p-Index From 2019 - 2024
7.427
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Reaktor REKA KARSA Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Aceh International Journal of Social Science Jurnal EduBio Tropika Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurnal Pencerahan Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan Rekayasa Sipil Khazanah Pendidikan Biocelebes Gravitasi Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Riau Sulesana Jurnal Politik Profetik Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Sistemasi: Jurnal Sistem Informasi EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Konfigurasi : Jurnal Pendidikan Kimia dan Terapan The Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan (Journal of Archive in Civil Engineering and Planning) PEDAGOGIK : JURNAL PENDIDIKAN Sahafa Journal of Islamic Communication ADMINISTRASI PUBLIK Aquasains : Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan AkMen JURNAL ILMIAH International Journal of Community Service Learning Jurnal Golden Age JMM UNRAM (Jurnal Magister Manajemen Universitas Mataram) EQIEN - JURNAL EKONOMI DAN BISNIS Jurnal Kesehatan Indonesia Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Ina Kidney JURNAL HUKUM ISLAM Perspektif Pendidikan dan Keguruan Sosiohumanitas: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Syntax Idea Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling Jurnal Perangkat Lunak Kuriositas: Media Komunikasi Sosial dan Keagamaan Ovozoa: Journal of Animal Reproduction Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences PENGARUH SISTEM KEUANGAN DAN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA ERA ORDE BARU DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi Edulead : Journal of Education Management DEDIKASI PKM Mitra Pendidikan: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Jurnal Manajemen Mandiri Saburai (JMMS) Proceeding Biology Education Conference Proceeding International Seminar of Islamic Studies Labatila: Jurnal Ilmu Ekonomi Islam Madani: Jurnal Pengabdian Ilmiah. Jurnal Pengabdian Ilung (Inovasi Lahan Basah Unggul) Jurnal Ilmiah Berkala: Sains dan Terapan Kimia Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Jurnal Natural The International Journal of Tropical Veterinary and Biomedical Research Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATUBUMI Jurnal Ilmiah Kesehatan Edulead Jurnal Teknik Sipil Journal of The Civil Engineering Student Jurnal Teknik Indonesia
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Sulesana

Ilmu Huduri Dan Kesadaran Kesatuan Mistikal (Tinjauan Kritis atas Pemikiran Mehdi Ha’iri Yazdi) Abdullah Abdullah
Sulesana Vol 8 No 1 (2013)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v8i1.1272

Abstract

Mehdi Ha’iri Yazdi mengemukakan gagasan segar dalam rangka proyek besar bagi kebangkitan umat yaitu melalui proyek pemikirannya  mengenai hakikat hubungan antara pengetahuan dan subjek yang mengetahui bisa menuntun kepada landasan intelek manusia sendiri dimana kata mengetahui tidak lain berarti mengada. Dalam keadaan ontologis kesadaran manusia ini, dualisme hubungan subjek-objek terkalahkan dan tenggelam dalam suatu kesatuan sederhana dari realitas diri yang tidak lain adalah pengetahuan swaobjek. Mengenai arti kesadaran kesatuan mistikal, dalam filsafat pencerahan hubungan inidisebut “tangga menaik” eksistensi (al-Silsilat al-Shu’udiyah). Seorang mistikus naik ke kesadaran uniter dan bersatu dengan Tuhan dalam pengertian terserap. Masalah besar yang kita hadapi ketika, sebagai filosof, berhadapan dengan teori mistisisme adalah masalah kesadaran “kesatuan” dengan Tuhan. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan kata “kesatuan” atau “persatuan” dengan Tuhan, atau dengan diri Universal,  yang secara sepakat digunakan oleh otoritas-otoritas mistisisme, menjadi masalah utama dalam filsafat mistisisme. Menurut berbagai metode penafsiran yang diberikan kepada kata “kesatuan”, terdapat berbagai jawaban bagi pertanyaan ini. Jawaban-jawaban ini bersifat linguistik, filosofis, religius, psikologis, dan lain-lain.
Studi Tentang Modernisme Indonesia Abdullah Abdullah
Sulesana Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v8i2.1274

