Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner

Efek Penyimpanan Pada Suhu Kamar dan Refrigerator Terhadap Kualitas Telur Ayam Setelah Pemberian Sinbiotik Akbisprop Dalam Ransum angga musadiq; Nurliana Nurliana; Sugito Sugito
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.717 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.3333

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas telur berdasarkan indeks kuning telur, indeks putih telur, dan nilai haugh unit, yang disimpan pada suhu kamar dan refrigerator pada ayam yang diberi sinbiotik AKBISprob 4%. Penelitian ini menggunakan 24 butir telur dari 12 ekor ayam petelur strainISA Brown periode layer berumur 16 bulan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial, faktor utama pemberian sinbiotik AKBISprob, faktor kedua penyimpanan pada suhu kamar dan refrigerator. Perlakuan P0 (telur dari ayam yang diberi pakan komensial 324-2R sebagai kontrol), P1(telur dari ayam yang diberi pakan sinbiotik AKBISprob 4% yang diberikan setiap hari), P2 (telur dari ayam yang diberi pakan sinbiotik AKBISprob 4% diberikan tiga hari sekali), P3 (telur dari ayam yang diberi pakan sinbiotik AKBISprob 4% yang diberikan lima hari sekali).Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara pemberian sinbiotik AKBISprob 4% dan penyimpanan pada suhu kamar dan refrigerator tidak berpengaruh nyata (P0,05) terhadap peningkatan indeks kuning telur, indeks putih telur, dan nilai haugh unit,  pemberian sinbiotik AKBISprob 4% berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap peningkatan indeks kuning telur, tidak berpengaruh nyata (P0,05) terhadap peningkatan indeks putih telur, berpengaruh nyata (P0,05) terhadap peningkatan nilaihaugh unit. Penyimpanan pada suhu kamar dan refrigerator berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap kualitas indeks kuning telur, indeks putih telur dan nilai haugh unit. Pemberian sinbiotik AKBISprob 4% dengan interval pemberian tiga hari sekali pada ayam dapat meningkatkan indeks kuning telur, dan nilai haugh unit.Penyimpanan telur pada refrigerator dapat mempertahankan kualitas telur lebih baik dibandingkan suhu kamar.Abstract The aim of this research is to find out the quality of eggs by egg yolk index, eeg white index, andvalue haugh unit, which were stored at room temperature and refrigerator, in chickens fed synbiotic AKBISprob 4%. This research took a sample of 24 eggs from 12 hens laying strain ISA Brown period was 16 months. The design was completely randomized factorial design, main factor was giving symbiotic AKBISprob, second factor was storage at room temperature and refrigerator. P0’s treatment (egg from chicken fed commercial 324-2R as control), P1 (egg from chicken fed synbiotic AKBISprob 4% were given every day), P2 (egg from chicken fed synbiotic AKBISprob 4% were given once three days), P3 (egg from chicken fed synbiotic AKBISprob 4% were given once five days). The results showed the interaction between the giving of symbiotic AKBISprob 4% and storage at room temperature and refrigerator had no significant effect (P0,05) on increased of  egg yolk index, white egg index, and value haugh unit, giving synbiotic AKBISprob 4% had significant effect (P0,01) on increased of index egg yolk, had no significant effect (P0,05) on increased of index white egg, had significant effect (P0,05) on increased value haugh unit. Storage at room temperature had very significant effect (P0,01) on quality of egg yolk index, white egg index, and value haughunit. Giving synbiotic AKBISprob 4% with three-day intervals on the chicken could increase egg yolk index andvalue haugh unit. Egg storage on refrigerator could maintain the egg quality better than room temperature.
GAMBARAN LEUKOSIT KELINCI SETELAH PEMASANGAN IMPLAN PLATE MATERIAL LOGAM(PARAMETER OF RABBIT LEUKOCYTE AFTER INSTALLATION METAL PLATE IMPLANT) HEFRI YUNALDI; erwin erwin; nuzul asmilia; sugito sugito; triva murtina lubis; al azhar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 2 (2019): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.742 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v3i2.11130

