Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Partisipasi Pria Dalam Penggunaan Vasektomi di Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Guspianto Guspianto
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 3 No. 1 (2019): Vol. 3 - No.1 - September 2019
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v3i1.7232

Abstract

Prevalensi pemakaian kontrasepsi masih memiliki masalah terkait disparitas kesetaraan gender yaitu masih rendahnya partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi khususnya metode vasektomi. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis partisipasi pria dalam penggunaan vasektomi dalam hubungannya dengan faktor pengetahuan, promosi dan informasi, akses pelayanan, dan sosial budaya di Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi. Hasil penelitian ini menemukan partisipasi pria dalam penggunaan vasektomi masih rendah yang berkemungkinan dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan tentang vasektomi, terbatasnya akses promosi dan informasi KB pria, terbatasnya akses pelayanan vasektomi, dan adanya nilai-nilai sosial budaya yang kurang mendukung. Direkomendasikan untuk meningkatkan upaya sosialisasi dan konseling secara intensif dan kontinyu dengan sasaran pria (suami), pendekatan dan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan agama guna mendukung program KB khususnya penggunaan vasektomi. Kata kunci : Keluarga Berencana, Partisipasi pria, Vasektomi.
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS KEBUN KOPI KOTA JAMBI TAHUN 2020 Listiawaty, Renny; Syarifuddin, Muhammad; Guspianto, Guspianto
SCIENTIA JOURNAL Vol 9 No 1 (2020): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyusunan dan penerapan standar pelayanan akan sangat membutuhkan peran dan komitmen yang kuat dari pemimpin organisasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa adanya komitmen yang jelas dari pemimpin, maka hampir dapat dipastikan bahwa penyusunan dan penerapan standar pelayanan akan mengalami kegagalan. Kunjungan pasien di Puskesmas Kebun Kopi terjadi penurunan jumlah kunjungan sebanyak 333 pasien. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan dengan mutu pelayanan di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas di Puskesmas Kebun Kopi tahun 2020, dengan jumlah sampel sebanyak 51 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling. Hasil penelitian di analisa dengan uji chi-square diperoleh nilai p-value = 0,005 (p < 0,05). Uji ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kepemimpinan dengan mutu pelayanan. hipotesis ada hubungan yang berarti antara kepemimpinan dengan mutu pelayanan di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi tahun 2020 dapat diterima.
Analisis Perilaku Persalinan Komunitas Adat Terpencil di Wilayah Taman Nasional Bukit Duabelas Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi guspianto guspianto; Andy Amir; Arnild Augina Mekarisce
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 15 No. 4: DESEMBER 2019
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.578 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v15i4.7991

Abstract

The Remote Indigenous Communities (RIC) live in groups in the secondary forests of Jambi Province.The relatively primitive social, economic, cultural and environmental conditions cause RIC to have vulnerablebehavior towards health problems, including childbirth. This study aims to analyze the childbirth behavior inRIC who is considered to be a high risk of complications. The study design is descriptive qualitative research tounderstand holistically social phenomena about childbirth behavior among RIC in the Bukit Duabelas NationalPark area at Sarolangun Regency-Jambi. Research informants were selected purposively including Mothers whohad given birth, Husbands, Traditional Birth Attendants (TBAs), Tumenggung, and Midwives. This study foundin general childbirth behavior of RIC was unsafe and had a high risk that could have an impact on maternal andinfant mortality. This is likely influenced by the lack of knowledge, less supportive attitude, low of need perception,and health services have not been optimal. Living in scattered groups and habits of “melangun” are obstacles forproviding health services. It is recommended to improve the implementation of the P4K program and integratedhealth service activities, create a maternity shelter, provide “RIC Care Mobile”, and approach with RIC communityleaders (Tumenggung), and TBAs on the importance of safe delivery to maintain maternal health and safety.
Determinan Kepatuhan Bidan di Desa terhadap Standar Antenatal Care Guspianto Guspianto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7 No. 2 September 2012
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.06 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v7i2.65

