Claim Missing Document
Check
Articles

Sensitivity of Vibrio parahaemolyticus, V. vulnificus and V. harveyi Against Chloroxylenol (4-Chloro-3,5-dimethylphenol , C8H9ClO) Antiseptic and Pine Oil Disinfectant Subagiyo Subagiyo; Ervia Yudiati; Nuril Azhar; Rabia Alghazeer
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 3 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i3.9126

Abstract

Vibrio spp. genus is known as a marine indigeneous bacteria. Vibrio parahaemolyticus, V. vulnificus and  V. harveyi are pathogenic Vibrio. This study aims to assess the sensitivity of three Vibrio species (V parahaemolyticus, V. vulnificus and V. harveyi) isolated from shrimp pond against two type of disinfectant with different active compound namely Chloroxylenol (4-Chloro-3,5-dimethylphenol, C8H9ClO) and pine oil. The assessment was done by Kirby-Bauer disk diffusion methods in Zobell agar media with two different concentration (10 and 100 ppm) and replicated in three times. Sensitivity of Vibrio spp. was analized based on the inhibition zone activity produced by disinfectant. Results showed that sensitivity of Vibrio spp. against disinfectant Chloroxylenol 4.8% at 100 ppm were higher than 10 ppm. The increment of V parahaemolyticus was 182 %, V. vulnificus was 47 % and V. harveyi was 43 %, respectively.  Susceptibility of antiseptic with Chloroxylenol 4.8% at 100 ppm was arised to 152 % (V. parahaemolyticus), 43 % (V. vulnificus) and 31 % (V. harveyi) when compared to 2.5% pine oil disinfectant. It can be concluded that Chloroxylenol  4,8 % active compound and pine oil were able to inhibit the Vibrio spp. growth. 
Bioakumulasi Arsen (As) dan Merkuri (Hg) pada Bivalvia dari Pesisir Sekitar Demak dan Surabaya Indonesia Chrisna Adhi Suryono; Agus Sabdono; Subagiyo Subagiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.846 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.6257

Abstract

The coastal waters at Demak and Surabaya as areas for fishing ground bivalve for consumption proposes.  Unfortunately, mostly the coastal land these areas were used for industry and settlement, it will have an impact on the coastal environment.  Heavy metal is one of aspect on coastal environments will give impact, especially on bivalves. This study aims to determine the metal As and Hg in several of bivalves tissue, seawater, sediments and bioaccumulation factors in the of Demak and Surabaya coastal waters. The analysis of As and Hg content in bivalves tissue, sediments and seawater using ICPMS. The results showed bivalves, sediments and seawater samples were found As and Hg concentrations. The highest concentration of As was found in the sediments; meanwhile the highest Hg concentration was found in the bivalve tissue of P. attenuatus > A. pectinata > A.inaequivalvis > A. granosa > P. viridis > P. undulada > M. hiantina respectively.  The BAF bioaccumulation factor a significant difference p = 0.021 and the BSAF sediment bioaccumulation factor showed a very highly significant difference p = 0.009. The concentration of As, Hg and bioaccumulation factors in the two fishing ground bivalves areas shows a difference. Pesisir sekitar Demak dan Surabaya merupakan daerah fishing ground berbagai jenis bivalvia untuk dikonsumsi.  Namun sekarang pesisir daratan sebagian besar dimanfaatkan untuk industri dan pemukiman hal tersebut akan memberi dampak pada lingkungan pesisir.  Logam berat merupakan salah satu aspek yang memberi dampak pada linkungan pesisir terutama pada bivalvia.  Penelitian ini bertujuan mengetahui logam As dan Hg yang terdapat dalam jaringan beberapa jenis bivalvia, air laut, sedimen serta faktor bioakumulasi di pesisir Demak dan Surabaya.  Analisa kandungan As dan Hg dalam jaringan bivalvia, sedimen dan air laut menguunakan ICPMS.  Hasil penelitian menunjukan sampel bivalvia, sedimen dan air laut ditemukan As dan Hg.  Konsentrasi As tertinggi ditemukan dalam sedimen, sedangkan konsentrasi Hg tertinggi ditemukan dalam jaringan bivalvia secara berurutan P. attenuatus > A. pectinata > A.inaequivalvis > A. granosa > P. viridis > P. undulada > T. timorensis. Adanya perbedaan yang nyata p=0.021 terhadap faktor bioakumulasi BAF dan faktor bioakumulasi sedimen BSAF menunjukan perbedaan yang sangat nyata p = 0.009.  Konsentrasi As, Hg dan faktor bioakumulasi di kedua daerah fishing ground bivalvia menunjukan adanya perbedaan.
Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri Asam Laktat Intestinal Udang Penaeid Tipe Liar Terhadap Bakteri Vibrio Subagiyo Subagiyo; Triyanto Triyanto; Sebastian Margino; Feri Setiawan; Wilis Ari Setyati; Rini Pramesti
Jurnal Kelautan Tropis Vol 20, No 1 (2017): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.386 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v20i1.1348

