Octavianus Hendrik Alexander Rogi
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Published : 60 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT TERHADAP DAYA DUKUNG HABITUASI KOTA PALU PASCA BENCANA TAHUN 2018 Kokalinso, Febrianti Margaretha; Rogi, Octavianus H. A.; Siregar, Frits O. P.
SPASIAL Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disaster is an event or series of events that threaten and disrupt people's lives caused by both natural and/or non-natural factors including human actions, resulting in human casualties, environmental damage, property losses and psychological impacts. The traumatic experience as a result of the disaster can basically change the perception of the local community regarding the existence of their place of residence where the disaster has occurred. The analytical method used is the Likert scale, simple description, Spearman rank test and chi square test. Liker scale analysis is used for manual calculations using a formula to measure the opinions of each respondent, simple description analysis makes conclusions from the results of the questionnaire. Meanwhile, the chi square test and the rank of separman are used to find out how far the consistency of people's answer choices is related to perceptions, preferences and affection. The results of the study show that they can still survive or habituated in the city of Palu as long as the community can support each other, then they still choose to stay in the city of Palu by having the ability to seek mitigation properly and correctly. Keywords:Public perception, Likert scale, Spearman rank test and chi square test.
A STUDY OF CHANGES IN THE SPATIAL STRUCTURE OF BITUNG CITYBASED ON INDICATORS OF PEOPLE MOVEMENT PATTERNS, RELATED TO THE COVID-19 PANDEMIC Tangkudung, Fitri Meylinda; Rogi, Octavianus H. A.; Siregar, Frits O. P.
SPASIAL Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bitung City, as an urban area, is characterized as a cluster of built-up areas that are relatively dense and has several residential concentration clusters and high-density service centre points scattered in several zones. So, in theoretical understanding, the city of Bitung is allegedly identified as a Polycentric city. However, when the covid-19 pandemic occurred, the city of Bitung became one of the affected. The spread of exposed areas in the city was relatively fast and provided a traumatic experience for the community. This traumatic experience also encourages changes in people's perceptions, preferences, and behaviour in travelling both within the city and in and out of the city. Undoubtedly, there has been a significant change in the daily movement patterns of local people during this pandemic in the city of Bitung. Changes in the pattern of a community movement that occurred must have impacted changes in the spatial structure of Bitung City. The purpose of the study was to identify whether or not there was a change in the type of spatial structure in Bitung City based on indicators of daily movement patterns of local people in the Period before the pandemic, the peak of the pandemic, and after the peak of the pandemic whether the change will be permanent or temporary, and identify problems based on existing conditions and associative spatial policies with the type of spatial structure of Bitung City in the future in the post-pandemic era. The analysis method was the Origin-Destination Survey method with the division of the Travel Destination Survey questionnaire and comparing based on 3 (three) pandemic times such as 1) The Period Before the Pandemic; 2) The peak of the pandemic; and 3 (three) Period After pandemic peak. The results showed that (1) The shape of Bitung city space structure in the Period before the pandemic and after the peak of the pandemic tended to be in the form of a polycentric model, while at the peak of the pandemic, the city of Bitung tended to be in the form of a Monocentric model; (2) There were several urban problems that the city of Bitung must face as a city with a tendency of Polycentric Cities based on existing conditions, and some problems during the covid-19 pandemic but not continuously.Keywords : Spatial Structure, Daily Movement Patterns, Origin Destination
KORELASI DENSITAS PENDUDUK DAN PERSEBARAN KASUS COVID-19 DI KOTA MANADO Tjoa, Savy C.N.; Rogi, Octavianus H.A.; -, Suryono
SPASIAL Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Covid-19 is a new disease that causes a serious pandemic disaster. In theory, transmission of infectious diseases is often facilitated by congested areas. This raises a question whether the density theory applies conceptually in Manado City, which is the capital as well as the main gateway with the largest population in North Sulawesi Province. Population density is one of the important indicators in identifying the spatial structure of a city. And going forward, it is very necessary to develop an ideal urban spatial structure and respond to a pandemic. The purpose of this study was to analyze the relationship between density indicators, both static and dynamic, and the distribution of Covid-19 in Manado City. The method used is quantitative-qualitative which consists of the origin-destination preference survey method as an identification of the movement pattern of the Manado City population which becomes the dynamic density and Pearson correlation as an analytical tool. The results showed that there was no correlation between population density on built-up land (static density) and the distribution of Covid-19 cases in Manado City. However, the results of the identification of the type of spatial structure of Manado City which tend to be mono-polycentric based on indicators of population movement (dynamic density) correlated with the distribution of existing cases. Especially for the trip to work, recreation, and to health facilities, it has a significant correlation coefficient with the increase in cases during the peak (first wave) Covid-19 in Manado City. Based on the research findings, the recommended spatial structure model to prevent and reduce problems arising from the pandemic is themodel Polycentric City.Keyword : Static Density, Dinamic Density, Covid-19, Pearson Correlation
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN BERDASARKAN KEMAMPUAN LAHAN DI DISTRIK MUARA TAMI Sawo, Milano Khemal; Rogi, Octavianus H. A.; Lakat, Ricky S. M.