Abstract

Upaya menurunkan kematian ibu menjadi prioritas utama program pembangunan kesehatan nasional. Pelayanan antenatal care (ANC) menjadi bagian dari “Empat Pilar Safe Motherhood” sebagai kebijakan Kementerian Kesehatan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI).Kualitas layanan ANC dari aspek kinerja bidan di desa diukur antara lain dengan parameter tingkat kepatuhan terhadap standar ANC dalam memberikan kepuasan kepada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar ANC. Desain penelitian cross sectional ini menggunakan data sekunder Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dengan sampel 165 bidan di desa. Penelitian ini menemukan tingkat kepatuhan bidan di desa terhadap standar ANC masih di bawah standar minimal sekitar 74,28%.Berbagai faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan bidan di desa terhadap standar ANC adalah supervisi, pengetahuan, dan komitmen organisasi. Supervisi merupakan faktor yang paling dominan dan faktor pengetahuan merupakan perancu hubungan faktor supervisi dan komitmen organisasi dengan tingkat kepatuhan terhadap standar ANC. Disarankan untukmelaksanakan upaya supervisi secara kontinu dan komprehensif diawali dari pengukuran tingkat kepatuhan, mengidentifikasi permasalahan, melakukan upaya perbaikan, dan memberikan umpan balik sehingga mutu pelayanan kesehatan khususnya ANC dapat terus ditingkatkan.Kata kunci: Bidan desa, standar antenatal care, tingkat kepatuhanAbstractEfforts to reduce maternal mortality is national health development program priority. Antenatal care (ANC) became part of the “Four Pillars of Safe Motherhood” as a policy of the Ministry of Health to accelerate the reducing of maternal mortality rate (MMR). The quality of ANC in terms of performance of services are measured by village midwives compliance towards the ANC standards in giving satisfaction to pregnant women. This study aimed at identifyng factors that influenced compliance rate of village midwifes towards ANC standards. This is a cross sectional study using secondary data from District Health Office Muaro Jambi, using 165 village midwifes as sample. This study found that compliance rate of village midwifes is still below the minimum ANC standard, 74,28%. This study proved that factors that influence compliance of village midwifes to ANC standards are supervision, knowledge, and organizational commitment. Supervision is the most dominant factor and knowledge is the confounder factor in the relationship between supervision and organizational commitment to compliance towards ANC standards. It is recommended to carry out continuously and comprehensive supervision by measuring compliance, identify problems, make improvements, and provide feedback so that quality of health care especially ANC could continously improved.Keywords: Village midwife, standard of antenatal care, compliance rate
PENGARUH KUALITAS LINGKUNGAN FISIK UDARA TERHADAP ANGKA KUMAN DI RUMAH SAKIT Susilawati, Susilawati; Ilham, Ilham; Guspianto, Guspianto
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 9 No. 3 (2021): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.185 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v9i3.13349

Abstract

ABSTRACT Around 9% or 1.4 million inpatients in hospitals in the world experience nosocomial infections due to germ exposure related with the hospital's physical environment condition. This study aims to analyze the effect of the air physical environment in the in-patient room at HAMBA Hospital, Muara Bulian, Jambi. A quantitative study has been conducted with a cross sectional design with 30 samples of in-patient rooms. Data collected by measuring directly includes microbial density rate, temperature, humidity, lighting and dust, and analyzed using the Kendall-Tau correlation test. The results showed that all the air physical environmental factors had effect on microba rate, including temperature (p = 0.020), humidity (p = 0.000), lighting (p = 0.004) and dust (p = 0.001). It is especially recommended for hospitals to pay attention to the condition of inpatient rooms in order to minimize the growth of micro-organisms that cause nosocomial infections by opening windows every morning, cleaning the air conditioner at least every 6 months, changing curtains with bright colors, cleaning the room regularly, and making standard operating procedure (SOP) for in-patient room maintenance. Keywords: Air physical environment, microba rate, hospital
Studi Kualitatif : Faktor Predisposisi Sebagai Upaya Pencarian Pengobatan Pada Komunitas Adat Terpencil Di Desa Bukit Suban, Air Hitam Sarolangun, Jambi, Indonesia Guspianto Guspianto; Asparian Asparian; Evy Wisudariani
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 4 No. 2 (2020): Vol. 4 - No. 2 - September 2020
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v4i2.10568

