Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak jamur yang diisolasi dari alga coklat (Padina sp.) dan karang lunak (Sinularia sp.) sebagai anti Mycobacterium tuberculosis. Kasus resistensi M. tuberculosis yang kian meningkat setiap tahun menjadi alasan perlunya pencarian antibiotik baru berbahan dasar dari alam. Jamur diisolasi, fermentasi selama 16 hari dan diekstraksi menggunakan dua jenis pelarut, n-heksana dan etil asetat. Ekstrak jamur dibuat dalam tiga konsentrasi, yaitu 1,25%; 2,5%; dan 5%, kemudian diujikan pada M.tuberculosis. Ekstrak jamur terbaik berasal dari Sinularia sp. Empat isolat (Penicillium sp., Curvularia sp., Aspergillus sp., dan Cladosporium sp.) menunjukkan konsentrasi hambat terendah, yaitu sebesar 1,25% dan ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan bakteri selama empat minggu inkubasi. Persentase resistensi keempat isolat menunjukkan angka kurang dari 1% yang artinya bakteri sensitif terhadap ekstrak jamur. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jamur dari Sinularia sp. lebih baik dibandingkan denngan jamur dari Padina sp. dalam menghambat M.tuberculosis.Kata kunci: Mycobacterium tuberculosis, Jamur, Padina sp., Sinularia sp., Laut