SPASIAL Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota sering diartikan sebagai suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan administrasi pemerintah yang secara rinci dapat digambarkan meliputi lahan geografis utamanya untuk pemukiman, dalam jumlah penduduk yang relatif  besar dan lahan yang  relatif terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut, nampak adanya keterkaitan yang nyata antara manusia dengan lingkungan (lahan), yang digunakan manusia untuk tempat tinggal, dan tempat beraktivitas. Perkembangan kota umumnya memanfaatkan lahan untuk dijadikan pemukiman, hal ini tidak lain dikarenakan semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang ada di kota atau wilayah tersebut, sehingga permintaan akan lahan baru untuk pemukiman semakin banyak dan meningkat. Untuk itulah sebelum adanya pengembangan kota baru dilakukan analisis kemampuan lahan di Distrik Muara Tami menggunakan system information Geographic ( SIG ). Distrik Muara Tami mempunyai 5 klasifikasi yaitu sedang, sangat rendah, rendah, agak tinggi, dan sangat tinggi. Kemampuan pengembangan sedang yang lebih mendominasi di Distrik Muara tami. Secara umum cukup layak untuk dijadikan sebagai pengembangan kota baru. Sedangkan untuk Kemampuan Lahan yang tidak mendominasi di Distrik Muara Tami adalah Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi hal ini menunjukan hanya sebagian kecil wilayah Muara Tami yang mampu untuk dikembangkan, khususnya  sebagai wilayah pengembangan kota baru.Kata Kunci: Kota, Permukiman, Distrik Muara Tami, Kemampuan Lahan,
GRAHA SENI DI KOTA MANADO (Metafora Dalam Rancangan Arsitektur) Usman, Kevin; Sondakh, Julianus A. R.; Rogi, Octavianus H. A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seni terlahir dan terbentuk dari peradaban manusia. Hal tersebut mencerminkan kesenian daerah yang ada di Indonesia saat ini, yang mendapat apresiasi yang lebih dari masyarakatnya. Jumlah peminat seni yang semakin bertambah menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dalam bidang seni. Hal tersebut bertolak belakang dengan Kesenian daerah di kota Manado. Hal ini dilihat dari perkembangannya yang masih dibawah dari pariwisata di Manado yang berkembang cukup pesat. Padahal kepariwisataan kota Manado bisa menjadi potensi berkembangnya seni daerah. Aspek indikator sosial budaya dalam bidang kesenian perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah dalam hal memberi ruang apresiasi dalam kreativitasnya para peminat seni di kota Manado. Hal ini memberi peluang bagi pihak pemerintah kota Manado untuk memfasilitasi kegiatan seni dengan gedung yang presentatif yaitu dengan menghadirkan “Graha Seni” yang mampu mengangkat kesenian daerah di Manado. Untuk mendukung konsep ini maka tema perancangan yang diambil untuk perancangan ini yaitu Metafora dalam rancangan arsitektur. Proses desain yang dipakai dalam perancangan ini yaitu proses desain generasi II, yang terdiri dari 2 fase, yang pertama adalah fase pengembangan wawasan komprehensif, yaitu pengkajian tipologi objek, tapak dan lingkungan, serta tema Metafora dalam Arsitektur, lalu dilanjutkan ke fase kedua yaitu fase konseptualisasi, dengan mekanisme siklus image-present-test menurut John Zeisel, yang diawali dengan pemikiran konsep (imaging), dilanjutkan dengan penyajian konsep ke dalam bentuk gambar (presenting), lalu mengevaluasi konsep berdasarkan kriteria pengujian tertentu (testing). Proses tersebut dilakukan secara berulang dengan memperbaiki setiap hasil evaluasi, hingga perancang memutuskan untuk mengakhiri proses pada siklus tertentu. Konsep gubahan masa bangunan Graha Seni ini diambil dari bentuk menyerupai seekor burung yan sedang terbang terinspirasi dari lukisan-lukisan seni rupa. Bentuk ini diterapkan pada tampak atas dan tampilan eksterior Graha Seni dengan spesifikasi tema yaitu metafora kombinasi menurut Anthony C Antoniades. Sehingga bangunan ini terlihat menarik sesuai dengan fungsi dan karakter bangunan ini. Kata kunci : Seni, Metafora, Manado
