Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Attoriolong

Perubahan Alat-Alat Produksi Pandai Besi Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidenreng Rappang, 1990-2017 Sukardi, Sukardi; Jumadi, Jumadi; Najamuddin, Najamuddin
Attoriolong Vol 18, No 1 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui masuknya modernisasi teknologi terhadap kegiatan industri pandai besi di kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 1990 – 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Massepe  menjadi pusat industri pandai besi di kabupaten Sidenreng Rappang. Keberadaan pandai besi merupakan kegiatan industri turun – temurun yang awalnya masih sangat bersifat sederhana tradisional. Alat – alat yang di gunakan juga bersifat tradisional seperti pompa angin manual ( assaung ), palu – palu, dan alat pengasa manual ( kikir ). Masuknya teknologi mesin modern dimulai sejak tahun 1998 yaitu dengan adanya pengrajin yang alat – alat produksi mesin blower listrik, mesin tempa otomatis dan mesin gerinda listrik. Alat – alat modern tersebut membuat proses produksi menjadi semakin mudah dan menghemat waktu dan tenaga yang di gunakan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hadirnya modernisasi memberikan peningkatan dan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan dan moril yaitu berupa pemenuhan kebutuhan sandang pangan, peningkatan pendidikan dan peningkatan pendapatan masyarakat pandai besi di kelurahan Massepe, kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik intern dan ekstern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan terdiri dari wawancara dan mengumpulkan sumber arsip serta literatur-literatur yang berhubungan.
Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Melalui Metode Listening Group Berbantuan Video Pada Pembelajaran Sejarah Kelas XI IIS A SMA Negeri 5 Soppeng Tahun Ajaran 2019/2020 Herana, Herana; Patahuddin, Patahuddin; Jumadi, Jumadi
Attoriolong Vol 18, No 1 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Melalui Metode Listening Group Berbantuan Video pada Pembelajaran Sejarah Kelas XI IIS A SMA Negeri 5 Soppeng Tahun Ajaran 2019/2020. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh H. Patahuddin dan Jumadi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar peserta didik Kelas XI IIS A SMA Negeri 5 Soppeng pada Mata Pelajaran Sejarah melalui penerapan model pembelajaran listening group berbantuan video. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI IIS A SMA Negeri 5 Soppeng pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan jumlah peserta didik 24 orang, yakni terdiri dari 10 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan lembar observasi. Penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar sejarah peserta didik setelah penerapan model pembelajaran listening group berbantuan video, yaitu pada siklus I menunjukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar peserta didik yakni 69,17% berada pada kategori sedang. Siklus II menunjukkan skor rata-rata motivasi belajar peserta didik sebesar 80,58% berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran listening group berbantuan video dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik Kelas XI IIS A SMA Negeri 5 Soppeng.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Di Bungin Kabupaten Enrekang 2008-2019 Nurlina, Nurlina; Jumadi, Jumadi; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang PLTMH, perkembangannya, dan dampak dari hadirnya PLTMH bagi kehidupan masyarakat di bungin terutama bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di Bungin. Penelitian menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan kerja yaitu melalui tahapan: Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pembangkit memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 3 sampai 5 tahun dimana didalamnya ada penelitian debit air, penentuan lokasi dibangunnya pembangkit dan surat izin bangunan.Pada saat perencanaan pembangunan PLTMH ini sudah bekerja sama dengan PLN sehingga pada tahun 2013 PLTMH ini beroperasi langsung berhubungan dengan PLN. Sistemnya adalah PLTMH akan menyediakan listrik dan PLN yang menjualnya ke pelanggan. Dampak yang timbul dari adanya PLTMH ini yaitu ada dampak sosial, ekonomi dan lingkungan. Dampak sosial pembangunan PLTMH yaitu adanya  perubahan-perubahan kesenangan hidup baik fisik ataupun non-fisik berupa kesehatan, keamanan, keselamatan, polusi yang menyebabkan perubahan cara hidup, perubahan aktivitas keagamaan dan aktivitas sosial. Sedangkan dari dampak  ekonomi Pembanguna PLTMH ada dua yaitu dampak ekonomi kepada masyarakat dan dampak ekonomi kepada PLTMH. Dampak ekonomi kepada masyarakat yaitu akan membantu kemajuan dan perubahan yang positif di daerah pedesaan. Diantaranya dapat mempercepat perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat daerah pedesaan untuk meningkatkan hasil-hasil produksinya baik dalam hal kuantitas maupun kualitas, merangsang industri kecil dan rumah tangga untuk berkembang dan memungkinkan masyarakat desa menggunakan teknologi yang lebih maju.. Sedangkan dampak ekonomi bagi PLTMH yaitu memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan karena dari hasil penjualan daya ke PLN omset pertahunnya mencapai 2M. Dampak PLTMH terhadap lingkungan tidak terlalu besar karena pembangkit ini ramah lingkungan karena bahan utamanya adalah air.
