Claim Missing Document
Check
Articles

FTIR and Moisture Absorption of Yam Bean Starch Biocomposites with Yam Bean (Pachyrhizus erosus) Bagasse Fibers as Reinforcement Melbi Mahardika; Hairul Abral; Anwar Kasim; Syukri Arief; Mochamad Asrofi
Jurnal ILMU DASAR Vol 19 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.738 KB) | DOI: 10.19184/jid.v19i2.7255

Abstract

Biocomposites from yam bean starch with yam bean bagasse (YBB) fibers as reinforcement has been successfully fabricated. The fabrication method was solution casting. YBB was variated for 1, 2, 3 and 4wt% (from dry weight starch basis). 2 mL glycerol was used as a plasticizer. The relative humidity (RH) condition in moisture testing was 99%. The result shows that the addition YBB able to decreased moisture absorption of starch film. The lowest moisture absorption was in biocomposites with 4wt% YBB. The moisture absorption test was supported byfourier transform infrared (FTIR) data.Keywords: Biocomposite, yam bean, yam bean bagasse, moisture, FTIR
SIFAT MEKANIK DARI BIOKOMPOSIT FILM PATI UBI KAYU DENGAN PENGUAT SERAT AKAR BUAH NAGA (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) Melbi Mahardika; Hairul Abral; Anwar Kasim; Syukri Arief; Mochamad Asrofi
ROTOR Vol 10 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.321 KB) | DOI: 10.19184/rotor.v10i2.5579

Abstract

Dragon fruit root fiber used as a reinforcement in the biocomposites film of cassava starch. The production method of biocomposites film was solution casting. The cassava starch serves as the matrix in the biocomposites film. The variation of amount fiber in matrix was 2, 4 and 6% from dry starch weight basis. Isolation of dragon fruit root fiber used alkalization and bleaching process with NaOH, NaClO2 and CH3COOH, respectively. Glycerol was used as plasticizers. Mechanical properties of biocomposites was determined by tensile test. The result shows that, tensile strength increased 200% after the addition of 6% fiber compared to pure starch film. Tensile test data was supported by X-Ray Difraction (XRD). Keywords: Biocomposite, Cassava Starch, Dragon fruit root fiber, Mechanical properties, XRD.
PENGARUH LAMA WAKTU PENGGETARAN ULTRASONIC BATH TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MORFOLOGI PATAHAN BIOKOMPOSIT PATI TAPIOKA/SERAT RAMI (BOEHMERIA NIVEA) Mochamad Asrofi; Hairul Abral; Anwar Kasim; Adjar Pratoto; Herwin Gevin; Melbi Mahardika
ROTOR Vol 10 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.748 KB) | DOI: 10.19184/rotor.v10i2.5574

Abstract

This study reported about mechanical properties and fracture surface of ramie fiber reinforced tapioca starch based biocomposites. The amount of fibers in matrix was kept constant at 10% from dry weight starch basis. Fabrication of biocomposites was solution casting. The effect of vibration duration from ultrasonic bath was 0, 15, 30, and 45 min. This treatment was applied to biocomposites while gelatinized. Tensile test was carried out to determine the mechanical properties of biocomposites. Fracture surface of biocomposites after tensile test was observed by using scanning electron microscopy (SEM). The result shows that, tensile strength increased when vibration time was added. The maximum tensile strength was obtained at 45 min vibration time with 2,84 MPa. This phenomenon was supported by SEM observation which indicate compact structure. Keywords: Tapioca starch, ramie fiber, biocomposites, mechanical properties, SEM
Kajian kualitas gambir dan hubungannya dengan karakteristik kulit tersamak Anwar Kasim; Alfi Asben; Sri Mutiar
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.211 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v31i1.220

