Claim Missing Document
Check
Articles

THE APPLICATION OF HYDROTROPES AS MEDIUM IN THE EXTRACTION OF ANDROGRAPHOLIDE Hartati, Indah; Kurniasari, Laeli; Anas, Yance; Aniq, Nur
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 25 No 4, 2014
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.655 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm25iss4pp265

Abstract

Hydrotrope solutions provide safe and effective media for the microwave assisted extraction of andrographolide, the major bioactive chemical constituent of plant Andrographis paniculata. Microwave assisted extraction of androgpaholide was carried out by using hydrotropes, sodium benzoate and urea. The objective of this work were to determine the Minimum Hydrotrope Concentration (MHC) and to determine the effectiveness of each hydrotrope with respect to andrographolide at different system powers. The microwave assisted extractions of andrographolide were carried out at different concentration of hydrotropes (0.2-3M) and different system powers (39.9 and 119.7 Watt). Twenty grams of Andrographis paniculata dried powder were added to 200 ml of hydrotrope solutions and extracted in a microwave extractor for 15 minutes. The research result showed that the percentage of the microwave assisted extraction of andrographolide by using sodium benzoate and urea were up to 10.9% and 1.05% respectively. The Minimum Hydrotrope Concentration and the effectiveness of hydrotropes that was measured in term of Setschenow constant (Ks) were reported for two hydrotropes used in this study. 
Produksi Asam Lemak dari Dedak Melalui Proses Hidrolisis Enzimatis Secara In Situ Indah Hartati; Fahmi Arifan; Mohammad Endy Yulianto
Jurnal Rekayasa Proses Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.748 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.1899

Abstract

Indonesia berpotensi sebagai penghasil asam lemak dari dedak padi yang jumlahnya melimpah. Dedak padi mengandung enzim lipase yang dapat mengkatalisis proses hidrolisis trigliserida pada dedak padi menjadi asam lemak. Penelitian ini bertujuan mengkaji proses hidrolisis trigliserida pada dedak padi dengan mengaktifkan enzim lipase. Studi produktivitas dilakukan dengan mengkaji pengaruh penambahan buffer phosphat terhadap pembentukan asam lemak. Studi produktivitas dilakukan dengan membandingkan perolehan asam lemak dengan atau tanpa penggunaan buffer pada proses hidrolisis. Parameter yang diteliti meliputi: volume buffer (0–25% terhadap volume air), rasio dedak-air (1:1–1:6 b/v), dan suhu reaksi (30–50°C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion-ion pada larutan buffer mampu meningkatkan aktivitas dan stabilitas lipase. Penambahan buffer mampu meningkatkan perolehan asam lemak hingga 48%. Sementara perolehan asam lemak tertinggi dicapai pada hidrolisis dengan kondisi operasi volume buffer 5%, suhu reaksi 50°C dan rasio air dedak 1:5, dengan bilangan asamnya 2,63 mgek NaOH/g dedak Kata Kunci: asam lemak, dedak padi, lipase, hidrolisis, enzimatis Indonesia has potential to produce fatty acid from rice bran which is abundantly available as a side product of rice field activities. Rice bran contains lipase enzyme which is a catalyst for hydrolysis of triglycerides largely found in rice bran. The present work aimed to investigate the hydrolysis process of triglyceride from rice bran by activated lipase enzyme. Effect of the presence of phosphate compounds as buffer on fatty acid production was studied. The amount of fatty acid produced during hydrolysis with the use of buffer was compared to that without buffer. The parameters studied in the present work were volume of buffer (0% to 25% of water volume), rice bran-water ratio (1:1 to 1:6 w/v) and reaction temperature (30°C – 50°C). Experimental results showed that ions in the buffer solution could increase the activity and stability of lipase enzyme. The addition of buffer was found to increase fatty acid yield up to 48%. The highest fatty acid results ware obtained at the operation condition at which buffer volume of 5%, reaction temperature of 50°C and rice bran-water ratio of 1:5 where the acid number was 2.63 mgek NaOH/g rice bran. Keywords: fatty acid, rice bran, lipase, hydrolysis, enzymatic
Mathematical Modelling and Simulation of Hydrotropic Delignification Indah Hartati; Wahyudi Budi Sediawan; Hary Sulistyo; Muhammad Mufti Azis; Moh Fahrurrozi
Jurnal Rekayasa Proses Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.363 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.42364

