Nilamsari, Z., & Giari, N. (2018). Uji Coba Pewarna Alami Campuran Buah Secang Dan Daun Mangga Pada Kain Katun Prima. Jurnal Seni Rupa, 6(01), 839-847.Rosyida, A. (2015). Pengaruh Variasi pH dan Fiksasi pada Pewarnaan Kain Kapas dengan Zat Warna Alam dari Kayu Nangka Terhadap Kualitas Hasil Pewarnaannya. In Prosiding seminar Nasional 4th UNS SME’s Summit & Awards, Universitas Negeri Surakarta, Surakarta (pp. 101-112).Wulandari, C., Loravianti, S. R., & Jamarun, N. (2021). Pituah Paikek: Penciptaan Karya Tari Berangkat Dari Ritus Peralihan Malam Bainai Di Sumatera Barat. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 302-311.Zainab, Z., Sulistyani, N., & Anisaningrum, A. (2016). Penetapan parameter standardisasi non spesifik dan spesifik ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.). Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi, 13(2), 212-226.Zulikah, K., & Adriani, A. (2019). Perbedaan Teknik Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Bahan Katun Primisima menggunakan Warna Alam Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) dengan Mordan Kapur Sirih. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 209-213.
Co-Authors Adriani Adriani Adriani ADRIANI ADRIANI Agusti Efi Ali Djamhuri Almagita, Rachmy Bunga Alvina Alvina Ambiyar, Ambiyar Andriani, Rika Anisa Anggraeni, Anisa Annisa Prima Asmar Yulastri Asrah Rezki Fauzani Budiwirman Cahya, Nana Dwi Debi Novita Delmasari, Pujiana Dewi, Siska Miga Diva, Rahmatul Ernawati Ernawati Fatihaturahmi Fatihaturahmi Febian Vebyola Febri yanti Gabila Heira Mutia Ganefri . Giatman Gusmira, Gusmira Gustia Putri, Fany Gustina Gustina Hadaf, Alifa Hafizah, Ovi Muara Halimul Bahri Hansi Effendi Hardanti, Elvi Hasriawati, Leli Hurahmi, Intah Mifta Husni, Rafikah Idzni Hanifati Ilfira Gusti Jamhari Jamhari KARMILA, IIN Lilik Suheri Lucy Fridayati Mailani Pratiwi Mela Maha Revianti mita yani Muharrani, Khalishah Rezky Mulyana, Annisa Murni Astuti Muskhir, Mukhlidi Nizwardi Jalinus Nurhasan Syah Oktarina, Rahmi Oktaviani, Vina Puji Hujria Suci Pujiana, Pujiana Puput Novitasari, Puput Purnamawati, Sischa Puspa, Puspaneli Puspaneli Puspaneli Putri Ramadani Putri, Fanny Eka Putri, Lolita Aida Rahmadani, Ade Fitri Rahman, Doni Rahmiati Rahmiati Ramelawati, Ramelawati Refdinal, Refdinal Reni Fitria Resfi Norma Kuwala Rika Syafitri Rina Susanti Rini Widyastuti Sari Nurhardini Sefriani, Rini Sri Setiya Dewy Suci Rahmawati Sulityowati, Dwi Oktarina Syafriani, Selly Syahril Syukraini Putri, Afifi Wahyuni, Riza Weni Nelmira Wulan Dari, Ponda Tiara Yasnidawati Yasnidawati Yenni Idrus Yolanda Pratama Isfi Yudi, Nindika Gustri Yulia Aryati Yusmerita Yusmerita Yusmerita Yusmerita Zulmardi Zulmardi Zulmi, Yuliya