Abstract

This study aimed to investigate the quality of gambier taken from gambier production center in West Sumatra, the characteristic of tanned leather which was tanned by gambier, and the relationship between gambier quality and tanned leather product. This study was conducted by firstly taking the samples from ten location randomly, secondly analizing some of its characteristics, and later applicating them in leather tanning. The relationship between some gambier parameters with tanned leather was determined by linear regression. The result was finding that the quality was varied among different gambier production centers, comprise of water content, tannin level, cathecin level, ash level and water-insoluble substances. Sixty percent of producton centers had given gambier which was capable to produce leather met the quality requirements. The result also found there were a strong relationship between gambier characteristics and quality of tanned leather, e.g. gambier tannin level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.980), gambier catechins level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.967) and gambier ash content and bonded-tannin in tanned leather (r=0.852). Highest tannin level would produce good tanned leather.Keywords: gambier, tanning, tanned leather, the correlation.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gambir yang diambil dari sentra produksi gambir Sumatera Barat, mengetahui karakteristik kulit tersamak yang disamak menggunakan gambir tersebut dan mengetahui hubungan kualitas gambir dengan kulit tersamak yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari sepuluh lokasi secara acak, dilanjutkan dengan analisis karakteristik gambir serta aplikasinya dalam penyamakan kulit. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa parameter gambir dengan parameter kulit tersamak yang dihasilkan digunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik gambir dari sentra produksi di Sumatera Barat memiliki kualitas yang bervariasi pada kadar air, kadar tanin, katekin, kadar abu dan zat tak larut air. 60% lokasi sentra produksi memberikan gambir yang mampu menghasilkan kualitas kulit tersamak memenuhi standar mutu. Hubungan antara beberapa parameter gambir sebagai bahan penyamak dengan kualitas kulit tersamak menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kadar tanin gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.980), kadar katekin pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.967), dan kadar abu pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.852). Tingginya kadar tanin gambir akan menghasilkan kulit tersamak yang baik.Kata kunci :gambir, penyamakan, kulit tersamak, korelasi
Studi awal tanin dari kulit kayu Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. dari hutan tanaman industri untuk bahan penyamak kulit Sri Mutiar; Anwar Kasim; Emriadi Emriadi; Alfi Asben
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 2 (2018): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.071 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v34i2.3967

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan tanin dan metode ekstraksi terhadap karakteristik dan kadar tanin dari kulit kayu Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. Kulit kayu diperoleh dari HTI PT. Arara Abadi. Metode ekstrak yang digunakan water bath, ultrasonic bath, autoclave, refluks dan microwave. Ekstrak tanin yang dihasilkan diaplikasikan sebagai bahan penyamak nabati. Ekstrak yang digunakan adalah rendemen tertinggi dari metode yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi diperoleh dengan metode autoclave yaitu 29,65%. Hasil analisis kimia dari ekstrak yang dihasilkan kadar tanin adalah 52,79%, bahan larut air 62,40%. Aplikasi ekstrak tanin sebagai bahan penyamak nabati menggunakan kulit kambing dilakukan analisis kimia, pengamatan sifat fisik dan organoleptis. Kualitas kulit tersamak ditinjau dari sifat kimia diantaranya kadar air 15,02%, kadar lemak 3,20%, kadar abu 3,44%, kadar zat larut air 3,57%, kadar zat kulit mentah 43,79%, kadar tanin terikat 30,98% dan derajat penyamakan 70,74%. Pengamatan sifat fisik kulit tersamak yaitu kekuatan tarik 254,21 kg/cm2, kemuluran 63,95%, ketahanan zwik/keretakan 9,27 mm (nerf tidak pecah), ketebalan 0,9 mm, warna coklat. Ekstrak kulit kayu A. auriculiformis mengandung tanin dan berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penyamak kulit.
Analisis post mortem kulit kambing mentah yang diolah di UPTD penyamakan kulit Padang Panjang Sri Mutiar; Anwar Kasim; Emriadi Emriadi; Alfi Asben
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 37, No 1 (2021): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v37i1.6699