Abstract

A B S T R A C TDelignification is a fundamental step in bio-refinery for lignocellulose feedstock processing. Hydrotropic delignification is considered as a promising alternative compared to other conventional delignification processes due to the use of mild chemicals. In this paper, a quantitative description of hydrotropic delignification for a cylindrical biomass particle is presented by using fundamental concepts of chemical kinetics and transport processes. The development of hydrotropic delignification model was based on following assumptions: i) lignin in the biomass is immobile, ii) delignification is considered as a simultaneous process which involves intra-particle diffusion of hydrotropic agent followed by second order reaction for lignin and hydrotropic chemical, as well as intra-particle product diffusion. Finite difference approximation was applied to solve the resulting partial and ordinary differential equations. The simulation results of the proposed model may describe the concentration profiles of lignin, hydrotropic agent and soluble product distributions in a cylindrical solid particle as a function of radial position and time. In addition, the model could also predict the concentration of hydrotropic agent and soluble product in the liquid phase as well as the yield and conversion as a function of time. A local sensitivity analysis method using one factor at a time (OFAT), has been applied to investigate the influence of particle size and hydrotropic agent concentration to the yield and conversion of the hydrotropic delignification model. Validation of the proposed model was conducted by comparing the numerical results with an analytical solution for a simple case diffusion in cylinder with constant surface concentration and in the absence of chemical reaction. The validation result showed that the hydrotropic delignification model was in good agreement with the analytical solution.Keywords: cylindrical particle; delignification; hydrotropic; modelling; simulation A B S T R A KDelignifikasi merupakan tahap penting dalam proses biorefineri biomassa berlignoselulosa. Delignifikasi hidrotropi adalah salah satu alternative proses yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan proses-proses delignifikasi konvensional karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya. Dalam artikel ini disajikan deskripsi kuantitatif proses delignifikasi hidrotropi untuk partikel berbentuk silinder dengan menggunakan konsep fundamental kinetika reaksi dan proses-proses perpindahan. Penyusunan model proses delignifikasi hidrotropi dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi bahwa i) lignin pada biomassa bersifat immobile, ii) proses delignifikasi dipandang sebagai suatu rangkaian proses simultan yang terdiri atas proses difusi intrapartikel senyawa hidrotrop, reaksi order dua terhadap lignin dan senyawa hidrotrop, serta difusi intrapartikel produk delignifikasi. Finite difference approximation (FDA) digunakan untuk menyelesaikan persamaan simultan berbentuk persamaan diferensial ordiner dan persamaan diferensial parsial dalam tahap pemodelan. Hasil simulasi memberikan gambaran profil distribusi konsentrasi lignin, konsentrasi senyawa hidrotrop dan produk delignifikasi di dalam partikel padatan yang berbentuk silinder sebagai fungsi posisi dan waktu. Model yang dikembangkan juga dapat memprediksi konsentrasi senyawa hidrotropik dan produk di fasa cairan, serta yield dan konversi sebagai fungsi waktu.  Metode analisis sensitivitas lokal, yakni metode one factor at a time (OFAT), digunakan untuk mengkaji pengaruh ukuran partikel dan konsentrasi senyawa hidrotropik terhadap yield dan konversi proses delignifikasi. Validasi model yang diajukan dilakukan dengan membandingkan hasil analisa numerik dengan hasil penyelesaian analitis untuk kasus difusi pada silinder dengan konsentrasi permukaan yang konstan serta tidak melibatkan reaksi kimia. Hasil validasi model menunjukkan bahwa model delignifikasi hidrotropi yang diajukan memiliki kesesuaian yang tinggi dengan hasil penyelesaian analitis.Kata kunci: delignifikasi; hidrotropi; pemodelan; silinder; simulasi
REDUKSI DIOSCORIN DARI UMBI GADUNG MELALUI EKSTRAKSI GELOMBANG MIKRO Indah Hartati; Mohammad Endy Yulianto
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2010: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL-HASIL PENELITIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.049 KB)