Abstract

ABSTRAKLeukosit adalah sel pertahanan tubuh yang berfungsi memfagosit seluruh benda yang dianggap asing oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total leukosit dan persentase diferensial leukosit kelinci setelah pemasangan implant plate material logam. Penelitian ini menggunakan 6 ekor kelinci yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I (K-I) diimplan plate tantalum dan kelompok II (K-II) diimplan plate besi. Pengambilan darah melalui vena auricularis pada hari ke 0, 7, 14, 28, dan 56 setelah implan. Hasil penelitian menunjukkan implan plate tantalum dan plate  besi tidak berpengaruh terhadap total leukosit dan diferensial leukosit. Total leukosit diantara hari pengamatan menunjukan perbedaan pada masing-masing kelompok, namun masih dalam nilai normal. Penggunaan implan plate tantalum dan plate besi tidak memiliki efek terhadap gambaran sel darah putih dan persentase diferensial leukosit.Kata kunci : leukosit, diferensial leukosit, plate besi, plate tantalumABSTRACTLeukocytes are the body's defense cells that function to phagocyte all objects considered as foreign by the body. This study aims to determine the total leukocytes and differential percentage of rabbit leukocytes that paired of plate implants with metal material. This study used 6 rabbits divided into 2 groups. Group I was implanted with tantalum plate and group II  was implanted using an iron plate. Blood collection through the auricular vein on days 0, 7, 14, 28, and 56. Leukocyte and differential counts leukocytes are calculated using the Mindray hematology analyzer. The results of the study showed that tantalum implants and iron plates have no effect on total leukocytes and differentials leukocytes. The total leukocytes between observations show differences, but are still deep in normal range. The use of tantalum implants and iron plates has no effect against white blood cell images and differential leukocyte percentages.Keywords: leukocytes, differential leukocytes, iron plate, tantalum plate
NILAI SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE (SGOT) DAN SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) KELINCI SETELAH IMPLAN PLATE BERBAHAN LOGAM (THE VALUE OF SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE (SGOT) AND GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) OF RABBITS AFTER METAL PLATES IMPLANT) Anta Rezky Sitepu; Erwin Erwin; Muhammad Hasan; Sugito Sugito; Al Azhar; Razali Razali
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 4, No 2 (2020): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v4i2.11413

Abstract

ABSTRAK                Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan nilai Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) kelinci setelah implan plate berbahan logam. Penelitian ini menggunakan 6 ekor kelinci yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diimplan plate berbahan tantalum dan kelompok 2 diimplan plate berbahan besi. Pengambilan darah melalui vena auricularis dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, 28, dan 56. Hasil penelitian menunjukkan nilai SGOT dan SGPT meningkat pada beberapa hari pertama pengamatan dan menurun kembali pada beberapa hari terakhir pengamatan yang masih dalam batas normal. Penggunaan implan plate tantalum dan plate besi alternatif menyebabkan perubahan nilai SGOT dan SGPT pada beberapa hari pengamatan.Kata Kunci : SGOT, SGPT, Plate, Tantalum, Besi ABSTRACT            This study aims to determine changes in Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) and Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) values of rabbit after a metal implant plate. This study used 6 rabbits divided into 2 groups. Group one implanted a plate made from tantalum and group two implanted with alternative iron plates. Blood collection through the auricular vein was carried out on days 0, 7, 14, 28, and 56. The results showed that the value of SGOT and SGPT increased in several days of observation and increased again on the final day which was still within normal limits. The use of tantalum implants and alternative iron plates causes changes in the value of SGOT and SGPT on several days of observation.Keyword : SGOT, SGPT, Plate, Tantalum, Iron
ISOLASI Salmonella sp PADA AIR TEMPAT PEMELIHARAAN KURA-KURA AMBON (Cuora amboinensis) (Isolation of Salmonella sp in the Rearing Water of Ambon Turtle (Cuora amboinensis)) Erina Erina; Amalia Sutriana; Darmawi Darmawi; Winaruddin Winaruddin; Sugito Sugito; Feby Fema Amzani Nasution
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 2 (2019): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.692 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v3i2.10787