Abstract

Tujuan dari studi ini untuk mengetahui persentase kulit mentah yang memenuhi syarat untuk disamak dan kulit mentah reject serta untuk mengetahui tingkat kualitas kulit mentah dari sumber baik dari dalam atau dari luar kota yang menggunakan jasa UPTD penyamakan kulit. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling terhadap 100 lembar kulit kambing mentah tanpa memperhatikan memenuhi syarat atau tidak sebelum proses penyamakan. Pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel. Hasil pengamatan panelis di UPTD pengolahan kulit mentah yang memenuhi syarat untuk disamak adalah 93,22±4,15% dan rata-rata kulit reject adalah 6,45±1,33%. Kualitas kulit mentah dari beberapa daerah yang menggunakan jasa UPTD untuk penyamakan kulit sebagian besar adalah kualitas 2 dan kualitas 3. Berdasarkan pengamatan dimensi rata-rata kulit mentah awet garam memiliki luas 4,78 ft2, panjang 88,81 cm, lebar 64,31 cm dan ketebalan 1,49 mm. Berdasarkan cacat pada kulit mentah nilai tertinggi disebabkan karena benjolan caplak yaitu 14%.
PELATIHAN PRODUKSI KOMPOS DAN BIOGAS DI KELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN KOTA PADANG Sahadi Didi Ismanto; Anwar Kasim; Fauzan Azima; Kesuma Sayuti; Novelina Novelina; Rini Rini; Surini Siswarjono; Novizar Novizar; Tuty Anggraini; Hasbullah Hasbullah; Netty Sri Indeswari
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.169 KB) | DOI: 10.25077/logista.1.2.95-105.2017

Abstract

ABSTRAK Permasalahan utama yang dihadapi kelompok tani saat ini adalah terbatasnya pengetahuan, teknologi dan peralatan produksi untuk menghasilkan kompos yang berkualitas, dengan demikian mutu kompos yang dihasilkan juga relatif masih rendah, sementara potensi yang bisa dihasilkan cukup besar. Kotoran sapi yang ada selama ini juga belum dimanfaatkan sebagai sumber biogas, karena belum adanya teknologi tepat guna pembuatan biogas yang dikuasai kelompok tani. Penyelesaian masalah ditawarkan untuk dengan cara: (1) Memberikan pelatihan cara pembuatan kompos dengan memanfaatkan kotoran sapi dan kotoran ayam broiler, sisa hijauan makanan ternak dan limbah pertanian yang dihasilkan, (2) Memberikan pelatihan pembuatan starter mikroba lokal untuk mempercepat terjadinya pengomposan, (3) Memberikan pelatihan serta peragaan pembuatan biogas dari kotoran sapi, (4) Pembuatan model digester untuk produksi biogas pada skala rumah tangga dan (5) Memberikan pelatihan penguatan kelembagaan kelompok tani untuk menuju kelompok tani yang profesional. Sesuai dengan rencana kegiatan maka dapat dijelaskan target luaran adalah (a) Bahan baku kompos dan Starter yang bisa digunakan, (b) Teknik pembuatan kompos untuk menghasilkan kualitas kompos yang baik, (c) Isu pertanian berkelanjutan dan pentingnya pupuk organik, (d) Teknik mempersiapkan kompos untuk dipasarkan dan teknik memasarkan produk kompos dan (e) Peragaan pembuatan digseter untuk pembuatan biogas berbahan baku kotoran sapi untuk skala rumah tangga. Kata kunci: Pelatihan, Produksi kompos, Biogas
Pelatihan Penanganan dan Pengolahan Susu Kambing di Nagari Bukit Batabuh Kabupaten Agam Sahadi Didi Ismanto; Hasbullah Hasbullah; Anwar Kasim; Fauzan Azima; Kesuma Sayuti; Rini B.; Novizar Novizar; Neswati Neswati; Tuty Anggraini; Netty Sri Indeswari
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.647 KB) | DOI: 10.25077/logista.2.2.32-39.2018

