Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Model Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Ketahanan Pangan Keluarga Miskin di Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat Hapsari, Hepi; Setiawan, Iwan
Padjadjaran Journal of Population Studies Vol 10, No 1 (2008)
Publisher : Padjadjaran Journal of Population Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.098 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengetahuan dan sikap keluarga miskin terhadap program-program ketahanan pangan; mengidentifikasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk program ketahanan pangan; merumuskan rekomendasi model KIE ketahanan pangan keluarga miskin. Metode penelitian adalah survey deskriptif dengan eksplorasi data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap keluarga miskin terhadap program ketahanan pangan masih relatif rendah. Model KIE yang direkomendasikan adalah pendekatan kelompok dan massa dengan menggunakan berbagai media dan narasumber yang dipercaya oleh masyarakat.Kata Kunci :      Komunikasi, Informasi, Edukasi, ketahanan pangan, keluarga miskin
PENGEMBANGAN BENIH CABE MERAH (Capsicum annuum L) BERBASIS PARTISIPASI Sukayat, Yayat; Hapsari, Hepi; Rostini, Neni
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Agribisnis Terpadu
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.117 KB) | DOI: 10.33512/jat.v9i2.2745

Abstract

Tingginya fluktuasi produksi cabe antar musim, menuntut tersedianya benih cabe yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk merespon kebutuhan benih tersebut, Unpad melakukan terobosan dengan menyediakan 4 varietas benih cabe (cabe Unpad) yang diharapkan mampu memenuhi kekurangan benih ditingkat petani. Menyadari benih yang dihasilkan terkait dengan keragamannya, seringkali tidak adaptif dengan lingkungannya dan kebutuhan para pengguna, maka informasi tentang karakteristik benih yang sesuai dengan kebutuhan mulai tingkat petani sampai dengan konsumen ahir perlu dilakukan penelusuran. Model pendekatan sosial yang mulai dilirik dalam pemuliaan tanaman yaitu participatory plant breeding (PPB). Dalam pendekatan ini partisipasi petani pengguna, ketua kelompok, pedagang pengumpul, dan penyuluh merupakan suatu keharusan, terkait dengan informasi guna rekayasa benih yang adaptif sesuai pasar dan kondisi lingkungan. Melalui penelitian kaji tindak (action research) Peneliti atau pemulia, mempromosikan dan memberdayakan petani dan atau masyarakat pedesaan untuk mencoba dan menilai kekurangan kelebihan benih tersebut. Hasil penelitian dijadikan rekomendasi rekayasa genetika benih cabe yang sesuai kebutuhan
OPTIMALISASI MANAJEMEN USAHA LEBAH MADU UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA Hapsari, Hepi
Dharmakarya Vol 7, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1432.713 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i1.11878