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri Salmonella sp pada air tempat pemeliharaan kura-kura ambon (Cuora amboinensis). Sampel penelitian ini menggunakan  air yang berasal dari sumber air yang akan dimasukan ke tempat pemeliharan dan air dari tempat pemeliharaan kura-kura ambon (Cuora amboinensis) yang diambil dari enam tempat pemeliharan. Penelitian ini menggunakan metode Carter. Sebanyak 1 ml air dari masing-masing sumber diambil dengan pipet steril dan diinokulasikan pada media SCB. Apabila warna SCB menjadi orange setelah diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam maka akan dilanjutkan dengan penanaman pada media SSA. Koloni yang tumbuh pada media SSA diamati morfologi koloninya secara makroskopis. Untuk pengamatan secara mikroskopis maka dilakukan pewarnaan Gram. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari keenam sampel air tempat pemeliharaan kura-kura ambon (Cuora amboinensis) yang diteliti positif terdapat bakteri Salmonella sp. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Salmonella sp dapat diisolasi pada air yang diambil dari enam tempat pemeliharaan kura-kura ambon (Cuora amboinensis). 
Pengaruh Crossbreeding Ayam ALPU dan Kamaras terhadap Kadar Protein pada Daging Dada Ayam Alaras; The Effect of Crossbreeding between ALPU and Kamaras Chicken on Protein Content in Alaras Chicken Breast Meat Elsha Amalia Putri; M Aman Yaman; Sugito Sugito; Triva Murtina Lubis; M Jalaluddin; Rastina Rastina
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 4, No 2 (2020): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v4i2.4527

Abstract

ABSTRAK       Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh crossbreeding ayam ALPU dan Kamaras terhadap kadarprotein pada daging dada ayam Alaras. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daging dada ayam Alaras hasil persilangan ALPU dan Kamaras yang berumur 90 hari sebanyak 12 ekor.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kelompok perlakuan dan 3 kali ulangan.Setiap kelompok terdiri atas 3 ekor ayam.Analisakadar protein menggunakan ujiproksimatdengan metode Kjehdahl.Hasil  rata-rata (± SD) kadar protein pada daging dada ayam hasil persilangan ALPU (AmAb), Alaras1 (AmKb), Kamaras (KmKb) dan Alaras2 (KmAb) secara berturut-turut yaitu 22.86±0.94 %, 23.99±1.26 %, 23.92±1.74 % dan 22.89±0.83 %. Dari hasil analisa statistik menunjukkan bahwa crossbreeding tidak berpengaruh nyata (P0,05) terhadap kadar protein pada daging dada ayam Alaras.Kata kunci: Alaras, Protein, Daging Dada ABSTRACT         The objective of this research was to determine the effect of crossbreeding between ALPU and Kamaras chicken on protein content in Alaras chicken breast meat. Samples were of this research were breast meat from 12 chickens (age 90 days). The research design usedwas a completely randomized design (RAL) with 4 treatments and 3 replications of each. Each treatments consisted  3 chickens.Protein content were analyzed by proximate analysis with Kjehdahl method. The result of protein content in breast meat crossbred chicken ALPU (AmAb), Alaras1 (AmKb), Kamaras (KmKb) and Alaras2 (KmAb) were 22.86±0.94 %; 23.99±1.26;  23.92±1.74 % and 22.89±0.83 % respectively. Based on statistical analysis of this research showed that crossbreeding did not effect significantly (P0.05) on protein content in Alaras chicken breast meat.Keywords: Alaras, Protein, Breast Meat              
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP KADAR SUPEROKSIDA DISMUTASE SERUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DIABETES MELITUS (The Effect of Vitamin E to Superoxide Dismutase Serum Level in Diabetes Mellitus Induced White Rat (Rattus norvegicus) ) Regi Putra; dasrul dasrul; sugito sugito; muslim akmal; zuhrawati zuhrawati; syafruddin syafruddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 2 (2018): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.089 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i2.6759