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan utama yang dihadapi kelompok saat ini adalah terbatasnya pengetahuan, teknologi dan peralatan produksi untuk mengolah susu kambing. Susu yang dihasilkan hanya diolah menjadi susu pasteurisasi di dalam kemasan kantong plastik. Dalam hal penanganan susu segar, penerapan kebersihan, praktik higiene, dan sanitasi juga masih belum baik. Dengan demikian, susu segar dan susu pasteurisasi yang mereka produksi dan pasarkan belum dapat dijamin keamanannya untuk dikonsumsi. Di samping keterbatasan penguasaan teknologi juga belum optimalnya kelembagaan kelompok yang baru berjalan sebatas bekerja sama dalam hal teknis berternak, namun belum berkembang dalam hal pengadaan bersama dan pemasaran produk secara bersama. Dengan demikian tingkat efisiensi dalam hal biaya produksi dan biaya pemasaran belum bisa diperoleh oleh kelompok. Masalah sebagaimana yang dijelaskan di atas, ditawarkan untuk diselesaikan dengan alternatif sebagai berikut :a) Memberikan pelatihan teknik kebersihan, sanitasi dan higienis pemerahan dan penanganan susu segar dan susu pasteurisasi, serta teknik pengemasan; b) Memberikan pelatihan teknik pengolahan susu menjadi berbagai produk olahan susu c) Memberikan Peningkatan wawasan dan pengetahuan kelompok mengenai pemasaran produk olahan susu kambing d) Memberikan pelatihan penguatan kelembagaan kelompok peternak kambing untuk menuju kelompok tani yang profesional.Kata kunci: Susu Kambing, Ternak Kambing, Olahan Susu Kambing, Kambing Etawa
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN LARVA BLACK SOLDIER FLY (Hermetia Illucens) Sri Mutiar; Ruri Wijayanti; Malse Anggia; Lisa Yusmita; Dewi Arziyah; Ariyeti Ariyeti; Anwar Kasim; Yulhendri Yulhendri
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.110-114.2021

Abstract

Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada kelompok masyarakat untuk mampu mengolah sampah organic. Pengolahan dilakukan dengan memanfaatkan Larva Black Soldier Fly (BSF) sehingga menghasilkan larva BSF dan pupuk kompos. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Jawi-Jawi II, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam pelaksanaannya adalah pelatihan ketrampilan untuk pengolahan sampah organic dengan menggunakan larva BSF. Untuk meningkatkan produktifitas kelompok masyarakat dalam pengolahan dilakukan analisis dari kandungan gizi larva BSF dan kandungan kimia pupuk kompos. Luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah kelompok masyarakat di Kelurahan Jawi-jawi II mampu menghasilkan dua produk dari pengolahan sampah organic yaitu berupa (1) larva BSF dalam bentuk pupa yang dapat digunakan sebagai pakan dan (2) residu hasil penguraian oleh larva BSF sebagai kompos. Hasil uji dari larva BSF mengandung nutrient berupa protein, lemak dan mineral yang dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Pupuk kompos yang dihasilkan dari residu penguraian larva BSF memiliki kandungan N : 1,04% , P :2,25%, K : 1,55 dan C/N 14,14%. Pupuk kompos yang dihasilkan dari kegiatan ini memenuhi standar SNI 19-7030-2004. Kata Kunci: Pelatihan, Pendampingan, Larva Black Soldier Fly ABSTRACT The purpose of this community service is to provide knowledge and skills to community groups to be able to process organic waste. Processing is carried out by utilizing Black Soldier Fly (BSF) larvae to produce BSF larvae and compost. This activity was carried out in Jawi-Jawi II villages in the district Pariaman, Pariaman City of West Sumatra. The method used in its implementation is skills training for organic waste processing using BSF larvae. To increase the productivity of community groups in processing, an analysis of the nutritional content of BSF larvae and the chemical content of compost was carried out. The output of this service activity is that the community groups in Jawi-jawi II Villages are able to produce two products from organic waste processing, (1) BSF larvae in the form of pupae which can be used as feed and (2) residue from the decomposition of BSF larvae as compost. The test results of BSF larvae contain nutrients in the form of protein, fat and minerals which can be used as animal feed. The compost produced from the residual decomposition of BSF larvae contains N: 1.04%, P: 2.25%, K: 1.55 and C / N 14.14%. The compost produced from this activity meets standards the SNI 19-7030-2004. Keywords: Training, Mentoring, Black Soldier Fly Larvae
PENGARUH WAKTU TEKAN DAN UKURAN PARTIKEL KULIT TUSAM (Pinus merkusii Jungh. et. de Vr.) TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL Asfarizal Saad; Anwar Kasim; Gunawarman Gunawarman; Santosa Santosa
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2019.37.3.171-183