Abstract

Tanaman gadung adalah tanaman umbi-umbian yang termasuk kedalam golongan sumber pangandan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Gadung (Dioscore hispida dennst) mengandungkarbohidrat yang cukup tinggi. Oleh karenanya, gadung sering dimanfaaatkan sebagai bahan dasarpembuatan kerupuk. Pemanfaatan gadung yang terbatas sebagai bahan baku keripik maupun kerupuk,diharapkan lebih lanjut dapat digunakan sebagai sumber pati (tepung) mengingat kandungan karbohidratrelatif cukup tinggi. Namun demikian, pemanfaatan umbi gadung terkendala akan kandungan senyawatoksik berupa senyawa alkaloid (dioscorin) yang dapat menimbulkan keracunan pada manusia. Olehkarenanya, alternatif yang diusulkan adalah ekstraksi dioscorin dengan memanfaatkan gelombang mikro(Microwave Assited Extraction atau MAE) guna mendapatkan tepung gadung yang dapat dimanfaatkansebagai produk pangan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh pH dan waktu ektraksi pada prosesekstraksi dioscorin dari umbi gadung dengan menggunakan ekstraksi gelombang mikro serta menganalisakarakteristik tepung gadung hasil ekstraksi. Pengukuran data percobaan dengan variabel proses ekstraksimeliputi: waktu ekstraksi (10 - 70 menit) dan pH (4-8). Rasio solid-liquid yang digunakan adalah 1:3,dimana berat tepung gadung yang digunakan adalah sebesar 200 gr dan pelarut etanol 95% sebanyak 600ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pH yang rendah, dioscorin yang terekstrak semakin tinggi.Pada pH 4, dioscorin yang terekstrak mencapai 71,36%. Semakin lama waktu ekstraksi, dioscorin yangterekstrak semakin tinggi. Pada waktu ekstraksi lebih besar dari 40 menit, kadar dioscorin yang terekstrakcenderung konstan.Kata Kunci: dioscorin; gadung; gelombang mikro
REDUKSI DIOSCORIN DARI UMBI GADUNG MELALUI EKSTRAKSI GELOMBANG MIKRO Indah Hartati; Mohammad Endy Yulianto; Dwi Handayani
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2010: Bio Molekuler, Analis Kesehatan, Keperawatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.049 KB)

Abstract

Tanaman  gadung  adalah  tanaman  umbi-umbian  yang  termasuk  kedalam  golongan sumber pangan dan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Gadung (Dioscore hispida dennst) mengandung  karbohidrat  yang  cukup  tinggi. Oleh karenanya,  gadung  sering  dimanfaaatkan sebagai bahan  dasar  pembuatan  kerupuk. Pemanfaatan gadung yang terbatas sebagai bahan baku keripik maupun kerupuk, diharapkan lebih lanjut dapat digunakan sebagai sumber pati (tepung) mengingat kandungan karbohidrat relatif cukup tinggi. Namun demikian, pemanfaatan umbi gadung terkendala akan kandungan senyawa toksik berupa senyawa alkaloid (dioscorin) yang dapat menimbulkan keracunan pada manusia. Oleh karenanya, alternatif yang diusulkan adalah ekstraksi dioscorin dengan memanfaatkan gelombang mikro (Microwave Assited Extraction atau MAE) guna mendapatkan tepung gadung yang dapat dimanfaatkan sebagai produk pangan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh pH dan waktu ektraksi pada proses ekstraksi dioscorin dari umbi gadung dengan menggunakan ekstraksi gelombang mikro serta menganalisa karakteristik tepung gadung hasil ekstraksi. Pengukuran data percobaan dengan variabel proses ekstraksi meliputi: waktu ekstraksi (10 - 70 menit) dan pH (4-8). Rasio solid-liquid yang digunakan adalah 1:3, dimana berat tepung gadung yang digunakan adalah sebesar 200 gr dan pelarut etanol 95% sebanyak  600 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pH yang rendah, dioscorin yang terekstrak semakin tinggi. Pada pH 4, dioscorin yang terekstrak  mencapai 71,36%. Semakin lama waktu ekstraksi, dioscorin yang terekstrak semakin tinggi. Pada waktu ekstraksi lebih besar dari 40 menit, kadar dioscorin yang terekstrak cenderung konstan. Kata Kunci: dioscorin; gadung; gelombang mikro
PENGARUH PENGERING OVEN ELEKTRIK PADA PENGERINGAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) Vita Paramita; Indah Hartati; Aisyah Hana Rifiani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.731 KB)

