Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search
Journal : Indonesia Medicus Veterinus

Karakteristik Lokus Mikrosatelit D10s1432 pada Populasi Monyet Ekor Panjang Di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi Maharani, Dini; Soma, I Gede; Wandia, I Nengah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (3) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.624 KB)

Abstract

Karakterisasi lokus mikrosatelit berbagai marka molekul untuk mengungkapkan variasi genetik populasi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan karakteristik lokus mikrosatelit D10S1432 yang meliputi jumlah alel, frekuensi alel, dan heterozigositas pada populasi monyet ekor panjang di Taman Nasional Alas Purwo. Sejumlah 14 sampel darah dari vena femoralis dikoleksi dari populasi monyet ekor panjang di Taman Nasional Alas Purwo sebagai sumber DNA. Ekstraksi DNA total menggunakan QIAamp DNA Blood Kits dari Qiagen. Selanjutnya lokus mikrosatelit D10S1432 diamplifikasi melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) sebanyak 30 siklus dengan suhu annealing 57°C. Variasi alel mikrosatelit dipisahkan dengan elektroforesis pada gel poliakrilamid 7% dan dimunculkan dengan pewarnaan perak. Penelitian mengidentifikasi empat jenis alel pada lokus D10S1432 dengan panjang berkisar antara 164 bp sampai 170 bp. Frekuensi alel bervariasi, yaitu alel 164 (0,10); 166 (0,32); 168 (0,29); dan 170 (0,29), serta nilai heterozigositas lokus sebesar 0,75. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lokus mikrosatelit D10S1432 pada populasi monyet ekor panjang di Taman Nasional Alas Purwo bersifat polimorfik, dan marka yang baik dapat mengungkapkan variasi genetik populasi.
Keragaman Fenotipe Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) di Kabupaten Jembrana Bali: Warna Kulit dan Pusaran Rambut Yulianty, Syifaurrachmah; Soma, I Gede; Wandia, I Nengah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (2) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.082 KB)

Abstract

Sifat fenotipik Kualitatif merupakan karakteristik yang tidak dapat diukur namun dapat dibedakan dengan jelas. Warna kulit dan pusaran rambut adalah contoh dari sifat fenotipik kualitatif yang sering menjadi pertimbangan dalam memilih kerbau makepung. Penelitian observasional yang dilakukan pada 63 ekor kerbau lumpur jantan yang digunakan sebagai kerbau pacu, bertujuan untuk mengetahui perbedaan fenotipe (warna kulit dan pusaran rambut) kerbau lumpur antara Blok Ijo Gading Barat dan Blok Ijo Gading Timur di Kabupaten Jembrana, Bali. Data dianalisis dengan Uji Chi-Square dan Korespondensi Berganda untuk menggambarkan profil dari karakteristik dua blok kerbau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua jenis warna kulit pada kerbau dari kedua blok. Warna tersebut adalah abu-abu gelap yang lebih dominan dan albino, yang proporsinya tidak berbeda nyata (p?0,05) antara Blok Ijo Gading Barat dan Blok Ijo Gading Timur. Dari semua karakteristik pusaran, pusaran pada bahu kanan dan bahu kiri memiliki proporsi yang berbeda dengan mitranya pada kedua blok. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa profil fenotipe kerbau lumpur di Blok Ijo Gading Barat adalah sama dengan di Blok Ijo Gading Timur.
Laporan Kasus: Hernia Abdominalis pada Anjing Ras Mix Pug Andini, Ni Made Ria; Wandia, I Nengah; Wirata, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.815 KB)

