Claim Missing Document
Check
Articles

VARIASI PANJANG KAKI KERBAU LUMPUR (BUBALUS BUBALIS) DI KABUPATEN JEMBRANA BALI: PANJANG HUMERUS - METACARPUS DAN FEMUR – METATARSUS Primanditha, Gde Angga Caka; Suatha, I Ketut; Wandia, I Nengah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.774 KB)

Abstract

Kerbau rawa atau kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan hewan ternak yang cukup potensial dikembangkan di daerah pertanian. Penelitian ditujukan untuk mengkaji variasi panjang kaki kerbau lumpur (panjang dari humerus sampai dengan metacarpus dan dari femur sampai metatarsus)  dari dua blok di Kabupaten Jembrana, Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Blok Barat, panjang kaki depan atas merupakan ukuran kaki yang paling seragam dan panjang kaki depan bawah  merupakan ukuran kaki yang paling beragam. Pada Blok timur,  panjang kaki belakang bawah merupakan ukuran kaki yang paling seragam dan panjang kaki depan bawah  merupakan ukuran yang paling beragam. 
Variasi Panjang Kaki Kerbau Lumpur (Bubalus Bubalis) di Kabupaten Jembrana Bali: Panjang Humerus - Metacarpus dan Femur - Metatarsus Primanditha, Gde Angga Caka; Suatha, I Ketut; Wandia, I Nengah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (2) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.682 KB)

Abstract

Kerbau rawa atau kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan hewan ternak yang cukup potensial dikembangkan di daerah pertanian. Penelitian ditujukan untuk mengkaji variasi panjang kaki kerbau lumpur (panjang dari humerus sampai dengan metacarpus dan dari femur sampai metatarsus) dari dua blok di Kabupaten Jembrana, Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Blok Barat, panjang kaki depan atas merupakan ukuran kaki yang paling seragam dan panjang kaki depan bawah merupakan ukuran kaki yang paling beragam. Pada Blok timur, panjang kaki belakang bawah merupakan ukuran kaki yang paling seragam dan panjang kaki depan bawah merupakan ukuran yang paling beragam.
Keragaman Genetik Populasi Monyet Ekor Panjang di Pura Pulaki menggunakan Marka Molekul Mikrosatelit D13s765 MONICA, WAODE SANTA; WANDIA, I NENGAH; WIDYASTUTI, SRI KAYATI
Indonesia Medicus Veterinus Vol.1 (1) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.497 KB)

Abstract

Keragaman genetik suatu populasi dapat memberi petunjuk mengenai keadaan populasi di masa mendatang. Variabilitas genetik suatu populasi dapat diamati pada tingkat protein (isoenzim) dan tingkat DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Pada tingkat DNA, variabilitas genetik populasi dapat diungkap dengan menggunakan marka molekul mikrosatelit.Pada saat ini, DNA mikrosatelit banyak digunakan sebagai marka molekul untuk mempelajari variasi genetik. DNA mikrosatelit merupakan rangkaian molekul DNA pendek yang susunan basanya berulang dan terdapat melimpah dalam genom eukariot. Penelitian ini menggunakan satu lokus mikrosatelit yakni D13S765 untuk mengkaji variabilitas genetik populasi monyet ekor panjang di Pura Pulaki yang meliputi jumlah alel, nilai frekuensi alel dan nilai heterozigositas. Sejumlah 12 sampel darah dikoleksi sebagai sumber DNA. DNA total diekstraksi dengan menggunakan QIAamp DNA Blood Mini Kit dari Qiagen. Lokus mikrosatelit D13S765 diamplifikasi dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR dilakukan sebanyak 30 siklus dengan suhu annealing 540C. Alel dipisahkan secara elektroforesis pada gel poliakrilamid 7 % dan alel dimunculkan dengan pewarnaan perak (silver staining).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 6 alel ditemukan pada lokus D13S765 di populasi monyet ekor panjang Pura Pulaki dengan panjang alel berkisar 238-258 panjang basa. Frekuensi alel bervariasi, alel 254 (0,38) memiliki frekuensi tertinggi disusul alel 250 (0,21), alel 258 (0,21), alel 242 (0,12), alel 246 (0,04) dan alel 238 (0,04). Heterozigositas populasi monyet ekor panjang Pura Pulaki menggunakan lokus D13S765 sebesar h=0,78. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lokus D13S765 bersifat polimorfik pada populasi monyet ekor panjang Pura Pulaki
Laporan Kasus : Lipoma pada Anjing Ras Pekingese Darmawan, I Putu Gede Buda; Wandia, I Nengah; Pemayun, I Gusti Agung Gde Putra
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (5) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.221 KB)