TERMINAL ANGKUTAN UMUM DI AMURANG (Unordinary in Ordinary Architecture) Rambi, Anastasya E.; Rogi, Octavianus H. A.; Supardjo, Surjadi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehadiran sebuah terminal di setiap kabupaten/kota merupakan hal yang penting dan esensial. Kota Amurang saat ini telah memiliki sebuah terminal dengan tipe B, namun keberadaannya dinilai masih diwarnai dengan berbagai permasalahan yang kompleks dan berujung pada tidak optimalnya kinerja operasionalisasi terminal tersebut yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan kabupaten Minahasa Selatan di dalamnya Kota Amurang. Hal ini melatarbelakangi gagasan perlunya relokasi terminal tersebut yang telah diprogramkan pemerintah daerah setempat dan telah dituangkan dalam RTRW kabupaten Minahasa Selatan. Lokasi yang baru dari terminal ini adalah di Kapitu, Kecamatan Amurang barat. Rancangan relokasi terminal ini digagas dengan mengaplikasikan tema “unordinary in ordinary architecture” yang diharapkan mampu mewujudkan suatu rancangan terminal baru yang lebih representatif dengan menampilkan fitur-fitur yang unik dan tidak lazim (unordinary) dalam tipologi rancangan terminal yang terbilang standar (ordinary). Ada tiga pendekatan dasar yang umum digunakan dalam sebuah perancangan karya arsitektur, itu pula yang digunakan dalam perancangan proyek terminal ini, yaitu pendekatan tipologikal, pendekatan analitik terhadap tapak dan lingkungan serta pendekatan tematik. Adapun proses perancangan yang digunakan ialah proses perancangan generasi II menurut kategorisasi Horst Rittel yang mengedepankan karakteristik proses desain yang spiralistik, mengacu pada asumsi bahwa masalah-masalah perancangan pada hakikatnya penuh dengan kerumitan dan bersifat akut. Di sisi lain, optimalisasi konsep rancangan terminal ini menggunakan metode  “image-present-test” yang dikemukakan oleh John Seizel. Hasil akhir rancangan diwarnai dengan penerapan konsep-konsep desain yang mengacu pada tema, yang dilandaskan pada strategi olah tipe berupa modifikasi, transformasi, kombinasi bahkan substitusi dari berbagai formasi arsitektonis, dengan tidak mengabaikan aspek penting yang bersifat standar dalam rancangan terminal. Beberapa fitur hasil olah tipe yang unik dalam rancangan akhir antara lain ialah gubahan konfigurasi massa yang menggunakan kombinasi beragam geometri dasar termasuk lingkaran, pola sirkulasi yang linier dan parsial menurut tipe angkutan, aplikasi material selubung bangunan tradisional dan kontemporer secara kombinatif, serta program ruang dalam dengan tambahan ruang-ruang tertentu yang lazimnya tidak asosiatif dengan fungsi terminal, sedemikian hingga nuansa “unordinary” dapat dihadirkan dalam performa terminal yang baru ini. Kata kunci : terminal, unordinary in ordinary arhitecture, image-present-test, olah tipe
POLITEKNIK PERTANIAN DAN AGROINDUSTRI DI AMURANG (Penerapan Simbol Budaya Dengan Pendekatan Semiotika) Tunas, Sgerlen M.; Rengkung, Joseph; Rogi, Octavianus H. A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Minahasa Selatan memiliki berbagai  macam potensi, namun belum terkelolah dengan baik karena kurang sumber daya manusia yang terampil dan siap pakai dalam mengelolah potensi tersebut. Seperti dalam bidang pendidikan, pertanian dan agroindustri. Sektor Pertanian merupakan salah satu mata pencarian bagi sebagian besar masyarakat yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan, namun sumber daya yang berkompeten dalam melakukan penyuluhan dan pengembangan di bidang pertanian, Sedangkan dalam bidang Agroindustri masih tergolong industri kecil dan belum terkelolah dangan baik, namun berpotensi untuk menjadi lebih besar, sehingga membutuhkan fasilitas banguanan Pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia yang ada, dengan demikian potensi yang ada dapat terkelolah lebih baik lagi. Di Kabupaten Minahasa Selatan belum memiliki fasilitas pendidikan tinggi seperti Politeknik, Sekolah tinggi, dan Universitas, karena itu penulis merencanakan untuk merancang bangunan Politeknik Pertanian dan Agroindustri di Amurang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat  di Kabupaten Minahasa Selatan. Kata Kunci : Politeknik, Pertanian,Agroindustri, Merancang.