Abstract

Hernia abdominalis adalah suatu kondisi keluarnya organ viscera dari ruang abdomen melalui celah atau cincin pada dinding abdomen, sehingga terlihat adanya penonjolan. Hernia abdominalis dapat dibedakan berdasarkan lokasi, diantaranya adalah subcostal, prepubis (ligamen cranial pubis), dan paracostal. Seekor anjing mix pug berumur 3 tahun, berat 4,1 kg dan berjenis kelamin betina diperiksa di Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dengan keluhan adanya penonjolan pada abdomen atau lebih tepatnya pada cranial pubis. Pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa penonjolan tersebut berbentuk kantong dan ada isinya. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan isi dari kantong tersebut adalah usus. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut anjing didiagnosa mengalami hernia abdominalis dengan prognosa fausta. Anjing ditangani dengan melakukan pembedahan (insisi) pada kantong hernia untuk mengeksplorasi cincin hernia dan mereposisi usus yang keluar. Pascaoperasi anjing diberikan antibiotik cefotaxime, hari pertama sampai hari kelima diberikan antibiotik ciprofloxacin dengan analgesik asam mefenamat. Pengobatan yang dilakukan mendapatkan hasil yang baik dan anjing dapat sembuh.
Polimorfisme Lokus Mikrosatelit D18S536 pada Populasi Monyet Ekor Panjang di Pancasari, Bali PAUJIAH MUR, MIKEU; SOMA, I GEDE; WANDIA, I NENGAH
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (2) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.378 KB)

Abstract

Marka molekul mikrosatelit merupakan segmen langsung dari genom (DNA) sehingga variasi genetik yang ditemukan mencerminkan variasi genetik yang sebenarnya. Penelitian ini untuk mengkaji polimorfisme lokus mikrosatelit D18S536 pada populasi monyet ekor panjang di Pancasari, Bali. Sejumlah 10 sampel darah telah dikoleksi dan DNA total diekstraksi menggunakan QIAamp DNA Blood Mini Kit dari Qiagen. Lokus mikrosatelit D18S536 di amplifikasi dengan tekhnik polymerase chain reaction (PCR) dengan suhu annealing 54o C. Alel dipisahkan dengan elektroforesis pada gel poliakrilamid 7% dan dimunculkan dengan pewarnaan perak. 4 jenis alel pada lokus D18S536 dalam populasi monyet ekor panjang di Pancasaril dengan panjang alel berkisar 160-172 bp. Frekuensi alel bervariasi, alel 168 (0,45) memiliki frekuensi tertinggi disusul alel 164 (0,25), alel 160 (0,2) dan alel 172 (0,1). Heterosigositas lokus D18S536 sebesar h= 0,72. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lokus D18S536 pada populasi monyet ekor panjang di Pancasari bersifat polimorfik.
Laporan Kasus: Prolapsus Rektum pada Kucing Persia Peaknose Muhadjir, Iin Mutmainnah; Wandia, I Nengah; Wardhita, Anak Agung Gde Jaya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (5) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.651 KB)

Abstract

Prolapsus rektum merupakan suatu kondisi keluarnya satu atau lebih lapisan rektum melalui orificium ani. Prolapsus umumnya terjadi pada hewan muda dan tua karena konstipasi, endoparasit, diare, faktor keturunan, kehilangan daya spinchter ani dan pelonggaran selaput lendir rektum. Seekor kucing datang ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Udayana dengan keluhan prolapsus berulang, nafsu makan baik, dan kucing pasif. Pemeriksaan fisik menunjukkan pada bagian rektum yang mengalami prolapsus memiliki perbedaan warna, bagian proksimal berwarna merah muda sedangkan bagian distal berwarna merah dan mengecil. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa kucing layak untuk dioperasi. Kucing dioperasi dengan menggunakan teknik reposisi rektum. Rektum dimasukkan secara perlahan dengan manual, kemudian dilakukan penjahitan di sekeliling anus dengan pola purse string. Perawatan pascaoperasi dilakukan dengan memberikan antibiotik amoxicilline long acting 1 ml/10 kg BB, dilanjutkan dengan amoxicilline sirup (10-25 mg/kg BB; q 12h) dan antiinflamasi dexamethasone (0,1-0,2 mg/kgBB; q12h). Namun kucing mengalami kematian pada hari kedua pascaoperasi.
Karakteristik Lokus Mikrosatelit D7S1789 pada Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Wenara Wana, Padang Tegal, Ubud, Bali. DWIWANDANA, BASYOFI; SUATHA, I KETUT; WANDIA, I NENGAH
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (4) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.753 KB)

