Kedelai merupakan bahan makanan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pada umumnya kedelai tidak dimasak secara langsung melainkan diolah menjadi tempe, tahu, kecap, tauco, susu, dan minuman sari kedelai. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pendapatan antara usahatani kedelai dengan menggunakan sistem tugal dan sistem sebar. (2) untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja antara usahatani kedelai dengan menggunakan sistem tugal dan sistem sebar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t (uji komparasi) data tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produksi yang diperoleh dari usahatani kedelai sistem tugal lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani kedelai sistem sebar, yang mana produksi usahatani kedelai sistem tugal adalah 10,81 Ku per Ha dan produksi usahatani sistem sebar adalah 10,38 Ku per Ha. (2) Pendapatan yang diperoleh dari usahatani kedelai baik yang menggunakan sistem tugal maupun sebar tidak berbeda nyata yaitu masing Rp.3.856.997,64 per Ha (sistem tugal) dan Rp.3.796.347,03 per Ha (sistem sebar) dan (3) Penyerapan tenaga kerja usahatani kedelai baik sistem tugal maupun sebar tidak berbeda nyata yaitu masing-masing 75,74 HKO per Ha (sistem tugal) dan 74, 12 HKO per Ha (sistem sebar).