IMPLEMENTASI KONSEP ARSITEKTUR BIOMIMETIK PADA DESAIN GELANGGANG OLAHRAGA DI MINAHASA SELATAN Eman, Arviro; Rogi, Octavianus H. A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Pemuda adalah kelompok masyarakat yang umumnya menyukai aktivitas keolahragaan. Namun demikian, di Kabupaten Minahasa Selatan, minat terhadap olahraga ini belum terfasilitasi dengan sarana dan prasarana bidang olahraga yang memadai. Melihat pentingnya kehadiran sarana olahraga yang representatif ini, maka penulis tertarik untuk merencanakan pembangunan Gelanggang Olahraga di Minahasa Selatan, dengan Arsitektur Biomimetik sebagai tema perancangan, yang secara filosofis merupakan konsep desain arsitektural yang mentranslasikan kriteria kehidupan ke dalam kriteria arsitektural. Dalam pelaksanaan kegiatan perancangan, penulis mengunakan tiga pendekatan perancangan yaitu pendekatan tematik, tipologi objek, dan analisis tapak yang menghasilkan konsep implementasi tema, konsep programatik, konsep zonasi, bentuk, struktur, dan utilitas. Dalam prosesnya konsep-konsep rancangan ini senantiasa mengalami optimasi lewat proses transformasi konsep dengan mekanisme atau metode imajinasi-presentasi-evaluasi yang berulang secara siklikal, menurut teori yang dikemukakan John Zeisel, dan berakhir dengan konsep akhir yang optimum sesuai ketersediaan sumberdaya perancangan khususnya waktu. Hasil akhir, rancangan Gelanggang Olahraga di Minahasa Selatan ini hadir dengan kategori Gelanggang Olahraga Tipe B yang terdiri dari satu gelanggang olahraga tertutup untuk cabang olahraga tertentu, satu gelanggang tertutup untuk olahraga renang, satu gelanggang terbuka untuk sepak bola yang terintegrasi dengan ruang-ruang untuk kegiatan pengelolaan Gelanggang Olahraga serta asrama atlet. Komponen rancangan ruang luar umumnya teralokasi untuk kebutuhan sirkulasi, parkir, lapangan latihan untuk olahraga tenis dan basket,  ruang terbuka hijau dan beberapa elemen ruang luar yang menjadi focal point kawasan, sehingga hadir dengan performa yang terbilang unik dan berpotensi untuk menjadi landmark bagi Kabupaten Minahasa Selatan.   Kata Kunci : Gelanggang Olahraga, Minahasa Selatan, Biomimetik
PUSAT ANIMASI DAN DESAIN GRAFIS DI MANADO (ILUSIONISME DALAM ARSITEKTUR) Johannis, Kristin N.; Rogi, Octavianus H. A.; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan bidang multimedia dan perekonomian yang ditunjang dengan kemajuan teknologi dan informasi menjadikan industri animasi dan desain grafis semakin berkembang, bahkan permintaan terhadap produksinya mengalami peningkatan setiap tahun, baik dari segi komersil maupun dari segi hiburan. Namun banyaknya permintaan terhadap animasi dan desain grafis tidak didukung dengan studio produksi yang kompeten. Maka Pusat Animasi dan Desain Grafis yang berfungsi sebagai rumah produksi dihadirkan untuk mampu menjawab berbagai potensi dan permasalahan tersebut, serta mampu mewadahi berbagai animo masyarakat khususnya para animator dan desainer grafis untuk dapat lebih berkarya dan mengeksplor ide serta kreatifitas mereka, agar kualitas animasi dan desain grafis yang ada di Indonesia khususnya Sulawesi Utara semakin meningkat. Untuk mendukung rancangan objek, maka tema Ilusionisme dalam Arsitektur pun dipilih untuk diimplementasikan dalam perancangan karena dianggap mampu merepresentasikan fungsi serta karakteristik objek. Pada