Claim Missing Document
Check
Articles

PERENCANAAN PEMBELAJARAN Ramli, Ramli
Jurnal Mentari Vol 12, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud membicarakan hakikat perencanaan pembelajaran dan cara menyiapkan perencanaan pembelajaran yang baik agar pelaksanaannya dapat diterapkan dalam pembelajaran. Setelah membaca tulisan ini, pembaca diharapkan memiliki pemahaman tentang: (1) pengertian perencanaan pembelajaran, (2) pentingnya perencanaan pembelajaran, (3) manfaat perencanaan pembelajaran, dan (4)langkah-langkah perencanaan pembelajaran. This paper intends to discuss the nature of the learning plan and learning how to prepare a good plan so that implementation can be applied in learning. After reading this article, the reader should have an understanding of: (1) understanding learning plan, (2) the importance of lesson planning, (3) the benefits of learning plan, and (4) planning steps of learning.   DAFTAR PUSTAKA Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.  
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA ACEH UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Ramli, Ramli
Jurnal Mentari Vol 12, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this research is to develop the learning materials which are integrated of language skills: listening, speaking, reading, and writing, and the component of vocabulary and language structure. This research was carried out at the fourth year of the elementary school, ‘Sekolah Dasar Negeri 1’ Banda Aceh and ‘Sekolah Dasar Muhammadiyah 1’ Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam in September 2003 and from July to December 2007. Research methodology used is the research and development (R&D) by Dick and Carey. Instruments used to collect data were questionnaire, interview, and test. Then, the data analyzed qualitatively and quantitatively. The findings of the research are two units of learning materials which is each of it consist of four topics of materials. This research concludes that the product of the development of learning materials of Acehnese language is effective to be applied in elementry school.     DAFTAR PUSTAKA Anderson, Anne dan Tony Lynch. 1988. Listening. Oxford: Oxford         University Press. Bakhrum, T., dkk. 2002. Peulajaran Basa Aceh keu Murit Sikula Dasa. Medan: Penerbit PT Pabelan Medan. Borg, Walter R. and Meredith Damien Gall. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman. Byrne, Donn. 1998. Teaching Writing Skills. New Edition. London: Longman Group UK Limited. Cunningsworth, Alan. 1995. Choosing Your Coursebook. Cambridge: Cambridge University Press. Dick, Walter and Lou Carey. 1996. The Systematic Design of Instruction. Fourth Edition. New York: Longman. Dubin, Fraida and Elite Olshtain. 1986. Course Design: Developing Programs and Materials for Language Learning. Cambridge: Cambridge University Press. Funk, Wilfried dan Norman Lewis. 1971. Thirty Days to more Powerful Vocabulary New York: Pocket Books. Graves, Kathleen. 2000. Designing Language Course: A Guide for Teachers. Boston: Heinle & Heinle Publiher. Gumperz, John J. and Dell Hymes (ed.). 1972. Direction in Sociolinguistics, The Ethnography of Communication. USA: Holt, Reneharth and Wiston, Inc. Hardley, C. Alice Omaggio. 1986. Teaching Language in Context. Boston: Heilne & Heinle Publisher, Inc. Harris, A. J. 1967. Reading on Reading Instruction. New York: David McKay Company, Inc. Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. Third Edition. London: Longman Group UK Limited. Lani, Razali Cut dan Muhammad. 2002. “Kurikulum Bahasa Aceh Madrasah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.” Banda Aceh: MPD Provinsi NAD. McDonough, Jo and Christopher Shaw. 1993. Materials and Methods in in ELT. Oxford: Blackwell Publishers. Paulston, C. B. dan  Mary Newton Brider. 1976. Teaching English as A Second Language Techniques and Procedure. Massachusett: Winthrop Publisher, Inc. Purwo, Bambang Kaswanti. 