Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) Agus Putra AS; Hanisah Hanisah; Iwan Hasri; Fitriana Santi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 3 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.11

Abstract

Abstrak          Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan kelompok crustacea yang hidup di perairan tawar. Lobster ini pada umumnya memiliki potensi yang bagus untuk dibudidayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pakan tambahan yang tepat untuk pertumbuhan lobster air tawar. Metode eksperimen yang digunakan adalahRancangan Acak Lengkap 4 perlakuan dan 3 pengulangan yaitu PL (kontrol), PW (pellet dan wortel), PK (pellet dan kentang) dan PJ (pellet dan ubi jalar putih). Lobster air tawar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran 5-7cm dan berat 6-8g. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan Lobster air tawar, dimana  pertambahan bobot  mutlak (PBM), laju pertumbuhan harian (LPH) dan laju pertumbuhan berat (WG) yang terbaik di perlakuan PW yaitu (2,21 ± 0,06), (1,05 ± 0,03) dan (34,40 ± 1,15)  serta pertambahan panjang mutlak (PPM) tertinggi di perlakuan PJ yaitu (0,44 ± 0,02). Hal ini menjelaskan bahwa pakan tambahan wortel adalah pakan dengan kombinasi terbaik sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan lobster air tawar.
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Di Aceh Tengah Noviana Noviana; Faisal Syahputra; Iwan Hasri
Jurnal TILAPIA Vol 4, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/tilapia.v4i1.3178

Abstract

Ikan nila memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan dapat mencapai bobot tubuh yang jauh lebih besar dengan tingkat produktivitas yang cukup tinggi (Aliyas et al., 2016). Permintaan  pasar ikan nila internasional maupun domestic cukup tinggi (Indah & Dheny,2020). Namun, selama masa pandemi Covid-19 permintaan terhadap benih maupun ikan nila konsumsi mengalami penurunan.Pandemi Covid-19 memberi dampak yang sangat berpengaruh pada pendapatan pelaku usaha budidayaikan di Aceh Tengah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan melakukan observasi, wawancara, pengisian formulir dan dokumentasi. Usaha pembenihan ikan nila di Aceh Tengah mengalami penurunan pendapatan dalam penjualan. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan signifikan pendapatan usaha pembenihan selama Pandemi Covid-19 dari sebelum Pandemi Covid-19. Hasil rata-rata pendapatan  yang diperoleh pelaku usaha pembenihan ikan sebelum Pandemi Covid-19 adalah Rp. 26.232.000 pertahun, tetapi saat Pandemi Covid-19 melanda Indonesia khususnya Kabupaten Aceh Tengah, rata-rata pendapatan menurun menjadi Rp. 23.069.000 pertahun. Hal ini menunjukkan bahwaterjadi penurunan pendapatan saat Pandemi Covid-19 dari sebelum Pandemi Covid-19 sebesar 4,5 % .Hasil perhitungan nilai Revenue Cost Ratio dalam  analisa kelayakan usaha adalah R/C > 1 maka dinyatakan layak melakukan usaha.
Community Structure of Water Plants in Laut Tawar Lakes Iwan Hasri; Delian Putra Mandida Manik; Zulida Susanti; Rizkan Fahmi
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jisa.v6i2.7322

Abstract

This study aims to analyze the community structure of aquatic plants in locations that have floating net cages (KJA) and those that do not have floating net cages in Lake Laut Tawar. The research was conducted from November 2021 to January 2022. The research method used was descriptive analytic consisting of 5 stations, each station was repeated 3 times. Observation stations consist of Mendale and One-one which represent KJA waters. Bebuli, Mepar and Kala Segi representing regions do not have KJA. Based on the results of the study, 3 types of aquatic plants were found, Eichhornia crassipes, Hydrilla verticillata and Salvinia molesta. The highest biomass is found in the KJA area at One one station with a biomass of 5 906.67 g/m2. The uniformity index (H') values ​​range from 0.35-0.69, the E uniformity index ranges from 0-0.48 and the dominance index (D) ranges from 1.37-3.79. Aquatic plants in the KJA area are characterized by higher dissolved solids, nitrate and total phosphate values ​​compared to KJA.
Investasi Parasit Pada Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) di UPTD BBI Lukup Badak Melisa Melisa; Iwan Hasri; Iko Imelda Arisa; Indah Paridah; Dian Puspidayani
MAHSEER: Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Vol 5 No 1 (2023): Januari : Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/mahseer.v5i1.489