Abstract

Papan partikel tanpa perekat sintetis memiliki peluang untuk dikembangkan menggantikan produk serupa dengan perekat sintetis. Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan kulit tusam sebagai papan partikel merupakan hal yang menarik dan belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh papan partikel yang memenuhi standar SNI 03-2105-2006. Komposisi papan partikel adalah 70% TKKS dan 30% kulit tusam, panjang serat TKKS 0,1-2,0 cm dan kadar air 5-6%. Variasi ukuran partikel kulit tusam adalah lolos saringan 30, 40, dan 50 mesh. Papan partikel dibuat dengan empat variasi waktu kempa panas yaitu 10, 15, 20 dan 25 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa waktu kempa panas 20-25 menit merupakan waktu terbaik untuk pembuatan papan partikel dari tandan kosong kelapa sawit dan kulit tusam. Pada produk papan partikel yang dibuat dengan ukuran partikel kulit tusam 50 mesh diperoleh sifat fisik dan mekanik yang sebagian besar memenuhi SNI 03-2105-2006 untuk papan partikel kerapatan sedang tipe 8, kecuali sifat mekanik MOE belum memenuhi syarat.
Co-Authors ., Yusniwati Abral, Hairul Adjar Pratoto Adjar Pratoto, Adjar Ahmad Fuadi Akhis Soleh Ismail Alfi Asben Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Anggraini, Tuty Anwar, Aswaldi Aprialis Aprialis Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal, Ardinal Ariyeti Ariyeti Ariyetti Ariyetti Asfarizal Asfarizal Asfarizal Saad Asfarizal Saad Athanasia Amanda Septevani Athanasia Amanda Septevani, Athanasia Amanda D. Novia Daimon Syukri Deddi Prima Putra Deivy Andhika Permata Delfiana, Winda Deni Novia Derosya, Vioni Dewi Arziyah Dindin Syafruddin E Efrina Edi Syafri Edi Syafri Emriadi - F Failisnur Fakhruzy Fakhruzy Fakhruzy, Fakhruzy Fauzan Azima Fika, Weni Firman Ridwan Fitriani Kasim Fitriani Kasim Fransiska Angelina G Rezekinta Fransiska Angelina Rezekinta G Gunawarman, G Gunawarman Gustri Yeni Gustri Yeni Hasbullah Hasbullah Hasbullah Hasbullah Hazli Nurdin Herwin Gevin Ilham Syukri Erdiman Inda Three Anova Irawati Chaniago Isril Berd Janwaris Pinem Janwaris Pinem, Janwaris Jeany Ristia Jhoni Heni Helvandari Joni Frengki Samosir Junaidi - - Laksono Trisnantoro Lisa Yusmita Lisa Yusmita Malse Anggia Maryam, Maryam Melbi Mahardika Melbi Mahardika Melbi Mahardika Melbi Mahardika Mochamad Asrofi Mochamad Asrofi Mochamad Asrofi Mochamad Asrofi Muhammad Arwani Mutiar, Sri Nazar, Armenia Neswati Neswati Netty Sri Indeswari Netty Sri Indeswari Nguyen Ngoc Anh Thu Nofriady Handra Nofriady Handra, Nofriady Novelina Novizar Nazir Novizar Novizar Pandu Imam Reno Irwanto, Reno Rilma Novita Rina Yenrina Rini B Rini Bahar Rini Rini Rini Rini Ririn Fatma Nanda Ruby Afrizon Ruri Wijayanti Sahadi Didi Ismanto Salmariza Salmariza Salmariza, Salmariza Santosa Santosa Santosa Santosa Santosa Santosa Santosa Santosa Sayuti, Kesuma Sir Anderson Sri Mutiar Sri Mutiar Sri Mutiar Sri Mutiar Sri Mutiar, Sri Sub’han, Yoli Sudirman Sudirman Surini Siswarjono Syafruddin, Dindin Syukri Arief Wahyudi David Wahyudi David Weni Fika Yefsi Malrianti Yeni, Gustri Yoli Sub’han Yoserizal Yoserizal Yulhendri Yulhendri Yumarni Yumarni