ABSTRAK Anak akan mampu mengembangkan potensi maksimalnya apabila didukung dengan gizi yang baik. Masalah gizi pada anak adalah pendek, underweight, obesitas dan anemia. Kudapan sehat menjadi salah satu asupan yang mampu memberikan kontribusi untuk gizi anak. Bonggol pisang memiliki potensi sebagai bahan pembuatan kudapan sehat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melakukan pendampingan dan edukasi gizi yang berkaitan dengan kudapan sehat berbahan bonggol pisang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian menggunakan pendampingan, pelatihan dan edukasi gizi. Mitra pengabdian kepada masyarakat adalah ibu rumah tangga kelurahan Patemon kecamatan Gunungpati Semarang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan pendampingan dan edukasi gizi yang dilakukan terhadap ibu rumah tangga memberikan peningkatan pengetahuan berkaitan dengan pemilihan kudapan sehat dan proses pengolahan bonggol pisang menjadi tepung sehingga mampu diolah menjadi kudapan sehat bagi anak. Hasil pengabdian ini juga menunjukkan bahwa perlu adanya monitoring dan evaluasi dari stakeholder sebagai penjamin keberlangsungan program penyediaan kudapan sehat anak. Pengabdian ini juga diharapkan mampu meningkatkan kapasitas ibu rumah tangga dalam memanfaatkan potensi pangan lokal. Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan para Ibu rumah tangga kelurahan Patemon kecamatan Gunungpati kota Semarang yang berkaitan dengan pemilihan kudapan sehat pada anak yang berbasis pangan lokal. Kata Kunci: Anak, Bonggol Pisang, Edukasi, Gizi ABSTRACT Children will be able to develop their full potential if supported by good nutrition. Nutritional problems in children are shortness, underweight, obesity and anaemia. Healthy snacks are one intake that can contribute to child nutrition. Banana pseudostem has potential as an ingredient for making healthy snacks. This community service activity aims to provide assistance and nutrition education related to healthy snacks made from banana pseudostem. The method of implementing community service activities uses mentoring, training and nutrition education. The community service partners are housewives in Patemon village, Gunungpati sub-district, Semarang. The results showed that the mentoring and nutrition education activities carried out for housewives provided an increase in knowledge related to the selection of healthy snacks and the process of processing banana pith into flour so that it can be processed into healthy snacks for children. The results of this service also show that there is a need for monitoring and evaluation from stakeholders to ensure the sustainability of the programme to provide healthy snacks for children. This service is also expected to increase the capacity of housewives in utilising local food potential. The conclusion of this service activity is that there is an increase in the knowledge of housewives in Patemon village, Gunungpati sub-district, Semarang city, related to the selection of healthy snacks for children based on local food. Keywords: Children, Banana Hump, Education, Nutrition