Hutan mangrove di setiap bagian wilayah di indonesia terus terjadi penyusutan. Hal ini terjadi juga di Cilacap. Penyusutan hutan mangrove paling cepat di Cilacap terjadi karena penebangan liar vegetasi mangrove sebagai kayu bakar memasak nira kelapa dan sebagai bahan baku pembuat arang. Kondisi ini berdampak besar terhadap masyarakat nelayan apong. Nelayan apong adalah penangkap ikan di sekitar mangrove menggunakan jaring apong yang ditempatkan di sela-sela hutan mangrove. Oleh karena itu memerlukan strategi konservasi yang dilakukan langsung masyarakat yang berkepentingan. Penelitian strategi manajemen hutan mangrove di Cilacap ini dilakukan menggunakan metode research and Development melalui kegiatan eksperimen pemberdayaan nelayan apong. Lokasi penelitian ditempatkan di 4 kepala lingkungan dari kelurahan Jojok Kutawaru Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan strategi managemen yang cocok dilaksanakan untuk konservasi dan pemanfaatan hutan mangrove berbasis pemberdayaan masyarakat nelayan apong adalah strategi silvofishery among-pamong. Strategi ini merupakan strategi manajemen yang melibatkan pamong praja melalui kegiatan pembinaan dan pendampingan secara langsung dan kontinue dalam mengembangkan silvofishery. Sistem silvofishery dilakukan menggunakan sistem unit, dimana masing-masing kelompok nelayan apong mengerjakan kegiatan pada bagian-bagian yang sudah ditentukan bersama dan dengan sistem ekonomi bagi hasil terpusat di koperasi. Dari hasil penerapan strategi ini dapat disimpulkan masing-masing pendapatan nelayan apong meningkat dengan pendapatan yang seragam antara satu dengan yang lainnya, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan dan direndahkan dengan konservasi hutan mangrove sistem terpusat atau marginalis. Kata kunci: strategi managemen, nelayan apong, sistem terpusat, marginalis, among-pamong