Abstract

Mengenai gerakan modernisasi pemikiran Islam di Indonesia telah berkembang secara evolusif sejak permulaan abad XX, ditandai oleh munculnya beberapa tokoh (KH. Ahmad Dahlan, KH. Jamil Djambek, Hamka, H. Abdullah Ahmad dan lain-lain), yang merupakan pengaruh modernisasi Ibnu Taimiyah, Muh. Bin Abdul Wahab, Jamaluddin al-Afgani, selanjutnya Muhammad Abduh di Timur Tengah.Proses modernisasi pemikiran Islam itu, telah berkembang secara dinamis dan juga mempengaruhi munculnya para modernis Islam di permukaan yang lebih brillian, yang menginginkan agar umat Islam menginterpretasikan Islam sedapat mungkin secara  rasional dalam berbagai aspek kehidupan, terutama pada aspek teologi, filsafat dan tasawuf. Masalah wacana dan gerakan yang dikembangkan modernisasi pemikiran Islam Orde Baru oleh Harun dan Nurcholish adalah sebagai berikut:  Wacana pemikirannya dalam melakukan modernisasi pemikiran Islam di Indonesia era Orde Baru adalah masalah rasionalisme, sekularisme,  kebangsaan, pendidikan dan pluralisme dalam tinjauan Islam. Rasionalisasi Islam bagi Harun dan Nurcholish adalah suatu keharusan untuk memahami Islam secara mendalam sebagai agama rasional dan memiliki kebenaran yang absolut dan komprehensif.
Maqamat Makrifat Hasan Al Basri dan Algazali Abdullah Abdullah
Sulesana Vol 9 No 2 (2014)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v9i2.1306

Abstract

Kehidupan di Dunia adalah kesenangan maka seharusnya semua orang menjadikan dunia adalah negeri tempat beramal. Barangsiapa yang bertemu dengan dunia dalam rasa benci kepadanya atau zuhud, akan berbahagialah dia dan beroleh faedah dalam persahabatan itu. Tetapi barangsiapa yang tinggal dalam dunia, lalu hatinya rindu dan perasaannya tersangkut kepadanya, akhirnya dia akan sengsara. Dia akan terbawa kepada suatu masa yang tidak dapat tertahankan deritanya. Tafakur membawa kita kepada kebaikan dan berusaha mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat membawa kepada meninggalkan kejahatan itu. Barang yang fana walau bagaimanapun banyaknya, tidaklah dapat menyamai barang yang baqa (kekal), walaupun sedikit. Awasilah dirimu dari dunia yang cepat datang dan cepat pergi ini, dan yang penuh dengan tipuan. Menurut Hasan al-Basri, zuhud adalah, "memerlakukan dunia ini hanya sebagai jembatan yang hanya sekedar untuk dilalui dan sama sekali tidak membangun apa-apa di atasnya.” Konsep dasar pendirian tasawuf Hasan al-Basri adalah zuhud terhadap dunia, menolak  kemegahannya, semata menuju kepadaAllah, tawakal, khauf, dan raja', semuanya tidaklah terpisah. Jangan hanya takut kepada Allah, tetapi ikutilah ketakutan itu dengan pengharapan. Takut akan murka-Nya, tetapi mengharap karunia-Nya. Bagi Al-Ghazali rasio manusia tidak bisa memperoleh pengetahuan yang sebenarnya tentang Tuhan, sedang hati (qalb) bisa mengetahui hakikat segala sesuatu dan mampu mengetahui rahasia Tuhan. Ketika qalbu bersih di waktu itulah Tuhan menurunkan cahaya-Nya kepada seorang sufi, sehingga yang dilihatnya hanyalah Tuhan dan disinilah menunjukkan bahwa seseorang telah sampai ketingkat ma;rifah. Ma’rifah serupa ini diakui oleh ahli sunnah yang menyebabkan tasawuf diterima bagi kaum syariat, yang sebelumnya ditentang oleh mereka karena telah menyeleweng dari ajaran-ajaran Islam
KEHADIRAN DAN KEBENARAN YESUS MITRA NABI MUHAMMAD SAW (Suatu kajian Teleologi terhadap misi Keselamatan) Abdullah Abdullah
Sulesana Vol 6 No 1 (2011)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v6i1.1315

Abstract

Kehadiran dan kebenaran bukan pada Yesus atau Muhammad saw., tetapi kehadiran hanya sebatas penyampai dan peringatan bukan untuk menjadi Tuhan yang otoriter dan dipertuhankan oleh Umat, karena ia hanya pancaran dan perpanjangan tangan tuhan (agent of wisdom). Akan tetapi Kebenaran itu sendiri adalah bersumber dari pemberi kebenaran yakni Tuhan Allah Swt atau dalam perspektif Katolik Ia adalah Elea Tuhan kita. Tulisan ini membahas tentang bagaimana titi sentuh secara aksiologi antara Katolik dengan Islam tentang keselamatan yang menjadi tujuan hidup manusia.Secara aksiologis tentang upaya aktualisasi kehidupan selamat di antara sesama manusia yang berbeda keyakinan dan keragaman budaya, merupakan unsur keindahan hidup yang senantiasa dirindukan oleh semua orang. Hanya saja perlu diketahui semua unsur manusia, dalam meningkatkan kehidupan yang damai sejahtera, aman dan tentram harus selalu melakukan introspeksi diri pada setiap umat baik yang menyangkut tentang diri, kelompok sosial keagamaaan, maupun budaya masing-masing Keywords Kehadiran dan kebenaran Yesus-Muhammad dan misi keselamatan
HIKMAH AL-ISRAQIYAH: MENELAAH SISI EKSISTENSIALISME TEOSOFI TRANSENDEN MULLA SADRA Abdullah Abdullah
Sulesana Vol 7 No 2 (2012)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v7i2.1382