Abstract

Seekor anjing ras pekingese betina berumur 17 tahun dengan bobot 5 kg diperiksa dengan keluhan adanya benjolan besar dibagian perinealis. Diagnosis ditentukan dengan pengambilan biopsi jaringan tumor untuk pemeriksaan histopatologi. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukan adanya infiltrasi sel-sel lemak (adiposit) yang bentuknya hampir homogen dan dibatasi oleh stroma. Pemeriksaan rontgen (x-ray) menunjukan gambaran radiolusen pada daerah benjolan tersebut. Hewan kemudian ditangani dengan pembedahan untuk mengangkat tumor. Berdasarakan pemeriksaan yang telah dilakukan hewan didiagnosis menderita lipoma. Premedikasi diberikan atropine sulfate 0.03 mg/kgBB secara subkutan, dan xylazine 2 mg/kgBB secara intramuskular, kemudian dilanjutkan dengan ketamine 13 mg/kgBB secara intramuskular masing-masing diberikan dalam selang waktu 10 menit. Operasi pengangkatan tumor dilakukan dengan cara insisi sirkumsisi pada batas tumor dengan jaringan normal. Luka ditutup dengan pola jahitan menerus pada subkutan menggunakan chromic catgut 2.0 dan pola jahitan sederhana terputus pada kulit menggunakan silk braided 2.0. Penanganan pasca operasi hewan diberikan antibiotik cefixime trihydrate 100 mg (10 mg/kg BB) sebagai antibakterial dan asam mefenamat 250 mg (25 mg/kg BB) sebagai analgesik dan antiinflamasi, masing-masing diberikan secara per-oral selama lima hari. Hari ke-10 pascaoperasi luka telah mengalami kesembuhan secara klinis. Pengangakatan jaringan tumor merupakan salah satu tindakan yang efektif dalam penanganan lipoma pada kasus ini.
Morfometri Kuda (Equus Caballus) Jantan Dewasa Yang Dipelihara Di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Wibisono, Hanif Wahyu; Wandia, I Nengah; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (1) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.514 KB)

Abstract

Kuda merupakan komoditas ternak yang berperan penting bagi kehidupan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur. Namun, studi mengenai karakteristik kuda tersebut belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri kuda (Equus caballus) yang dipelihara di Kabupaten Lombok Timur. Sejumlah 60 ekor kuda jantan dewasa disampling secara random dari 12 kecamatan di seluruh Kabupaten Lombok Timur. Pengukuran dilakukan terhadap panjang kepala, lebar kepala, tinggi kepala, panjang mandibula, panjang leher, panjang badan, panjang ekor, tinggi badan, lebar badan, tinggi gumba, tebal badan, dan lingkar badan. Data morfometri dianalisis secara deskriptif. Analisis komponen utama digunakan untuk menentukan variabel yang berkontribusi dominan terhadap komponen ukuran dan bentuk. Semua analisis dikerjakan menggunakan bantuan program Statistical Package for the Social Science (SPSS). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata panjang kepala 45.900±2.576 cm, lebar kepala 23.730±2.476 cm, tinggi kepala 26.48±1.900 cm, panjang mandibula 27.230±1.978 cm, panjang leher 49.330±5.774 cm, panjang badan 93.420±8.988 cm, panjang ekor 36.880±4.170 cm, tinggi badan 113.700±6.162 cm, lebar badan 43.700±3.707 cm, tinggi gumba 120,480±6.912 cm, tebar badan 48.650±6.633 cm dan lingkar badan 147.980±10.770 cm. Hasil pengukuran menunjukkan variabel cukup beragam yang ditunjukkan pada angka koefesien keragaman yang kurang rendah (KK 5,420% - 13,633%). Berdasarkan Analisis Komponen Utama menunjukan faktor ukuran dipengaruhi oleh tinggi gumba, disusul oleh tinggi badan. Sementara faktor bentuk dipengaruhi oleh lebar kepala, disusul oleh tebal badan.
Laporan Kasus: Pemasangan Selang Drainase Dalam Penanganan Pasca-Operasi Reseksi Transmissible Venereal Tumor pada Vulva Anjing Persilangan Saulina, Renata; Wandia, I Nengah; Dada, I Ketut Anom
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (2) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.278 KB) | DOI: 10.19087/imv.2020.9.2.259