Abstract

Mikrosatelit merupakan segmen langsung dari materi genetik (DNA), sehingga penggunaannya sebagai marka molekuler akan lebih mencerminkan karakteristik genetik dari suatu populasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi lokus mikrosatelit D7S1789 dan mengungkapkan status polimorfismenya pada populasi monyet ekor panjang di Wenara Wana, Padang Tegal, Ubud, Bali. Variabel yang diamati adalah jumlah dan jenis alel, frekuensi dan heterozigositas. Sejumlah 18 sampel darah dikoleksi dari populasi monyet ekor panjang di Wenara Wana Padang Tegal Ubud Bali sebagai sumber DNA. DNA total diekstraksi menggunakan QIAmp DNA Blood Mini Kit dari Qiagen. Lokus mikrosatelit D7S1789 diamplifikasi dengan teknik polymerase chain reaction (PCR) sebanyak 30 siklus dengan suhu annealing 570C. Selanjutnya, alel dipisahkan dengan elektroforesis pada gel poliakrilamid 8% dengan tegangan 110 volts selama 110 menit dan dimunculkan dengan pewarnaan perak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ditemukan satu jenis alel pada lokus D7S1789 pada populasi monyet ekor panjang di Wenara Wana Padang Tegal Ubud Bali dengan panjang alel 216 pasang basa. Lokus D7S1789 pada populasi monyet ekor panjang di Wenara Wana Padang Tegal Ubud Bali bersifat monomorfik (homozigot). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa lokus mikrosatelit D7S1789 kurang baik digunakan sebagai marka molekuler untuk mengkaji variasi genetik populasi monyet ekor panjang di Wenara Wana Padang Tegal Ubud Bali.
Karakteristik dan Kedudukan Foramen Infraorbitalis dan Foramen Mentale pada Tengkorak Sapi Bali Silaban, Root Elisa; Wandia, I Nengah; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (4) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.676 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kedudukan foramen infraorbitalis dan foramen mentale pada tengkorak sapi bali. Penelitian ini menggunakan tujuh tengkorak sapi bali jantan dewasa dan tiga tengkorak sapi betina dewasa lengkap dengan tulang rahang bawah (os mandibulare). Pengukuran dilakukan terhadap diameter foramen infraorbitalis, jarak antara foramen infraorbitalis ke tuber fascialis, jarak antara foramen infraorbitalis ke os premaxilla, dan panjang canalis infraorbitalis, diameter panjang foramen mentale, jarak antara foramen mental ke dentes premolar I, jarak antara foramen mentale ke margo kranialis mandibula. Data yang didapat ditabulasi dan dianalisis secara statistika dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik foramen infraorbitalis pada tengkorak sapi bali dewasa menunjukkan bahwa rataan diameter foramen infraorbitalis 0,82 cm dan panjang canalis infraorbitalis 12,45 cm parameter tersebut relatif seragam. Kedudukan foramen infraorbitalis dan rataan jarak foramen infraorbitalis ke tuber fascialis 4,25 cm, jarak foramen infraorbitalis ke margo kranialis os nasal 12,45 cm juga relatif seragam. Untuk karakteristik foramen mentale pada tengkorak sapi bali dewasa menunjukkan bahwa rataan diameter panjang foramen mentale 0,94 cm. Jarak foramen mentale ke dentes premoral I rataannya 3,89 cm dan jarak foramen mentale ke margo kranialis mandibula 5,93 cm, relatif seragam. Simpulannya adalah karakteristik dan kedudukan foramen infraorbitalis dan foramen mentale pada sapi bali dewasa dapat ditentukan dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh secara klinik dapat dijadikan referensi untuk menentukan kedudukan foramen infraorbitalis dan foramen mentale pada tengkorak sapi bali.
Laporan Kasus : Penanganan Bedah terhadap Kejadian Endometritis pada Kucing Lokal Sendana, Lois; Wandia, I Nengah; Dada, I Ketut Anom
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (5) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.204 KB)