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian vitamin E terhadap kadar SOD serum tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan tikus putih sebanyak 25 ekor dengan kriteria: sehat, bobot badan 150 – 200 gram; umur ± 3 – 4 bulan; dan jenis kelamin jantan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola searah dengan 5 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok perlakuan terdiri atas lima ekor tikus. Kelompok tikus non-diabetes (KN), kelompok tikus diabetes induksi aloksan (KP), kelompok perlakuan yaitu tikus diabetes induksi aloksan dan diberi vitamin E dosis 50 IU/kgbb/hari (P1), 100 IU/kgbb/hari (P2), dan 150 IU/kgbb/hari (P3). Perlakuan vitamin E diberikan selama 28 hari. Pada hari ke-29 setelah perlakuan, dilakukan koleksi serum untuk pengukuran kadar SOD serum dengan spektrofotometer. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan kadar SOD serum adalah 58,00 ± 7,48 U/ml, 36,50 ± 4,56  U/ml (KP), 42,55 ± 5,89 U/ml (P1), 50,44 ± 5,32 U/ml (P2), dan 55,20 ± 4,84 U/ml (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa vitamin E dapat meningkatan kadar SOD serum secara signifikan (P0,05). Pemberian  vitamin E dengan dosis 150 IU/kg BB/hari menghasilkan peningkatan kadar SOD serum terbaik pada tikus putih diabetes melitus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian vitamin E dapat meningkatkan kadar SOD serum tikus putih diabetes melitus.ABSTRACT            This study aims to know the effect of vitamin E administration to SOD serum level in diabetes mellitus induced white rats (Rattus norvegicus). This study used 25 white rat in criteria: healthy; body weight 150 – 200 gram; age ± 3 – 4 month; and male sex. The research design was used completely randomized design (CRD) with 4 unidirectional pattern groups treatments. Each group consisted of five rat. Group of non-diabetic rats (KN), group of alloxan-induced diabetic rats (KP), group of alloxan-induced diabetic rats which given with vitamin E 50 IU/kgBW/day (P1), 100 IU/kgBW/day (P2), and 150 IU/kgBW/day (P3). Treatment of vitamin E was given in 28 days. On the 29th day after treatment, serum collection was performed to quantify SOD serum level by spectrophotometers. The data obtained were analyzed by one-way ANOVA and continued with Duncan test. The result showed SOD serum level was 58.00 ± 7.48 U/ml, 36.50 ± 4.56 U/ml (KP), 42.55 ± 5.89 U/ml (P1), 50.44 ± 5.32 U/ml (P2), and 55.20 ± 4.84 U/ml (P3). The result showed that therapy of vitamin E could increase SOD serum level significantly (P0.05). Treatment dose of 150 IU/kgBW/day was the best increasing of SOD serum level in diabetes mellitus induced white rat. The conclusion of research showed that giving of vitamin E can increasing the SOD serum level in diabetes mellitus induced white rat.
PENGARUH PEMBERIAN INFUSA KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca var Raja) TERHADAP JUMLAH TOTAL CEMARAN BAKTERI PADA DAGING KAMBING (The Effect of Raja Banana Peel (Musa paradisiaca var Raja) Infusion on Total Amount of Bacterial Contamination in Goat Meat) Desi Ramadhani; Razali Razali; T Zahrial Helmi; Rinidar Rinidar; Erina Erina; Sugito Sugito
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 4, No 3 (2020): MEI-JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v4i3.15142

Abstract

ABSTRAKKulit dari pisang raja (Musa paradisiaca var Raja) merupakan bagian dari salah satu tanaman yang mengandung antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa kulit pisang raja terhadap penurunan jumlah total cemaran bakteri pada daging kambing. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 5 kelompok perlakuan K1 (kontrol negatif), K2, K3, K4, dan K5 dengan persentase infusa masing-masing 20%, 40%, 60%, dan 80%, dan 4 ulangan. Parameter yang diamati yaitu jumlah koloni bakteri yang dapat dihitung  pada media Plate Count Agar (PCA) dengan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Data jumlah total cemaran bakteri dianalisis secara kuantitatif serta dilanjutkan dengan uji Duncan taraf 0,05. Hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah total cemaran bakteri pada setiap kelompok perlakuan K1, K2, K3, K4 dan K5 berturut-turut adalah 1,82x105, 1,50x105, 1,25x105,  0,45x105, dan 0,12x105(cfu/g). Penurunan jumlah total cemaran bakteri secara signifikan terjadi pada K5 (80%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian infusa kulit pisang raja (Musa paradisiaca var Raja) berpengaruh terhadap penurunan jumlah total cemaran bakteri pada daging kambing.Kata kunci:  Infusa, kulit pisang raja, daging kambing, dan koloni bakteri.ABSTRACT             The peel of Raja Banana (Musa paradisiaca var Raja) is part of one the plant that contains antibacterial properties. The purpose of this study is to determine the effect of Raja banana peels infusion to decrease the total amount of bacterial contamination in goat meat. This was an experimental by using a completely randomized design with one way 5 treatment groups K1 (control negative), K2, K3, K4, and K5 are 20%, 40%, 60%, and 80%, 4 repeat. The parameters observed were  the number of bacterial colonies that could be counted on the Plate Count Agar (PCA) media using the Total Plate Count (TPC) method. Data on the total amount of bacterial contamination were analyzed quantitatively and continued with the Duncan test at the 0.05 level. The results showed the average total number of bacterial contamination in each treatment group K1, K2, K3, K4 and K5 consecutived was 1.82x105, 1.50x105, 1.25x105, 0.45x105, and 0.12x105(cfu/g). Significant reduction in the total amount of bacterial contamination was found in K5 (80%). From the results of the study it can be concluded that the administration of Raja Banana peel infusion (Musa paradisiaca var Raja) has an effect on reducing the total amount of bacterial contamination in goat meat.Keywords: Infusion, raja banana peel, goat meat, and bacterial colonies.
JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAPARAN ASAP GANJA (Cannabis sativa) BERBAGAI FREKUENSI (The Amount of Erythrocyte and Leucocyte in white rats (Rattus novergicus) Exposed With Cannabis (Cannabis sativa) Smoke in Various Frequency) ahmad ihsan; dasrul dasrul; sugito sugito
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 4 (2017): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.086 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i4.5170