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi dan intensitas benih ikan nila merah (Oreochromis niloticus) di UPTD BBI, Lukup Badak. Sebanyak 48 sampel ikan yang terkumpul diantaranya 16 terinfeksi parasit (12 ektoparasit dan 4 endoparasit). Pemeriksaan dilakukan di laboratorium BBI, Lukup Badak. Metode yang digunakan adalah metode preparat ulas (smear method); organ yang diamati adalah kulit, sirip dan insang. Pemeriksaan dan identifikasi parasit dilakukan menggunakan mikroskop. Hasil penelitian diperoleh beberapa jenis parasit antara lain; Ichthyopthirius multifiliis, Gyrodactylus spp., Gyrodactylus pp., Scypidia spp., Zoothamnium spp. dan Dactylogyrus spp. Hasil perhitungan menunjukkan prevalensi dan intensitas parasit berdasarkan organ nilai terbanyak terdapat pada sirip (prevalensi 27.1% dan intensitas 3.8 Ind/e). Prevalensi dan intensitas infeksi parasit berdasarkan kelas panjang tertinggi terdapat pada ukuran 2.8-3.86 cm, dengan hasil perhitungan menunjukkan pada endoparasit (prevalensi 8.3% dan intensitas 9.3 ind/e) sedangkan pada endoparasit (prevalensi 8.33% dan intensitas 0.25 ind/e).
The application of integrated multi-trophic aquaculture (IMTA) using floating net cages on Tilapia fish with native fish (Peres, Lemeduk, and Depik) Nurfadillah Nurfadillah; Iwan Hasri; Muhammad Reza Purnama; Adrian Damora; Siska Mellisa
Depik Vol 10, No 3 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.83 KB) | DOI: 10.13170/depik.10.3.22465

Abstract

Environmental problems due to aquaculture occur along with the increase in aquaculture production. IMTA is one system used as a solution in dealing with environmental problems. The objective of this study was to analyze the growth performance, survival rate, and production of the main commodity (tilapia) and the supporting commodities (Peres, Lemeduk, and Depik) which are applied through the application of integrated multi-trophic aquaculture (IMTA) using floating net cages. This research was conducted at the Lukup Badak Fish Seed Center, Central Aceh from July to August 2020. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications, namely: A (tilapia), B (tilapia and peres), C (tilapia and lemeduk), and D (tilapia and depik). ANOVA test results showed that the IMTA system had a significant effect on absolute length growth, absolute weight growth, specific growth rate (SGR), survival rate, and biomass production of tilapia (P0.05). The results showed that maintenance for 42 days produced the highest value in treatment B with the increase in absolute length growth (4.26cm±0.24); absolute weight growth (5.47g±0.45), specific daily growth rate (2.28%/day±0.13) and the highest tilapia biomass production (480g/0.5m2±19.25). The highest survival rate was found in treatment C (82.42%±2.28). It was concluded that the treatment using the IMTA system was better than without the IMTA system.Keywords:IMTAWater qualityGrowth performanceTrophic interactionBiomass production
The incubation of Tinfoil barb (Barbonymus schwanenfeldii) eggs using funnel system at different temperatures Siska Mellisa; Rizki Danang Ramadhan; Iwan Hasri; Nurfadillah Nurfadillah
Depik Vol 11, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.776 KB) | DOI: 10.13170/depik.11.1.24768