2000. Bangkitnya Kebhinnekaan Dunia Linguistik dan Pendidikan. Jakarta: Mega Media Abadi. Richards, Jack C. and Teodore S. Rodgers. (ed.). 1986. Approaches and Method in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Rost, Michael. Listening in Action. 1991. London: Prentice Hall International  (UK) , Ltd. Savignon, S. J. 1983. Communicative Competence: Theory and Classroom Practice. Reading Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Shambaugh, Neal dan Susan G. Magliaro. 2006. Instructional Design: A Systematic Approach for Reflective Practice. USA: Pearson Education. Tomlinson, Brian. 2001. Materials Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. The British Council. 1980. Project in Materials Design. London: The British Council, Printing and Publishing Department. Widdowson, H. G. 1978. Teaching Language as Communication. Oxford: Oxford University Press. Wildan. 2002. Tata Bahasa Aceh: untuk Madrasah Dasar dan Madrasah Menengah. Banda Aceh: Geuci. Wilkin, D. A. 1976. Notional Syllabuses. A Taxonomy and Its Relevance to Foreign Language Curriculum Development. Oxford: Oxford University Press.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Ramli, Ramli
Jurnal Mentari Vol 13, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Tanpa bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar tidak dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, sebelum mengajar setiap guru diharapkan dapat menyiapkan bahan ajar. Banyak guru sudah menyiapkan bahan ajar ketika hendak mengajar. Akan tetapi, banyak pula yang masuk ke dalam kelas tanpa bahan ajar yang sengaja disiapkan. Karena bahan ajar tidak disiapkan, sang guru cenderung menceritakan pengalamannya atau member nasihat kepada siswa/mahaiswa sebagai pengganti bahan ajar. Fenomena ini sering terjadi pada jejang SD/SMP/SMA, bahkan pada Perguruan Tinggi. Ketika ditanyakan alasan tidak menyiapkan bahan, guru tipe ini menjawab bahwa bahan ajar tidak perlu disiapkan karena sudah ada buku teks. Sesungguhnya, guru bukan tidak mau menyiapkan bahan ajar, tetapi lebih banyak karena belum mengetahui tentang hakikat bahan ajar dan pengembangannya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas secara umum tentang alasan pengembangan bahan ajar, prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar, buku teks, dan latihan-latihan dalam mengembangkan bahan ajar.     DAFTAR PUSTAKA   Brown, James Dean. 1995. The Elements of Language Curriculum. Boston, Heinle & Heinle Publishers. Cunningsworth, Alan. 1984. Evaluating and Selecting EFL Teaching Materials. London:  Heinemann Educational Books. Depdiknas. 2008. Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Diane Larsen-Freeman. 1986. Techniques and Principles Individu Language Teaching. Oxford: Oxford University Press. Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. Third Edition. London: Longman Group UK Limited. Kathleen Graves. 2000. Designing Language Discourses. Boston: Heinle & Heinle Publisher. Maley, Alan. 1980. “Making Sense: Reconceling Ideas and Constraints in Materials   Production” dalam Project in Materials Design. London: The British Council, Printing and Publishing Department. Richards, Jack C. dan Willy A. Renandya. 2002. Methodology in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Richards, Jack C. dan Theodore S. Rodgers. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Siahaan, Bistok A. 1987. Pengembangan Materi Pengajaran Bahasa FPS 628. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. The British Council. 1980. Projects in Materials Design. London: The British Council, Printing and Publishing Department. Tomlinson, Brian. 2001. Materials Development in Language Teaching. Cambridge:   Cambridge University Press. Ur, Penny. 1996. A Course in Language Teaching: Practice and Theory. Cambridge: Cambridge University Press.  