Abstract

Riset ini bertujuan untuk menentukan kadar air dan laju pengeringan terhadap pengeringan labu kuning dengan menggunakan menggunakan oven Memmert type UN 110 (Memmert GmbH + Co. KG, Deutschland). Target yang ingin dicapai berupa kondisi operasi yang digunakan dalam melakukan proses pengeringan. Kajian dilakukan pada berbagai variabel, meliputi suhu (70, 90, 120 0C)  dan tebal irisan (2, 3, 5 mm). Selama percobaan didapat hasil sebagai berikut: kadar air labu kuning terendah pada suhu 90ºC yaitu 53.96% dengan ketebalan 3 mm serta hasil laju pengeringan maksimumnya pada suhu 120ºC yaitu 0.080 gram/menit dengan ketebalan 5 mm. Waktu pengeringan dengan hasil tercepat yaitu 180 menit pada suhu 70ºC dengan ketebalan 3mm dengan laju pengeringan total 0,135 gr/mnt.Kata kunci: kadar air, labu kuning, laju pengeringan, oven elektrik
ADSORPSI LOGAM BERAT Pb DALAM LARUTAN MENGGUNAKAN SENYAWA XANTHATE JERAMI PADI Zahroh El Baidho; Tisa Lazuardy; Sofa Rohmania; Indah Hartati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan modifikasi adsorben terxanthasi untuk menjerap logam berat Pb dengan biomassa jerami padi. Berbeda dengan adsorben biomassa pada umumnya yang tanpa reaksi xanthasi, kapasitas adsorpsi dan afinitasnya rendah terhadap logam berat. Proses modifikasi adsorben terxantasi merupakan proses yang cukup baik, karena dapat meningkatkan performa dari adsorben (afinitas dan kapasitas adsorpsi dapat meningkat hingga tiga kali lipat) dan memiliki kestabilan yang tinggi saat membentuk kompleks dengan logam. Proses pembuatan adsorben organik xanthateini yaitu dengan cara mereaksikan biomassa dengan gugus pembawa sulfur (karbon disulfide) dalam suasana basa. Biomassa dikontakan dengan larutan Pb dalam erlenmeyer yang diaduk dengan magnetik strirer dengan berbagai variasi pH 2, 4, 6 dan variasi bobot adsorben 0,4 g, 0,5 g, 0,7 g dan 1 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas biosorpsi maksimum dapat dicapai sebesar 7,16 mg/g pada pH4 dan bobot adsorben 0,4 g.Kata Kunci: Adsorpsi, Timbal, Xanthate, Jerami Padi
TEKNOLOGI IMOBILISASI SEL MIKROORGANISME PADA PRODUKSI ENZIM LIPASE Indah Riwayati*); Indah Hartati,; Laeli Kurniasari
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Enzim lipase merupakan biokatalis yang berperan dalam berbagai transformasi kimia diantarnya hidrolisis, esterifikasi, transesterifikasi dan metanolisis. Aplikasi dalam industri sebagian besar sebagai katalis reaksi hidrolisa. Mikroba penghasil lipase meliputi kelas fungi, yeast dan bakteri. Penggunaan metode imobilisasi sel mikroba dapat meningkatkan produktivitas, memudahkan pemurnian produk serta kemudahan dalam mengontrol kestabilan sel. Sel yang diimobilisasi dapat diaplikasikan sebagai biokatalisator dalam unit reaktor konversi. Walaupun mempunyai banyak kelebihan, dalam aplikasi teknologi masih perlu investigasi lebih lanjut, terutama untuk data-data proses scale up pada bioreaktor.Kata kunci: Imobilisasi sel, Mikroorganisme, lipase
Optimasi Asam Sitrat Limbah Batang Pisang (Musa Paradisiaca L.) Dengan Metode Kultivasi Cair Putri Prihastuti; Bayu Prasetyo Aji; Dea Syifa Fitriani; Farikha Maharani; Indah Hartati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 11 2021
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asam sitrat merupakan salah satu produk kimia yang aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional maupun internasional. Asam sitrat dapat diproduksi melalui proses fermentasi mikroorganisme penghasil asam sitrat. Aspergillus niger merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan pada proses produksi asam sitrat. Penelitian ini bertujuan membuat asam sitrat dari limbah batang pisang dengan variasi penambahan volume starter (10, 20, 30, 40, 50) mL dan lama waktu kultivasi cair (1, 2, 3, 4, 5) hari. Sumber karbon yang digunakan adalah hidrolisa cair hasil pretreatment limbah batang pisang, sedangkan sumber nitrogen yang digunakan adalah (NH4)2SO4. Analisis yang dilakukan mencakup perubahan pH, total asam, biomassa dan rendemen (yield) yang dihasilkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asam sitrat paling banyak diproduksi pada penambahan volume starter 20 mL serta lama waktu fermentasi 5 hari dengan total asam 8,06 mg/ml, pH 2,8 dan rendemen 46%.
PENGARUH WAKTU PEMASAKAN DAN RASIO ASAM ASETAT BERBANTU GELOMBANG MIKRO PADA PROSES PULPING ORGANOSOLV DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum L.) Ismiyatul Kholisoh; Zakiyyatut Darojah; Efa Firmania; Hidayatun Natijah; Indah Hartati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.938 KB)