Abstract

Transmissible venereal tumor (TVT) adalah tumor yang ditularkan secara horizontal dengan sel tumor venereal berbentuk bulat besar yang didiagnosis pada anjing. Berdasarkan anamnesis, temuan klinis, serta dikonfirmasi hasil biopsi, anjing didiagnosis menderita TVT. Pada pemeriksaan sitologi yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar, sel-sel tumor yang ditemukan berupa sel-sel limfoblas dengan ukuran dan bentuk homogen disertai adanya stroma dan indeks mitosis sedang. Penangan dalam kasus anjing penderita TVT ini dilakukan dengan pengangkatan jaringan tumor pada vulva dan dilanjutkan dengan pemasangan selang drainase kemudian pemberian kemoterapi vincristine sulphate 0,025 mg/kg berat badan secara intravena diberikan sebanyak 1 kali setiap sekali seminggu selama 4 minggu. Setelah dua minggu observasi, luka operasi sembuh sepenuhnya. Kasus ini terbukti bahwa pemasangan selang drainase dapat mencegah akumulasi urin pada vulva.
Studi Kasus : Eksisi Unilateral Folicular Ophthalmitis pada Anjing Shitzu Rahmiati, Nur Ilmi; Sudisma, I Gusti Ngurah; Wandia, I Nengah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (6) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.751 KB)

Abstract

Tindakan pembedahan telah dilakukan terhadap seekor anjing shitzu yang didiagnosis mengalami cherry eye. Cherry eye adalah suatu keadaan yang ditandai dengan eksposisi membran nictitan yang berlokasi di sudut mata bagian ventral. Seekor anjing shitzu berjenis kelamin betina berumur empat bulan dengan bobot badan 4,2 kg diperiksa di Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, dengan keluhan terdapat benjolan pada mata kiri yang menghalangi sebagian bola mata anjing. Hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan menunjukkan adanya kelainan berupa prolapsus membran nictitan. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan anjing mengalami anemia dengan jumlah RBC 4,25 x 1012/mm6, sehingga sebelum dilakukan pembedahan anjing diberikan vitamin penambah darah. Zat aktif premedikasi yang diberikan adalah atropine sulfat 0,5 ml dan anastesi ketamine dan xylazine masing-masing 0,5 ml. Metode operasi yang digunakan yaitu dengan eksisi atau pengangkatan membran nictitan dan pendarahan dihentikan tanpa diligasi dan hanya menggunakan klem dan ephinephrine. Hasil pengangkatan membran nictitan menyebabkan radang berupa kemerahan pada mata di hari pertama pasca operasi, dengan pemberian terapi chlorampenicol 1% salep mata tiga kali sehari selama lima hari dapat memperbaiki kondisi mata dan menghindari mata dari infeksi sekunder. Hari ke-4 pascaterapi sudah tidak terlihat peradangan pada mata dan mata kiri sudah terlihat normal tanpa prolaps membran nictitan.
Prevalensi Parasit Cacing Saluran Pencernaan pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali Murdayasa, I Wayan Gde; Wandia, I Nengah; Suratma, Nyoman Adi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (6) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.672 KB)

Abstract

Penyakit parasitik merupakan penyakit infeksi yang umum terjadi pada satwa primata, baik ektoparasit maupun endoparasit yang dapat mengancam menurunnya populasi primata di alam bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang prevalensi parasit cacing pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali. Sebanyak 50 sampel feses dikoleksi dari Pura Puncak Mundidan Pura Goa Giri Putri masing-masing sebanyak 15 sampel, 10 sampel di Pura Puser Sahab, dan 10 sampel di Pura Paluang secara acak dan diawetkan dengan menggunakan 2% Kalium Bikromat (K2Cr2O7). Sampel feses selanjutnya diperiksa di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, dengan menerapkan metode apung untuk mengetahui keberadaan telur-telur parasit cacing. Data yang diperoleh ditabulasikan dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ditemukan prevalensi parasit cacing monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida sebesar 52% dengan prevalensi parasit Strongyloides sp. sebesar 48% dan Ancylostoma sp. sebesar 38%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prevalensi parasit cacing pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Nusa Penida, Bali tergolong tinggi.
Laporan Kasus: Pengangkatan Tumor Adenoma Kelenjar Ambing (Simple Mastectomy) pada Kucing Wulandari, Wulandari; Wirata, I Wayan; Wandia, I Nengah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (2) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1536.193 KB) | DOI: 10.19087/imv.2020.9.2.281

Abstract

Tumor mamae merupakan salah satu tumor pada kucing dengan persentase kejadian yaitu 17% dari tumor yang terjadi pada kucing betina. Kucing kasus adalah kucing lokal betina berwarna oranye, 5 tahun, berat badan 2,45 kg. Kucing memiliki benjolan besar pada mamae pertama sebelah kanan dengan luka berlubang dan nanah yang terus keluar. Hasil pemeriksaan fisik dan hematologi menunjukkan perlunya dilakukan treatment sebelum operasi untuk mestabilkan kondisi tubuh. Histopatologi dari biopsi jaringan adalah mammary gland adenoma. Prosedur pembedahan yang dilakukan yaitu mastektomi simpel. Pascaoperasi kucing diberikan antibiotik golongan sefalosporin, meloxicam, terapi cairan ringer laktat, serta terapi suportif untuk mendukung kesembuhan. Pascaoperasi luka jahitan menjadi terbuka. Pengobatan dilanjutkan dengan pengobatan luka terbuka tanpa penjahitan. Pengobatan pascaoperasi dilakukan hingga hari ke-50 dengan hasil luka hampir menutup. Namun, pengobatan tidak dapat dilanjutkan karena hilangnya kucing kasus.
Profil Biokimia Darah pada Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) yang dipelihara Secara Ex-Situ Hidayah, Dinda Nur; Wandia, I Nengah; Suartini, I Gusti Ayu Agung
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (2) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.443 KB) | DOI: 10.19087/imv.2020.9.2.239