Abstract

Lactic acid bacteria are groups of bacteria that have been commonly used as probiotics with functional targets controlling pathogens. In this study, BAL were isolated from penaeid shrimp intestinum was captured in natural waters and were tested of antibacterial activity against 3 types of pathogenic vibrio bacteria in shrimp. The shrimp samples were taken from the North Coast of Java (Situbondo and Semarang) and the South coast of Java (Cilacap). BAL isolation was done by pour plate method using MRS medium enriched with CaCO3. The antibacterial activity test was performed by using paper diffusion method using V. harveyi, V. anguilarum and V. parahaemolyticus as bacteria indicator. The isolation result obtained 224 isolates of BAL intestinal of penaeid shrimp. The active BAL isolates against V. Harveyi, V. anguilarum and V. parahaemolyticus were 59, 83 and 66 isolates, respectively. Isolates are active against 3 types, 2 types and 1 type of Vibrio were 51, 25 and 11 isolates respectively.  Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang telah banyak digunakan sebagai probiotik dengan target fungsional mengendalikan pathogen. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi BAL dari intestinum udang penaeid yang ditangkap di perairan alam dan pengujian aktivitas antibakteri terhadap 3 jenis bakteri vibrio pathogenik pada udang. Sampel udang diambil dari Pantai Utara Jawa (Situbondo dan Semarang) dan pantai Selatan Jawa (Cilacap). Isolasi BAL dilakukan dengan metode taburan menggunakan medium MRS yang diperkaya dengan CaCO3. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan paper diffusion method menggunakan bakteri uji V. harveyi, V. anguilarum dan V. parahaemolyticus. Hasil isolasi diperoleh 224 isolat BAL intestinal udang penaeid. Isolat BAL yang aktif terhadap V. Harveyi, V. anguilarum dan V. parahaemolyticus berturut-turut 59, 83 dan 66 isolat. Isolat yang aktif terhadap 3 jenis, 2 jenis dan 1 jenis Vibrio uji berurut-turut 51, 25 dan 11 isolat.
Optimasi Suhu Dan Ph Pertumbuhan Lactococus Lactic Isolat Ikan Kerapu Subagiyo Subagiyo; Ria Azizazh Tri Nuraeni; Wilis Ari Setyati; Adi Santoso
Jurnal Kelautan Tropis Vol 19, No 2 (2016): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.184 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v19i2.844

Abstract

Temperature and pH is one of the environmental factors that influence microbial growth, so it needs to be optimized in order to obtain optimum values for cell production. The experiments were performed using the medium of   ROGOSA and Sharpe (MRS). The pH value is set with the addition of 1 N NaOH and 1N HCl to obtain a pH value of 4, 5, 6, 7, and 8. Optimization of temperature performed by incubation at 25, 30, 35 and 40 oC. Bacterial growth was measured by changes in optical density at 600 nm wave-lengh. The results showed that the initial pH of 7 is the initial pH value which produces the most rapid growth, while the initial pH 4 provides the slowest growth. Temperature that produces the most rapid growth is 30 and 35 ° C while the temperature 40oC produce the slowest growth.  Suhu dan pH merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mikrobia, sehingga perlu untuk dilakukan optimasi guna mendapatkan nilai-nilai yang optimum untuk produksi sel. Percobaan dilakukan menggunakan medium deMan, Rogosa and Sharpe (MRS). Nilai pH  diatur dengan penambahan NaOH 1 N dan HCL 1N hingga diperoleh nilai pH 4, 5, 6, 7, dan 8.. Optimasi suhu dilakukan dengan inkubasi pada suhu 25, 30, 35 dan 40 oC . Pertumbuhan bakteri diukur berdasarkan perubahan optical density pada panjang geliombang 600 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH awal 7 merupakan nilai pH awal yang menghasilkan pertumbuhan yang paling cepat sedangkan pH awal 4 memberikan pertumbuhan yang paling lambat. Suhu yang menghasilkan pertumbuhan paling cepat adalah 30 dan 35 oC sedangkan suhu 40oC menghasilkan pertumbuhan yang paling lambat. Kecepatan agitasi yang menghasilkan pertumbuhan paling cepat adalah 100 rpm dan paling lambat 150 rpm.  
Karakterisasi Senyawa Bioaktif Kapang Laut Trichoderma asperellum MT02 dengan Aktivitas Anti-Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) E. coli Mada Triandala Sibero; Aninditia Sabdaningsih; Ocky Karna Radjasa; Agus Sabdono; Agus Trianto; Subagiyo Subagiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 1 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.413 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i1.3528