Abstract

Selulosa adalah komponen bahan organik yang banyak terdapat di muka bumi berbentuk seperti benang yang merupakan penyusun dinding sel tanaman. Dalam industri farmasi selulosa dibuat menjadi serbuk selulosa mikrokristal yang sering digunakan sebagai eksipien dalam pembuatan tablet. selulosa mikrokristal selama ini dibuat dari serbuk kayu dan kapas, yang mana Indonesia masih impor. Di Indonesia selulosa banyak terdapat dalam tumbuhan. Salah satunya pada ampas tebu. Ampas tebu yang merupakan sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi ini memiliki kandungan alfa selulosa sebesar 68,00 Penelitian ini bertujuan menentukan waktu, dan rasio terbaik untuk ekstraksi pembuatan pulp selulosa mikrokristal. Metode penelitian ini menggunakan Pulping Organosolv Gelombang Mikro (MAE) dengan jenis pelarut asam asetat, pada  waktu 30, 40, 50, 60, 70 menit, rasio 1:12, 1:14, 1:16, 1:18, 1:20 (g/v) dengan konsentrasi 20% dan daya 30%.. Dari hasil penelitian didapatkan hasil terbaik yaitu pada waktu 60 menit, dan rasio 1:12 dengan alfa selulosa sebesar 67,93. Kata kunci: Ampas Tebu, MAE, Organosolv, Selulosa Mikrokristal
Co-Authors . Widayat Achmad Wildan Agnes Budiarti Aisyah Hana Rifiani Anggun Titi Nurcahyati Aniq, Nur Aprilia Putri Sulistianingrum Ari Yuniastuti Arie Setya Putra Ariyani, Sinta Aryanti, Desi Rahma Azzahra Aulia Hanifa Azzahra Aulia Hanifah Bayu Prasetyo Aji Bella Paramaeshela Chandra Pribadi Darmanto Darmanto Darmanto Darmanto Dea Ayu Ade Arisma Dea Syifa Fitriani Deddy Kurniawan Wikanta Devi Endah P. Devina Ingrid A. Devita Hardianti Dewi Susanti Dewi Susanti Dian Risdianto Dita Desti D_Khilyati Diyono Ikhsan Dwi Handayani Dwi Kurnia Indar Dyah Puspa Arum Dyah Yuliana Zulfa Efa Firmania Eflita Yohana Endah Lestari Endah Subekti Ernawati Budi Astuti Fahmi Arifan Farikha Maharani Farizki, Bangkit Februana Hutavia Purba Caraka Fifi Kurniasari Habib Abdun Nafik Hamid Aqil Hamid Aqil Hani Haswati Hardiyanti Amalia Harianingsih, Harianingsih Hary Sulistyo Hary Sulistyo Hary Sulistyo Hasan, Hasan Haswati, Hani Helmy Purwanto Hidayatun Natijah Indro Sumantri Ismi Yatun Ismiyatul Kholisoh Ismiyatul Kholisoh Ismiyatul Kholisoh Julianto, Mohamad Endy Khornia Dwi Lestari Lailatul Firdaus Laeli Kurniasari Laeli Kurniasari Laeli Kurniasari Laeli Kurniasari Laeli Kurniasari Laeli Kurniasari Lailatul Fitriyah Maharani Kusumaningrum Mauludin, Mochamad Subchan Milzam, Muhammad Mira Nurhayani Mochamad Arif Budihardjo Moh Fahrurrozi Moh Fahrurrozi Mohamad Endy Y Yulianto Mohammad Endi Yulianto Mr. Darmanto Muhammad Mufti Azis Mustagfirin Mustagfirin Mustaghfirin Mustaghfirin Nafik, Habib Abdun Nazaruddin Sinaga Nugroho Widiasmadi Nur Aniq Pradipta Risma Rukma Ardi Putri Prihastuti R.TD Wisnu Broto Renan Subantoro Renan Subantoro Reviana Inda Dwi Suyatno Rita Ade Lasria Pardede Rita Dwi Ratnani Safaah Nurfaizin Salsa Erna Setiawati Sarmi Sarmi Sekar Apriana Sinta Ariyani Siti Sudarmiseh Sofa Rohmania Sufrotun Khasanah Sufrotun Khasanah Supriyadi Supriyadi Sury Widiyanti Suwardiyono Suwardiyono Suwardiyono Suwardiyono Suwarno Suwarno Tabah Priangkoso Tandang Patria Tama Tisa Lazuardy Titis Puspitasari Titis Puspitasari Udin Bahrudin Vita Paramita Vita Paramita Vita Paramita Wahyudi Budi Sediawan Wahyudi Budi Sediawan Wahyudi Budi Sediawan Widarti Widarti Yance Anas Zahroh El Baidho Zakiyyatut Darojah Zakka Athoo’ Illah Zulfa, Dyah Yuliana