Abstract

Lutung jawa (Trachyipithecus auratus) merupakan primata endemik Indonesia yang populasinya semakin menurun akibat perburuan dan perdagangan ilegal. Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) sebagai lembaga konservasi ex-situ berperan dalam rehabilitasi lutung jawa sitaan sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya. Pemeriksaan kesehatan satwa wajib dilakukan selama masa rehabilitasi. Profil biokimia darah merupakan metode yang sering digunakan untuk menilai kesehatan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji profil biokimia darah lutung jawa yang dipelihara secara ex-situ. Sebanyak lima ekor lutung jawa yang dipelihara di PPS Tabanan Bali dilakukan pemeriksaan profil biokimia darah. Hasil uji biokimia darah yang dilakukan pada 5 sampel adalah aspartat aminotransaminase (AST): 84,25 IU/L ± 47,07; alanin aminotransferase (ALT): 137,25 IU/L ± 83,44; alkalin fosfatase (ALP): 437,67 IU/L ± 189,21; ureum: 96,6 mg/dL ± 50,70; kreatinin: 1,76 mg/dL ± 0,21. Nilai yang bervariasi dari masing-masing parameter disebabkan oleh variasi jenis kelamin dan umur.
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Agus Wawan Darmawan Aida Lousie Tenden Rompis Alda dasril lumban gaol An'nisafitri Lutviana Anak Agung Ayu Mirah Adi Anak Agung Gde Jaya Wardhita, Anak Agung Gde Jaya Anak Agung Keswari Krisnandika Anak Agung Oka Wijaya Anak Agung Wisnu Kusuma Putra Andini, Ni Made Ria Ayu Ratnasari BASYOFI DWIWANDANA Bellantari, Melinda Darmawan, I Putu Gede Buda Daud Steven Triyomi Hariyanto Debora Selfia Br Manurung DEWA AYU PUTU ARIE SERATHAN SUPARTHA Dini Maharani Evi kumala dewi Febio Tomasini Marciano Meus Fedri Rell Gde Angga Caka Primanditha, Gde Angga Caka Gurning, Santri Devita Sari Hasanah, Putri Nur Hidayah, Dinda Nur I GA Artha Putra I Gede Soma I Gusti Agung Arta Putra I Gusti Agung Ayu Suartini I Gusti Agung Gede Putra Pemayun I Gusti Ngurah Kade Mahardika I Gusti Ngurah Sudisma I K. SUATHA I Ketut Anom Dada I Ketut Puja I Ketut Suatha I Made Bagus Arya Permana Ardiana Putra I Made Dwinata I NYOMAN ADI SURATMA I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Nyoman Suartha I Nyoman Sulabda I Putu Gede Yudhi Arjentinia I Wayan Batan I Wayan Wirata I. B. WINDIA ADYANA Ida Bagus Oka Winaya Ida Bagus Windia Adnyana Jefri Ndawa Rumba Made Rahayu Kusumadewi Made Raysa Merliana Maharani, Nisa Mahmud Siswanto Mahmud Siswanto MIKEU PAUJIAH MUR MUAZIN MUAZIN Muhadjir, Iin Mutmainnah Murdayasa, I Wayan Gde Ni Luh Made Ika Yulita Sari Hadiprata Ni Nyoman Trinayani Ni Nyoman Trinayani Ni Nyoman Trinayani Ni Wayan Patmawati Ni Wayan Patmawati Ni Wayan Patmawati Nugraha, Elisabeth Yulia Putu Suastika Rahmiati, Nur Ilmi Risha Catra Pradhany Rostiani Silta RUSMI AKIRA S. K. WIDYASTUT Saputra, Muhammad Rama Imam Saulina, Renata Sendana, Lois Sihombing, Tri Indra Erikson Silaban, Root Elisa Sri Kayati Widyastuti Suastika , Putu Theresa Utami Tjokorda Sari Nindhia WAODE SANTA MONICA Wibisono, Hanif Wahyu Wulandari Wulandari Yesy Febnica Dewi Yulianty, Syifaurrachmah ZAKIATUN MUHAMMAD