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi paparan asap Ganja (Cannabis sativa) terhadap jumlah eritrosit dan leukosit tikus putih (Rattus novergicus) strain Wistar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu kelompok kontrol tikus tidak diberi paparan asap ganja (K0) dan kelompok perlakuan paparan asap ganja satu kali sehari (KP1), diberi paparan asap ganja dua kali sehari (KP2) dan  diberi paparan asap ganja tiga kali sehari (KP3). Masing-masing kelompok diulangi sebanyak 6 kali. Pemberian paparan asap ganja dilakukan selama 30 hari secara berturut-turut. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke 31 melalui sinus orbitalis dengan pipet hematokrit sebanyak 1 ml. Jumlah eritrosit dan leukosit diperiksa dengan menggunakan Haemocytometer. Data jumlah eritrosit dan leukosit dianalisis dengan analisis of variance (ANOVA) dan uji berganda Duncan dengan bantuan program SPSS for Windows 17. Hasil penelitian menunjukan bahwa paparan asap ganja berpengaruh secara nyata (P0,05) terhadap penurunan jumlah eritrosit dan leukosit tikus putih strain Wistar. Jumlah eritrosit dan leukosit pada K0 lebih tinggi secara nyata (P0,05) dibandingkan dengan perlakuan KP2 dan KP3, namun tidak berbeda secara nyata (P0,05) dengan perlakuan KP1. Jumlah eritrosit leukosit pada kelompok KP1 berbeda secara nyata (P0,05) dibandingkan dengan KP2 dan KP3. Jumlah eritrosit dan leukosit pada kelompok KP2 tidak berbeda secara nyata (P0,05) dibandingkan dengan KP3. Dapat disimpulkan frekuensi paparan asap ganja dapat menurunkan jumlah eritrosit dan leukosit tikus putih strain Wistar. Makin banyak frekuensi paparan asap ganja makin menurun jumlah eritrosit dan leukosit tikus putih strain Wistar.  This study aimed at finding out the effect of cannabis (Cannabis sativa) smoke exposure on the amount of erythrocyte and leucocyte in white rats (Rattus novergicus) of Wistar strain. This study employed completely randomized design with four treatments that is a control group in which the rats were not exposed to cannabis smoke (K0) and three experimental groups in which the rats were exposed to cannabis smoke with the frequencies of one a day (KP1), twice a day (KP2), and thrice a day (KP3). There were six repetitions for each group. The cannabis exposure was conducted for 30 days respectively. Blood samples were taken on day 31 through sinus orbitalis with hematocrit capillary tubes with the amount of 1 ml. The amount of erythrocyte and leucocyte was examined by using hemocytometer. Data of the erythrocyte and leucocyte amount were analyzed by using analysis of variance (ANOVA) and Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) with the assistance of SPSS program for Windows 17. The results of the study showed that the cannabis smoke exposure had a significant effect on the decrease of erythrocyte and leucocyte in Wistar rats (P0.05). The amount of erythrocyte and leucocyte in K0 was significantly higher compared to K2 and K3 (P0.05), however, it was not significantly different from K1 (P0.05). The amount of erythrocyte and leucocyte in K1 was significantly higher compared to K2 and K3 (P0.05). The amount of erythrocyte and leucocyte in K2 was not significantly greater compared to K3 (P0.05). It can be concluded that the frequency of cannabis smoke exposure can decrease the amount of erythrocyte and leucocyte in Wistar rats. The more frequent they get exposed to cannabis smoke the lesser their erythrocyte and leucocyte become.
PENGARUH TINGKAT PAPARAN TIMBAL (Pb) TERHADAP PROFIL DARAH IKAN NILA (Oreochromis nilloticus) (The Influence Of The Level Of Lead (Pb) Exposure On The Blood Profiles Of Tilapia Fish (Oreochromis nilloticus)) Muhammad Fauzan; Rosmaidar Rosmaidar; Sugito Sugito; Zuhrawati Zurawati; Muttaqien Muttaqien; Azhar Azhar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 4 (2017): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.524 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i4.4867

