Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Analisis Kebijakan Pertanian

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi: Implementasi dan Persepsi oleh Petani Padi Iman Widhiyanto; Nunung Nuryartono; nFN Harianto; Hermanto Siregar
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 15, No 2 (2017): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.664 KB) | DOI: 10.21082/akp.v15n2.2017.99-112

Abstract

Agricultural sector is the government’s priority through fiscal policies. One of the policies implemented is the interest rate subsidy for Food and Energy Security Credit Program (KKP-E). Some Banks had been appointed and in collaboration with the government to provide KKP-E. KKP-E program had lower interest rate than the market rate and it was expected that the farmers could access it. KKP-E was intended to meet the needs of agricultural equipment and farm inputs purchase. Since the program rolled out from 2008 to 2015, the implementation of KKP-E was below the credit limit. This study aimed to analyze the KKP-E implementation, farmers’ perspectives of KKP-E, and change from KKP-E to KUR (People’s Business Credit) for Agricultural Sector. Results of the study showed that KKP-E disbursement was relatively low. KKP-E distribution channels needed enhancement and the credit could not satisfy all farm business. Farmers did not receive KKP-E from the bank on time. Continuity of subsidized credit was important for farmers. Basic scheme of KKP-E program should be applied to KUR for Agricultural Sector. The government and the Banks need to be more actively in socializing the program, to improve financial education, to utilize more advanced technology, and to simplify bureaucracy. AbstrakPemerintah berusaha untuk membangun sektor pertanian melalui berbagai instrumen kebijakan fiskal. Salah satu kebijakan yang telah digulirkan adalah subsidi bunga Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). Pemerintah bekerjasama dengan bank pelaksana menyediakan KKP-E. Petani diharapkan dapat mengakses KKP-E karena tingkat bunganya lebih rendah dari pasar. KKP-E digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembelian peralatan pertanian dan input usaha taninya. Sejak digulirkan pada tahun 2008 sampai dengan 2015, realisasi penyaluran KKP-E masih jauh di bawah plafon kredit, dan realisasi subsidi bunga tidak efisien pada tahun-tahun awal digulirkannya subsidi bunga KKP-E. Penelitian ini bermaksud menganalisis secara diskriptif implementasi KKP-E, perspektif usaha tani terhadap KKP-E, dan perubahan KKP-E menjadi KUR (Kredit Usaha Rakyat) sektor pertanian. Data di lapangan menunjukkan bahwa jangkauan KKP-E masih rendah, saluran distribusi KKP-E perlu ditambah, terjadi fungibility penggunaan KKP-E, pinjaman KKP-E belum dapat memenuhi semua kebutuhan usaha tani, dan pencairan KKP-E masih lama dan tidak tepat waktu. Usaha tani menginginkan agar skim kredit dengan subsidi bunga dapat dilanjutkan di masa yang akan datang. Kemudahan-kemudahan yang ada pada KKP-E hendaknya diterapkan pada KUR sektor pertanian. Pemerintah bersama bank pelaksana perlu lebih masif melakukan sosialisasi dan edukasi keuangan dengan memanfaatkan teknologi yang lebih maju dan menyederhanakan birokrasi. 
Permintaan Pangan Sumber Karbohidrat di Indonesia Prasmita Dian Wijayati; nFN Harianto; Achmad Suryana
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 17, No 1 (2019): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.968 KB) | DOI: 10.21082/akp.v17n1.2019.13-26