Abstract

Kelompok Tani lebah madu Sunda Mukti di Manglayang Bandung baru dibentuk tahun 2014. Kelompok ini belum terampil dalam budidaya lebah madu, terkendala mahalnya biaya pelatihan, harga kotak lebah (stup) dan harga bibit (koloni lebah), serta peralatan yan terbatas. Kelompok ini juga belum tahu cara mengelola usahatani yang baik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan budidaya lebah dan manajemen usaha.  Metode yang digunakan adalah pemberdayaan secara partisipatif, yang meliputi pelatihan, pendampingan, monitoring evaluasi, bantuan bahan dan alat.  Pelatihan meliputi :  (1) analisis ketersediaan pakan, (2) teknik budidaya lebah madu, (3) workshop pembuatan kotak lebah (stup), (4) manajemen koloni lebah, (5) pencatatan usaha dan dinamika kelompok. Bantuan bahan untuk membuat kotak lebah, bibit (koloni) lebah, pakan lebah, dan peralatan budidaya. Evaluasi dilakukan setelah pelatihan, selama pendampingan dan menjelang kegiatan pengabdian berakhir. Aspek yang dievaluasi meliputi : partisipasi, pengetahuan, keterampilan, dan pelaksanaan kegiatan.  Hasil kegiatan : (1) partisipasi petani 100 %, (2) pengetahuan dan keterampilan meningkat, (3) pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan. Pendapatan petani terkendala musim kering panjang (6 bulan) menyebabkan pakan lebah di alam berkurang dan produksi madu rendah. Petani mengganti dengan memberi pakan gula pasir hanya untuk mempertahankan koloni lebah, Pakan alami menurun menyebabkan hasil madu sedikit sehingga belum ada yang dapat dipasarkan. 
PARTISIPASI PETANI DALAM PEMULIAN STEVIA (Kasus di Kelompok tani Mulyasari Ciwidey Kabupaten Bandung) Sukayat, Yayat; Hapsari, Hepi; Pardian, Pandi; Supyandi, Dika
Agricore Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKebutuhan gula pasir pada tingkat nasional menempati posisi kedua setelah beras (Maria, 2009).  Tahun 2016 kebutuhan gula pasir alami yang bersumber dari tanaman tebu (Sacharum Oficinarum L) untuk konsumsi dan industri mencapai 5,7 juta ton. Kebutuhan konsumsi sebanyak  2,7 juta ton jauh lebih banyak dari produksi nasional yang hanya mencapai 2,2 juta ton (Kemendag,2017) .  Masih di Tahun 2017, Pemerintah  membuka kran impor gula pasir sebanyak 3,22 juta ton untuk memenuhi kekurangan tersebut. namun tetap masih kurang, sehingga ada indikasi industri makanan /minuman menggunakan gula sintetis. Adanya kehawatiran dari mengkonsumsi gula sintetis, tumbuh keinginan masyarakat untuk mencari alternatif mengembangkan pemanis alami berkalori rendah (Budiarso,2008) . pemanis tersebut dihasilkan dari tanaman stevia. Namun dalam pengembangannya terkendala benih.Suseno Amin dkk 2015,  melakukan rekayasa genetika  stevia melalui induksi mutasi sinar gama, diharapkan mampu menjawab kebutuhan tersebut.  Agar komoditas ini adaptif dan sesuai dengan kebutuhan pengguna , pemulia melibatkan masyarakat dalam pengembangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi pengguna terhadap stevia yang dikembangkan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif , desain kualitatif dengan teknik study kasus. Hasil dari penelitian ini menghendaki stevia umur rendah dengan memiliki rendemen gula yang tinggi dan adaptif terhadap lingkungan, serta cabang yang cukup banyak.Kata kunci: stevia, persepsi, gula,pelibatan petani
DAMPAK AGROWISATA KAMPUNG BATU TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung) Agustina, Cherli Lukman; Hapsari, Hepi
Agricore Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampung Batu Malakasari memiliki keunikan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata besar di Kabupaten Bandung. Namun keunikan tersebut belum sepenuhnya dikembangkan dan belum banyak diketahui oleh masyarakat luas khususnya luar Jawa Barat. Maka dari itu diperlukan pengembangan baik dalam sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang dalam prosesnya melibatkan masyarakat Desa Malakasari. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui keragaan dan dampak Kampung Batu Malakasari. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Kampung Batu Malakasari. Informan dalam penelitian ini Perangkat Desa Malakasari, General Manager Kampung Batu, Pegawai Kampung Batu, Seketaris RW, Ketua RT dan warga. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya Kampung Batu sebagai kawasan agrowisata membawa perubahan pada masyarakat Desa Malakasari. Dampak positif yang ditimbulkan antara lain perluasan  lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan, penetapan harga, pendapatan desa, kebisingan, interaksi antara masyarakat lokal dengan wisatawan, peningkatan intensitas gotong royong dan limbah agrowisata. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah terjadinya kecemburuan sosial di masyarakat.Kata kunci : agrowisata, dampak sosial, ekonomi, budaya
KAJIAN PEMBERDAYAAN BERBASISKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENDUKUNG PROSES SUKSESI PADA AGRIBISNIS HORTIKULTURA CHARINA, ANNE; HAPSARI, HEPI; MUKTI, GEMA WIBAWA; ANDRIANI, RANI
Jurnal Social Economic of Agriculture Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Social Economic of Agriculture
Publisher : Agribusiness Department, Agriculture Faculty, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j.sea.v4i2.12767

Abstract

Indonesia's agricultural sector is still faced with a variety of problems, especially with regard to the low interest of youth to work in the agricultural sector. Total population aged 15 years and over who worked in the field of business in agriculture, plantation, forestry, and hunting in February 2013 amounted to 3,642,008 people, or 19.61% of the entire working population. This value certainly is not comparable if we see that our country is an agricultural country where agriculture is a major sector in Indonesia. In fact, to achieve better agricultural conditions required the participation of the younger generation as the successor to the farmer. The process of succession in agribusiness is very important to note.The purpose of this study to analyze the process of succession in agribusiness chili in Taraju, see the changes that occurred after reviewing succession and empowerment-based entrepreneurship which is believed to support the success of the process of succession in the agri-horticulture. This study will be conducted in the District. Taraju, Kab.Tasikmalaya using qualitative design and engineering case studies. Soft Systems Approach Methodhology (SSM) will be used to design an appropriate model. The results showed that the succession managed to farmers with large-scale enterprises because generally they have planned succession process, but on a small scale farmers they do not prepare the succession process. Agribusiness chili after a succession of changes to the packaging and marketing. Empowerment needs to be given to the first generation to be able to design a succession process as early as possible, while at empowering the next generation should be given to improving the business life, as well as generate interest in youth to businesses in the agricultural sector.
Agricultural Extention Paradigm Private Companies in Bandung Barat District Kuswarini Sulandjari; Ganjar Kurnia; Tarya J. Sugarda; Hepi Hapsari
Jurnal Penyuluhan Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.493 KB) | DOI: 10.25015/16202028439