Abstract

Filsafat ditinjau dari perspektif lain terkadang disebut sebagai eksistensialisme. Filsafat ini telah berkembang pesat pada di zaman sekarang. Bentuk eksistensialisme ini menyangkut masalah manusia dan mengacu kepada gagasan bahwa manusia berbeda dengan makhluk lain, tidak memiliki esensi yang definitif dan telah ditentukan sebelumnya, dan tidak memiliki bentuk yang ditentukan sebelumnya, dan tidak memiliki bentuk yang ditentukan oleh alam. Manusia menentukan dan membangun keberadaannya sendiri.Gagasan ini secara luas dapat dibenarkan dan didukung oleh filsafat Islam, kecuali apa yang disebut sebagai eksistensialisme dalam filsafat Islam tidak berlaku hanya untuk manusia saja, tetapi jug untuk alam semesta. Maka ketika kita berbicara tentang eksistensialisme atau ishalat al-wujud (isme) dalam pengertian realitas substantif atau wujud obyektif, sebagai kebalikan dari eksistensi nominal atau mental (batiniyah). Dan pada saat kita menggunakannya dalam konteks eksistensialisme modern yang direspon oleh Barat, kita menggunakannya dalam pengertian keutamaan atau kelebihdahuluan.
Abû Hâmid Muhamad Bin Muhammad Al-Tûsi Al-Gazâliy dan Metode Ijtihadnya Abdullah Abdullah
Sulesana Vol 6 No 2 (2011)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v6i2.1401