Abstract

The Trichoderma asperellum MT02 has been reported to has antibacterial activity against the Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) E. coli based on the screening results through an agar plug method. This study aimed to evaluate the antibacterial activity of T. asperellum MT02 and characterize the composition of the bioactive compounds group possessed in its crude extract. The isolate was cultured in the Malt Extract Broth (MEB) media (static, 27 oC, 15 days). The intracellular metabolites from mycelium were extracted using methanol while extracellular metabolites from broth media were extracted using ethyl acetate. The antibacterial activity of crude extracts was tested using the paper disc diffusion method while bioactive compounds were characterized using the phytochemical method. The results showed that the antibacterial activity of the broth media extract performed a greater activity than the crude extract from the mycelium. The crude extract from mycelia only contained flavonoid and phenol hydroquinone compounds while the crude extract from broth media contains alkaloids, flavonoids, phenols hydroquinone and saponins. Kapang Trichoderma asperellum MT02 telah dilaporkan memiliki potensi sebagai penghasil senyawa antibakteri melawan Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) E. coli berdasarkan hasil penapisan melalui metode agar plug. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kasar kapang T. asperellum MT02 serta komposisi golongan senyawa bioaktif yang dimiliki. Kapang dikultur pada media Malt Extract Broth (MEB) (statis, 27 oC, 15 hari) di mana metabolit intraseluler dari miselium diekstrak menggunakan metanol sedangkan metabolit ekstraseluler dari media kaldu diekstrak menggunakan etil asetat. Aktivitas antibakteri ekstrak kasar diuji menggunakan metode difusi kertas cakram sedangkan senyawa bioaktif dikarakterisasi menggunakan metode fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri asal ekstrak media kaldu lebih baik dibandingkan ekstrak kasar asal miselium kapang. Ekstrak kasar kapang asal miselia hanya mengandung senyawa golongan flavonoid dan fenol hidrokuinon sedangkan ekstrak kasar asal media kaldu mengandung alkaloid, flavonoid, fenol hidroquinon dan saponin.
Ekologi Perairan Semarang – Demak : Inventarisasi Jenis Kerang yang Ditemukan di Dasar Perairan Chrisna Adhi Suryono; Ita Riniatsih; Ria Azizah; Ali Djunaedi; Baskoro Rochaddi; Subagiyo Subagiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 20, No 2 (2017): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.378 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v20i2.1700

Abstract

The present study was conducted to inventory the cockles (bivalve) in coastal waters between Semarang to Demak.  The samples were collected by bottom trawl modification (dragger) around those areas.  The results were found ten various cockles there were Anadara granosa, A. pilula, A. gubernaculum, A. inaequivalvis, Pharella javanica, Paphia undulate, Marcia hiantina, Harvella plicataria, Mactra violacea, and Placuna placenta.  Meanwhile the waters quality in the in this areas still support to organisms to survive based on the standard water quality from Indonesian Ministry of Environmental.  Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi jenis jenis kerang yang ada di perairan antara Semarang dan Demak.  Sampel diambil dengan trawl dasar modivikasi (dragger) sekitar perairan tersebut.  Hasil penelitian menunjukakan beberapa jenis kerang didapat seperti: Anadara granosa, A. pilula, A. gubernaculum, A. inaequivalvis, Pharella javanica, Paphia undulate, Marcia hiantina, Harvella plicataria, Mactra violacea, and Placuna placenta. Berdasar Kepmen Lingkungan Hidup kualitas perairan yang ada di daerah tersebut dapat dikatakan masih mendukung untuk kehidupan organisme.
Komposisi Makroalga Yang Berasosiasi Di Ekosistem Padang Lamun Pulau Tumpul Lunik, Pulau Rimau Balak Dan Pulau Kandang Balak Selatan, Perairan Lampung Selatan Ita Riniatsih; Munasik Munasik; Chrisna Adi Suryono; Ria Azizah; Retno Hartati; Rudhi Pribadi; Subagiyo Subagiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 20, No 2 (2017): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.656 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v20i2.1738