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat konsentrasi timbal yang berpengaruh terhadap profil darah ikan nila. Penelitian ini menggunakan 12 ekor ikan nila dengan kriteria sehat, bobot badan 15 – 18 gram, umur ± 2 bulan, jenis kelamin jantan. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan, P0 sebagai kontrol ikan hanya diberi pakan pelet, P1 diberikan paparan timbal  6,26 mg/L  dan pakan pelet, P2 diberikan paparan timbal 12,53 mg/L  dan pakan pelet dan P3 diberikan paparan timbal 25,06 mg/L  dan pakan pelet,  masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ekor ikan nila. Perlakuan dilakukan selama 30 hari dan Penghitungan profil darah ikan dilakukan pada hari ke 31. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola searah. Pengambilan darah melalui vena caudalis dengan spuit 1 ml  sebanyak 0,5 ml, kemudian sampel darah ditempatkan pada tabung tube yang berisi EDTA. Darah diperiksa menggunakan hematology analyzer. Parameter yang diamati adalah jumlah leukosit total, jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah leukosit total P0 (148,20±64,54), P1 (139,03±44,81), P2 (101,67±4,46), dan P3 (111,90±0,85). Rata-rata jumlah eritrosit P0 (1,53±0,80), P1 (1,81±0,48), P2 (1,19±0,10), dan P3 (1,39±0,41). Rata-rata kadar hemoglobin P0 (6,13±3,10), P1 (8,53±1,46), P2 (5,00±0,36), dan P3 (5,93±2,02). Rata-rata nilai hematokrit P0 (23,90±15,37), P1 (24,47±14,38), P2 (21,60±2,94), dan P3 (23,70±9,49). Kesimpulan dari penelitian bahwa konsentrasi timbal 0 mg/L; 6,26 mg/L; 12,53 mg/L dan 25,06 mg/L yang dipaparkan selama 30 hari tidak mempengaruhi profil darah ikan nila.The aims of this research was to find out to determine the level of Lead (Pb) concentration that affect the blood profile of tilapia (Oreochromis nilloticus). This study used 12 tilapia with criteria healthy; body weight 15 – 18 gram; age ± 2 month; male. This study used 4 treatment groups, P0 as control, fish fed only pellets, P1 was given lead exposure 6,26 mg/L and pellet, P2 was given lead exposure 12,53 mg/L and pellet  and P3 was given lead exposure 25,06 mg/L and pellet. Each treatment consists of 3 tilapia. Treatment was done for 30 days and counted blood fish profile done on day 31. The design used was a complete randomized design (RAL) of unidirectional pattern. Blood taking through vena caudalis with 1 ml sryringe as much as 0,5 ml, then the blood sample is placed on a tube containing EDTA. Blood is examined using a hematology analyzer. Parameter observed were total leukocyte count, total erythrocytet, hemoglobin levels and hematocrit value. The results showed the average of total leukocyte count P0 (148,20±64,54), P1 (139,03±44,81), P2 (101,67±4,46), and P3 (111,90±0,85). Average of total erythrocytet P0 (1,53±0,80), P1 (1,81±0,48), P2 (1,19±0,10), and P3 (1,39±0,41). Average of hemoglobin levels P0 (6,13±3,10), P1 (8,53±1,46), P2 (5,00±0,36), and P3 (5,93±2,02). Average of hematocrit value P0 (23,90±15,37), P1 (24,47±14,38), P2 (21,60±2,94), and P3 (23,70±9,49).  The conclusion of research  showed that the concentration of lead 0 mg/L; 6,26 mg/L; 12,53 mg/L and 25,06 mg/L exposed  for 30 days  do not effect the blood profile of the tilapia. 
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kadar Gula Darah Anjing Kampung (Canis Familiaris) Di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat Nadia Hanifah; Sugito Sugito; Nuzul Asmilia; M. Isa; Hamny Sofyan; Syafruddin Syafruddin; Abdullah Hamzah; M. Hasan; Ismail Ismail
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 1 (2022): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i1.18632