Abstract

Endometritis merupakan suatu kondisi terjadinya radang pada dinding uterus. Penyebabnya dapat berupa mikroorganisme yang masuk melalui organ reproduksi betina pada saat perkawinan atau melahirkan. Seekor kucing datang ke Rumah Sakit Hewan Universitas Udayana dengan keluhan adanya leleran darah dan nanah pada vulva, sudah beberapa kali kawin tetapi tidak bunting, dan nafsu makan baik. Hasil pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan adanya penebalan yang terjadi pada dinding uterus dan gambaran anechoic di dalam organ uterus yang mengindikasikan adanya cairan. Penanganannya adalah dengan melakukan pembedahan ovariohisterektomi, yaitu pengangkatan ovarium dan uterus. Premedikasi yang digunakan adalah atropin sulfat sebanyak 0,3 ml secara subkutan. Anestesi yang diberikan adalah kombinasi ketamin sebanyak 0,5 ml dan xylazin sebanyak 0,3 ml secara intravena. Pembedahan dilakukan dengan laparatomi mulai dari kulit hingga peritoneum. Ligasi dilakukan pada proksimal ovarium kanan dan kiri. Bifurkasio uteri ditelusuri untuk mendapatkan kornua uteri, bagian distal diligasi sebanyak dua kali dan pemotongan pada proksimal serviks lalu melakukan kontrol pendarahan. Perawatan pascaoperasi dengan antibiotik berupa amoxicillin sirup sdengan jumlah pemberian 1,5 ml sebanyak 3 kali sehari selama 7 hari dan antiinflamasi berupa dexamethasone tablet dengan jumlah pemberian 0,3 gram sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari. Pengobatan topikal, diberikan salep betamethasone valerat dan neomycin sulfate yang memiliki kandungan antiinflamasi dan antibiotik setiap 2 kali sehari selama 5 hari. Benang jahit dibuka pada hari ketujuh dengan kondisi luka yang sudah kering dan kucing mengalami kesembuhan.
Struktur Genetik Penyu Hijau Di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, Dengan Marker Molekul D-Loop Dna Mitokondria SUPARTHA, DEWA AYU PUTU ARIE SERATHAN; WINDIA ADNYANA, IDA BAGUS; WANDIA, I NENGAH
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (3) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.974 KB)

Abstract

Penelitian ini menggunakan 310 sampel jaringan Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang ditangkap di ruaya pakan perairan Berau, kemudian akan menampilkan hasil temuan 86 sampel jaringan di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Identifikasi asal usul dari Penyu Hijau di ruaya pakan dilakukan dengan menggunakan marker molekul d-loop (displacement loop) DNA mitokondria melalui amplifikasi teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Produk PCR kemudian diurutkan (sequencing) di Macrogen inc. (Korea). Hasil pengurutan kemudian dianalisis menggunakan program MEGA 4.0, DNAsp 5.10, dan BAYES. Penyu Hijau yang ditemukan di habitat pakan tersebut terdiri dari 11 haplotipe yaitu D2 (N=35; 40.7%), C3 (N=19; 22.1%), C5 (N=12; 14%), C14 (N=7; 8.14%), A3 (N=5; 5.81%), E2 (N=2; 2.33%), NEW 1 (N=2; 2.33%), B4 (N=1; 1.16%), NEW 2 (N=1; 1.16%), NEW 3 (N=1, 1.16%), dan NEW 4 (N=1; 1.16%). Selanjutnya persentase kontribusi populasi dari beberapa habitan peneluran dan beberapa unit menejemen dihitung menggunakan Mixed Stock Analysis (MSA) dengan program BAYES, dengan hasil presentase Berau Islands (56.56%), Sulu Sea (52.59%), Papua Nugini (17.48%), dan Mikronesia (13.21%).
Struktur Genetika Populasi Monyet Ekor Panjang Di Alas Kedaton Menggunakan Marka Molekul Mikrosatelit D18S536 lumban gaol, Alda dasril; wandia, I nengah; Suatha, I ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (1) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.143 KB)