PROFIL SEKOLAH MUHAMMADIYAH/AISYIAH DI PROVINSI ACEH Ramli, Ramli
Jurnal Mentari Vol 13, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak awal berdiri, Muhammadiyah/Aisyiah telah memiliki komitmen tinggi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur pendidikan.  Hal ini tampak melalui keputusan-keputusan persyarikatan yang dengan konsisten setiap kali Muktamar (sebagai forum tertinggi persyarikatan) menetapankan program kerja lima tahunnya dalam bidang pendidikan, sejak pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Dampak dari komitmen ini, dari tahun ke tahun sekolah (pendidikan) Muhammadiyah/Aisyiah terus bertambah jumlahnya di seluruh Indonesia. Di Provinsi Aceh, sekolah Muhammadiyah/Aisyiah berjumlah lebih-kurang 60 buah dan tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota. Sekolah-sekolah dimaksud adalah Pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-Kanak Aisyiah (PAUD/TKA),  Sekolah Dasar Muhammadiyah (SDM), Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah (SMPM), dan Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah (SMAM/MAM/SMKM). Di samping itu, Muhammadiyah juga telah mendirikan satu universitas, yaitu Universitas Muhammadiyah Aceh dan beberapa Sekolah Tinggi/ Akademi Muhammadiyah. Selanjutnya, bagaimanakah kondisi sekolah-sekolah Muhammadiyah di Provinsi Aceh? Kondisi sekolah Muhammadiyah berbeda-beda. Ada sekolah yang kondisinya sangat bagus, ada pula yang mengkhawatirkan sehingga mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar. Sejalan dengan pertanyaan di atas, tulisan ini hanya dibatasi pada dua jenjang, yaitu prasekolah, PAUD/TKA dan SDM saat ini. Hal-hal yang akan dideskripsikan, antara lain tentang sarana/prasarana, rasio jumlah guru, jumlah siswa, pembiayaan murid, dan prestasi yang telah dicapai sehingga menggambarkan profil PAUD/TKA dan SDM di Provinsi Aceh. Deskripsi ini didasarkan pada Data Base Sekolah Muhammadiyah Tahun 2010 yang dibuat oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Aceh.     DAFTAR PUSTAKA   Majelis Dikdasmen PWM Aceh. “Database Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, 2010.”   Direktorat PAUD, Depdiknas. 2004. Jakarta   Mayuni, Ilza. Peningkatan Guru Bahasa Inggris melalui Pendidikan dalam Jabatan. Bandung: Penerbit Lubuk Agung.   Pimpinan Pusat Aisyiyah, Tanpa Tahun. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Aisyiyah. Devisi Penerbitan dan Publikasi PP. Aisyiyah.   Ridho, Irsyad (Ed.). Pendidikan, Proyek Peradaban yang Terbengkalai. Jakarta: Penerbit Transbook.   Alsyaibany, Omar Mohammad Altoumy. Filsafaat Pendidikan Islam. Hasan Langgulung (pengalih bahasa). Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.  
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PENGGUNAAN BAHASA ACEH RAGAM LISAN SISWA KELAS VII SMPN KOTA LHOKSEUMAWE (The Over Code and the Mix Code of the Usage of Acehnese Language Variety Spoken for Students Class VII SMP Lhokseumawe) Ramli, Ramli
Jurnal Mentari Vol 15, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Juni Ahyar Unimal, Lhokseumawe Ramli FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh   ABSTRACT The use of local languages ​​among teenagers, especially for students class VII SMP Negeri 7 Lhokseumawe, the spotlight observer language. Observers attempt to deduce a variety of language problems that occurred in the use of the vernacular. That is what researchers raise an issue in this study. This study aims to (1) describe the over code and mix code on the use of a variety of oral Acehnese language for students class VII SMP Negeri 7 Lhokseumawe and (2) describe social factors determining of the over code and mix code on the use of a variety of oral Aceh language for students class VII SMP Negeri 7 Lhokseumawe. Sources of data/data of this study is the students class VII of SMP Negeri 7 Lhokseumawe. The data was collected using observation techniques and interviews. These results indicate that the use of Acehnese language for students class VII of SMP Negeri 7 Lhokseumawe as seen from the base language obtained the over code and mix code in two variations, namely (1) the over code and mix code with the basic of Aceh language and (2) the over code and mix code with the basic of Indonesian language. Over code in students class VII SMP Negeri 7 Lhokseumawe there are several types of variations in the form of over code are (1) the over code of metaphorical, (2) the over code of situational, (3) the over code of internal, and (4) the over code of temporary. The mix code contained in students class VII SMP Negeri 7 Lhokseumawe only be inner code-mixing. Social factors that affect the over code either (1) speakers, (2) the opponent, (3) the presence of a third speaker, (4) the situation, and (5) the subject, while the social factors that influence the mix code are (1) the attitude of speakers and (2) the limitations of words. Key words: over code, mix code, Acehnese Language  DAFTAR  PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bloomfield, Leonard. 