Abstract

ABSTRAKAnjing (Canis lupus familiaris) merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak dipelihara di dunia. Karakteristik anjing yang setia, mudah dilatih serta bersahabat dengan manusia menjadi nilai tambah hewan peliharaan satu ini, sejatinya anjing merupakan hewan karnivora yang menjadikan protein sebagai sumber energi utama. Namun, ditengah masyarakat masih banyak memberikan pakan berupa nasi kepada anjing peliharaannya untuk itu penelitian ini dilakukan guna mengetahui kadar gula darah anjing serta faktor-faktor yang memengaruhi kadar gula darah tersebut. Penelitian ini dilakukan secara observasi lapangan dan pemeriksaan sampel darah anjing sebanyak 30 sampel di Kota Bukittinggi, lalu dilakukan pengecekan menggunakan easy touch GCU dan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar gula darah anjing sebelum dan sesudah makan, pada saat sebelum makan kadar gula darah anjing sebesar 73,37±10,88 mg/dL dan dua jam sesudah pemberian pakan sebesar 112,06±14,148 mg/dL hal ini berhubungan dengan karakteristik dari karbohidrat yang cepat dicerna dan diedarkan ke seluruh tubuh. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p0.05) antara usia dan jenis kelamin terhadap kadar gula darah anjing kampung. Dapat disimpulkan bahwa rata- rata kadar gula arah anjing kampung di kota Bukittinggi masih berada pada kisaran normal.Kata kunci: domestikasi, easy touch GCU, gula darah, karbohidratABSTRACTDogs (Canis lupus familiaris) are one of the most kept pets in the world. The characteristics of being loyal, easy to train and friendly with humans are added values for this pet, in fact dogs are carnivorous animals that made protein be their main energy source. However, in the midst of society, there are still give rice to their dogs, so this research was conducted to determine the blood sugar levels of dogs and the factors that influence it. This research was carried out by field observation and examination of 30 samples of dog blood samples in Bukittinggi City, then checked the sample using the easy touch GCU and the results showed that there were significant differences in the blood sugar levels of dogs before and after eating, which at the time of eating the dog blood sugar was 73.37±10.88 mg/dL and two hours after feeding was 112.06±14.148 mg/dL this was related to the characteristics of carbohydrates that were quickly digested and circulated throughout the body. The results of statistical tests showed that there was a significant difference (p0.05) between age and sex on blood sugar levels of domestic dogs. Based on the research concluded that the average sugar content of domestic dogs in the Bukittinggi City is still in the normal range.Keywords: Blood sugar, carbohydrates, domestication, easy touch GCU
Co-Authors . Chairul . Darmawi . Darmawi . Erina . Ismail . Nurliana . Nurliana . Rinidar . Samadi A. Haris Abd. Rasyid Syamsuri Abdul Harris Abdul Harris Abdul Harris Abdullah Hamzah Abdullah Hamzah Afrio Arisman, Afrio Agung - Kusasti Agung S. Batubara ahmad ihsan Al Azhar Al Azhar Al Azhar Al Azhar, Al Azhar Ali Makmur Alkhalidri Murfi Amalia Sutriana Amiruddin . Amiruddin A Amiruddin Amiruddin angga musadiq Anna Farida Annisa Anwar Sitorus Anta Rezky Sitepu Arman Sayuti Asmarida - Astri Wulandari Atika Resty Handani AZHAR - Azhar Azhar Azhar Azhar Azhari Azhari Borgo Mauly Nasution