Abstract

Tinfoil barb (Barbonymus schwanenfeldii) is freshwater fish found in Borneo, Java, and Sumatera including in Aceh Province waters. It is known as a native species in Indonesia, locally known as Tengadak or Lampan and this species is popular for consumption due to its taste.  Tinfoil barb is targeted species of inland water for fisheries production. In recent years, the fish population has declined because of overexploitation and habitat degradation. Therefore, this study aimed to analyze the effects of temperature on Tinfoil barb (B. schwanenfeldii) eggs incubation using a funnel system. It was conducted at Balai Benih Ikan (BBI) Lukup Badak, Central Aceh Regency. The Completely Randomized Design was used as a statistical analysis method with four treatments and three replications at 22±1 oC, 25±1 oC, 28±1 oC, and 31±1 oC. Hatching was carried out using a funnel system with 100 grain/liter of eggs density for incubation. The parameters measured were hatching time and rate, egg yolk absorption time, the survival rate of the embryo, larvae abnormality, and water quality. The ANOVA test results showed that temperature significantly affected hatching time and rate, egg yolk absorption time, and larvae abnormality (P0.05). In contrast, the effect was insignificant on the survival rate of an embryo, with P0.05. It is concluded that the optimum temperatures for Tinfoil barb eggs incubation were about 25±1 oC–31±1 oC. A funnel system was more effective for incubation than the conventional system.Keywords:Tinfoil barbFishIncubationTemperatureFunnel System
Kriopreservasi sperma ikan kawan Poropontius tawarensis menggunakan Dimetil sulfoxida (DMSO) Cut Ruhul Muthmainnah; Zainal A. Muchlisin; Kartini Eriani; Iwan Hasri; Nur Fadli; Abdullah A. Muhammadar
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.329 KB) | DOI: 10.13170/depik.8.3.15072

Abstract

Abstract. Kawan fish (Poropuntius tawarensis) is an endemic fish found in Danau Laut Tawar, Central Aceh, Indonesia. This species has been threatened by ecological partubation, unfrindly fishing practices and pollution.  Cryopreservation is one of the ways to maintain the presence of these fish. Cryoprotectant (CP) is a critical material in the cryopreservation and DMSO is a common CP used in cryopreservation. Hence, the aim of the present study was to determine the optimum DMSO concentration for kawan fish sperm. The completely randomized design with 6 treatments and 3 replications were used in this study. The tested treatment was the difference of DMSO concentration, namely; 0, 3%, 6%, 9%; 12%, and 15% DMSO was combined with 5% egg yolk. The ratio of sperm to diluent is 1: 20. The cryotubes containing diluented sperm were evaporated at 5 cm from the surface of liquid nitrogen for 10 min, then stored in a liquid nitrogen container at -1960C for 2 weeks, then thawed and analyzed for the quality. The results showed that fresh sperm of kawan fish had motility of 48.67%, pH 7, milky white, with moderate consistency. The assessment of mass movements shows that the sperm has good quality. The ANOVA test showed that the addition of DMSO in diluents gavee significant effect on sperm motility, fertility and hatchability rates of fish eggs (P 0.05). The highest percentage of sperm motility and fertilization rates of fish eggs were found at concentration of 6%, respectively with the value of 46.67% and 45.67%, respectively. The highest percentage of hatching rate was also found in similar concentration of DMSO with the value of 19.33%. %. The DNA integrity test using the electrophoresis gel method showed that there was damage to DNA fish sperm after freezing, the the lower damage was found at 9% and 12% DMSO. It is concluded that the optimum concentration of DMSO for kawan fish sperm is at 6% of DMSO. Key words: kawan fish (Poropuntius tawarensis), cryopreservation, DMSO, DNA integrity Abstrak. Ikan kawan (Poropuntius tawarensis) merupakan ikan endemik yang terdapat di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah, Indonesia. Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), ikan ini termasuk ikan yang terancam punah oleh sebab kerusakan lingkungan, penangkapan tidak ramah lingkungan dan polusi. Salah satu cara untuk menjaga keberadaan ikan tersebut adalah dengan penerapan metode kriopreservasi sperma. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi DMSO optimum dan melihat kerusakan DNA yang terjadi pada sperma ikan kawan(Poropontius tawarensis) pasca pembekuan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan.Perlakuan yang diuji adalah perbedaan konsentrasi DMSO dengan konsentrasi 0; 3%; 6%; 9%; 12% dan 15%.DMSO tersebut dikombinasikan dengan 5% kuning telur. Perbandingan sperma dengan pengencer adalah 1 : 20. Semua cryotube yang berisi sperma dan pengencer diuapkan pada jarak 5 cm dari permukaan nitrogen cair selama 10 menit, selanjutnya, disimpan dalam kontainer nitrogen cair bersuhu -1960C untuk disimpan selama 2 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sperma segar ikan kawan memiliki nilai motilitas sebesar 48,67%, pH 7, berwarna putih susu, dengan konsistensi sedang. Penilaian gerakan massa menujukkan bahwa sperma tersebut berkualitas baik. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa penambahan DMSO dalam pengencer berpengaruh nyata terhadap motilitas, fertilitas dan daya tetas telur ikan kawan (Poropontius tawarensis) (P0,05) setelah pembekuan. Selanjutnya, uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa persentase motilitas sperma dan pembuahan telur ikan kawan tertinggi terdapat pada penambahan DMSO dengan konsentrasi 6%, masing-masing sebesar 46,67% dan 45,67%. Persentase penetasan telur tertinggi juga dijumpai pada perlakuan 6% DMSO, dengan nilai 19,33%. Hasil uji integritas DNA menggunakan metode elektrofresis gel menunjukkan bahwa terdapat kerusakan pada DNA sperma ikan pasca pembekuan, Kerusakan yang terendah terdapat pada konsentrasi DMSO 9% dan 12%. Namun secara umum, disimpulkan bahwa konsentrasi optimum untuk kriopreservasi ikan kawan adalah 6% DMSO.Kata kunci: ikan kawan (Poropuntius tawarensis), kriopreservasi, DMSO, integritas DNA
A short review of discovery and development of fish sperm cryopreservation Dian Afriani; Kartini Eriani; Zainal Abidin Muchlisin; Iwan Hasri
Depik Vol 10, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.4 KB) | DOI: 10.13170/depik.10.1.18794