1995. Language ‘Bahasa’. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.   Jakarta: Rineka Cipta. Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi. Ibrahim, Ridwan dan Wildan (Ed.). 2003. Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi.  Banda Aceh: Geuci. Iskandar, Denni. 2010. “Menunda Punahnya Bahasa Aceh”. Dalam Serambi           Indonesia, Edisi 12 Juni 2010. Diakses tanggal 10 Oktober 2011. http://gemasastrin.wordpress.com. Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kushartanti dkk.. 2005. Pesona          Bahasa Langkah Awal Memahami     Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. Ohoiwutun, Paul. 2002. Sosiolinguistik: Memahami Bahasa dalam Konteks Massyarakat dan Kebudayaan. Jakarta: Visipro. Rahardi,  R.  Kumjana.  2001.  Sosiolinguistik,  Kode  dan  Alih  Kode.      Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Rahardi, Kunjana. 2010. Kajian Sosiolinguistik: Ihwal Kode dan Alih Kode.   Bogor: Ghalia Indonesia. Sibarani, Robert. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung: Citra Aditya Bakti. Sumarsono dan Paina Partama. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Sabda. Suwito. 1996. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Surakarta: Henary Offset.
EVALUASI BUKU PEULAJARAN BASA ACEH (Keu Murit Sikula Dasa Glah 4) Ramli, Ramli
Jurnal Mentari Vol 15, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buku “Peulajaran Basa Aceh (Keu Murid Sikula Dasa)”, yang selanjutnya disingkat dengan PBA, merupakan buku pelajaran bahasa Aceh yang telah lama digunakan. Oleh karena itu, isi buku terkesan tidak menarik lagi. Terlepas dari kelemahan yang ada, sampai saat ini, buku tersebut masih tetap digunakan di sekolah-sekolah. Berkaitan dengan fenomena ini, tujuan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan (mengevaluasi) isi buku, baik berhubungan dengan pengembangan isi buku maupun tampilannya. Buku PBA ini terdiri atas enam jilid, yaitu jilid 1 s.d. 6.  Sebagai sampel, dievalusi buku PBA jilid 4. Buku ini terdiri atas 18 pelajaran dengan tema yang bervariasi. Karena pelajarannya banyak, evaluasi hanya dibatasi pada lima pelajaran, yaitu 1) “Tujoh Blah Agustus” (Memperingati Tujuh Belas Agustus), 2) “Syeedara Baro” (Saudara Baru),  3) “Seudati” (Tarian Seudari), 4) Rambu Jalan (Rambu-Rambu Jalan), dan 5) “Peu-Ek Glayang” (Bermain Layang-layang). Hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa buku PBA jilid 4 ditulis/dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar (buku) yang benar. Kelebihan buku terletak pada tema/topik/materi yang bervariasi, tugas dan konsep beragam, tidak bertentangan dengan keamanan nasional, dan bahasanya jelas. Namun, kekurangan buku, antara lain, terletak pada  kurangnya keterlibatan siswa, mengutamakan satu keterampilan berbahasa saja, informasi sudah ditinggal zaman, keotentikan teks kurang, dan warna/ilustrasi juga kurang. Di samping itu, buku PBA ini belum pernah direvisi. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar segera direvisi dengan meyesuaikan isi buku dengan perkembangan masyarakat saat ini. Tema/topik materi tentang kearifan lokal perlu dimasukkan untuk memperkenalkan nilai-nilai lokal kepada murid dalam menghadapi pengaruh budaya global yang sangat gencar akhir-akhir ini. Kata kunci: evaluasi buku, “peulajaran basa Aceh”   DAFTAR  PUSTAKA   Afif, Zainal. “Bahasa Aceh Warisan Budaya Bangsa.” Banda Aceh, Surat Kabar Serambi Indonesia, 14 Januari  2003. Cunningsworth, Alan. 1984. Evaluating and Selecting EFL Teaching Materials. London: Heinamenn Education Books. -------------. 1995. Choosing Your Coursebook. Cambridge: Cambridge University Press. Dubin, Fraida and Elite Olshtain. 1986. Course Design:  Developing Programs and Materials for Language Learning. (Cambridge: Cambridge University Press. Purwo, B. K.  “Pengajaran Bahasa Nusantara di Indonesia”. Makalah disampaikan pada “Konferensi Bahasa Nusantara”, 18-19 Oktober 1999 di Taman Ismail Marzuki. McDonough, Jo dan Christopher Shaw. 1993. Materials and Methods in ELT. Oxford: Blackwell Publishers. Sulaiman, Budiman, dkk. Peulajaran Basa Aceh keu Murit Sikula Dasa Glah 4. Banda Aceh: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, 1997. Tomlinson, Brian. 2001. Materials Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Utomo, Erry dkk. 2000. Teknik Penulisan Buku Pelajaran Muatan Lokal Pendidikan Dasar (SD dan SLTP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
