Claim Missing Document
Check
Articles

STRUKTUR UKURAN DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HASIL TANGKAPAN PADA RUMPON PORTABLE DAN RUMPON TRADISIONAL DI PERAIRAN ACEH BARAT Jaliadi -; Roza Yusfiandayani; Mulyono Sumitro Baskoro
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.669 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.1-9

Abstract

Penangkapan ikan telah memberikan konstribusi terhadap peningkatan ekonomi nelayan yang cukup memadai khususnya di wilayah Meulaboh. Semakin meningkatnya kegiatan penangkapan ikan dapat mengalami penurunan stok ikan pada rumpon, namun hal ini akan berdampak negatif terhadap populasi dan pola pertumbuhan dari segi panjang berat ikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan yang tertangkap di sekitar rumponportable dan rumpon tradisional. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang merupakan hasil pengukuran panjang dan berat ikan selama 30 trips, kemudian data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan panjang cagak ikan di sekitar rumpon portableikan tongkol krei (Auxis thazard) dominasi ukuran panjang berkisar antara 24,5-27,5 cmFL dan 34,5-27,5 cmFL, ikan layang (Decapterus russelli) ukuran panjang antara 14,5-17,5 cmFL, ikan ekor kuning (Alepes djadaba) ukuran panjang antara 14,5-17,5 cmFL, ikan selar kuning (Selaroide leptolepis) ukuran panjang antara 14,5-17,5 cmFL. Hubungan panjang berat ikan pada rumpon portable dengan persamaan ikan tongkol krei W= 0,0089FL3,1293, ikan layang W=0,0068FL3,1414, ikan ekor kuning W= 0,0178FL2,8953, ikan selar kuning W= 0,0113FL3,0829. Hubungan panjang beratpada rumpon tradisional dengan persamaan ikan tongkol krei W= 0,0112FL3,0513,ikan layang W=0,011FL2,9588 , ikan ekor kuning W= 0,0632FL2,4025, ikan selar kuning W= 0,0256FL2,7779.Kata kunci:hubungan panjang berat, rumpon portable dan rumpon tradisional, periran Aceh Barat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI UNIT PENANGKAPAN PUKAT CINCIN DI PPN SIBOLGA, SUMATERA UTARA Irwan Limbong; Eko Sri Wiyono; Roza Yusfiandayani
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.409 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.89-97

Abstract

Perairan Sibolga secara geografis cukup strategis, karena terletak di Samudera Hindia, hasil penangkapannya kebanyakan didaratkan di Pelabuhan Perikanan Sibolga. Salah satu alat tangkap yang sangat produktif di Sibolga  adalah pukat cincin dari tahun ketahun meningkatkan jumlah armada unit penangkapan yang berdampak kepada over ekspoitasi pada tahun 2015. Berdasarkan hal tersebut  dijalankan peraturan mengenai pembatasan unit armada alat tangkap pukat cincin dan meningkatkan hasil tangkapan ikan secara bertahap. Efisiensi penggunaan armada kapal penangkapan ikan yang menggunakan alat tanggkap pukat cincin sangat terkait dengan masalah identifikasi faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas dan efektifitas dalam memanfaatkan sumberdaya ikan dilakuan  pengkajian tentang faktor produksi agar mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil tangkapan guna meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah setudi kasus dengan analisis deskriptif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Metode analisis yang digunakan berupa uji asumsi klasik dan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan nyata pada unit alat tangkap pukat cincin di PPN Sibolga yaitu ukuran kapal (X1), daya mesin kapal (X3), panjang jaring (X3), dan tinggi jaring (X4). Hubungan antara faktor­-faktor produksi alat tangkap pukat cincin di PPN Sibolga dapat di presentasikan dalam model fungsi Cobb-Douglas, yaitu sebagai berikut: LnY = -7.034.574 + 21.254 LnX1  + 6.241 LnX2 + 2.369 LnX3 + 54.410 LnX4.Kata kunci:pukat cincin, faktor produksi, PPN Sibolga
KONSTRUKSI PERANGKAP LIPAT UNTUK MENANGKAP LOBSTER AIR TAWAR (Cherax sp.) Vemilia; Gondo Puspito; Didin Komarudin; Roza Yusfiandayani
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 3 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.3.251-264