Abstract

Global biodiversity, especially fish, has experienced a decline, this occurs as a result of over-exploitation, the presence of introduced fish species and climate change. This condition makes researchers look for solutions to overcome these problems by using cryopreservation techniques. The main purpose of cryopreservation is to store, maintain, and ensure the survival of genetic material, so that using cryopreservation techniques can maintain the viability and function of gamete cells both immunologically, biologically and physiologically. The success of the cryopreservation technique has made this technique widely developed in various species of living organism including fish. This article summarizes and reviews the history of the development of cryopreservation of animal species with specific focus on fish.Keywords:CryopreservationHistoryDepikEndemic species
KEANEKARAGAMAN JENIS MOLUSKA DI HULU SUNGAI PEUSANGAN, ACEH TENGAH M. Zikra Amanda; Adrian Damora; Iwan Hasri; Taufiq Hidayat; Mirza Farazillah
MAHSEER: Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Vol 5 No 2 (2023): Juli : Jurnal Ilmu - Ilmu Perairan dan Perikanan
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/mahseer.v5i2.684

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas moluska, termasuk keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi di Hulu Sungai Peusangan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2023. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan UPTD Balai Benih Ikan Lukup Badak, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Lokasi pengambilan sampel dibagi menjadi 6 (enam) stasiun, dan setiap stasiun terdiri dari 3 (tiga) kali ulangan pada 6 (enam) titik, yaitu Boom, Kampung Asia, Jembatan Tan Saril, Lukup Badak, Sanehen, dan Rutih. Moluska yang ditemukan di Hulu Sungai Peusangan terdiri dari 2 kelas, yaitu Bivalvia dan Gastropoda terdiri dari 6 famili, antara lain Ampullariidae, Cyrenidae, Pleuroceridae, Punctidae, Thiaridae, dan Viviparidae, serta 9 spesies, seperti Red rimmed melania, Tarebia granifera, Filopaludina, Pila occidentalis, Pila scutata, Corbicula fluminea, Corbicula leana, Pleurocera, dan Paralaoma servilis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dominasi terbesar terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 0,46, sementara dominasi terkecil terdapat pada stasiun 3 dan 5 dengan nilai 0,22. Indeks keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 1,46, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 0,73. Pada indeks keanekaragaman, nilai tertinggi terdapat pada stasiun 5 dengan nilai 2,57, sementara nilai terendah terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 1,46.
MAKANAN DAN KEBIASAAN MAKAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DI DANAU LAUT TAWAR, KABUPATEN ACEH TENGAH Agneli Tarina; Adrian Damora; Nurfadillah Nurfadillah; Irma Dewiyanti; Iwan Hasri
MAHSEER: Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Vol 5 No 2 (2023): Juli : Jurnal Ilmu - Ilmu Perairan dan Perikanan
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/mahseer.v5i2.711