Abstract

Assosiation between macroalga and seagrass ecosystem in South Lampung has been determined.  There were 3 sampling locations, ie. Station 1 (Tumpul Lunik Island), Station 2 (Rimau Balak Island) and Station 3 (Kandang Balak Selatan Island). Observation of macroalga and seagrass were carried out using quadran transect method (0,5 x 0,5 m2) along 100 meter with 10 meter distance berween transect. It is done triplicates. The research showed that there were twelve species macroalgae belong to three families found in seagrass bed. Their distribution were varied. Highest density of macroalga was Halimeda makroloba in habitat of seagrass Enhalus acorides at around Pulau Tempul Lunik Island. The substrat was sand and rubble which support good growth of both species The presence of macroalgae in seagrass bed could be a competitor related to the space for live and nutrient utilization in the waters.    Pengamatan tentang asosiasi antara makroalga di ekosistem padang lamun perairan Lampung Selatan telah dilakukan. Lokasi pengamatan yang terbagi menjadi 3 stasiun, yaitu Stasiun 1 (Pulau Tumpul Lunik), Stasiun 2 (Pulau Rimau Balak) dan Stasiun 3 (Pulau Kandang Balak Selatan). Pengamatan makroalga dan lamun di masing-masing lokasi dilakukan dengan metoda transek kuadran (0,5 x 0,5 m) sepanjang 100 meter dengan jarak pengamatan setiap 10 meter untuk penghitungan dengan kuadran. Pengamatan dilakukan dengan ulangan sebanyak 3 kali garis transek di setiap stasiun pengamatan.  Duabelas jenis makroalga dari 3 Famili telah ditemukan di ekosistem padang lamun dengan sebaran kepadatan makroalga yang beragam. Kepadatan tertinggi makroalga ditemukan pada jenis Halimeda makroloba yang banyak ditemukan tumbuh pada habitat lamun Enhalus acorides di sekitar Pulau Tempul Lunik. Kondisi perairan yang bersubstrat dasar pasir dan pecahan karang sangat mendukung untuk pertumbuhan ke dua jenis vegetasi tersebut. Kehadiran makroalga di ekosistem padang lamun dapat menjadi kompetitor bagi keberadaan dan kondisi  penutupan lamun, terkait dengan persaingan dalam menempati ruang dan pemanfaatan nutrien di perairan.  
Kontaminasi Residu Pestisida Organoposfat: Klorpirifos, Fenitrotion dan Profenofos dalam Bivalvia yang Ditangkap di Pesisir Utara Pulau Jawa Chrisna Adhi Suryono; Agus Sabdono; Subagiyo Subagiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.768 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.6274

