Ulap Doyo dan Badong Tencep merupakan kerajinan yang dibuat dari tanaman doyo dan dituangkan dalam bentuk berbagai macam kerajinan khas kota tenggarong. Melalui kerajinan Ulap Doyo dan Badong Tencep, tenaga ajar lokal dapat menggunakan sebagai salah satu upaya untuk memfasilitasi tuntutan dimensi berkebhinekaan global pada kurikulum merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan aspek budaya Ulap Doyo dan Badong Tencep dan dihubungkan dengan materi geometri transformasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik milik miles and huberman seperti pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan melalui pembahasan yang dihubungkan dengan teori-teori pendukung sebagai cara keabsahan data, yaitu triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep geometri transformasi yang dapat dilihat melalui kerajinan Ulap Doyo dan Badong Tencep, seperti konsep translasi yang ditemukan pada motif perahu, tumpar, dan jemak. Untuk konsep refleksi ditemukan pada motif perahu, tumpar, lembuswana, dan jemak. salah satu bagian motif tumpar, konsep rotasi yang dilihat pada motif lembuswana, dan konsep dilatasi yang ditemukan pada motif jemak