PENDIDIKAN KARAKTER Ramli, Ramli
Jurnal Mentari Vol 16, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pendidikan di Indonesia secara umum masih dititikberatkan pada kecerdasan kognitif. Hal ini dapat dilihat dari orientasi sekolah-sekolah yang ada saat ini masih disibukkan dengan ujian, mulai dari ujian bulanan, ujian akhir semester hingga ujian nasional. Ditambah latihan-latihan soal harian dan pekerjaan rumah untuk memecahkan pertanyaan di buku pelajaran yang biasanya tidak sesuai dengan kehidupan sehari-hari para siswa. Saatnya para pengambil kebijakan, para pendidik, orang tua dan masyarakat senantiasa memperkaya persepsi bahwa ukuran keberhasilan tidak selalu dilihat dari prestasi angka-angka. Hendaknya sekolah menjadi tempat yang senantiasa menciptakan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk membangun dan membentuk karakter-karakter yang unggul. Negara Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 UU tersebut menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Karakter yang dibangun pada siswa tidak semata-mata tugas guru atau sekolah. Menurut KI. Hajar Dewantara mengingat siswa beraktivitas tidak hanya di sekolah, namun siswa juga menghabiskan waktu di rumah dan sekaligus menjadi anggota masyarakat yang merupakan bagian dari warga negara Indonesia mau pun warga dunia. Di satu sisi guru dituntut untuk mendidik siswa menjadi generasi muda yang berkarakter baik, namun di sisi lain setiap hari siswa melihat contoh orang tua di rumah yang mungkin sering tidak taat pada peraturan. Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia. Pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang diberikan Tuhan, yang kemudian membentuk jati diri dan prilaku. Dalam prosesnya sendiri fitrah yang alamiah ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sehingga lingkungan memilki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati diri dan prilaku. Sekolah dan masyarakat sebagai bagian dari lingkungan memiliki peranan yang sangat penting, oleh karena itu setiap sekolah dan masyarakat harus memiliki pendisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang akan dibentuk. Para pemimpin dan tokoh masyarakat juga harus mampu memberikan suri teladan mengenai karakter yang akan dibentuk tersebut.     DAFTAR PUSTAKA   Adian Husaini. 2010. Perlukah Pendidikan Berkarakter. Dikutip dari http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=133perlukahpendidikan-berkarakter&catid=1%3Aadian-husaini&Itemid=23. Diakses pada hari Sabtu tanggal 9 April 2011 pukul 19.20 WIB. Alen Marlis. 2010. Manfaat Pendidikan Karakter bagi Guru Untuk Membangun Peradaban Bangsa. Dikutip dari http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress. com/2010/10/03/manfaatkarakteristikpendidikan-bagi-guru-untuk-membangun peradabanbangsa/ diakses hari Minggu tanggal 10 April pukul 20.02 WIB. Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama.  Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kemendiknas. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara. Dalam http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com/2010 / 10/03/manfaat-karakteristik-pendidikan-bagi-guru-untuk mebangunperadaban-bangsa/. Diakses hari Minggu tanggal 10 April pukul 21.15 WIB. Ratna Megawangi. 2007. Semua Berakar Pada Karakter. Jakarta: FE-UI. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Agama dan Kehidupan Manusia ramli, ramli
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 7, No 2 (2015): JUPIIS: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Non Kependidikan dalam Ranah Ilmu-ilmu
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This writing analyzes that religion has some roles in human life. In the research of community, religion considered as an element of culture, which is not neglected to be studied. In some way, religion is believed frequently as the source of comprehensive values that cover even inspire derivative values which is developed in human life. In observation, practical religion in society is also developed from religion doctrines and adjusted with the cultural environment. The concourse of doctrines and cultures seems obviously in the pratice of rituals, so religion and culture indeed united in the community. Therefore, religion has many roles in the human life and public sphere. However, in line with changes of the world, how does the religion role in the human life?