Abstract

Struktur genetika populasi adalah kondisi intrinsik (genetik) suatu populasi. Pengungkapan struktur genetika dapat memberikan gambaran apakah kehidupan suatu populasi dalam keadaan aman atau terancam. Populasi dengan struktur genetika yang tinggi akan membuat potensial evolusi yang baik terhadap faktor-faktor yang bersifat stokastik. Pada tingkat DNA dengan menggunakan marka molekul mikrosatelit struktur senetika suatu populasi dapat diungkap. Marka molekul mikrosatelit merupakan segmen langsung dari genom (DNA) sehingga variasi genetik yang ditemukan mencerminkan variasi genetik yang sebenarnya. Penelitian menggunakan lokus mikrosatelit D18S536 untuk mengkaji struktur genetika populasi monyet ekor panjang di Alas Kedaton yang meliputi jumlah dan jenis alel, frekuensi alel, dan heterosigositas. Sejumlah 16 sampel darah dari populasi monyet ekor panjang di Alas Kedaton sebagai sumber DNA. DNA diekstraksi dengan menggunakan QIAamp DNA Blood Mini Kit dari Qiagen. Lokus mikrosatelit D18S536 kemudian di PCR, sebanyak 30 siklus dengan suhu annealing 450 C. Selanjutnya, pada gel poliakrilamid 7% alel dipisahkan dengan elekrtoforesis dan dimunculkan dengan pewarnaan perak. Hasil penelitian mengidentifikasi 5 jenis alel pada lokus D18S536 dalam populasi monyet ekor panjang di Alas Kedaton dengan panjang alel berkisar antara 160-176 pasang basa. Frekuensi alel bervariasi, alel 160 (0,31) memiliki frekuensi tertinggi di susul alel 164 (0,22), alel 168 (0,22), alel 172 (0,19) dan alel 176 (0,06). Heterosigositas populasi monyet ekor panjang di Alas Kedaton menggunakan lokus D18S536 sebesar 0,79. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lokus D18S536 pada populasi monyet ekor panjang di Alas Kedaton bersifat polimorfik.
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Agus Wawan Darmawan Aida Lousie Tenden Rompis Alda dasril lumban gaol An'nisafitri Lutviana Anak Agung Ayu Mirah Adi Anak Agung Gde Jaya Wardhita, Anak Agung Gde Jaya Anak Agung Keswari Krisnandika Anak Agung Oka Wijaya Anak Agung Wisnu Kusuma Putra Andini, Ni Made Ria Ayu Ratnasari BASYOFI DWIWANDANA Bellantari, Melinda Darmawan, I Putu Gede Buda Daud Steven Triyomi Hariyanto Debora Selfia Br Manurung DEWA AYU PUTU ARIE SERATHAN SUPARTHA Dini Maharani Evi kumala dewi Febio Tomasini Marciano Meus Fedri Rell Gde Angga Caka Primanditha, Gde Angga Caka Gurning, Santri Devita Sari Hasanah, Putri Nur Hidayah, Dinda Nur I GA Artha Putra I Gede Soma I Gusti Agung Arta Putra I Gusti Agung Ayu Suartini I Gusti Agung Gede Putra Pemayun I Gusti Ngurah Kade Mahardika I Gusti Ngurah Sudisma I K. SUATHA I Ketut Anom Dada I Ketut Puja I Ketut Suatha I Made Bagus Arya Permana Ardiana Putra I Made Dwinata I NYOMAN ADI SURATMA I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Nyoman Suartha I Nyoman Sulabda I Putu Gede Yudhi Arjentinia I Wayan Batan I Wayan Wirata I. B. WINDIA ADYANA Ida Bagus Oka Winaya Ida Bagus Windia Adnyana Jefri Ndawa Rumba Made Rahayu Kusumadewi Made Raysa Merliana Maharani, Nisa Mahmud Siswanto Mahmud Siswanto MIKEU PAUJIAH MUR MUAZIN MUAZIN Muhadjir, Iin Mutmainnah Murdayasa, I Wayan Gde Ni Luh Made Ika Yulita Sari Hadiprata Ni Nyoman Trinayani Ni Nyoman Trinayani Ni Nyoman Trinayani Ni Wayan Patmawati Ni Wayan Patmawati Ni Wayan Patmawati Nugraha, Elisabeth Yulia Putu Suastika Rahmiati, Nur Ilmi Risha Catra Pradhany Rostiani Silta RUSMI AKIRA S. K. WIDYASTUT Saputra, Muhammad Rama Imam Saulina, Renata Sendana, Lois Sihombing, Tri Indra Erikson Silaban, Root Elisa Sri Kayati Widyastuti Suastika , Putu Theresa Utami Tjokorda Sari Nindhia WAODE SANTA MONICA Wibisono, Hanif Wahyu Wulandari Wulandari Yesy Febnica Dewi Yulianty, Syifaurrachmah ZAKIATUN MUHAMMAD