Abstract

Organophosphate pesticides were widely used in agriculture and OPP which was less accumulative and degradable but It has been found in an aquatic environment. The purpose of this study was to determine the level of organophosphate pesticide residues in bivalve which was fishing in North Coast of Java specifically the Demak and Surabaya.  Bivalvia, sediment and seawater samples were analysed using GC-MS. The results showed that the bivalves of A inaequivalvis, P viridis, A pectinata captured in Demak and Surabaya were contaminated with organophosphate pesticide of chlorpyrifos, fenitrothion and profenofos. The chlorpyrifos was found in all species of bivalves, but the highest concentrations of OPP were profenophos> chlorpyrifos > fenitrothion respectively. ANOVA test results show that there was a very significant difference in OPP residues in bivalves p = 0.009, but there was no difference in OPP residues between locations.Organoposfat pestisida (OPP) banyak digunakan secara meluas dalam pertanian dan OPP tersebut kurang akumulatif dan mudah terurai namun keberdaanya telah di temukan dala lingkungan perairan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat akumulasi residu pestisida organoposfat yang terdapat di bivalvia yang ditangkap di pesisir Utara Jawa khususnya wilayah Demak dan Surabaya.  Sampel bivalvia, sedimen dan air laut dianalisa menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menunjukan bahwa bivalvia A inaequivalvis, P viridis, A pectinata yang ditangkap di Demak dan Surabaya terkontaminasi pestisida organoposfat jenis Klorpirifos, Fenitrotion dan Profenofos. Klorpirifos ditemukan pada semua bivalvia, namun konsentrasi tertinggi OPP secara berurutan profenofos > klorpirifos > fenitrotion.  Hasil uji ANOVA  menunjukan adanya perbedaan yang sangat nyata residu OPP dalam bivalvia p= 0.009,  namun tidak ada berbedaan residu OPP antar wilayah lokasi.
Struktur Komunitas dan Anatomi Rumput Laut di Perairan Teluk Awur, Jepara dan Pantai Krakal, Yogyakarta Rini Pramesti; AB. Susanto; Wilis A Setyati; Ali Ridlo; Subagiyo Subagiyo; Yohanes Oktaviaris
Jurnal Kelautan Tropis Vol 19, No 2 (2016): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.913 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v19i2.822

Abstract

Seaweed has ecological benefits as well as economic value. Waters condition of Awur Bay and Krakal Beach supported this plant’s growth. There’s not yet the latest information about the vegetation. Utilization is still limited on some specieses. Tourist and inhabitant’s activities who take this plant would give impact to this plant’s vegetation. Therefore, it’s necessary to have data collecting, monitoring, and controlling at both of location. This research was aim to inventarisasi of seaweed for morphologic and anatomic characteristics at both of location. The research of method is explorative descriptive. The results showed that the amount of seaweed which was found at Awur Bay based on the morphology characteristics consist of two divisions was Chlorophyta (3 species) and Phaeophyta (5 species). Beside that, the amount of seaweed which was found at Krakal Beach based on the morphology characteristics consist of three divisons was Chlorophyta (4 species), Phaeophyta (2 species) and Rhodophyta (11 species). Three types of cell (anatomy) i.e. epidermis, kortex and medulla. The results of seaweed which found at Krakal Beach are density, frequency, cover percentage, important value index, and ecology index was taller than Awur Bay.Rumput laut bermanfaat secara ekologis maupun ekonomis. Kondisi perairan Teluk Awur, Jepara dan Pantai Krakal, Yogyakarta mendukung tumbuhan ini dapat tumbuh. Pemanfaatannya masih terbatas pada jenis tertentu. Aktivitas wisatawan dan penduduk sekitar yang mengambil tumbuhan ini akan berpengaruh sehingga perlu dilakukan penelitian tentang struktur komunitas di kedua lokasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas, inventarisasi jenis baik secara morfologi dan anatomi. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan jumlah jenis rumput laut yang ditemukan di Teluk Awur terdiri dari dua divisi yaitu Chlorophyta (3 jenis) dan Phaeophyta (5 jenis). Jumlah jenis yang ditemukan di Pantai Krakal terdiri dari tiga divisi yaitu Chlorophyta (4 jenis), Phaeophyta (2 jenis) dan Rhodophyta (11 jenis). Tiga jenis sel penyusun thallus yaitu sel epidermis, korteks dan medulla. Struktur komunitas yang ditemukan di Pantai Krakal meliputi kepadatan, frekuensi, persentase penutupan, indeks nilai penting, dan indeks ekologi lebih tinggi daripada di Teluk Awur.                                                                                                                                                                               
Karbon aktif Tempurung Kelapa untuk Peningkatan Kualitas Air Tambak Chrisna Adhi Suryono; Irwani Irwani; Suryono Suryono; Endang Sri Susilo; Subagiyo Subagiyo; Sugeng Widada
Jurnal Kelautan Tropis Vol 21, No 1 (2018): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.196 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v21i1.2375