perancangan ini, proses perancangan yang dipakai adalah proses desain generasi II sesuai dengan kategorisasi dari Horst Rittel yang terdiri dari 2 fase, yang pertama adalah fase pengembangan wawasan komprehensif, yaitu pengkajian tipologi objek, tapak dan lingkungan, serta tema Ilusionisme dalam Arsitektur, lalu dilanjutkan ke fase kedua yaitu fase konseptualisasi, dengan mekanisme siklus image-present-test menurut John Zeisel, yang diawali dengan pemikiran konsep (imaging), dilanjutkan dengan penyajian konsep ke dalam bentuk gambar (presenting), lalu mengevaluasi konsep berdasarkan kriteria pengujian tertentu (testing). Proses tersebut dilakukan secara berulang dengan memperbaiki setiap hasil evaluasi, hingga perancang memutuskan untuk mengakhiri proses pada siklus tertentu. Gubahan bentuk Pusat Animasi dan Desain Grafis di Manado ini mengambil konsep bentuk “The Ebbinghaus Illusion” yang merupakan contoh dari salah satu jenis tema Ilusionisme dalam Arsitektur, yaitu ilusi skala. Selain ilusi skala, beberapa jenis ilusi lain yang diimplementasikan pada objek perancangan adalah ilusi fisiologis, ilusi distorsi, ilusi ambigu, ilusi Shakkei, ilusi Trompe L’oeil, dan ilusi anamorfosis. Jenis-jenis ilusi tersebut diimplementasikan pada beberapa kriteria perancangan arsitektur seperti gubahan massa, ruang dalam (interior), selubung bangunan, dan ruang luar (eksterior). Implementasi jenis-jenis ilusi tersebut umumnya diimplementasikan pada elemen arsitektural yang dapat dilihat secara langsung, karena tema Ilusionisme dalam Arsitektur mengandalkan teknik visualisasi untuk dapat dinikmati / dirasakan.   Kata kunci : Animasi, Desain Grafis, Ilusionisme
MITIGASI RISIKO BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO Hengkelare, Sularso H. S.; Rogi, Octavianus H. A.; ., Suryono
MEDIA MATRASAIN Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mitigation is an effort with the aim of minimizing the impact of a disaster by carrying out proper planning. Geological and hydrometeorological disasters are disasters that are often experienced by Indonesia. In Indonesia, hydrometeorological disasters such as floods are influenced by strong westerly winds and global climate change. Inappropriate land conversion also supports the occurrence of this disaster. Based on a map of flood-prone areas from the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning, Manado City has a flood-prone area with a fairly high class of vulnerability, especially the central government area and the center of trade and services. This is relevant to the geographical condition of the city of Manado which is in a position surrounded by mountains and 5 major rivers that pass through the city of Manado, namely the Tikala river and the Tondano river which merge in the Paal 2 area, the Malalayang river, the Sario river and the Bailang river. The Tondano and Tikala rivers have several meanders and have several 'bottle necks' downstream which can cause obstruction to the flow of river water so that it can cause flooding. In addition, the silting of rivers and drainage as well as the lack of water catchment areas have an important role in the occurrence of floods. Therefore, it is necessary to carry out a flood risk analysis in Manado City to determine the appropriate form of mitigation. The purpose of this study is to determine the level of flood risk in Manado City and recommend forms of flood disaster mitigation in Manado City. This research uses analysis with quantitative descriptive research method. The analysis was carried out with reference to PERKA BNPB No. 02 of 2012 concerning general guidelines for disaster risk assessment. The results of this study are that there are 3 classes of flood risk levels in Manado City. In the high class, there are 53 urban villages, the middle class is 2 villages and the low class is 32 villages.