Pedagang Kaki Lima di Pelabuhan Paotere Kelurahan Gusung Kota Makassar 2001-2019 Annisa Pratiwi, Zulfira; Jumadi, Jumadi; Ahmadin, Ahmadin
Attoriolong Vol 18, No 2 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Pedagang Kaki Lima di Pelabuhan Paotere Kelurahan Gusung Kota Makassar 2001-2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang keberadaan pedagang kaki lima di Pelabuhan Paotere, dan mendesripsikan bagaimana Perkembangan Pedagang Kaki Lima di Pelabuhan Paotere dari tahun 2001-2019.  Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari pengumpulan data atau heuristic, kemudian melakukan kritik yang terdiri dari kritik internal dan kritik eksternal, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini dilakukan dengan informasi dari para pedagang kaki lima dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan pedagang kaki lima di Pelabuhan Paotere disebabkan oleh faktor budaya warisan turun temurun, daya Tarik ekonomi kota dan pelabuhan paotere sebagai penggerak ekonomi masyarakat sekitar. Perkembangan pedagang kaki lima dari tahun 2001-2019 sudah mengalami penurunan dari segi ekonomi maupun jumlah kios yang terdapat di Pelabuhan Paotere sehingga saat ini banyak dari pedagang kaki lima mempunyai usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekitar tahun 2015 pihak pengelola PT. Pelindo IV melakukan pendekatan kepada para pedagang untuk sewa menyewa lahan dan adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh pedagang. Hal inilah yang menyebabkan munculnya perselisihan yang hingga kini masih belum mencair. Kesimpulan dari penelitian ini keberadaan pedagang kaki lima sudah menjadi budaya tersendiri di lahan yang mereka tempati bahwa tanah tersebut belum dikelola oleh pihak pelindo. Perkembangan pedagang kaki lima hingga saat ini mulai beralih profesi dengan mencari usaha sampingan untuk menutupi kebutuhan hidup sehingga dapat dikatakan keberadaan pedagang kaki lima di pelabuhan paotere sudah mulai hilang eksistensinya.
Adat Katto Bokko di Bajubodoa, Maros 2000-2019 Megawati, Megawati; Jumadi, Jumadi; Ridha, M. Rasyid
Attoriolong Vol 18, No 2 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pelaksanaan adat katto bokko pada masyarakat di kelurahan Bajubodoa, dinamika adat katto bokko dari tahun 2000-2019, serta respon masyarakat terhadap adat katto bokko di kelurahan Bajubodoa Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adat katto bokko mulai dilaksanakan jauh sebelum adanya Kerajaan Marusu namun pada masa pemerintahan I Ali Daeng Muntu Karaenta Barasa pada tahun 1641-1698 tahapan demi tahapan mulai dijaga dan tidak ada yang berani merubahnya sampai sekarang. Namun seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai mengalami dinamika atau perubahan dari segala aspek, baik dari segi alat yang digunakan sampai dengan adanya keterlibatan pemerintah. Akan tetapi, adat ini masih mendapat respon yang baik dari masyarakat maupun pemerintah. Adat katto bokko yang merupakan upacara adat panen raya yang dilaksanakan oleh pihak kakaraengang Marusu masih tetap dilaksanakan setiap tahun. Bahkan telah mengalami perkembangan yang membuat acara ini makin meriah. Sehingga mendapat respon yang baik dari masyarakat dan pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: (1) Heuristik (pengumpulan data atau sumber), (2) Kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan ekstern, (3) Interpretasi atau penafsiran sumber dan (4) Historiografi yaitu penulisan sejarah.