Abstract

The negative impact in intensive cultivation of prawn is the decreasing water quality, caused by the toxic material from food and prawn faces.  One alternative to solve that problem is to use the active carbon from coconut shell as adsorbent of toxic material.The aim of these activities is to inform to teach how was adsorption toxic compound by using active carbon running well.  The result showed, concentration of H2S in the water dramatically decrease until 0.02 ppm and NH3 until 0.05 ppm and NO2 0,05 ppm.  That condition indicates, it was good condition for prawn to life.  The conclusion of this public service activity was active carbon from coconut shell can be reduce toxic material and all participant in training very interested approximately 95% of material of training has been understood. Dampak negatif dari budidaya udang secara intensif adalah menurunnya kualitas air tambak karena menumpuknya zat zat beracun yang berasal dari akumulasi sisa pakan maupun kotoran udang.  Salah satu alternatif pengendalian kualitas air tambak akibat permasalahan tersebut dengan menggunakan karbon aktif dari tempurung kelapa sebagai bahan absorban. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah untuk memberikan percontohan dan pelatihan kepada petani tambak tentang pemanfaatan arang tempurung kelapa sebagai bahan absorban alami yang berguna meningkatkan kualitas air tambak.  Hasil kegiatan yang telah dilakukan meliputi peyuluhan dan percontohan menunjukan 95% masyarakat memahami materi yang diberikan selama penyuluhan.  Hal tersebut terlihat dari respon masyarakat dalam bentuk tanya jawab.  Sedangkan hasil nyata dari penggunaan arang tempurung kelapa menunjukan kandungan H2S 0,02ppm, NH3 0,05 ppm dan NO2 0,05 ppm.  Kandungan zat zat tersebut menunjukan kondisi yang baik untuk hidupnya udang. 
Co-Authors Adi Santoso Agus Sabdono Agus Trianto Agus Trianto Ahmad Fadhil Muzaki Ahmad Saddam Habibi Aiyen Tjoa Ali Djunaedi Ali Djunaedi Ali Djunaedi Ali Ridlo Ambariyanto Ambariyanto Aninditia Sabdaningsih Antonius Budi Susanto Bambang Yulianto Baskoro Rochaddi Chrisna Adhi Suryono Chrisna Adi Suryono Delianis Pringgenies Diah Permata W Diah Permata Wijayanti Dwi Haryanti Dwi Haryo Ismunarti Elis Indrayanti Elsa Lusia Agus Endang Sri Susilo Erni - Martani Ervia Yudiati Feri Setiawan Fifi Nur Hidayah Fionica May Sandi Gagas Tri Pamungkas Hani’atun Nurfajriyah Henna Rya Abdurachim Husna El Iksiroh Husna Hanifah Irwani Irwani Isai Yusidarta Ita Riniatsih Jusup Suprijanto Kharisma Firdaus Linggarjati Luh Putu Puspita Dewanti Mada Triandala Sibero Marthin Ricky Sipayung Mirsa Septiana Mutik Mostafa Imhmed Ighwerb Muhammad - Zainuddin Muhammad Aviv Arsya Irnantyanto Muhammad Juli Hendra Putra Muhammad Salauddin Ramadhan Djarod Mustagfirin Mustagfirin Mustalafin Mustalafin Nenik Kholilah Nenik Kholilah Nirwani Soenardjo Norma Afiati Novita Thea Puspita Langit Nur Taufiq Syamsudin Putra Jaya Taufiq Syamsudin Putra Jaya Nuril Azhar Nuril Azhar Ocky Karna Radjasa Rabia Alghazeer Radhian Wikanarto Widodo Rahayu Rahayu Refi Sekarwardhani Retna Handayani Retno Hartati Retno Murwani Ria Azizah Ria Azizah Ria Azizah TN Ria Azizah Tri Nuraini Ria Azizah Tri Nuraini Ria Azizazh Tri Nuraeni Rignolda Djamaludin RINI PRAMESTI Rini Pramesti Rudhi Pribadi Sebastian Margino Sebastian Margino Sebastian Margino Sonny Rieldo Damanik Sri Devi Simanjuntak Sri Lintang Artono Sugeng Widada Suryono Suryono Sutrisno Anggoro Sylvia Sari Indah Dongoran Titis Buana Triyanto - - Triyanto Triyanto Triyanto Triyanto Triyanto Triyanto Widianingsih Widianingsih Wilis A Setyati Wilis A Setyati Wilis A Setyati Wilis Ari Setyati Wilis Ari Setyati Yohanes Oktaviaris Yolanda Christia Simanjuntak