Abstract

The purpose of this study is to examine the paradigm of organizing and technical agricultural counseling of private company. This is a qualitative research, and data were collected using interview, observation, document study and FGD techniques. Study documents include reading the standard operational procedures (SOP) counseling, counseling materials, invitations, vouchers, and coupons. Data were analyzed by reading the entire text of the interview transcription, summarizing and eliminating duplication, classifying, describing patterns, and themes. Marketing officers deal with farmer consumers using marketingtechniques and extension methods. Technically, the method of providing knowledge, involving stakeholders, and counseling private companies uses paradigms: persuasive-participatory (solicitation and deliberation), educative participatory (education and deliberation) through information services, consultation, guidance, guidance and assistance in accordance with farmers' interests, using a professional approach, satisfying farmers, providing equality and democracy. The results showed that the paradigm of agricultural extension providers of private companies is oriented to get benefit from the sale of agricultural facilities, or marketing agricultural products.
Pengaruh Peran Penyuluh Pertanian terhadap Tingkat Produksi Usahatani Jagung Novianda Fawaz Khairunnisa; Zumi Saidah; Hepi Hapsari; Eliana Wulandari
Jurnal Penyuluhan Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/17202133656

Abstract

Agricultural extension agent’s have a strategic role in helping to increase maize farming production in Nunuk Baru Village, Maja District, Majalengka Regency. Agricultural extension play a role in guiding farmers in managing their farms effectively and efficiently to improve farmer welfare. Nunuk Baru Village is one of the corn-producing areas that has received more attention in agricultural extension activities. This study aims to identify the role of agricultural extension for maize farmers and to determine the effect of the role of agricultural extension on the level of maize farming production. The research design used is a quantitative approach with a survey method with 80 corn farmers as respondents. The method of data analysis in this study used descriptive analysis using a sematic differential scale and regression analysis. The results of this study indicate that the role of agricultural extension agent’s in Nunuk Baru Village, Maja District, Majalengka Regency is categorized as very good in carrying out their duties as a catalyst, communicator, consultant and organizer while as a motivator, educator and facilitator are categorized as good. The role of agricultural extension agent’s has no effect on corn farming production in Nunuk Baru Village.
Kajian Model Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Ketahanan Pangan Keluarga Miskin di Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat Hepi Hapsari; Iwan Setiawan
Jurnal Kependudukan Padjadjaran Vol 10, No 1 (2008)
Publisher : Padjadjaran Journal of Population Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.098 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengetahuan dan sikap keluarga miskin terhadap program-program ketahanan pangan; mengidentifikasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk program ketahanan pangan; merumuskan rekomendasi model KIE ketahanan pangan keluarga miskin. Metode penelitian adalah survey deskriptif dengan eksplorasi data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap keluarga miskin terhadap program ketahanan pangan masih relatif rendah. Model KIE yang direkomendasikan adalah pendekatan kelompok dan massa dengan menggunakan berbagai media dan narasumber yang dipercaya oleh masyarakat.Kata Kunci :      Komunikasi, Informasi, Edukasi, ketahanan pangan, keluarga miskin
Pengarahan Pusat Pertumbuhan melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut Endah Djuwendah; Hepi Hapsari; Erna Rachmawati
Agrikultura Vol 20, No 3 (2009): Desember, 2009
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.94 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v20i3.941

Abstract

Sektor pertanian berperan penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Garut. Oleh karena itu strategi pengembangan daerah yang sesuai dengan potensi sumberdaya pertanian  mutlak diperlukan di Kabupaten Garut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komoditas pertanian yang menjadi unggulan  untuk dikembangkan dan sistem hierarki pusat-pusat pelayanan dan pertumbuhan  yang mendukung pengembangan wilayah di  Kabupaten Garut. Desain penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif dengan unit analisis  berupa 42 kecamatan di Kabupaten Garut. Obyek penelitian adalah  produksi sektor pertanian dan  kondisi sarana prasarana ekonomi dan sosial yang berada di Kabupaten Garut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas  pertanian unggulan untuk dikembangkan  adalah tanaman pangan padi sawah, kacang tanah, kedelai,  jagung dan ubi kayu serta tanaman  hortikultura kentang, cabe besar, wortel, tomat, alpukat, jeruk keprok,  pisang dan pepaya. Komoditas unggulan pertanian tersebut menunjukkan kecenderungan terlokalisasi di beberapa kecamatan. Sebanyak 31 Kecamatan (73,81 %) memiliki kecenderungan spesialisasi  kegiatan pertanian sedangkan 11 kecamatan (26,19 %) lainnya  tidak  mengkhususkan kegiatan pertaniannya pada komoditas tertentu. Kecamatan Garut dan  Karangpawitan merupakan titik pertumbuhan. Terdapat enam Kecamatan sebagai pusat pelayanan utama, 13 kecamatan  sebagai pusat pelayanan lokal dan 23  Kecamatan  menjadi pusat pelayanan terkecil.