Chairul . Cut Aida Fitri Cut Dahlia Iskandar Cut Dara Dewi Cut Nila Thasmi D A Astuti D. Delima D.A Astuti Darmawi Darmawi Darmawi Darmawi dasrul dasrul Dasrul Dasrul Dasrul Dasrul Dasrul Dasrul Defi Vianika Sri Ambarwati Delli Lefiana Denda Mastura Maulana Denny Irmawati Hasan Derita Yulianto Desi Ramadhani Dewi Safitri Dian Masyitha Dian Masyitha Dwinna Aliza Dwinna Aliza E Handharyani Elsa Mariane Ramadani Elsha Amalia Putri Erdiansya Rahmi Erdiansyah Rahmi Erdiansyah Rahmi Erina Erina Erina Erina Erwin E Erwin Erwin Erwin Erwin Erwin Erwin Fadrial Karmil Faisal Jamin Fakhrurrazi - Fakhrurrazi Fakhrurrazi Fashihah Rahmah Noya Farimansysh Feby Fema Amzani Nasution Fia Rahmatul Khair Firman M. Nur Gholib Gholib Ginta Riady Hamdan Hamdan Hamdani Budiman Hamny Sofyan Hanum Harfinda Haryadi - Hattanul Mulia HEFRI YUNALDI Herawati Latif Herrialfian - Herrialfian . I Gusti Bagus Wiksuana Ira Susanti Isa . Ismail Ismail Ismail Ismail Jefrianda Jefrianda Joharsyah J Julia Kardin Juliani Juliani Khairul Murdani Kiky Moelviani Lian Varis Riandi M Aman Yaman M Daud AK M Hasan M Jalaluddin M Nur Salim M. Chairul Amri M. Delima M. Hambal M. Hasan M. Hasan M. Isa M. Isa M. Isa M. Nur Salim Mada Admi Mahdi Abrar Mahdi Abrar Maryulia Dewi Mira Delima Mirzal, Juni Muamar Abdan Muhammad Fauzan Muhammad Hambal Muhammad Hambal Muhammad Hanafiah Muhammad Hasan Muhammad Hasan Muhammad Isa Muhammad Nur Salim Mukhlis Mukhlis Mulyadi Adam Muslim Akmal Muslim Akmal Mustafa Sabri Mustafa Sabri Muttaqien Muttaqien N.A, Zuhrawati Nadia Hanifah Nauval Gibran Lubis Nazaruddin Nazaruddin Niko Febrianto Nurdiani Muliana Sitakar Nurdiniyah Nurdiniyah Nurliana - Nurliana . Nurliana Nurliana NURLIANA NURLIANA NURLIANA NURLIANA Nuzul Asmilia Pratiwi Purnama Sari Puja Cikal Bangsa R. N. Selamet Rahmad Firnanda Rastina Rastina Razali Daud Razali Daud Razali Razali Razali Razali Razali Razali Razali Razali Regi Putra Rinidar - Rinidar . Rinidar R Rinidar Rinidar Rinidar Rinidar Rinidar Rinidar Rinidar Rinidar Rinidar Rinidar, Rinidar Rinidar, Rinidar Riska, Raisa Mauliza Rizki Ardyes Rizki Aulia Rizki Putra Roby Luksmana Roslizawaty - Roslizawaty R Roslizawaty Roslizawaty Roslizawaty Roslizawaty Roslizawaty Roslizawaty Rosmaidar Rosmaidar Rosmaidar Rosmaidar Rosmaidar Rosmaidar Rusli Rusli Rusli Rusli Samadi S Samadi Samadi Samadi Samadi Samadi Samadi Sema Coumandary Siti Aisyah Siti Fadri Siti Prawitasari Br. Hasibuan Siti Rani Ayuti Sri Estuningsih Sri Wahyuni Sulasmi Sulasmi Sumarti Suryaningsih Suriadi S Susi Darmayanti Susy Sriwahyuni Syafrizal Syafrizal Syafruddin S Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syinta Ramadhani T Zahrial Helmi T. Armansyah T. Armansyah TR T. Fadrial Karmil T.F. Karmil Taufiq Taufiq Teuku Reza Ferasyi Teuku Reza Ferasyi Teuku Zahrial Helmi Tia Zalia Btb Tongku Nizwan Siregar Triva Murtina Lubis Ummu Balqis Vara Tassa Sutari W Manalu Wahyuni, Sri Widya Nanda Winaruddin Winaruddin Yana Zein Yarmaliza Yoga Saputra Yudha Fahrimal Yurliasni Yurliasni Zainal A. Muchlisin Zainal A. Muchlisin Zainal A. Muchlisin Zainal A.Muchlisin Zainuddin - Zainuddin Z Zainuddin Zainuddin Zakiah Heryawati Manaf Zuhrawati - Zuhrawati NA Zuhrawati Zuhrawati Zuhrawati Zuhrawati Zuhrawati Zurawati Zuhrawaty Zuhrawaty Zulfan Zulfan Zulkifli Zulkifli Zuraidawati Zuraidawati Zuraidawati Zuraidawati Zuraidawati Zuraidawati Zuraidha Yanti