Abstract

Rice is the main staple food for Indonesian population. At the same time, per capita consumption of wheat products has increased annually.  One of main government policies related to food consumption is to accelerate food and nutrition diversification based on local food sources. Objective of this study was to understand demand for various carbohydrate food sources at household level by introducing socio-economic variables such as household size, wife working status, and characteristics of household head. This research used Susenas 2017 data at national level.  Demand for food was estimated by the AIDS model.  Rice was still as the most favorable carbohydrate source for Indonesian people. Bread and processed food were categorized as luxurious; while rice, wheat flour, cereals, and roots were as normal goods. Own-price demand elasticity for rice, wheat flour, cereals, and roots were elastic, meanwhile for bread and prepared foods were inelastic. Reducing per capita rice consumption, among others, should be conducted by increasing knowledge and awareness of household members of the importance of food consumption diversification. The government should be aware of the continuing increase in wheat flour imports in line with national economic growth due to high income elasticity for bread and processed food. AbstrakPangan sumber karbohidrat yang merupakan pemasok utama energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari penduduk Indonesia masih didominasi oleh beras.  Bersamaan dengan itu, konsumsi pangan/kapita berasal dari gandum meningkat setiap tahunnya. Di fihak lain, Indonesia memiliki beragam pangan lokal sumber karbohidrat. Salah satu kebijakan utama pemerintah terkait konsumsi pangan adalah mempercepat diversifikasi pangan dan gizi berbasis pangan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permintaan pangan berbagai komoditas sumber karbohidrat di tingkat rumah tangga dengan memasukkan variabel sosial ekonomi yaitu jumlah anggota rumah tangga, status istri bekerja, dan karakterestik kepala keluarga. Penelitian ini menggunakan data Susenas tahun 2017 untuk tingkat nasional dari BPS. Permintaan pangan dianalisis dengan menggunakan model AIDS. Hasil analisis mengkonfirmasi bahwa beras masih menjadi komoditas sumber karbohidrat yang paling diminati masyarakat. Roti dan makanan jadi merupakan golongan pangan mewah sedangkan beras, terigu, padi-padian, serta umbi merupakan barang normal. Elastisitas harga sendiri untuk permintaan komoditas beras, terigu, padi-padian, dan umbi bersifat inelastis sedangkan roti dan makanan jadi tergolong elastis. Dari hasil penelitian ini disarankan upaya pengurangan konsumsi beras/kapita diantaranya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran anggota rumah tangga mengenai manfaat diversifikasi pangan dan gizi untuk memelihara hidup sehat dan produktif. Pemerintah perlu mewaspadai berlanjutnya peningkatan impor terigu sejalan dengan  pertembuhan ekonomi nasional karena roti dan makanan jadi memiliki elastisitas pendapatan yang tinggi.
Co-Authors A Faroby Falatehan Abd. Rasyid Syamsuri Achmad Suryana Ahmad Zainuddin Alghif Aruni Nur Rukman Amzul Rifin Anggita Tresliyana Suryana Anisa Dwi Utami Annisa Fitri Antik Suprihanti Aprilia Bella R. Rifaini Arham Rivai Arief Daryanto Arief Daryanto Astari Miranti Bintang C. H. Simangunsong Bonar M Sinaga Bonar M. Sinaga Bonar M. Sinaga Bonar M. Sinaga Bonar M. Sinaga Bonar Marulitua Sinaga Bonar Marulitua Sinaga Bonar Marulitua Sinaga Bungaran Saragih Dahlia Nauly Dedi Budiman Hakim Devi Agustia Dian Hafizah, Dian Dominicus Savio Priyarsono Dudi Septiadi Dwi Ajeng Kartini Apriliyanti Dwi Rachmina Edy Siswanto Eka Dewi Satriana Eka Monika Manihuruk Ekamonika Manihuruk Ervina Mela Dewi, Yandra Arkeman, Erliza Noor, Noer Azam Achsani Erwinsyah Erwinsyah Erwinsyah, Erwinsyah Fitria Virgantari Freshty Yulia Arthatiani Gita Vinanda Gita Vinanda Hariadi Kartodiharjo Harmini, Harmini Heny Kuswanti Heny Kuswanti Suwarsinah Daryanto Herawati Herawati Hermanto Siregar I Ketut Kariyasa Iman Widhiyanto Izzuddin A Hakim Joko Adrianto Kuntjoro Kuntjoro Kusmaria Lukman M. Baga Lukytawati Anggraeni M. Parulian Hutagaol Maharani Tristi Manalu, Doni Sahat Tua Manuntun Parulian Hutagaol Maria Trisanti Saragih Meily Andriani Meylani Lestari Michael Jourdan Moeljopawiro, Sugiono Muh Saiful Djafri Muhamad Yunus Muhammad Emil Rahman Muhammad Fadil Hidayat Muhammad Fathul Anwar Muhammad Firdaus Nandika Aisya Pratiwi Novia Fitri Yanti Saragih Nuni Anggraini Nunung Kusnadi Nunung Nuryartono Nur Afni Evalia Nurul Iski Prasmita Dian Wijayati Rahman, Muhammad Emil Ratna Winandi Ratna Winandi Asmarantaka Ratna Winandi Asmarantaka Ratna Winandi Asmarantaka Reni Kustiari Risnayanti Ulfa Aulia Risnayanti Ulfa Aulia Rita Nurmalina Rita Yuliana Rizki Amalia Rizki Puspita Dewanti Rizma Aldillah Saragih, Edwin S Sevi Oktafiana Fortunika Sherley Siseraf Pamusu Sinaga, Bonar M. Siti Yuliaty Chansa Arfah Sitorus, Santun RP Sonitia Verawati Sinaga Sri Hartoyo Sri Hartoyo Sri Hery Susilowati Sri Utami Kuntjoro Stevana Astra Jaya Suharno Suprehatin Suprehatin Surya Abadi Sembiring Susilowati, Sri Hery Tanti Novianti Tjipta Purwita Veralianta Br Sebayang Wahyu Budi Priatna Yahdi Zaky Yosephine Vincensia Sinaga Yundari, Yundari Yusman Syaukat