Kelompok Wanita Tani Dalam Perekonomian Di Desa Tongkonan Basse Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekeng, 2004 Ilham, Ilham; Jumadi, Jumadi; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan Kelompok Wanita Tani dalam perekonomian di Desa Tonkonan, megurakian Perkembangan Teknologi pertanian pada Tahun 2004 sampai tahun 2017  Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Sejarah yang terdiri dari 4 tahap, yakni : Heroistik (Mencari dan Megumpulkan Sumber), Kritik Sumber (Kritik Ekstren dan Kritik Interen,) Interprestasi (Penapsiran Sumber) dan Historiografi (Penulisan Sejarah). Penulisan ini di golongkan sebagai sejarah sosial ekonomi masyarakat Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan teknologi pertanian masuk  dan terbentuknya kelompok wanita tani (KWT) di Desa Tongkonan Bassse mulai dari tahu 2004 hingga bisa meguasai teknologi pada tahun 2017 pembentukan kelompok tani para petani terbukti berpeluang dan mampu berperan sebagai mitra kerja penyuluh dalam proses alih teknologi pertanian di pedesaan, Meningkatnya peran dan produktivitas wanita tani sebagai pengurus rumah tangga dan tenaga kerja pencari nafkah (tambahan maupun utama), juga berhubungan erat dengan peranannya sebagai pelaku usaha dalam upaya peningkatan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan bahwa terjadinya perekembangan dan terbentunknya kelompok wanita tani (KWT) di Tonkonan Basse pada tahun 2004 hingga bisa menguasai peralatan teknologi hingga tahun 2017  dimana para KWT telah memberikan dampak yang sagat besar terhadap perkemabangan dunia pertanian di  Tongkonan Basse.
Jejak Sejarah Kerajaan Siang di Pangkep 1998-2019 Nur Fajri, Muhammad; Najamuddin, Najamuddin; Jumadi, Jumadi
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk peninggalan dari Kerajaan Siang di Pangkep, hubungan peninggalan dengan Kerajaan Siang, serta mengetahui bagaimana pandangan masyarakat tentang Kerajaan Siang di Pangkep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu : Heuristik yaitu penumpulan data dan sumber, Kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan ekstern, Interpretasi atau penafsiran sumber dan Historiografi yaitu penulisan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jejak sejarah Kerajaan Siang di Pangkep masih meningglakan jejak dengan adanya temuan benda – benda berupa keramik Asing, benda pusaka dan sebaran makam yang berada di wilayah kecamatan Pangkajene dan Kecamatan Bungoro. Berdasarkan temuan keramik dan benda-benda lainnya memberikan sedikit bukti bahwa kerajaan siang pernah berdiri dan berjaya di wilayah kabupaten Pangkep. Beberapa masyarakat mempercayai bahwa kerajaan siang pernah berdiri di Kabupaten Pangkep dan mereka juga berharap agar peninggalan dari kerajaan siang tetap terawat dengan baik. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa meskipun temuan benda –benda dan situs makam masih sedikit akan tetapi telah memberikan bukti bahwa Kerajaan Siang pernah berdiri dan berjaya di Sulawesi Selatan terkhususnya di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Sumomba Di Rantetarimsa, Kabupaten Mamasa 1980-2018 Sarbi, Sarbi; Jumadi, Jumadi; Asmunandar, Asmunandar