Abstract

Bubu merupakan alat tangkap pasif yang dioperasikan di dasar perairan. Pengoperasian alat tangkap bubu dilakukan dengan cara perendaman untuk menangkap hewan demersal. Salah satu kontruksi bubu yang banyak digunakan adalah bubu lipat diantaranya bubu payung. Bubu payung banyak digunakan di Belitung Timur untuk menangkap organisme air seperti lobster air tawar. Bubu payung standar memiliki kekurangan yaitu sulit dimasuki lobster. Lobster yang telah terperangkap juga mudah keluar dari pintu masuk, sehingga bubu standar tidak efektif untuk menangkap lobster air tawar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan bubu adalah dengan memperbaiki konstruksi pintu masuk agar lobster mudah memasuki bubu dan sulit ketika meloloskan diri. Penelitian bertujuan unutk menentukan konstruksi pintu yang tepat dan membandingkan hasil tangkapan antara bubu pintu standar dengan pintu modifikasi. Seluruh penelitian dilakukan pada skala laboratorium. Penelitian menggunakan akuarium dan kolam. Uji konstruksi pintu bubu dilakukan di akuarium sedangkan uji makanan dan uji bubu dilakukan di kolam. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konstruksi pintu bubu yang tepat adalah memiliki pintu luar menyentuh dasar bubu, sudut lintasan 40˚ dan bentuk pintu bagian dalamnya persegi panjang. Bubu modifikasi mampu memerangkap lobster sebanyak 76,92%, sedangkan bubu standar sebanyak 23,08% dari seluruh hasil tangkapan. Bubu standar mampu meloloskan lobster sebanyak 78,79%, sedangkan bubu modifikasi hanya sebanyak 21,31%. Umpan yang disarankan untuk uji coba adalah ikan laisi (lemuru). Kata kunci: bubu payung, lobster air tawar, umpan
EFEKTIVITAS BENTUK ATRAKTOR CUMI-CUMI SEBAGAI MEDIA PENEMPELAN TELUR CUMI-CUMI (Loligo sp) Mulyono S. Baskoro; M. Fedi A. Sondita; Roza Yusfiandayani; Indra Ambalika Syari
Jurnal Kelautan Nasional Vol 10, No 3 (2015): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.399 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v10i3.6191

Abstract

Produksi cumi-cumi (Loligo sp) masih sangat tergantung dari hasil tangkapan, sehingga jumlahnya sangat bergantung dengan kondisi alam. Jumlah hasil tangkapan cumi-cumi (Loligo sp) yang terus ditingkatkan namun tidak diiringi dengan kegiatan pengayaan stoknya, maka untuk mempertahankan populasi cumi-cumi diperlukan teknologi terapan yang dapat membantu cumi-cumi (Loligo sp) mudah berkembang biak. Atraktor cumi-cumi merupakan salah satu teknologi yang dapat diaplikasikan untuk membantu pengayaan stok cumi-cumi (Loligo sp) di alam. Atraktor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan dan berbagai bentuk, tergantung dari mudah didapatnya bahan untuk pembuatan atraktor. Penelitian atraktor cumi-cumi (Loligo sp) yang berbeda bentuk dan bahan dilakukan di Perairan Tuing, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan Oktober 2012 sampai bulan Juni 2013. Enam buah atraktor berbentuk kotak dari bahan kayu dan enam buah atraktor berbentuk silinder dari drum bekas diteliti untuk mengetahui keefektifan dari dua bentuk atraktor. Atraktor dipasang pada kedalaman 3-5m dengan cara berselingan antara bentuk kotak dan silinder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penempelan telur cumi-cumi (Loligo sp) lebih banyak pada atraktor bentuk silinder yang mencapai 95% dibandingkan dengan bentuk kotak yang hanya 5%. Atraktor cumi-cumi bentuk silinder dari drum bekas lebih efektif karena bentuknya yang seperti gowa yang dapat menarik atau merangsang cumi-cumi (Loligo sp) untuk menempelkan telurnya.
DAMPAK PENGGUNAAN RUMPON PORTABEL TERHADAP PRODUKTIVITAS, DEGRADASI SUMBER DAYA IKAN DAN POTENSI KONFLIK SOSIAL PERIKANAN PANCING ULUR Domu Simbolon; Roza Yusfiandayani; Dandi Rahmad Putra; Mario Limbong
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.28.1.2022.7-17