Abstract

Studi makanan dan kebiasaan makan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu organisme karena dalam budidaya pakan memegang peranan yang sangat penting. Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis kebiasaan makan lobster air tawar (Cerax quadricarinatus) di Danau Laut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana dengan 3 titik stasiun dan menggunakan sebanyak 35 sampel, kemudian diawetkan dengan formalin 4%. Analisis kebisaan makan lobster dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, BBI Lukup Badak, Dinas Perikanan Kabupaten Aceh Tengah. Berdasarkan hasil penelitian kebiasaan makan pada lobster ditemukan komposisi makanan yang terdiri dari hewan (Cacing dan Oithona), tumbuhan, dan 20 genus fitoplankton dari 9 kelas (Chlorophyceae, Zygnematophyceae, Cyanophyceae, Charophyceae, Ulvophyceae, Bacillariophyceae, Macroconidia, Pteridopsida, dan Deutromycetes). Berdasarkan nilai Index of Preponderance (IP) makanan utama lobster air tawar adalah detritus baik untuk semua stasiun.
Co-Authors . Zairion A. A. Muhammadar Abdullah A. Muhammadar Adrian Damora Afriansyah Afriansyah Agneli Tarina Agus Putra AS Ahmad Baihaqi Ahsani Taqwin Amalia Sutriana Anggi Audila Anwar Hidayat Dahri Asrovonisa Tinendung Ayu Nirmala Sari Azwar Thaib Cut Mulyani Cut N. Defira Cut Ruhul Muthmainnah Cut Uliza Cut Yulvizar Dedi F. Putra Delian Putra Mandida Manik Dian Afriani Dian Puspidayani Efriana Salmia Eliyin Eliyin Eva Surdina Fahrum Nisak Faidha Rahmi, Faidha Faisal Syahputra Fanni Iswandi Firman M Nur Fita Rhidana Fitri Ariga Fitriana Santi Fitriani Sri Wahyuny Griati Fratiwi Hafizuddin Hafizuddin Hanisah Hanisah Hilwatun Nisa Husnun Makhfirah Ichsan Pratama Iko imelda arisa Ilham Zulfahmi Indah Paridah Irma Dewiyanti Irma Dewiyanti Ismarica Ismarica Iwan Hasri Iwan Hasri Karina KARTINI ERIANI Kartini Eriani Khairul Umam Khoiriah Harahap Komariyah, Siti Lizawati Putri M. Mukhlis Kamal M. Zikra Amanda Maulizar Maulizar Melisa Melisa Mirza Farazillah Mu'amar Abdan Muhammad Abrar Muhammad Fauzan Isma Muhammad Faziel Muhammad Imam Al-ikhlas Arisfa Muhammad Reza Purnama Mu’amar Abdan Nadrah Fuadi Nanda Putri Ranggayoni Nanda Safraini Noviana Noviana Nur Asma Nur Fadli Nurfadillah Nurfadillah Nurfadillah Nurfadillah Nurhayati Nurhayati Nurliana Nurullah Fatwana Raifannur Raifannur Ridha Saputri Rizkan Fahmi Rizkan Fahmi Rizki Danang Ramadhan Rizki Ramadhan Romy Darliansyah Rosmaiti, Rosmaiti Rudy Agung Nugroho Sari Afriani Sayyid A. El-Rahimi Sayyid Afdhal El Rahimi Sayyid Afdhal El-Rahimi Siska Melissa Siska Mellisa Sri Rahayu Suri Purnama Febri Syahrinaldi Akhyar Taufiq Hidayat Ulfa Ulyana Zainal A. Muchlisin Zainal A. Muchlisin ZAINAL ABIDIN MUCHLISIN Zainal Abidin Muchlisin Zulida Susanti Zulida Susanti