THE INFLUENCE OF THE PALM SUGAR MASS ON THE MAKING OF THE COMPOS FROM THE PALM OIL SALES WITH ANAEROBIC FERMENTATION METHOD USING EM-4 Ramli, Ramli; Marlinda, Marlinda
Konversi Vol 6, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v6i2.4757

Abstract

Abstract- East Kalimantan, especially Kutai regency produces 1,112,442 tons/year of palm oil. Oil palm empty fruit bunches (EFB) are one of the wastes generated in the processing of palm oil that is equal to 20-23% of the fresh fruit bunches, so the amount of EFB that can be generated is 244,737.24 tons/year. The purpose of this study is to determine the effect of palm sugar as a nutrient to nutrient nitrogen EM4, phosphor and potassium in composting EFB. This research was conducted by varying the mass of Palm Sugar: 0.4000 g, 0.6000 g, 0.8000 g, 1.0000 g and 1.2000 g. The main composting process that was carried out by adding EM4 solution of 10 mL and 100 mL sugar solution into 200 grams EFB, letting it stand for 30 days, and after that the analysis was conducted. The total content of nutrients is highest on the mass of 1.2000 g palm sugar that is 3.174%. The conclusion of this study is the greater the mass of Palm Sugar is added, the greater the concentration of nutrients found in the composting by using bacterial EM4. Keywords: bio-activator EM4, palm Sugar, EFB.
EFEKTIVITAS METODE DEBAT PADA TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN TERHADAP PENINGKATKAN MOTIVASI SISWA KELAS IV A MIN 3 KOTA BANDA ACEH Ramli, Ramli
PIONIR: Jurnal Pendidikan Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Pendidikan
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penenlitian ini untuk melihat efektivitas metode debat pada tema indahnya kebersamaan terhadap peningkatkan motivasi siswa kelas IV A MIN 3 Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah penelitian verifikatif (kausalitas) yaitu suatu penelitian yang menjelaskan hubungan sebab-akibat dari dua variabel atau lebih dalam suatu penelitian atau penelitian yang bertujuan menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang siswa dan siswi kelas IV A. Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment “efektivitas metode debat pada tema indahnya kebersamaan terhadap peningkatkan motivasi siswa kelas IV A MIN 3 Kota Banda Aceh” dikatakan signifikan dengan nilai 0,718. Maka nilai 0,718 menunjukkan bahwa memiliki efektivitas yang positif dan tingkat hubungan yang sangat kuat dengan dilihat dari interval koefisien korelasi antara 3,80 – 1,000. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier sederhana yaitu Y = 10.121+ 0,931X dan R Square sebesar 0,718 berarti bahwa efektivitas metode debat pada tema indahnya kebersamaan terhadap peningkatkan motivasi siswa kelas IV A MIN 3 Kota Banda Aceh sebesar 93,10%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ho) “Terdapat efektivitas metode debat pada tema indahnya kebersamaan terhadap peningkatkan motivasi siswa kelas IV A MIN 3 Kota Banda Aceh”. Sehingga hasil uji hipotesi dapat teruji kebenarannya dalam penelitian ini.