Abstract

Ijtihad dalam fikih adalah upaya optimal seorang mujtahid dalam menggali hukum-hukum syarak yang bersifat praktis pada dalil-dalil zhanniy dengan menggunakan metode istimbath (meliputi: metode kebahasaan, metode maqashid al- syari’ah, dan metode tarjih). Upaya tersebut senantiasa lestari dan setiap mujtahid dituntut untuk melakukan ijtihad. Seandainya aktifitas itu tidak dilakukannya, niscaya ia berdosa. Akan tetapi bagi kalangan awam, cukup dengan melakukan ittiba’, yakni mengikuti mujtahid, yang disertai pengetahuan tentang  alasan-alasannya. Untuk mendapatkan solusi hukum suatu permasalahan, maka yang pertama sekali harus diperhatikan adalah nas-nas Alquran dan Sunah Nabi Muhammad saw. Kalau tidak ditemukan solusinya secara langsung dari Alquran dan Sunah Nabi harus menempuh ijtihad yang mapan seperti; ijma’, istishâb, dan aql.  Ijmak yang dapat dilakukan hanya pada ijma para sahabat Nabi, karena sehabis periode sahabat, sudah amat sulit dilakukan ijma’ karena kaum muslim sudah amat terpencar diberbagai penjuru wilayah. Kendati demikian ia menawarkan ijma’ para pakar dalam satu pengetahuan tertentu. Al-Gazali menerapkan istihsâb dan aql tetapi hanya dua bentuk, yakni (1). Istihsâb yang ditunjukkan oleh akal dan syarak tentang kebolehan kelestariannya, (2). Istihsâb al-adam al-asliy, yakni kebebasan asli yang dimiliki oleh manusia di luar taklif yang telah ditentukan oleh syarak.
Co-Authors A. Besse Dahliana A. Ginong Pratikino A. Hadi Mahmud Abdul Ghofur Acihmah Sidauruk Aco Tang Ade Mutia Rahmah Ahmad Budi Junaidi Ahmad Hidayat Ahmad Imam Abdullah Ahmad Mustafa Akbar Akbar Alfi Kusuma Admaja Ali Sarong Amirullah Amirullah Ana Rusmardiana Andika Firmansyah Anggono Wijaya Anggono Wijaya Annas Jaya Amrullah Arfiani Yulianti Fiyul Arini Rahmadani Ariyanti Ariyanti Asmaul Husna Asrawati Nende Badaruddin Badaruddin Bakti Jos Belinda Arabella Syafitri Betty Holiwarni Cristine Prestarika Lukito Cut Meurah Meriana Cut Ratna Dewi Dahlian Oesman Darul Elmi Desi Salwani, Desi Dewi Ningsih Dewi Umaningrum Dewi Zahrah Dina Yosiana Djufri Djufri Doni Rahmat Wicakso Dwi Putri Liana Dwi Sulisworo Dwijanto Dwijanto Dyah Hesti Wardhani Edi Mawardi EKA ASTUTI ELIHAMI, ELIHAMI Elisabeth Yulia Rana Elva Yasmi Amran Elvira Lastri Erina Wahyu ERMA SAFITRI Erna Diana Fachri Abdau Ramadhan Fahmy Armanda fajar muarif muarif Fauji Wikanda Fitri Widyastari Frida Fadwa Gunawan Gunawan H. B. Mat Hadiatul Rodiyah Halim Halim Handayani Handayani Hansri Ar Rasyid Hasanuddin Hasanuddin Herdini Herdini Heri Cahyono Herpratiwi Herpratiw I Ketut Patra Ilyas Ilyas Irdalisa Irdalisa Jaka Darma Jaya Jeffray Enokh Bayoe Jimmi Copriady Joko Rehutomo Karimuddin Karimuddin Khairil Khairil Khairil Khairil Khairunnisa Khairunnisa Khairunnisa’ Hamdani Kuswarak, Kuswarak La Ode Alirman Afu, La Ode Alirman Luh Putu Ratna Sundari M A Chozin M Ali S M Ali S M Zardan Araby M.Rifqi Aufa Abdika Maimun Syukri Malia Safriani Maria Elina Maria Erna Marwan Marwan Medyan Riza Melinda Melinda Michael Rahmadita Miftahul Khairi Mimie Saputri Mira Salviana Mispuanda Mispuanda Mochammad Afifuddin Moh Dahlan Th Musa MOH ISMAIL Mohd. Hatta Mubarak Mubarak Muhammad Ali Muhammad Awal MUHAMMAD FAHMI Muhammad Fajar Purnama Muhammad Fajar Purnama Muhammad Rusli M. Muhammad Trial Fiar Erawan Muhammadar Muhammadar muhdi muhdi Musafa Sabri Muttaqin Hasan Muzakiruddin Muzakiruddin Nadya Fitriani Nanda Febriani Mandala Nazar Muhammad Neneng Khoiriah Nesta Netri Nevy Risna Nofri Yuhelman Nora Yulita Norfai Norfai Novilia Novilia Nuniek Nizma Fajriyah Nunuk Dyah Retno Lastuti Nur Aini Shofiya Asy’ari Nur Atika Nurazizah Nurazizah Nurfadillah Nurfadillah Nurfitria Sari Nurhidayat Nurhidayat Nurmalita Dwiyanti Nurmaulida Saragi Nurudin Nurudin Nurul Fajriah Nynda Fatmawati Octarina Onik Zakiyyah Pagar Pagar Priskila Fransisca Haryono Putri Hilmayanti Rahmat Yunus Rahmi Khairatul Hisan Rana Zakirah Rasmiwetti Rasmiwetti Rendra wijaya Resta Andria Putri Riko Sanjaya Rila Setyaningsih Rini Fitri Riska Febrilia Rita Astarina Rodiansono Rodiansono Rohini Rohini, Rohini Safitri Mohi Safrida Safrida Sahabuddin Sahabuddin Sahlan Sahlan Said Nazaruddin Samsudin Samsudin Sandra Sandra Sari Karmiyati Shirley Wahadamaputera Sitizalikha Sitizalikha Sudirman Numba Sudirman Sudirman Suherman Suherman Sulaiman Sulaiman sunardi sunardi Suwandi Suwandi Syaefuddin Syaefuddin Tarkono Tarkono TATI NURHAYATI Tati Yulia Fitri Taufik Malik Teuku Budi Aulia Teuku Fajar Shadiq Tita Damayanti Tjuk Imam Restiadi Tri Anggono Uripto Trisno Santoso Usman, Usman Vivi Yunisa Harahap Wahyu Hidayat Wardono Wardono wurlina wurlina Yasir Nasution Yasmanijar Yasmanijar Yulia Hayati Yunissa Nur Widiani Zahra Amalia Zainal Mukmin Zakaria Al Farizi Zaki Dayatul Akbar Zalia Muspita Zohrani Zohrani Zulfikurrahman Zulfikurrahman Zulhelmi Andika