Co-Authors -, Suryono Adriana Renwarin, Adriana Alfonsa Londar, Alfonsa Alvin J. Tinangon Amanda S. Sembel Amanda Sembel Anastasya E. Rambi, Anastasya E. Andi A. M. Malik Anggreny Purukan Ardi C. Ogelang Arviro Eman Bongi, Anastasia Conny Kandoli Datunsolang, Rifqi Akbar Deddy Erdiono Durand, Deo Victor Dwars Soukotta Dwight M Rondonuwu, Dwight M Dwight M. Rondonuwu Elda Siska Sinuraya Esli D. Takumansang Fennyrian Masarrang Frits O. P. Siregar Frits O.P. Siregar Hendriek H. Karongkong Hengkelare, Sularso H. S. Hengkelare, Sularso H.S Herry Kapugu Horhoruw, Hanni Alfio Ingerid Moniaga Irjadi, Arif Jefrey I. Kindangen Johannes Van Rate Joseph Rengkung Judy O. Waani Julianus A. R. Sondakh Kevin Usman Kokalinso, Febrianti Margaretha Kolibu, Eunike T. Kowal, Rolando Rischi Kristian Pabeta Kristin N. Johannis Lakat, Ricky S. M. Laming, Magdalena Lasabuda, Muh. Herbian S.P. Leidy M. Rompas Linda Tondobala Lolokada, Theresia Wangi Longaris, Sendy Makagiansar, Trifosa Mario D. M. Maahury, Mario D. M. Marshel Pua, Marshel Michael M Rengkung, Michael M Novalin Y. Titiheru P, Norlyvia Jaya Toding Palindang, Winda Pangkey, Claudia Pantouw, Christy E Pello, Pingkan S. Pierre H Gosal, Pierre H Poli Hanny, Poli R. J. Poluan, R. J. Rachmatullah, Michael Raymond Ch Tarore, Raymond Ch Rieneke L. E. Sela Rieneke Sela Roosje J Poluan Roosje J. Poluan Rumayar, Gerika Salatun, Sri Ratni Sangkertadi Sangkertadi Sarapang, Herni Tandi Sawo, Milano Khemal Sela, Rieneke L.E Sembiring, Agita R. Sgerlen M. Tunas Siregar, Frits O Sondakh, Sharon Costansye Sonny Tilaar Steven Lintong Steven R. Kamurahan Surjadi Supardjo Suryadi Supardjo, Suryadi Suryono . Tambajong, Gifly Jeremy Tangkudung, Fitri Meylinda Tendean, Susi Cinthya Tinaiy, Arflandi Michael Tjoa, Savy C.N. Tomigolung, Billy Adiputra Tulangow, Pingkan K Tumbelaka, Isabella S. Veronica Kumurur Verry Lahamendu, Verry Vicky H Makarau, Vicky H Vicky H. Makarau Vinny Wasty Nanariain, Vinny Wasty Wahyudi Siswanto Wakari, Viona V. Wenur, Fabian Bill Zanuddin, Rian