Abstract

Pancing ulur merupakan salah satu alat tangkap yang dominan digunakan di Kepulauan Seribu, khususnya di Pulau Panggang. Penggunaan rumpon portabel diharapkan dapat mengoptimalkan operasi penangkapan ikan karena rumpon ini dapat mengkonsentrasikan ikan target tangkapan di suatu area yang diinginkan nelayan (catchable area), sehingga terbentuk daerah penangkapan baru (artificial fishing ground) dalam perikanan pancing ulur. Namun demikian, penggunaan rumpon ini diharapkan tidak menimbulkan degradasi sumber daya ikan dan ekosistem laut serta tidak menimbulkan konflik sosial di antara nelayan sebagaimana sering ditemukan dalam penggunaan rumpon konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk (1) membandingkan produktivitas pancing ulur di sekitar pengoperasian rumpon dan tanpa rumpon portabel, (2) membandingkan tingkat kelayaktangkapan ikan di sekitar rumpon dan tanpa rumpon portabel, dan (3) menganalisis dampak pengoperasian rumpon portabel terhadap degradasi daerah penangkapan ikan dan konflik sosial. Metode penelitian dilakukan dengan teknik wawancara dan kegiatan experimental fishing sebanyak 16 trip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas pancing ulur dengan rumpon portabel tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan tanpa rumpon, namun laju tangkap serta jumlah individu ikan yang tertangkap lebih tinggi dengan menggunakan rumpon portabel. Ikan yang dominan tertangkap pada dua jenis perlakuan (menggunakan rumpon portabel dan tanpa rumpon) relatif sama, dimana hasil tangkapan didominasi oleh ikan kategori layak tangkap, sehingga tidak berpeluang menciptakan degradasi sumber daya ikan di Pulau Panggang. Sebagian besar responden nelayan (94%) memiliki persepsi bahwa rumpon portabel dapat meningkatkan produktivitas tangkapan, namun terdapat juga 60% di antara responden yang beranggapan bahwa penggunaan rumpon portabel berpotensi menciptakan konflik sosial.Handlines are one of the dominant fishing gear used in Pulau Panggang waters. The use of portable FADs is expected to optimize fishing operations because these FADs can concentrate the captured target fish in the catchable area so that a new artificial fishing ground is formed in handlines fisheries. However, it is hoped that using FADs will not cause degradation of fisheries resources and will not cause social conflicts among fishers as is often found in using conventional FADs. This study aimed to (1) compare the productivity of handline catches around FAD operations and without FADs, (2) compare the level of biologically feasible catches around FADs and without FADs, and (3) analyze the impact of portable FAD operations on fishing grounds degradation and social conflict. The research method was carried out using interviews and experimental fishing activities on as many as 16 trips. The results showed that the productivity of handlines using portable FADs was not significant, but the catch rate and the number of individual fish caught were higher using portable FADs. The dominant fish caught in the two types of treatment were relatively similar. Biologically feasible categories dominated the catch, so there was no chance of creating degradation of fish resources in Pulau Panggang waters. Most fishermen respondents have a perception that portable FADs can increase catch productivity. Still, there are also 60% of respondents think that the use of portable FADs has the potential to create social conflict.
Co-Authors Alan Frendy Koropitan Alfi Sahri R. Baruadi Ali Muqsit Am Azbas Taurusman Am Azbaz Taurusman Ari Purbayanto Arif Baswantara Asadatun Abdullah Asep Ma'mun Bambang - Riyanto Bambang Murdiyanto Bambang Murdiyanto Benny Jeujanan Budy Wiryawan Dandi Rahmad Putra Daniel Monintja Danu Sudrajat Desi Rezki Amelia Diniah Diniah Domu Simbolon Edy Miswar Eko Sri Wiyono Endratno Endratno Erfind Nurdin Erfind Nurdin Erfind Nurdin Erlangga Erlangga Erna Almohdar Erwin Tanjaya Esther Afania Ataupah Fahmi Shidiq Febrina Berlianti Febrina Berlianti Fitriyana, Mas Fariz Ganang Dwi Prasetyo Gondo Puspito Hafinuddin Hafinuddin Hanifah Husein Hizbullah Heriyanto Syafutra Ibrahim Kholilullah Ibrahim Kholilullah Imam Shadiqin Imamshadiqin Imamshadiqin Imanullah Imanullah Indra Ambalika Syari Indra Jaya Indra Jaya Indra Jaya Intan Roihatul Jannah Hasly Intan Roihatul jannah Hasly Irwan Limbong Ismiati, Izza Mahdiana Apriliani Jaliadi - John Haluan Luh Putu Ratna Sundari M Fedi Sondita M. Fedi A. Sondita M. Fedi A. Sondita M. Fedi A. Sondita M. Fedi A. Sondita M. Fedi A. Sondita M.P. Sobari Mahiswara Mahiswara Mala Nurilmala Mario Limbong Mas Fariz Fitriyana Misbah Sururi Mochammad Riyanto Mohamad Rafi Mohammad Imron Muhamad Fedi Alfandi Sondita Muhamad Fedi Alfiadi Sondita Muhamad Fedi Alfiadi Sondita Muhamad RE Prayitno Muhammad Agam Thahir Muhammad Agam Thahir Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Muhammad Ihsan Muhammad Irsyad Tawaqal Muhammad Sulaiman Mulyono Baskoro Mulyono Baskoro Mulyono S. Baskoro Mulyono S. Baskoro Mulyono Sumitro Baskoro Mustaruddin . Novia Nanda Saputri Nur Lina M Nabiu Nur Lina Maratana Nabiu Nurjanah Nurjanah Nurjanah Prihatin Ika Wahyuningrum Rachmad Caesario Rama Agus Mulyadi Ridwan Sala Rizsa Mustika Pertiwi Ronny I. Wahju Rosalinda, Salmarika Salmarika Septian Eka Satriawan Sulaeman Martasuganda Supriono Ahmad Sutia Yuningsih Tanjov, Yulia Estmirar Tety Mulyati Arofi Tri Wiji Nurani Vemilia Vicentius Marco Matutina Wahida Kartika Sari Wazir Mawardi Weni Damayanti Win Kartini Yudho Andika Zerli Selvika Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain ZULKARNAIN ZULKARNAIN