Attoriolong Vol 18, No 2 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana latar belakang lahirnya sumomba, perkembangan sumomba  di Rantetarima (1980-2018), tahapan-tahapan dalam pelaksanaan sumomba, dan mengetahui nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sumomba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumomba adalah upacara pernikahan bagi penghayat kepercayaan yang ada di Desa Rantetarima, Kabupaten Mamasa. Dalam pelaksanaannya sumomba, ini melalui beberapa rangkaian tahapan. Tahapan-tahapan ini ialah mekutana, meusi’, pesuaam, kasumombaam, kasiolikam, dan pedapokam. Awal mula adanya sumomba ini ada sejak manusia ada di bumi ini jutaan tahun sebelum masehi. Seiring dengan tuntutan zaman dan bertambahnya pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya maka sumomba ini kemudian mengalami dinamika-dinamika dalam perhelatannya. Dinamika ini seperti dalam hal peralatannya dan pelaksanaanya. Namun dinamika ini tidaklah menghilangkan makna keaslian dari sumomba, masyarakat setempat masi mampu mempertahankannya dengan cara mempertahankan penamaan aslinya namun dalam hal barangnya sudah ada penambahan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sumomba ini diadakan setiap satu kali dalam satu tahun. Namun sering kali pula dalam satu tahun tidak diberlangsungkan sombaam. Kevakuman ini bukan berarti adanya larangan, namun karena tidak adanya mudah mudi yang siap untuk sumomba. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: (1) heuristik (pengumpulan data atau sumber), (2) kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan ekstern, (3) interpretasi atau penafsiran sumber dan historiografi yaitu penulisan sejarah.
Rumah Adat “Tongkonan” Bastem, Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan 1998-2019 Lolo, Fitri; Ridha, Rasyid; Jumadi, Jumadi
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembangunan Tongkonan Bastem di Luwu, fungsi Tongkonan bagi masyarakat  Batem di Luwu, dan Perkembangan Tongkonan Bastem di Luwu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: heuristik (pengumpulan data atau sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan ekstern, interpretasi atau penafsiran sumber, dan historiografi yaitu penulisan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan Tongkonan Bastem dilakukan oleh dua suku besar yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu suku Bugis (Luwu) dan Toraja. Mereka melakukan perluasan wilayah ke daerah Bastem dan membuat peradaban tersendiri, dan melakukan perkawinan antar suku, hingga akhirnya rumah Tongkonan Bastem berpadu antar dua budaya, yaitu Bugis (Luwu) dan Toraja. Fungsi Tongkonan Bastem sendiri sebagai istana atau tempat tinggal Parengge dan turunannya, sebagai lambang kebesaran dan tempat sumber kekuasaan dan peraturan pemerintah adat. Pada tahun 1998 Tongkonan Bastem tidak lagi digunakan sebagai pusat pemerintahan dan tempat upacara keagamaan. Rumah Tongkonan Bastem sudah mengalami perkembangan, seperti atapnya yang sudah menggunakan atap Seng.
Dinamika Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pantai Losari 2000-2019 Riski, Muftika; Jumadi, Jumadi; Amirullah, Amirullah
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya pedagang kaki lima di Kawasan Pantai Losari Makassar, mengetahui dinamika pedagagang kaki lima di Pantai Losari Makassar, dan mengetahui kondisi sosial ekonomi pedagang kaki lima di Pantai Losari Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagang kaki lima Pantai Losari telah ada sejak tahun 1980an. Pedagang Kaki Lima di Pantai Losari telah mengalami ±4 kali relokasi sejak tahun 2000-2019. Penataan tersebut kemudian berdampak pada aspek sosial di mana pedagang kaki lima yang awalnya di dominasi oleh pedagang yang berlatarbelakang suku Jawa kemudian didominasi oleh suku Makassar. Selain itu pada aspek ekonomi, diperoleh informasi bahwa pendapatan atau penghasilan pedagang kaki lima sangat dipengaruhi oleh lokasi dan kondisi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: heuristik (pengumpulan data atau sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan ekstern, interpretasi atau penafsiran sumber dan historiografi yaitu penulisan sejarah.Â