Abstract

Abstrak Perilaku individu atau kelompok dalam upaya pencarian pengobatan sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh jumlah sarana, jenis, metode serta peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia. Pada Komunitas Adat Terpencil (KAT) atau Suku Anak Dalam terlihat memiliki keunikan khusus dalam pencarian pengobatan, tentunya menjadi fokus tenaga kesehatan dalam mengupayakan kesehatan masyarakat yang optimal. Selain itu, dari segi pola hidup dan hukum, KAT sangat patuh terhadap aturan adat dan tabu-tabu yang mengatur perilaku mereka dengan begitu ketat termasuk perilaku pencarian pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi KAT dalam upaya pencarian pengobatan. Studi Kualitatif dengan wawancara mendalam pada bulan April-September 2019. Informan dalam penelitian ini yaitu Tokoh Masyarakat "Tumenggung", dukun dan petugas kesehatan. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat Desa Bukit Suban yaitu Mengobati sendiri (self treatment), Pengobatan tradisional (traditional remedy) dan mencari pengobatan ke unit fasilitas kesehatan. Masyarakat juga masih menganut kepercayaan terhadap penyembuhan penyakit melalui jampi-jampi dan benda-benda yang dianggap sebagai pelindung, serta dewa harimau sebagai roh nenek moyang. Perlunya mengoptimalkan program pelayanan kesehatan yang merata, meningkatkan koordinasi dengan tokoh masyarakat 'Tumenggung' dan rutin dalam mengedukasi masyarakat KAT guna meningkatkan pemahaman dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kata Kunci : Pengobatan, Komunitas Adat Terpencil, Prediposisi
PRAKTEK ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN EARLY CHILDHOOD CARIES PADA ANAK PRASEKOLAH guspianto guspianto
Indonesian Journal of Health Development Vol 2 No 2 (2020): IJHD
Publisher : Fakultas Ilmu kesehatan UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52021/ijhd.v2i2.46

Abstract

ABSTRAK Early Childhood Caries(ECC) merupakan masalah kesehatan gigi serius di kalangan anak-anak yang tidak hanya memengaruhi gigi tetapi juga pertumbuhan anak. Salah satu faktor penyebab ECC adalah tindakan orang tua dalam praktek pencegahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek orang tua dalam pencegahan ECC pada anak prasekolah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif pendekatan cross sectionalpada sampel sebanyak 53 orang tua dari siswa program pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner.Hasil penelitian diperoleh sebagian besar orang tua memiliki praktek pencegahan ECC yang baik (64,2%). Hasil analisis membuktikan adanya hubungan antara sikap dan norma perilaku dengan praktek pencegahan ECC (p<0,05), sedangkan kontrol perilaku tidak berhubungan dengan praktek pencegahan ECC (p>0,05). Disarankan bagi orang tua untuk melakukan pendampingan dan pengawasan dalam praktek pencegahan ECC pada anak prasekolah dan bagi pihak sekolah serta instansi kesehatan untuk melakukan edukasi kesehatan gigi dan mulut secara rutin.
PAPAN PERMAINAN EDUKASI UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Ismi Nurwaqiah Ibnu; Guspianto Guspianto
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 5, No 2 (2021): OKTOBER: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v5i2.10256

Abstract

Penyakit infeksi pada anak sekolah dasar bisa mengakibatkan dampak jangka pendek dan jangka pendek, seperti morbiditas dan mortalitas. Infestasi cacing pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi sebesar 20,7% yakni ascaris lumbricoides. Cara paling efektif dalam mencegah penyakit infeksi adalah menerapkan PHBS sejak dini. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat diedukasikan kepada siswa sekolah dasar melalui media edukatif yang dirancang khusus untuk mengaktifkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan di SDN 004/IV Pelayangan, Kota Jambi selama 4 (empat) bulan, Agustus-November, 2020. Sebanyak 86 siswa kelas IV hingga kelas VI, dibagi kedalam dua kelompok, video edukasi dan gameboard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata siswa mengalami 4-6 gejala (31,4%) kecacingan dalam kurung waktu 2 minggu, keadaan kuku siswa 87,2% bersih, frekuensi jajan siswa tertinggi 2-3 kali sehari (40,7%), alasan utama jajan adalah karena tidak membawa bekal ke sekolah (45,3%). Setelah intervensi dengan permainan edukasi gameboard dan video, hanya skor pengetahuan kecacingan (mean±SD, 0,965±3,100 p = 0,005) dan pengetahuan PHBS yang signifikan (mean±SD, 6,290±6,29, p = 0,000), sedangkan pengetahuan jajanan tidak signifikan. Kelompok yang bermain dengan gameboard skor pengetahuannya meningkat sebesar 2,13 dibandingkan skor video (0,000), dan skor pengetahuan jajanan sehatnya juga meningkat 1,48 (0,002). Adanya perubahan skor pengetahuan membuktikan bahwa edukasi gameboard pesannya mampu dipahami dengan segera oleh siswa dan mendorong adanya perubahan sikap dan perilaku anak.Penyakit infeksi pada anak sekolah dasar bisa mengakibatkan dampak jangka pendek dan jangka pendek, seperti morbiditas dan mortalitas. Infestasi cacing pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi sebesar 20,7% yakni ascaris lumbricoides. Cara paling efektif dalam mencegah penyakit infeksi adalah menerapkan PHBS sejak dini. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat diedukasikan kepada siswa sekolah dasar melalui media edukatif yang dirancang khusus untuk mengaktifkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan di SDN 004/IV Pelayangan, Kota Jambi selama 4 (empat) bulan, Agustus-November, 2020. Sebanyak 86 siswa kelas IV hingga kelas VI, dibagi kedalam dua kelompok, video edukasi dan gameboard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata siswa mengalami 4-6 gejala (31,4%) kecacingan dalam kurung waktu 2 minggu, keadaan kuku siswa 87,2% bersih, frekuensi jajan siswa tertinggi 2-3 kali sehari (40,7%), alasan utama jajan adalah karena tidak membawa bekal ke sekolah (45,3%). Setelah intervensi dengan permainan edukasi gameboard dan video, hanya skor pengetahuan kecacingan (mean±SD, 0,965±3,100 p = 0,005) dan pengetahuan PHBS yang signifikan (mean±SD, 6,290±6,29, p = 0,000), sedangkan pengetahuan jajanan tidak signifikan. Kelompok yang bermain dengan gameboard skor pengetahuannya meningkat sebesar 2,13 dibandingkan skor video (0,000), dan skor pengetahuan jajanan sehatnya juga meningkat 1,48 (0,002). Adanya perubahan skor pengetahuan membuktikan bahwa edukasi gameboard pesannya mampu dipahami dengan segera oleh siswa dan mendorong adanya perubahan sikap dan perilaku anak.
Hubungan Komunikasi Efektif dengan Pelaksanaan Budaya Keselamatan Pasien di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Feby Irwanti; Guspianto Guspianto; Rizalia Wardiah; Adila Solida
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 6 No. 1 (2022): Vol. 6 - No. 1 - Maret 2022
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v6i1.15551

Abstract

Komunikasi efektif merupakan kunci bagi perawat untuk mencapai keselamatan pasien berdasarkan standar keselamatan pasien di rumah sakit. Rumah sakit Raden Mattaher Provinsi Jambi merupakan salah satu rumah sakit yang telah menerapkan program keselamatan pasien sejak tahun 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi efektif dengan pelaksanaan budaya keselamatan pasien di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Instrument pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan pelaksanaan budaya keselamatan pasien dengan komunikasi efektif nilai p=0,00 3,409 (95% CI= 1,796-6,471). dengan adanya komunikasi efektif dengan metode SBAR dapat digunakan untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien yang baik di rumah sakit.
Determinan tingginya unmet need Keluarga Berencana; Studi kasus di Kecamatan Kumun Debai Provinsi Jambi Guspianto Guspianto; Nursafira Rianita; Asparian Asparian; M. Ridwan
Riset Informasi Kesehatan Vol 10 No 2 (2021): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.478 KB) | DOI: 10.30644/rik.v10i2.536

Abstract

Abstrak LatarBelakang:Angka Unmet need KB adalah persentase wanita menikah yang tidak menginginkan anak lagi atau ingin menjarangkan kelahirannya, namun tidak memakai alat kontrasepsi. Angka unmet need KB di kota Sungai Penuh Provinsi Jambi tahun 2019 masih tinggi sebesar 16,7%, dan salah satu kecamatan yang berkontribusi adalah kecamatan Kumun Debai sebesar 20,96%. Tujuan:Menganalisis faktor determinan tingginya angka unmet need di Kecamatan Kumun Debai. Metode:Penelitiankuantitatifdesaincross sectionaldilakukan terhadap 149 responden yaitu pasangan usia subur (PUS) yang terpilih secara proportional random sampling. Variabel terikat adalah kejadian unmet need, sedangkan variabel bebas adalah usia, pendidikan, paritas, pengetahuan dan dukungan suami. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji statistik chi square. Hasil:Proporsi kejadian unmet need KB sebesar 55% dan faktor yang berhubungan adalah usia (p= 0,010), pendidikan (p= 0,000), pengetahuan (p= 0,010), dan dukungan suami (p= 0,002), sedangkan paritas tidak berhubungan dengan kejadian unmet needKB. Kesimpulan:Puskesmas perlu meningkatkan upaya KIE KB terhadap PUS dan membentuk kader KB di setiap desa. bagi PUS disarankan untuk aktif mencariinformasi tentang KB dan kontrasepsi, serta meningkatkan peran suami dalam mendukung istri ber-KB.